Oleh :
Nama
NRP
Kelompok
No. Meja
Asisten
Tanggal Percobaan
I.
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
I.1 Latar Belakang Percobaan
Salah satu makanan pokok berasal dari tanaman umbi-umbian. Umbiumbian merupakan bahan pangan yang kandungan patinya tinggi dan pada
kenyataannya ditanam secara melimpah. Umbi-umbian dimanfaatkan sebagai
makanan pokok atau utama di beberapa negara di Asia Tenggara. Singkong, talas,
kentang, ubi jalar, uwi, dan sukun termasuk ke dalam golongan umbi-umbian.
Pangan tersebut merupakan sumber energi yang baik, sumber kalsium, vitamin C
dan vitamin A, miskin akan protein dan vitamin B (Suhardjo, 1986).
Umbi umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah,
misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, garut kunyit, bawang, jahe, kencur, kimpul,
talas, gembili, ganyong, bengkuang, dan lain sebagainya. Umbi umbian
merupakan hasil tanaman karbohidrat yang cukup penting di samping serealia.
Jenis umbi umbian yang mengandug peranan penting di Indonesia terutama ubi
kayu dan ubi jalar ;
1. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) menghasilkann umbi setelah tanaman
berumur 6 bulan. Setelah tanaman berumur 12 bulan dapat menghasilkan umbi
basah sampai 30 ton per ha. Kerusakan yang terjadi pada umbi umbian adalah
terjadinya perubahan warna pada daging ubi kayu segar menjadi coklat. Proses ini
biasanya disebut kepoyoan. Proses kepoyoan pada ubi kayu dapat diakibatkan
oleh reaksi pencoklatan secara enzimatis yang menyebabkan rasa ubi kayu
menjadi pahit dan teksturnya keras .Kerusakan lain dapat berupa kulit terkelupas,
memar dan terpotong secara mikrobiologis ditandai dengan pertumbuhan kapang
disertai dengan timbulnya bau dan perubahan warna. Secara kimia disertai dengan
pola pola warna kebiru-biruan, coklat serta kehitaman oleh enzim atau bukan,
Secara biologis ditandai dengan adanya bekas gigita/lubang.
2. Ubi jalar dipanen pada umur 4 bulan dengan hasil 15 25 ton/ha. Ubi jalar sering
pula digunakan sebagai makanan pokok. Secara fisik, kulit ubi jalar lebih tipis
dibandingkan kulit ubi kayu dan merupakan umbi batang. Warna kulit ubi jalar
bervariasi dan tidak terlalu sama dengan warna umbi. Warna daging umbi
bermacammacam, dapat berwarna putih, kuning, jingga, kemerahan atau
keabuan. Demikian pula bentuk umbinya sering tidak beracun. Umbinya dimakan
setelah direbus atau dibakar atau diolah lanjut untuk lahan, industry tepung
alcohol, sari karoten, bahan perekat dan sirup (Muchtadi, 2013).
Umbi-umbian seperti yang telah disebutkan sebelumnya merupakan
sumber energi yang baik, sumber kalsium, vitamin C dan vitamin A, tetapi miskin
akan protein dan vitamin B. (Suhardjo, 1986).
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan struktur dan sifat fisik umbi-umbian adalah untuk
mengetahui struktur dan sifat fisik dari umbi-umbian.
Tujuan dari percobaan ekstraksi pati umbi-umbian adalah untuk
mengetahui kandungan pati dalam waktu umbi-umbian sehingga dapat digunakan
pada pengolahan makanan.
II.
METODOLOGI PERCOBAAN
pada umbi-umbian adalah jangka sorong, timbangan, penggaris, pisau, cutter, kaca
obyek, mikroskop, baskom, parutan, kain saring, gelas kimia, sendok, pipet tetes,
dan Grinder.
2.3
Metode Percobaan
1. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Umbi-umbian
Bengkuang
III.
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2)
Pembahasan.
III.1
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan pada umbi-umbian dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Hasil Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik
Keterangan
Hasil
Sampel
Singkong
Bentuk
Ukuran
Warna
Struktur
Panjang
Diameter
Kulit
Daging
577 mm
854 mm
Coklat
Putih
Membujur
Melintang
Struktur jaringan
Melintang
Membujur
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan dengan bengkuang adalah bentuk lonjong,
ukuran (panjang 577 mm dan diameter 854 mm), warna (kulit coklat dan daging
putih).
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah,
seperti ubi kayu, ubi jalar, kentang, garut, kunyit, gadung, bawang, jahe, kencur,
kimpul, talas, gembili, ganyong, bengkuang, dan lain sebagainya. Pada umumnya
umbi-umbian merupakan bahan sumber karbohidrat terutama pati atau merupakan
sumber citarasa dan aroma karena mengandung oleoresin. Umbi-umbian dapat
dibedakan berdasarkan asalnya yaitu umbi akar dan umbi batang. Umbi akar yaitu
bagian akar tempat menyimpan cadangan makanan seperti ubi kayu dan
bengkuang. Sedangkan umbi batang yaitu bagian batang tempat menyimpan
cadangan makanan seperti ubi jalar, kentang, dan gadung (Muchtadi, dkk, 2013).
Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari umbi
(cormus) putihnya yang bisa dimakan sebagai komponen rujak dan asinan atau
: Plantae (Tumbuhan)
Class
Sub Clsas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Pachyrhizus
Species
Pada percobaan ekstraksi pati diperoleh kadar pati yang terdapat pada
sampel bengkuang yaitu sebesar 0,69%.
Pada percobaan ekstrak pati terhadap bengkuang yang dilakukan
pertama-tama yaitu sampel bengkuang dikupas dan dibersihkan kemudian
dicuci dengan air mengalir lalu direndam dengan larutan NaCl 3% selama
1 jam, perendaman dengan menggunakan NaCl 3% bertujuan untuk
melunakan jaringan umbi-umbian, menghilangkan racun dan getah, dan
untuk mencegah terjadinya browning. Browning adalah terbentuknya
senyawa berwarna cokelat pada bahan pangan secara alami bukan akibat
zat warna, hal ini terjadi karena enzim polyphenol oksidase akan aktif,
yang dengan bantuan oksigen yang mengubah gugus monophenol menjadi
O-hidroksiphenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-quinon. Gugus
O-quinon
ini
yang
membentuk
warna
cokelat.Setelah
dilakukan
perendaman, singkong diparut, proses pemarutan ini pun harus teliti dan
dilakukan dengan benar, misalnya pemarutan dilakukan dengan ukuran
lubang parutan yang kecil sehingga didapatkan hasil pati yang cukup
banyak. (Winarno,1992)
Bahan yang telah diparut direndam lagi selama 1 jam dengan air
sebanyak 9 kali tinggi bahan yang sudah diparut, pada proses ini
banyaknya air tidak berpengaruh pada hasil percobaan melainkan
berpengaruh pada lamanya perendaman, semakin lama perendaman
semakin banyak pati yang mengendap. Perendaman ini dilakukan
sebanyak 2 kali bertujuan untuk memperoleh murni pati asli tanpa ada
ampas yang tersisa.
Pengendapan dilakukan untuk memisahkan pati murni dari bagian
lain sebagai kontaminan yang larut. Pengendapan inilah yang merupakan
proses terpenting yang menentukan hasil akhir tepung pati. Setelah granula
pati mengendap, airnya dihilangkan dan granula pati yang terbentuk padat
semi cair dapat diambil dan dimasukkan dalam pengering.Endapan
granula
pati
basah
haruslah
dikeringkan
agar
tidak
tumbuh
Berdasarkan
kandungan asam sianidanya, ubi kayu dapat digolongkan menjadi empat yaitu
golongan yang tidak beracun, mengandung HCN 50 mg per kg umbi segar
yang telah diparut, beracun sedikit mengandung HCN, yaitu antara 50 dan 80
mg per kg, beracun, mengandung HCN antara 80 dan 100 mg per kg dan
sangat beracun, mengandung asam sianida lebih besar dari 100 mg per kg
(Muchtadi, 1992).
Ubi jalar mengandung beberapa jenis gula oligosakarida yang dapat
menyebabkan flatulens, yaitu stakiosa, rafinosa dan verbaskosa. Oligosakarida
penyebab flatulens ini tidak dapat dicerna oleh bakteri karena tidak adanya
enzim galaktosidase, tetapi dicerna oleh bakteri pada usus bagian bawah. Hal
1992).
Umbi kimpul seringkali memberikan rasa gatal terutama pada umbi induknya.
Rasa gata1 ini disebabkan karena adanya kristal-kristal kalsium oksalat yang
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
IV.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan struktur dan sifat fisik umbi-umbian pada
sampel singkong adalah bentuk lonjong, ukuran (panjang 577 mm dan diameter
854 mm), warna (kulit coklat dan daging putih). Kesimpulan dari percobaan
ekstraksi pati umbi-umbian pada sampel singkong adalah didapatkan kadar pati
sebesar
0,69 %.
IV.2
Saran
Saran pada percobaan pengetahuan bahan pangan umbi-umbian adalah
sebaiknya dalam pengerjaan diperlukan ketelitian dalam setiap pengukuran dan
pengamatan struktur jaringan pada mikroskop. Selain itu, kebersihan alat yang
digunakan juga harus dijaga.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). Manfaat Buah Bengkoang. http://cuitycuitytea. blogspot.com/
2012/10/manfaat-buah-bengkoang.html. Diakses : 17 November 2014.
Makfoeld,
Djarir.
(1982).
Deskripsi
Hasil
Pengolahan
Nabati.
Agritech.Yogyakarta.
Muchtadi, Tien R., Sugiono. (2013). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Alfabeta. Bandung.
Suhardjo, (1986), Pemanfaat Pati Singkong Sebagai Bahan Baku,
Kanisius, Yogyakarta.
Winarno. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Ekstraksi Pati Umbi-umbian pada singkong
Sampel
: Bengkuang
Berat sampel
: 231,8 gram
Berat pati basah
: 2,2 gram
Berat pati kering
: 1,6 gram
Pati=
Wpatikering
x 100
Wsampel
1,6 g
x 100
231,8 g
0,69