Kelompok 4
PENDAHULUAN
Terdapat beberapa jenis telur yang dihasilkan oleh hewan dan biasa
dikonsumsi manusia dan banyak diperdagangkan. Jenis telur tersebut
adalah telur ayam, telur bebek atau itik, telur puyuh, telur penyu, dan telur
ikan. Telur yang paling populer adalah telur ayam, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari istilah telur diasosiasikan sebagai telur ayam. Telur
ayam ada dua jenis, yaitu telur ayam kampung (buras) dan telur ayam
negeri (ras).
Selain kambing dan sapi, ada beberapa hewan lainnya yang dapat
menghasilkan susu, yaitu kerbau dan unta. Hewan penghasil susu
umumnya merupakan hewan mamalia. Setiap jenis susu segar yang
dihasilkan oleh hewan yang berbeda memiliki sifat sensori (warna, aroma,
rasa) dan komposisi kimia yang berbeda-beda pula.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Telur
A. Pengamatan Struktur dab Sifat Fisik
3.2 Susu
A. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik
Viskositas
Berat Jenis
B. Pengamatan Mutu
Daya Koagulasi
3.1 Telur
Bahan :
Telur ayam ras, telur ayam buras, telur itik, telur puyuh, metilen
blue 0,3%.
Alat :
Pemeriksaan subjektif
Pemeriksaan objektif
3.2 Susu
Bahan :
Susu evaporasi, susu instan, susu segar, susu full cream, susu
ultramilk, susu skim, susu bear brand, susu kental manis, alkohol
75%.
Alat :
Bahan :
Alat :
Termometer, gelas piala, hot plate, wajan.
1. Warna
Amati warna masing-masing jenis minyak dan lemak
secara subjektif.
Sebutkan pigmen yang terdapat pada minyak atau lemak
tersebut.
2. Aroma
Kenali aroma masing-masing jenis minyak atau lemak
dengan pembauan,
3. Turbidity point
Masukkan sejumlah contoh pada gelas piala yang berisi
asam asetat atau alkohol
Panaskan sampai terbentuk larutan yang jernih.
Tempatkan termometer pada gelas piala.
Dinginkan perlahan-lahan sampai terlihat terbentuknya
kristal halus lemak.
Suhu pada saat terbentuknya kristal halus lemak tersebut
dicatat sebagai turbidity point (titik kekeruhan).
4. Titik asap
Panaskan minyak dengan menggunakan wajan hingga
terbentuk asap.
Hitung suhu dengan menggunakan termometer ketika asap
terbentuk.
BAB IV
HASIL
4.1 Telur
1. Pengamatan fisik kulit telur
Jenis
Berat Panjang Diameter Struktur
Telur
Kulit keras,
kotor, halus,
Itik 63,3 gr 5,68 cm 4,205 cm lebih bulat
dibandingkan
yang lain
Kulit keras,
Puyuh 11,9 gr 3,1 cm 2,75 cm berbintik hitam,
kasar, lonjong
Kulit keras
tetapi tidak
Buras 43,7 gr 4,985 cm 3,75 cm sekeras itik,
putih bersih,
agak kasar
Keras, Coklat
kemerahan,
Ras 60,8 gr 5,48 cm 4,1 cm
halus, berbintik
coklat
5 + 4,6 9,6
% BDD = 𝑥 100% = x 100% = 68,57%
14 14
Pemeriksaan objektif
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 (𝑚𝑚) 0,85
Indeks Kuning Telur = = =
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑢𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 (𝑚𝑚) 2,85
0,298
4.2 Susu
1. Warna, aroma, rasa, dan kelengketan
3. Uji amilum
Susu evaporasi menunjukkan hasil negatif yang berarti
tidak terdapat zat pati. Sedangkan pada susu sampel
(pembanding) ketika ditambahkan indikator amilum terjadi
perubahan warna dan terdapat endapan yang menunjukkan
hasil positif (terdapat amilum).
4. Daya koagulasi
2. Turbidity point
3. Titik asap
Titik asap minyak curah terjadi ketika asap mulai terbentuk pada
suhu 1400C.
BAB V
KESIMPULAN
Telur
Diperoleh data :
Dari data yang diperoleh dapat dibandingkan dan disimpulkan bahwa telur
itik pada kelompok 7 adalah telur yang paling porous, dimana terdapat
bintik paling banyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa telur tersebut
memiliki porositas yang tinggi, semakin tinggi porositas kulit telur
memungkinkan terjadi kehilangan masa telur yang lebih banyak, sehingga
pembesaran kantung udara dapat lebih cepat. Porositas kulit telur secara
tidak langsung akan ikut berpengaruh terhadap mutu kesegaran telur.
Telur itik kelompok 4 termasuk pada high AA atau fresh fancy karena
kulit normal, putih telur bersih dan tegar, kuning telur di tengah-tengah
dan bebas dari rusak.
Indeks Kuning Telur = 0,298
Nilai Z = 0,2023
Indek Putih Telur = 0,175
√𝐺 ( 30𝑊 0,37 − 100)
Haugh Unit = 100 log [𝐻 − + 1,9]
100
Susu
Setiap jenis susu memiliki tingkat warna, aroma, dan rasa yang berbeda.
Tingkat kekentalan tertinggi adalah pada susu kental manis.
Viskositas susu lebih kental dari air karena mengandung protein dan
lemak.
Pada uji amilum, susu evaporasi menunjukkan hasil negatif yang berarti
tidak terdapat zat pati. Sedangkan pada susu sampel (pembanding) ketika
ditambahkan indikator amilum terjadi perubahan warna dan terdapat
endapan yang menunjukkan hasil positif (terdapat amilum).
Pada uji daya koagulasi menunjukkan hasil negatif (tidak terlihat partikel
halus (curd) pada permukaan bagian dalam tabung).
Puspita, Theresia dkk. 2008. Buku Pedoman Praktek Ilmu Bahan Makanan
Dasar. Malang: Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan Gizi.