Tinjauana pustaka
Food Weighing
Ada berbagai cara untuk mengukur status nutrisi, salah satu diantaranya yaitu food
weighing (Metode penimbangan) (Anindya 2010). Food weighing adalah salah satu metode
penimbangan makanan. Pada metode penimbangan makanan ini responden atau petugas
menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari.
Food weighing mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dibanding metode-metode lain
karena banyaknya makanan yang dikonsumsi sehari-hari diketahui dengan cara menimbang
(Mey 2010).
Proses food weighing ini, semua makanan yang akan dikonsumsi pada waktu makan
pagi, siang, dan malam serta makanan selingan antara dua waktu makan ditimbang dalam
keadaan mentah (AP). Juga ditimbang dan dicatat makanan segar yang siap santap serta
makanan pemberian. Selain itu dilakukan inventory terhadap pangan yang tahan lama seperti
gula, garam, merica, kopi, dan sebagainya pada waktu sebelum masak pagi dan setelah
makan malam atau keesokan harinya. Setiap selesai makan ditimbang semua makanan yang
tidak dimakan, yang meliputi makanan sisa dalam piring, sisa makanan yang masih dapat
dilakukan untuk waktu makan selanjutnya, yang diberikan pada ternak dan yang diberikan
pada orang lain. Makanan yang dibawa ke luar rumah oleh anggota keluarga misalnya untuk
bekal sekolah dan yang dimakan oleh tamu juga ditimbang dan dicatat untuk menghitung
konsumsi aktual (Kusharto & Sa’diyah 2008).
Pada metode penimbangan, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari. Penimbangan makanan biasanya
dilakukan beberapa hari tergantung tujuan, dana, dan tenaga yang tersedia.
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan adalah petugas atau responden
menimbang dan mencatat bahan makanan yang dikonsumsi dalam satuan gram. Apabila
terdapat sisa makanan setelah makan maka perlu juga dilakukan penimbangan sisa makanan
tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi sehingga hasil
yang diperoleh lebih akurat. Selain itu ditimbang pula makanan yang diperoleh dari
pemberian makanan dan makanan yang diberikan kepada orang lain, serta perlu diperoleh
informasi mengenai makanan yang di konsumsi di luar rumah. Kemudian dari jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi sehari dapat dianalisis menggunakan Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM) atau Daftar Komposisi Gizi Jajanan (DKGJ). Selanjutnya hasil analisis
zat gizi dibandingkan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) (Supariasa 2002).
Hasil
Nilai gizi :
Pembahasan :