Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Filsafat Pancasila


Untuk memahami filsafat Pancasila, terlebih dahulu perlu diajukan pertanyaan apa yang
dimaksud filsafat ? secara etimologi Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai
kehidupan manusia. Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya
“cinta” dan “sophos” yang artinya “ hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom” (Nasotion, 1973). Jadi
secara harfiah istilah filsafat adalah mengandung makna cinta kebijaksanaan.
Filsafat menurut J. Greet adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip mencari
sebaab-mushababnya yang terdalam atau hekaket terdalam. Secara sederhana filsafat dapat diartikan
sebagai kebenaran yang sejati.
Ada dua pengertian filsafat, yaitu :
1. Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
2. Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan
dalam arti praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan
pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam tataran kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia
Jika demikian apa Pengertian Filsafat Pancasila ? menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah
filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Mengapa
pancasila dikatakan sebagai filsafat, hal itu karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang
tepat. Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah
yaitu tentang hakikat pancasila.
Secara ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologi pancasila adalah manusia,
karena manusia ini yang merupakan subjek hukum pokok sila-sila pancasila.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila yang
merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak, yang berupa
sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial, serta
kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sekaligus juga sebagai makhluk
Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara Indonesia adalah segala aspek dalam
penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai pancasila yang merupakan kodrat manusia yang
monodualis tersebut.
Kajian epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena epistemologi
merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian
epistemologi pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar antologinya. Oleh karena itu, dasar
epistemologis pancasila sangat berkaitan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
Sebagai suatu paham epistemologi, pancasila mendasarkan pandangannya bahwa imu
pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat
manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan dalam
kehidupan manusia. Oleh karena itu pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas bangsa
dalam membangun perkembangan sains dan teknologi pada saat ini.
Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau
manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila pancasila sebagai
suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam
pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Aksiologi pancasila ini mengandung arti
bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila.
Secara aksiologi, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila. Sebagai pendukung
nilai, bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai, menerima pancasila sebagai sesuatu yang
bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan
tampak menggejala dalam dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa
setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus didasarkan pada nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan
ini bertolak dari pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi
kemasyarakatan, di mana merupakan masyarakat hukum.

B.Karakteristik Pancasila
Pertanyaan secara ilmiah adalah bagaimana karakteristik Pancasila sebagai filsafat? Sebagai
filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat lainnya,
yaitu :
(1) Karakteristik filsafat pancasila yang pertama yaitu sila-sila dalam pancasila merupakan satu kesatuan
sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dalam hal ini, apabila tidak bulat dan utuh atau satu
sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan merupakan pancasila.
(2) Karakteristik filsafat pancasila yang kedua ialah dalam susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat
dan utuh sebagai berikut.
- Sila 1 mendasari, meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4 dan 5.
- Sila 2 didasari, diliputi, dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4 dan 5.
- Sila 3 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4 dan 5.
- Sila 4 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.
- Sila 5 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3 dan 4.
(3) Karakteristik filsafat pancasila yang berikutnya, pancasila sebagai suatu substansi artinya unsur asli atau
permanen atau primer pancasila sebagai suatu yang mandiri, dimana unsur-unsurnya berasal dari dirinya
sendiri.
(4) Karakteriktik filsafat pancasila yang terakhir yaitu pancasila sebagai suatu realita artinya ada dalam diri
manusia Indonesia dan masyarakatnya sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan
berkembang di dalam kehidupan sehari-hari.

C.Prinsip Prinsip Filsafat Pancasila


Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, Prinsip-prinsip pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1) Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan. Dalam hal ini Pancasila digali
dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
(2) Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di dalam pembukaan UUD
1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
(3) Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan pancasila sebagai
dasar negara Indonesia merdeka.
(4) Kausa Finalis Ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang diusulkannya pancasila menjadi
dasar negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi sila-sila Pancasila meliputi :
(1) Tuhan yang berarti bahwa sebagai kausa prima.
(2) Manusia berarti bahwa makhluk individu dan makhluk sosial.
(3) Satu berarti bahwa kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
(4) Rakyat yang berarti bahwa unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong.
(5) Adil yang berarti bahwa memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Filsafat Pancasila, Karakteristik Filsafat Pancasila
dan Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila : Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Judul Buku
: Cerdas, Kritis, Dan Aktif Berwarganegara (Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi).
Erlangga : Jakarta.

Filsafat Pancasila

Apa itu filsafat Pancasila? Kali ini dalam belajar itu mudah, learniseasy.com akan dijelaskan
tentang Filsafat Pancasila dan dasar dasar Pancasila dalam ilmu filsafat seperti dasar ontologi Pancasila,
dasar epistemologi, dasar aksiologi pancasila dan perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi
lainnya.Berdasarkan buku Pendidikan kewarganegaraan, dijelaskan Filsafat Pancasila adalah refleksi
kritis dan rasional (critical and rational reflection) tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa (about Pancasila as the state and the nation’s cultural reality) dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh (with the aim to get points and a
thorough understanding of fundamental). Mari kita simak beberapa pembagian pembahasan filsafat
Pancasila mulai dari ontologi Pancasila, aksiologi Pancasila dan epistemologi Pancasila. Belum tahu apa
itu ontologi, aksiologi dan epistemologi, cari pengertiannya.

Dasar Ontologi Pancasila

Filsafat Pancasila | Dasar ontologi Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang mempunyai hakikat
mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar antropologis.

Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia. Hal itu dapat dijelaskan bahwa yang
berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkesatuan Indonesia,
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada hakikatnya adalah manusia.

Kemudian, melihat lebih jauh tentang Pancasila bahwa pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia (NKRI) mempunyai susunan lima sila yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan, serta
memiliki sifat dasar kesatuan yang mutlak, yaitu berupa sifat kodrat monodualis, sebagai makhluk
individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Disamping itu, kedudukannya sebagai makhluk
pribadi yang berdiri sendiri, sekaligus sebagai makhluk Tuhan (God creation).

Filsafat Pancasila | Konsekuensi dari hal tersebut tentu saja bahwa segala aspek dalam penyelenggaraan
negara diliputi oleh nilai-nilai Pancasila yang merupakan suatu kesatuan yang utuh yang memiliki sifat
dasar yang mutlak berupa sifat kodrat manusia yang monodualis tersebut.

Filsafat Pancasila | Selanjutnya, seluruh nilai-nilai Pancasila tersebut menjadi dasar rangka dan jiwa bagi
bangsa Indonesia. Hal tersebut memiliki arti bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus
dijabarkan dan mengambil sumber dari nilai-nilai Pancasila. Lalu seperti apa saja aspek penyelenggaraan
negara itu? Contohya seperti bentuk negara, sifat negara, tujuan negara, tugas/ kewajiban negara dan
warga negara, sistem hukum, moral negara, serta segala aspek penyelenggaraan negara lainnya
(Baca pengertian negaradan tujuan negara serta sifat negara).
Dasar Epistemologi Pancasila

Filsafat Pancasila | Apa yang dimaksud dengan dasar epistemologi Pancasila? Kajian epistemologi filsafat
Pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Hal itu dimungkinkan karena epistemologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu
pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian epistemologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya. Oleh karena itu, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia.

Epistemologi Pancasila sebagai suatu objek kajian pengetahuan pada hakikatnya mencakup tentang
berbagai masalah sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila. Adapun tentang
sumber pengetahuan Pancasila seperti yang dijelaskan dan kita ketahui bersama adalah nilai-nilai yang
ada pada bangsa Indonesia itu sendiri.

Susunan isi makna Pancasila mencakup 3 hal, yaitu:

 Isi arti Pancasila yang umum universal, yakni hakikat sila- sila Pancasila yang merupakan inti
sari Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidang
kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi praktis dalam berbagai bidang
kehidupan konkrit.
 Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman kolektif negara
dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. Dan
 Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit, yaitu isi arti Pancasila dalam realisasi
praktis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat khusus konkrit serta
dinamis.

Selanjutnya, susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka Pancasila memiliki susunan yang
bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila itu.
Susunan kesatuan sila-sila Pancasila itu bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal yaitu:

 Sila pertama Pancasila menjiwai dan menjiwai mendasari keempat sila lainnya,
 Sila kedua pancasila didasari sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga, keempat
dan kelima,
 Sila ketiga pancasila, didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan
menjiwai sila keempat dan kelima,
 Sila keempat pancasila, didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari
dan menjiwai sila kelima, dan
 Sila kelima pancasila, didasari oleh sila pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima.

Dasar Aksiologi Pancasila

Apai itu dasar aksiologi Pancasila? Apa yang dimaksud dasar aksiologi pancasila? Kajian tentang
aksiologi filsafat Pancasila pada hakikatnya menelaah tentang nilai praktis atau manfaat suatu
pengetahuan tentang pancasila. Aksiologi Pancasila berarti membahas tentang filsafat nilai Pancasila.
Dalam filsafat Pancasila, ada 3 tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Nilai
dasar yaitu asas-asas yang mutlak kebenarannya.
Apa nilai nilai dasar dari Pancasila? Nilai-nilai dasar dari pancasila berupa nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.Apa itu nilai instrumental Pancasila?
Nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan
dibakukan dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga Negara.Kemudian apa itu nilai praktis
Pancasila? Nilai praktis Pancasila adalah nilai yang harus dilaksanakan. Nilai ini untuk menguji apakah
nilai dasar dan nilai instrumental hidup dalam masyarakat.Secara aksiologis, bangsa Indonesia adalah
pendukung nilai-nilai Pancasila. Bangsa Indonesia yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan
(Semangat Bhineka tunggal ika), berkerakyatan, dan berkeadilan harus mengakui, menghargai, dan
menerima Pancasila yang dapat kita lihat dalam setiap sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa
Indonesia

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Negara Lain di Dunia

Pancasila sebagai ideologi merupakan ideologi terbuka yaitu ideologi yang tidak dimutlakkan , berbeda
dengan Ideologi lain yang lebih bersifat tertutup. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

 Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat, bukan keyakinan ideologis
sekelompok orang (Is a wealth of spiritual, moral, and cultural, not ideological convictions
group of people), melainkan kesepakatan masyarakat (but rather a community agreement).
 Pancasila sebagai ideologi tidak buat oleh negara, tetapi ditemukan sendiri oleh masyarakat,
dan menjadi milik masyarakat.
 Pancasila sebagai ideologi tidak memiliki isi yang langsung operasional, sehingga setiap
generasi dapat mendalami lagi falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi
kekinian.
 Pancasila sebagai ideologi tidak membatasi kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, tetapi
menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap falsafah itu.
 Pancasila sebagai ideologi menghargai pluralitas (Keberagaman), sehingga dapat diterima
warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

Sedangkan ideologi lain yang bersifat tertutup, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Ideologi itu merupakan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk
mengubah masyarakat.
 Ideologi itu akan dipaksakan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat.
 Bersifat totaliter, artinya mencakup semua bidang kehidupan.
 Tidak menghormati hak asasi manusia dan tidak menghargai pluralisme.
 Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total terhadap ideologi itu.
 Isi ideologi berupa tuntutan-tuntutan kongkret dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

Walaupun perbedaan diatas tidak mencakup atau menjelaskan ataupun membandingkan pancasila dengan
ideologi lain secara spesifik seperti ideologi komunisme, liberalisme, kapitalisme dan lainnya, akan tetapi,
dalam secara umum, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memang memiliki keunggulan
dibandingkan dengan ideologi manapun. Hal ini wajar. Kewajaran ini diakibatkan oleh Ideologi Pancasila
dihadirkan oleh bangsa yang telah lama terjajah, bukan oleh bangsa yang ingin mengekspansi
kekuasaannya dan juga terlahir diwilayah yang memiliki beragam kebudayaan dan sejarahnya, serta
terangkai oleh begitu banyak kepulauan dan suku.
MODUL KEWARGANEGARAAN
FILSAFAT PANCASILA

WELVANI TOGI M TAMBUNAN


164 18 013

DOSEN PENGAMPU
MUHAMMAD NUR

PRODI AGROINDUSTRI JURUSAN MESIN


POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
2019

Anda mungkin juga menyukai