Berat badan (weight) pada bayi dan anak kurang dari dua tahun
dilakukan dengan menggunakan alat yaitu timbangan pegas gantung,
timbangan pegas bayi atau dacin yang disertai dengan sarung
timbangan. Pada orang dewasa dan anak lebih besar dari 2 tahun
dilakukan saat subjek belum makan dan saat kandung kemih kosong.
Timbangan yang dapat digunakan adalah beam balance namun
penggunaannya sulit ketika dilapangan sehingga dapat digunakan
timbangan digital elektronik. Dengan rumus perhitungan berat badan
sebagai berikut:
Tinggi badan (height) anak yang >85 cm atau orang deasa diukur
panjang badannya dengan posisi berdiri. Pengukuran ini menggunakan
pita yang melekat secara vertikal dipermukaan yang tidak bergerak. Pita
pengukuran (microtoise atau staturemeter) dalam pengukuran subjek
meminimalisis dalam menggukanakan pakaian agar dapat terlihat jelas
postur yang sesuai untuk pengukuran. Pemasangan microtoise dilakukan
dengan meletakkan dilantai yang datar kemudian pita ditarik keluar
maksimal, biaanya panjang mikrotois 2 meter . kemudian kedua ujung
mikrotoise ditempelkan/dipaku dinding.
Rumus:
Tinggi lutut (knee height) diukur menggunakan knee calliper dari atas
lutut (patela) sampai dengan ujung tumit. Pengukuran dilakukan dengan
posisi kaki membentuk sudut 90° dan kaki yang digunakan dalam
pengukuran disarankan kaki sebelah kiri. Setelah melakukan
pengukuran maka dilakukan perhitungan dengan menggunkana rumus:
Rentang demi (demi span) adalah jarak antara garis tengah tarik
tulang taju pedang hingga batas telapak tangan antara jari tegah dan jari
manis. Adalah pengukuran yang paling memungkinkan dilakukan
hampir p0ada semua populasi dibandingkan dengan pengukuran
antropometri lainnya yang digunakan untuk mengestimasikan tinggi
badan.pengukuran tinggi badan dari hasil rentang demi yang didapat
dengan menggunakan rumus bassey dibawah ini:
Pada pengukuran komposisi tubuh ini terdiri dari tebal lemak ( skinfold
thickness ), lingkar pinggang ( waist circumference ), lingkar pinggul ( hip
circumference ), rasio lingkar pinggang-pinggul ( waist-hip-ratio ), lingkar
lengan atas ( mid-upper-arm circumference ) dan bioelectrical impedance
analysis ( BIA ).
Pengukuran tebal lemak ( skinfold thickness ), pengukuran ini dilakukan
untuk mengetahui total lemak tubuh seseorang. Kandungan lemak setiap
manusia itu berbeda meskipun dengan jenis kelamin, berat dan tinggi
badan yang sama sekalipun. Pada perempuan rata-rata kandungan lemak
lebih tinggi 26,9 % dari total tubuh dibandingkan dengan laki-laki 14,7 %
dari total tubuh. Ketebalan lemak ini digunakan untuk mengukur tebal
lemak subkutan yang menggambarkan total lemak tubuh. Dan
diasumsikan atas dua hal yaitu, ketebalan lemak jaringan adipose
subkutan yang menggambarkan proporsi konstan total lemak tubuh dan
lokasi pengukuran tebal lemak yang telah dipilih menggambarkan
ketebalan rata-rata jaringan lemak seluruh tubuh. Pada pengukuran tebal
lemak ini hanya terdiri dari beberapa bagian tubuh saja yaitu :
Indeks jenis kekuatan ( power type indices ), ada beberapa indeks jenis
kekuaran yang dapat digunakan untuk menilai berat badan relative
terhadap tinggi badan ( Garrow and Webstes, 1985; Lee dkk.,1981,1982;
Lee dan Koloner, 1983 ). Yaitu :
Indeks Rumus
Indeks yang baik harus berhubungan maksimal dengan masa tubuh dan
berhubungan minimal dengan tinggi badan. Artinya indeks tersebut
seharusnya bagus saat menunjukkan massa tubuh pada berbagai tinggi
badan orang, baik tinggi maupun pendek. Dari semua indeks yang ada pada
tabel diatas peneliti maupun ahli gizi menyepakati bahwa indeks quetelet’s
yang paling sesuai untuk menilai berat badan anak, remaja maupun dewasa
( Barlow dan Dietz,1998; Flegal,1999; National Task Force on The
Prevention and Treatmeant of Obesity,2000; Revicki dan Israel,1986; Willet
dkk.,1999 ).
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) / Body Mass Index ( BMI ), indeks ini
merupakan indeks quetelet’s atau indeks adiposa tetapi lebih familiar
dikenal dengan IMT. Indeks quetelet’s ini didapatkan dengan membagi
berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.
Indeks massa tubuh ini memiliki hubungan yang relative kuat dengan
perkiraan lemak tubuh dan hubungan yang relative lemah dengan tinggi
badan ( Willet dkk.,1999 ), juga berhubungan dengan perkiraan komposisi
tubuh dari tiga sisi yaitu kepadatan tubuh, total cairan tubuh dan total
potassium tubuh. Dan juga merupakan indikator obesitas yang cocok dan
realibel. Pada anak-anak dan remaja indeks massa tubuh dihitung seperti
pada dewasa dan selanjutnya dibandingkan dengan Z-score atau persentil
dan disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin ( indeks IMT/U).
Berdasarkan cut-off points dari WHO ( 2006 ), anak usia 0 – 5 tahun akan
disebut gemuk dan obesitas jika indeks IMT/U berada pada 97 th -dan 99th
persentil. Sementara bagi anak usia 5 – 19 tahun akan disebut gemuk jika
indeks IMT/U berada pada > +1SD dan akan disebu5 obese jika indeks
IMT/U berada pada > + 2 SD. Menurut Keys dkk,.1972 serta Norgan dan
Ferro-Luzzi 1982 Indeks quetelet’s merupakan indeks yang paling memiliki
hubungan dekat dengan penilaian lemak tubuh dengan pengukuran
skinfold caliper dan densitometry. Menurut Frisancho dan Fleger 1982,
indeks quetelet’s berhubungan dengan estimasi lemak tubuh berdasarkan
pengukuran tebal lemak. Klasifikasi indeks massa tubuh dikembangkan
oleh WHO berdasarkan tinjauan ukuran tubuh di beberapa Negara. Selain
WHO kementerian kesehatan di berbagai Negara juga telah
mengkategorikan IMT berdasarkan studi masing-masing. Klasifikasi IMT
setiap wilayah juga berbeda tergantung pada berbagai faktor. Ada
beberapa kelebihan dan kekurangan dari IMT, kelebihanya yaitu cepat,
hemat, membutuhkan peralatan yang sedikit dan sederhana serta mudah
digunakan. Kelemahannya salah satunya tidak sesuai digunakan untuk
anak dan remaja tanpa disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin, tidak
sesuai untuk lansia lebih dari 65 tahun karena terlalu restrictive, hanya
sebagai alat skrining bukan alat diagnostik.