Anda di halaman 1dari 3

Laporan pratikum survei konsumsi pangan

Judul : food weighing


Hari/tanggal : senen, 29 febuari 2016
Praktek ke/gol. : 7/1
Tujuan : untuk mengukur/penimbang semua makanan yang dikonsumsi untuk
mengetahui status nutrisi yang diperoleh dalam 1 hari

Tinjauana pustaka
Food Weighing
Ada berbagai cara untuk mengukur status nutrisi, salah satu diantaranya yaitu food
weighing (Metode penimbangan) (Anindya 2010). Food weighing  adalah salah satu  metode
penimbangan makanan. Pada metode penimbangan makanan ini responden atau petugas 
menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. 
Food weighing  mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dibanding metode-metode lain
karena banyaknya makanan yang dikonsumsi sehari-hari diketahui dengan cara menimbang
(Mey 2010).  
Proses  food weighing  ini, semua makanan yang akan dikonsumsi pada waktu makan
pagi, siang, dan malam serta makanan selingan antara dua waktu makan ditimbang dalam
keadaan mentah (AP). Juga ditimbang dan dicatat makanan segar yang siap santap serta
makanan pemberian. Selain itu dilakukan  inventory terhadap pangan yang tahan lama seperti
gula, garam, merica, kopi, dan sebagainya pada waktu sebelum masak pagi dan setelah
makan malam atau keesokan harinya. Setiap selesai makan ditimbang semua makanan  yang
tidak dimakan, yang meliputi makanan sisa dalam piring, sisa makanan yang masih dapat
dilakukan untuk waktu makan selanjutnya, yang diberikan pada ternak dan yang diberikan
pada orang lain. Makanan yang dibawa ke luar rumah oleh anggota keluarga misalnya untuk
bekal sekolah dan yang dimakan oleh tamu juga ditimbang dan dicatat untuk menghitung
konsumsi aktual (Kusharto & Sa’diyah 2008).
Pada metode penimbangan, responden atau petugas menimbang dan  mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari. Penimbangan makanan biasanya
dilakukan beberapa hari tergantung tujuan,  dana, dan tenaga yang tersedia.
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan adalah petugas  atau responden
menimbang dan mencatat bahan makanan yang dikonsumsi  dalam satuan gram. Apabila
terdapat sisa makanan setelah makan maka perlu juga  dilakukan penimbangan sisa makanan
tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi sehingga hasil
yang diperoleh lebih  akurat. Selain itu ditimbang pula makanan yang diperoleh dari
pemberian makanan dan makanan yang diberikan kepada orang lain, serta perlu diperoleh
informasi mengenai makanan yang di konsumsi di luar rumah. Kemudian dari jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi sehari dapat  dianalisis menggunakan Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM) atau Daftar Komposisi Gizi Jajanan (DKGJ). Selanjutnya hasil analisis
zat gizi dibandingkan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) (Supariasa 2002).

Hasil dan pembahasan :

Hasil

no Nama makanan Pengolaha Bahan Jumlah Factor % penyerapan


n penyusun konversi minyak
1 Nasi goreng Di goreng Beras 207 gr 0.4 x 207 40,10
(nasi) = 82.8
Mentimun 10 gr 10
Telor 41 1.3 x 41
ayam = 53.3
Total 271
berat nasi
goreng
2 Tahu isi goreng Di goreng Tahu 11 gr 7.696
Isi tahu 14 gr
Kulit 24 gr
Berat 52 gr 1.3x 52 =
tahu total 67,9

Sisa makanan yang

No Nama bahan makanan Berat sisa


1 Nasi goreng
 Kuning telur 13 gr
 Nasi 27 gr
2. Tahu isi goreng
 Kulit 12 gr

Nilai gizi :

N Nama bahan Berat Energy protein Lemak Karbohidrat


o
1. Nasi goreng
 Beras 82 gr 295.2 5.5 0.5 65.2
 Mentimun 10 gr 1.3 0.1 0 0.3
 Telor ayam 53 gr 82.2 6.7 5.6 0.6
 minyak 40 gr 344.8 0 40 0
Total 723.5 12.3 46.1 66.1
2. Tahu isi goreng
 tahu 11 gr 8.4 0.9 0.5 0.2
 lobak 2 gr 0.3 0 0 0.1
 bihun 12 gr 45.7 0 0 11
 t.terigu 5 gr 18.2 0.5 0.1 3.8
 minyak 7 gr 60.3 0 7 0
Total 132.9 1.4 7.6 15.1

Pembahasan :

Anda mungkin juga menyukai