Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR ILMU GIZI

VITAMIN B1 DAN VITAMIN B2

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Anjali Putri Agustin 101911535002
Naila Zulfa Rosyidah 101911535004
Guntur A Gama M 101911535010
Marisa Adila Putri 101911535015
Siti Nur Habibah 101911535022
Salsabila Amalia 101911535031
Renza Salwa 101911535032
Refaldi Saptiansyah 101911535035
Afan Alfayad 101911535046
Rochmanita Ilvana 101911535047

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA
BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, karunia, kesehatan dan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul “Vitamin B1 dan Vitamin B2” dengan baik
dan lancar. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar Ilmu
Gizi. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah dibantu dan dibimbing oleh
berbagai pihak, baik materiil maupun spiritual, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih dan menyampaikan penghargaan kepada :
1. Ibu Septa Indra Puspikawati, S.KM., M.PH selaku dosen pembimbing mata
kuliah Dasar Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat PSDKU Universitas
Airlangga di Banyuwangi.
2. Teman-teman FKM angkatan 2019 PSDKU Universitas Airlangga di
Banyuwangi yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Kami menyadari
dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna dan penulis berharap
semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang
Dasar Ilmu Gizi serta demi kemajuan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Banyuwangi, 18 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 4
1.3 Tujuan Pembahasan....................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 AKG Vitamin B1 dan Vitamin B2................................. 5
2.2 Sumber Vitamin B1 dan Vitamin B2............................. 7
2.3 Kelebihan Vitamin B1 dan Vitamin B2 ........................ 8
2.4 Kekurangan Vitamin B1 dan Vitamin B2...................... 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................. 13
3.2 Saran ............................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh
sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan
adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut
dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat
larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam
air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin.
Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi symbol anggota B
kompleks kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru
ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K). Vitamin yang larut
dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena
kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin. Karena kelarutannya dalam
air, kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin dan dengan demikian
jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik. Penyimpanan vitamin B
kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin) sebagai akibatnya vitamin B
kompleks harus dikomsumsi secara teratur.

1.2 Rumusan Masalah


A. Bagaimana AKG Vitamin B1 dan Vitamin B2?
B. Apa sajakah sumber Vitamin B1 dan Vitamin B2?
C. Bagaimana kelebihan Vitamin B1 dan Vitamin B2?
D. Bagaimana kekurangan Vitamin B1 dan Vitamin B2?

1.3 Tujuan Pembahasan


A. Untuk mengetahui bagaimana AKG Vitamin B1 dan Vitamin B2.
B. Untuk mengetahui sumber Vitamin B1 dan Vitamin B2.
C. Untuk mengetahui kelebihan Vitamin B1 dan Vitamin B2.
D. Untuk mengetahui kekurangan Vitamin B1 dan Vitamin B2.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 AKG Vitamin B1 dan Vitamin B2

2.1.1 AKG Vitamin B1

Vitamin B1/thiamin menjadi penting untuk dipertahankan


kadarnya dalam tubuh karena penting dalam menjaga metabolisme energy
dalam tubuh. Thiamin akan berfungsi menjadi salah satu koenzim dalam
proses metabolisme energy tubuh. Kadar vitamin B1 yang disarankan
berbeda antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki disarankan untuk
mengonsumsi vitamin B1 sebanyak 1,2 mg/hari dan wanita sebanyak 1,1
mg/hari.

5
2.1.2 AKG Vitamin B2
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah rata-rata asupan gizi harian
yang cukupuntuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%)
orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia, vitamin B2 harus memenuhi standar sebagai berikut :
No Kelompok Umur AKG B2 (mg)
.
1. Bayi/anak 0,3
2. 0-6 bulan 0,4
3. 7-11 bulan 0,7
4. 1-3 tahun 1,0
5. 4-6 tahun 1,1
6. 7-9 tahun
Laki – laki
1. 10-12 tahun 1,3
2. 13-15 tahun 1,5
3. 16-18 tahun 1,6
4. 19-29 tahun 1,6
5. 30-49 tahun 1,6
6. 50-64 tahun 1,4
7. 65-80 tahun 1,1
8. 80+ tahun 0,9
Perempuan
1. 10-12 tahun 1,2
2. 13-15 tahun 1,3
3. 16-18 tahun 1,3
4. 19-29 tahun 1,4
5. 30-49 tahun 1,3
6. 50-64 tahun 1,1
7. 65-80 tahun 0,9
8. 80+ tahun 0,9
Kehamilan
1. Trimester 1 +0,3
2. Trimester 2 +0,3
3. Trimester 3 +0,3
Menyusui
1. 6 bulan pertama +0,4
2. 6 bulan kedua +0,4

6
2.2 Sumber Vitamin B1 dan Vitamin B2

2.1.1 Sumber Vitamin B1

Sumber utama dari vitamin B1 adalah gandum, biji-bijian yang


sudah difortifikasi, dan juga berbagai macam makanan bernutrisi biasanya
mengandung vitamin B1 dalam jumlah sedikit. Dalam proses pengolahan,
vitamin B1 tidak begitu tahan akan panas. Perlu diperhatikan, sama seperti
vitamin larut air lainnya, vitamin B1 akan larut dalam air ketika makanan
direbus. Proses pemasakan yang dapat menjaga kandungan vitamin B1
contohnya seperti mengukus dan pemanasan menggunakan microwave.

2.1.2 Sumber Vitamin B2


Sumber hewani :
- Susu
- Hati
- telur

Sumber nabati :
- Kacang-kacangan
- Sayuran berdaun hijau
- Sereal
Vitamin B2 dapat disintesis semua tumbuhan dan banyak
mikroorganisme tetapi tidak dapat disintesis oleh hewan tingkat tinggi

7
2.3 Kelebihan Vitamin B1 dan Vitamin B2

2.3.1 Kelebihan Vitamin B1


Kelebihan vitamin B1 jarang terjadi jika penyebabnya berdiri
sendiri, tapi kebanyakan kejadian kelebihan vitamin B1 disebabkan
riwayat penyakit kronik atau autoimun. Terlalu banyak asupan vitamin B1
yang didapat oleh tubuh rupanya tidak baik dan malah justru berakibat
cukup serius. Beberapa kondisi di bawah ini merupakan akibat dari
konsumsi vitamin B1 berlebih :

1. Palpitasi Jantung
Kondisi ini adalah di mana seseorang mengalami debar jantung
yang lebih keras dari biasanya. Dapat juga diakibatkan oleh hyperkalemia
atau darah yang ternyata memiliki kandungan kalium tinggi. Kalium ini
biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urin sehingga tubuh tidak
menampung terlalu banyak kalium. Vitamin B1 yang dikonsumsi secara
berlebihan akan membuatnya mengendap di bagian ginjal dan darah pun
otomatis mengandung kadar kalium lebih tinggi sehingga mengganggu
kinerja ginjal di mana vitamin B1 telah membebaninya. Palpitasi jantung
jika iabaikan maka akan memicuserangan jantung dan gejala gagal
jantung.

2. Ruam Kulit
Kondisi seperti ini biasanya diakibatkan oleh kapilari atau
pembuluh darah yang menyempit. Ruam kulit juga bisa terjadi karena
bakteri atau virus dan zat kimia. Namun, ruam pada kulit juga
berkemungkinan diakibatkan oleh konsumsi vitamin B1 terlalu berlebih.
Ciri-ciri penderita ruam kulit adalah sebagai berikut : Berbintik dengan
bentuk seperti bisul, Terjadi pembengkakan di kulit, Kulit memerah, Kulit
terasa gatal-gatal. Ruam kulit pada umumnya tidak hanya muncul di satu

8
area kulit dan gejala-gejala tersebut dapat timbul ketika kulit mulai
teriritasi. Satu-satunya jalan adalah dengan mengurangi asupan vitamin
B1.

2.3.2 Kelebihan Vitamin B2


Kelebihan yang di akibatkan oleh kelebihan mengkonsimsi
Riboflavin (vitamin B2) sampai saat ini belum terlaporkan atau dapat
dikatakan belum ada akibat yang di timbulkan oleh menkonsumsi
Riboflavin (vitamin B2) yang berbihan. Hal ini di karanakan menkonsumsi
Riboflavin (vitamin B2) dalam dosis tinggi pun yaitu 400 mg/hari
memiliki efek menguntungkan bagi penderita katarak yang diisebabkan
oleh bertambahnya usia dan juga pada sakit kepala / migraine.

2.4 Kekurangan Vitamin B1 dan Vitamin B2

2.4.1 Kekurangan Vitamin B1


Kekurangan Vitamin B1 (tiamin) adalah Defesiensi salah satu
kelompok nutrisi yang berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat dan
keseimbangan sistem syaraf. Vitamin B1 bermanfaat sebagai peningkatan
nafsu makan, menjaga kesehatan tubuh dari penyakit beri-beri, dan
membantu fungsi jantung agar bekerja secara optimal.
Sesuatu yang berlebihan tidak akan baik bagi tubuh, namun jika
tubuh kekurangan asupan vitamin B1, tetap saja tubuh akan secara mudah
terserang berbagai penyakit. Beberapa akibat atau tanda inilah yang
menunjukkan bahwa Anda seharusnya mengonsumsi vitamin B1 secara
lebih banyak.

1. Gagal Jantung
Bila mengonsumsi vitamin B1 secara berlebih dapat
mengakibatkan palpitasi jantung, maka gagal jantung adalah akibat dari
kurangnya vitamin B1 pada tubuh Anda. Karena asupan yang tidak cukup,
maka curah jantung tinggi tidak akan mampu dipertahankan oleh jantung

9
sehingga menimbulkan kegagalan. Sesak napas serta pembuluh vena yang
melebar adalah ciri bahwa Anda mengalami gejala jantung koroner.

2. Gangguan Lambung
Penyerapan sari makanan yang seharusnya dapat dikerjakan
dengan baik oleh lambung menjadi terganggu karena kurangnya vitamin
B1. Jika berkelanjutan, maka berat tubuh Anda akan berkurang secara
otomatis. Fungsi lambung dapat mengalami gangguan ketika Anda belum
biasa mengonsumsi makanan bergizi, seperti buncis dan bayam. Fungsi
lambung dapat terganggu juga karena kurangnya mengonsumsi buah
sehingga asupan vitamin B1 pun berkurang.

3. Sembelit/Konstipasi
Penyerapan gizi pada usus akan terganggu ketika Anda tidak
mencukup kebutuhan vitamin B1. Sembelit merupakan satu kondisi
gangguan pencernaan yang artinya membuat Anda kesulitan dalam
mengeluarkan feses. Itulah mengapa, mengonsumsi makanan dengan
kandungan vitamin B1 tinggi akan menyelamatkan Anda dari sembelit,
terutama menikmati buah serta sayur berkandungan vitamin B1.

4. Sindrom Wernicke-Korsakoff
Kondisi ini juga bisa disebut dengan kelainan neurologis di mana
otaklah yang diserang. Sel-sel otak biasanya dioptimalkan oleh thiamin
supaya ada energi yang dihasilkan dari gula. Energi tidak akan dapat
dihasilkan oleh sel otak yang akan berpengaruh pada kinerja apabila
terdapat rendahnya kadar thiamin di bagian otak. Gejala dari kondisi ini
adalah amnesia dan kebingungan akut yang terjadi pada sang penderita.

5. Beri-beri
Vitamin B1 dibutuhkan oleh tubuh dan ketika tubuh tidak
mendapatkan asupannya secara cukup, penyakit beri-beri dapat menjadi

10
akibatnya. Beri-beri jantung, beri-beri basah dan beri-beri kering adalah 3
jenis kondisi beri-beri yang wajib diwaspadai. Untuk ciri-ciri penderita
beri-beri kering adalah sebagai berikut : Mudah terasa lelah, Kaki sering
kesemutan, Daya berjalan dapat berkurang pada fase yang lebih parah.
Untuk penderita beri-beri basah, gejala yang ditunjukkan adalah : Hampir
seluruh tubuh mengalami pembengkakan, Ketika memencet bagian yang
bengkak, bekas pencetan tidak akan kembali secara mudah dan bahkan
terasa sakit. Untuk penderita beri-beri jantung, tanda-tandanya adalah :
Pernapasan menjadi sesak, Terasa adanya tekanan di bagian ulu hati.

6. Encefalopati Wernicke
Merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan defisiensi
tiamin yang sering ditemukan diantara para peminum alkohol kronis yang
mengkomsumsi hanya sedikit makanan lainnya.

2.4.2 Kekurangan Vitamin B2


Penyakit yang ditimbulkan adalah cheilosis (bibir meradang),
stomatitis angular (sudut mulut pecah), glossitis (lidah licin berwarna
keunguan), dan bisa mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan
pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil pada
trimester 1 masih mengalami kekurangan vitamin yang salah satunya
merupakan vitamin B2 yang beresiko terhadap gangguan pembentukan
organ sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin,
keguguran, kelahiran mati, dan cacat lahir. Selain itu kekurangan vitamin
B2 dapat mengakibatkan sudut mulut pecah-pecah, gampang lelah, kulit
bersisik, sariawan, gampang kesemutan, nafsu makan berkurang, beri-beri,
depresi, irama jantung tidak normal, sebore, dan fotofobia.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasanya
vitamin B1 dan Vitamin B2 memiliki takaran angka kecukupan gizi yang
berbeda-beda setiap jenjang usianya. Tidak hanya itu, sumber vitamin B1

12
adalah gandum, biji-bijian dsb, sedangkan sumber Vitamin B2 yang
bervariasi adalah hati, susu, dan sebagainya. Tingkat konsumsi masyarakat
terkait gizi vitamin B1 dan B2 hendaknya diperhatikan karena kelebihan
dan kekurangan juga akan menimbulkan penyakit dari masing-masing
konsumsi vitamin tersebut. Kelebihan pengkonsumsi vitamin B1 adalah
ruam bibir dan kelebihan vitamin B2 belum ada ditemukan nya penelitian
terkait hal tersebut. Sedangkan kekurangan vitamin B1 menyebabkan
sembelit dsb sedangkan kekurangan vitamin B2 bisa berakibat pada bibir
meradang.

3.1 Saran
Demi mencapai kesejahteraan dalam masyarakat dan menunjang
tujuan kesehatan masyarakat yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
Indonesia diperlukan implementasi pengkonsumsian vitamin B1 dan
vitamin B2 dalam angka kecukpan gizi yang telah ditetapkan berdasarkan
usia. Implementasi ini dilakukan dalam upaya peningkatkan kualitas
kesehatan yang harus dimulai dari dalam diri sendiri melalui konsumsi
makanan atau pola makan dan juga dibarengi dengan pola hidup sehat
demi tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

DAFTAR PUSTAKA

RI, Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi
bangsa Indonesia. Jakarta Kemenkes RI, 2013.

13
Ai Ilah Warnilah. 2015. Sistem Pakar Diagnosa Kekurangan Vitamin pada Tubuh
Manusia Berbasis Web. Jurnal Informatika. 2(1):267-286.

Vivi Triana. 2006. Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tubuh


Manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(1):40-47.

Wulandary, Tria. 2017. Survei Asupan Vitamin A, B1, B2, B6 dan E pada Ibu
Hamil Di Jaw Barat. Laporan Tugas Akhir. Bandung:Universitas
Padjadjaran.

Yudha Eka Permana, Edy Santoso, Candra Dewi. 2018. Implementasi Metode
Dempster-Shafer untuk Diagnosa Defisiensi (Kekurangan) Vitamin
pada Tubuh manusia. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer. 2(3): 1194-1203.

Sumbogo, D. Slideshare.net https://www.slideshare.net/mobile/purechems/vit-b-


kompleks-dan-c-driyo-s-srratih-p Diakses pada tanggal 19 April
2020 pukul 21.18 WIB

Buehler, B. A. (2010). Vitamin B2 :Riboflavin. Journal of Evidence-Based, 88-


90.

Whitney, E. et al. 2016. Understanding Nutrition. 14th ed. Stamford : Cengage


Learning.

14

Anda mungkin juga menyukai