164 18 013
DOSEN PENGAMPU
LABORATORIUM BIOKIMIA
2019
KERUSAKAN BAHAN PANGAN
164 18 013
2019
ABSTRAK
Praktikum kali ini diadakan agar para praktikan dapat mengetahui jenis
kerusakan ataupun faktor penyebab kerusakan pada bahan pangan. Bahan pangan
seering tercemar oleh mikroorganisme, bahan pangan juga dapat mengalami
kerusakan jika penyimpanan yang tidak tepat. Mikroba dapat dihasilkan melalui
hasil pangan tersebut atau bahkan terkontaminasi dengan lingkungan sekitar
bahan pangan yang kondisinya tidak baik. Metode yang digunakan adalah dengan
cara membiarkan terlebih dahulu bahan pangan yang akan diamati dan dalam
kurung waktu 2 hari bahan pangan diamati bagaimana perubahan yang telah
terjadi. Prengamatannya dapat dilakukan dengan cara indera penglihatan,
penciuman, perabaan, pengecapan, dan pendengaran.faktor penyebab kerusakan
bahan pangan yaitu berupa kerusakan mikrobiologis, kerusakan biologis,
kerusakan fifik dan kimia, kerusakan mekanis. Serta karakteristik bahan pangan
yang mengalamin kerusakan adalah: berubah warna, berlendir, berjamur, berbau
baik bau asam, bau tengik, bau apek, dll, bergumpal, mengkerut.
Pangan yang baik memenuhi kriteria yang harus dipenuhi seperti aroma
yang khas, bentuk, dan sekstur yang utuh seperti pada umumnya berbagai jenis
makanan dan warna yang cerah dan terlihat segar.
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar para praktikan dapat
mengetahui penyebab, tanda fisik dan akibat dari kerusakan bahan pangan, dan
dapat menilai kualitas bahan pangan.
METODE PRAKTIKUM
Adapun praktikum ini dilakukan pada hari selasa 26 maret 2019 pukul
13.00 sampai dengan 16.20. Di Laboratorium Biokimia Politeknik Negeri Fakfak
prodi Agroindustri jurusan Mesin.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alat tulis dan
lembar pengamatan kerusakan fifik, kimia, dan mikrobiologis/biologis. Dan bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah Beras, Mie instan, Kue, Mie basah,
Tepung, Ikan Asin, Bakso Rusa, Ikan Asap, Kacang Tanah, Kacang Hijau,
Tempe, Tahu, Tempe/Tahu gopreng, Jambu biji, Rambutan, Alpukat, Semangka,
Jeruk, Mentega, Santan, Kelapa Parut, Susu cair, Minyak jelantah.
Prosedur kerja
Hasil
Kue - -Bau -
Bolu Apek Berjamur
Minyak -Bau
Jelanta -Kotor tengik
h
Ikan
Asap
5 Buah- Jambu - Bau -Ada ulat
Buaha Biji Mengker jambu -
n Putih ut tapi Berlendir
-Pucat menyen
-Memar gat
-Kulit -Bau -
Rambut Menghita Asam Berlendir
an m
-Daging
Kusut
Pembahasan
Konsintensi Penyimpangan pH
Tekstur Reaksi Browning
Memar Penggembungan Kaleng
Berlendir (terjadi gas)
Berbau busuk Penyimpangan Warna
Gosong Penyimpangan Cita Rasa
Ketengikan
Penggumpalan/pengerasan
pada tepung
Lubang atau bekas gigitan
Candling (keretakan pada
kulit telur)
Terjadinya memar dapat juga ditandai adanya kerusakan pada bahan pangan
buah-buahan seperti jeruk, alpukat, rambutan, semangka, dll. Dan memiliki
daging yang lembek juga dapat menimbulkan adanya kerusakan.
1. Kerusakan Mikrobiologi
Kerusakan mikrobiologi ini merupakan bentuk kerusakan yang banyak
merugikan serta kadang-kadang berbahaya terhadap kesehatan manusia,
karena racun yang diproduksi, penularan serta penjalaran kerusakan yang
cepat. Pada umumnya kerusakn mikrobiologis terjadi bukan hanya pada
pahan pangan yang mentah, tetapi juga terjadi pada bahan setengah jadi
maupun bahan hasil olahan. Makanan dalam kaleng maupun botol dapat
rusak dan kadang-kadang berbahaya karena dapat memproduksi racun.
Kerusakan susu pada umumnya disebabkan oleh mikroba. Terdapatnya
bakteri Tuberkulose yang dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Bahan-bahn yang telah rusak oleh mikroba dapat menjadi sumber
kontaminasi yang berbahaya bagi bahan-bahan lain yang masih sehat dan
segar. Karena bahan yang sedang membusuk mengandung mikroba-
mikroba yang masih muda dan dalam pertumbuhan ganas (log phase),
sehingga dapat menular denagn cepat pada bahn yang ada disekelilingnya.
2. Kerusakan Mekanis
Kerusakan mekanis disebabkan karena benturan-benturan mekanis,
misalnya benturan antara alat dengan bahn tersebut. Waktu pelemparan ke
dalam unggakan atau ke dalam wadah yang banyak menyebabkan
terjadinya saling benturan satu sama lainataun dengan dinding wadah.
Penanganan bahan pangan khususnya buah-buahan dan sayuran akan
banyak menghasilkan kerusakn mekanis. Kerusakn mekanis tersebut dapat
terjadi pada waktu buah dipanen dengan alat. Misalnya manga, durian,
yang diapanen dengan galah bamboo dapat rusak oelh galah tersebut atau
memar karena jatuh terbentur batu atau tanah keras.
4. Kerusakan Biologis
Kerusakn biologis yaitu kerusakn yang disebut kerusakan fisiologis,
serangga, dan binatang pengerat (rodentia). Kerusakan fisiologis meliputi
kerusakn yang disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolism dalam bahan
baku atau oleh enzim-enzim yang terdapat didalamnya secara alami
sehingga terjadi proses autolysis yang terakhir dengan kerusakan dan
pembusukan. Contohnya daging akan membusuk oleh proses autolysis,
karena itu dagimg mudah rusak atau membusuk bila disimpan pada suhu
kamar. Keadaan yang serupa juga dialami oleh beberapa buah-buahan.
Bila hewan ternak dipotong, maka akan terjadi penghentian sirkulasi darah
yang membawa oksigen ke jaringan metabolism aerobic. Karena keadaan
tersebut, maka system metabolisme akan berubah menjadi anaerobic yang
akan mmenghasilkan asam laktat. Hal ini akan menyebabkan pH turub
sehingga menjadi 5.6-5.8. denagn turunnya pH metabolisme anaerob
menjadi lambat dan jumlah ATP menipis sehingga daging mengeras (rigor
mortis) kemudian kembali melunak dan proses autolisis akan berlangsung
sehingga daging menjadi rusak.
1. Indera penglihatan.
Sifat fisik dan kondisi bahan makanan dapat diperiksa dan dinilai dengan
menggunakan indera penglihatan (inspeksi). Warna, bentuk, kondisi bersih
dan kotor, tercampur bahan-bahan asing dan berbagai kelainan fisik bahan
makanan dapat mudah dinilai dengan injeksi.
2. Indera penciuman
Penciuman dapat menilai perubahan atau bau bahan makanan misalnya
bau apek, karena infestasi jamur. Infestasi jamur bahkan dapat lebih
dahulu diketahui dari pencuiuman dibandingkan dengan penglihatan.
Kerusakan bahan pangan karena fermentasi menyebabkan bau asem.
Sedangkan kerusakan karna pembusukan memberikan bau khas busuk
yang mudah dikenal. Kerusakan lemak menimbulkan bau tengik karena
oksidasi asam-asam lemak menjadi ikatan epoxy.
3. Indera peraba
Indera peraba dapat digunakan misalnya untuk menilai suatu gumpalan
tepung apakah keras membatu atau masih bias dihancurkan dengan
tekanan dibawah jari. Penggumpalan yang membatu mungkin karena
reaksi suhu dan mungkin pula karena telah terjadi reaksi kimia kearah
kerusakan kimia.
4. Indera pengecap
Sangat jarang digunakan untuk menilai kondisi bahan makanan secara
umum. Sebaiknya indera ini tidak dipergunakan terutama bila ada
sangkaan bahan makanan tertentu indera pengecap sangat berguna.
5. Indera pendengar.
Praktis indera ini tidak dipergunakan dalam menilai kondisi bahan pangan.
Pada praktikum kali ini dapat diketahui kerusakan dalam berbagai bahn
pangan:
KESIMPULAN
Semua bahan pangan berasal dari bahan hidup , oleh karena itu bahan
pangan menjadi subjek dekomposisi alami selama penyimpanan,. Nbahan pangan
juga mengalami penyusatan atau pembusukan karena dimakan oleh makhluk lain
selain manusia.
Kerusakan bahan pangan juga dapat terjadi karena faktor lainnya seperti
faktor fisik karna pendinginan atau pun pemasanan yang tidak sesuai, faktor
biologis dan fisiologis yang disebabkan karna serangga ataupun binatang pengerat
ataupub bakteri yang mengakibatkan adanya pembusukan.
Dalam praktikum ini juga kita dapat menggunakan berbagai cara untuk
mengetahui rusak atau tidaknya bahan pangan yaitu melalui indera penciuman,
indera peraba, indera pengecap, indera penglihatan, indera pendengaran.
Kita dapat mengetahui kerusakan yang terjadi pada serelia seperti ada
gumpalan, adanya bau apek, wwarna pudar. Pada lemak adanya bau tengik, warna
yang berubah, adanya gumpalan. Pada bahan Nabati bau apek baupun asem
mengerut, dan berlubang, pada bahan hewana adanya lender, warn yang
menghitam, bau busuk yang menyengat, dan pada buah buahan kulit yang lembek,
bau asam, keriput, adanya bercak putih, berair, berlendir.