ANTROPOMETRI
Disusun Oleh :
Sri Rezki
J1B122016
Dosen Pengajar :
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah “PENILAIAN STATUS GIZI”.
Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Dengan sepenuh hati penulis menyadari dan merasakan betapa besar bantuan
dari berbagai pihak manapun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
praktikum ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dilakukan
dengan mengukur parameter-parameter antropometri, seperti berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Parameter-parameter
antropometri ini dapat memberikan gambaran tentang pertumbuhan dan
perkembangan fisik seseorang (Vani, 2023).
1
gizi, termasuk peningkatan pemberian makanan tambahan, pengembangan
program perbaikan gizi, dan penyesuaian strategi pemantauan pertumbuhan
anak. (Isni, 2020).
2
1.2 Rumusan Masalah
3
10. Bagaimana cara pengukuran Panjang Ulna.
11. Bagaimana cara pengukuran Lingkar Pinggang.
12. Bagaimana cara pengukuran lingkar Pinggul.
13. Bagaimana cara pengukuran Lingkar Leher.
14. Bagaimana cara pengukuran pada BIA.
15. Bagaimana cara pengukuran panjang depa.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PSG atau Peilaian Status Gizi adalah suatu penilaian terhadap status
gizi seseorang atau populasi dengan menggunakan indikator status gizi yang
merefleksikan keadaan kekurangan gizi. PSG dilakukan untuk mengetahui
besarnya masalah gizi pada suatu populasi dan memberikan dasar untuk
pengembangan program perbaikan gizi yang sesuai. PSG juga merupakan alat
untuk monitoring dan evaluasi kegiatan serta dasar penentuan kebijakan dan
perencanaan kegiatan berbasis bukti yang spesifik wilayah (Jusriani, 2022).
5
menggunakannya untuk perancangan alat-alat atau benda yang digunakan
oleh manusia (Buanasita, 2020).
6
kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan anak dalam satuan meter.
Pengukuran status gizi anak dilakukan dengan IMT menurut umur (IMT/U)
(Kemenkes, 2020).
7
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, indeks TB/U
digunakan untuk kategori umur 0-60 bulan (Supariasa, dkk, 2019).
8
2.5 Antropometri untuk Dewasa
1. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan
BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5
kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat
laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan
klinis seperi dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu
pula berat badann dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan obat
dan makanan. (Yunieswati & Briawan, 2021).
2. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan
tepat. Di samping itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yang
penting karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi
badan (Quac stick), faktor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran
tinggi badan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut Microtoice yang mempunyai ketelitian 0,1 cm (Yunieswati &
Briawan, 2021).
9
4. Lingkar Pinggang dan Pinggul
10
Metabolic Rate (BMR) dan massa tulang dapat diketahui. Selain itu
BIA juga memiliki beberapa keunggulan seperti: mudah digunakan,
cukup akurat, dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Dengan
demikian semua orang dapat mengukur komposisi tubuhnya
sendiri. (Apki, 2019).
Cara mengetahui status gizi orang dewasa antara lain dengan mengukur
tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan rasio pinggang-pinggul.
Indikator yang paling umum digunakan untuk mendeteksi masalah gizi pada
orang dewasa adalah Indeks Massa Tubuh (BMI). Penghitungan BMI
dilakukan dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan nilai
batas IMT menurut WHO atau Kementerian Kesehatan Indonesia. Klasifikasi
IMT orang dewasa menurut WHO disajikan pada Tabel di bawah.
11
subkutan. Pengukuran LLA bisa dilakukan untuk anak-anak, wanita usia
subur bahkan untuk usia lanjut. Alat yang digunakan untuk mengukur LLA
adalah pita LILA. Pita LILA dibuat dari kertas atau serat kaca (fiberglass)
dengan ketelitian 0,1 cm (Citerawati, 2022).
1). Rumus Estimasi Berat Badan (BB) dengan LILA (Formula Gibson, 2005)
− Laki-laki = (2,592 x LILA)
2). Rumus Estimasi Berat Badan (BB) dengan LILA (Formula Cattermole)
3). Rumus Estimasi Berat Badan (BB) dengan LILA (Formula Crandal)
Perbedaan utama dari ketiga formula diatas adalah terletak pada nilai
variable yang digunakan dalam perhitungannya. Dengan demikian, setiap
formula memiliki penedekaatan yang sedikit berbeda dalam menghitung
estimasi berat badan berdasarkan Lingkar Lengan Atas.
12
equation. 8 Penelitian pada orang dewasa di Iran usia 20-50 tahun
menunjukkan hasil yang sama bahwa panjang ulna berhubungan dengan
tinggi badan baik pada laki-laki maupun pada Perempuan (Citerawati, 2022).
Rumus :
− Tinggi badan (cm) = 81,89 + 3,13 panjang ulna lengan kiri (cm) ± 4,37.9
13
BAB III
METODOLOGI
Gambar 3. 1 Infantometer
2. Onemed Mengukur panjang
badan bayi dan
menimbang berat badan
bayi secara digital.
Gambar 3. 2 Onemed
3. Baby Scale Menimbang berat badan
bayi secara manual.
14
5. Medline Mengukur lingkar
kepala bayi.
Gambar 3. 5 Medline
Gambar 3. 6
Microtoise
Gambar 3. 7
Stadiometer Portable
3. Timbangan Menimbang berat badan
digital secara digital.
Gambar 3. 8
Timbangan digital
Gambar 3. 9 Caliper
15
5. Pita pengukur Mengukur lila(lingkar
LILA lengan atas).
Gambar 3. 10 Pita
pengukur LILA
6. Medline Mengukur ulna,lingkar
pinggul dan lingkar
pinggang.
Gambar 3. 11 Medline
7. Skinfold Mengukur tebal lemak.
caliper
Gambar 3. 12 Skinfold
caliper
16
Memposisikan bayi di atas timbangan dengan posisi
telentang atau berbaring dengan hati-hati.
17
Melihat berapa panjang bayi pada alat tersebut, kemudian
mencatatnya
18
Mempersilahkan responden untuk naik ke atas timbangan
dan memastikan responden dalam sikap siap serta pandangan
mata lurus kedepan
19
Meminta respondem berdiri tegak, persis di bawah alat
geser
20
Mencatat dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang
koma (0,1 cm)
21
Meminta respon berdiri tegak tetap rileks, tidak
memegang apapun serta otot lengan tidak tegang
22
6. Pengukuran Ulna Dewasa Dengan Menggunakan Meteran Pengukur
23
8. Pengukuran Lingkar Pinggang Dewasa Menggunakan Pengukur
24
Setelah itu responden berdiri di atas alat, kemudian tekan
tombol memulai pengukuran dan tunggu beberapa saat
untuk melihat hasilnya, mencatat hasil yang di dapatkan.
25
Setelah di pastikan tidak ada yang menutupi bagian yang
akan di ukur, maka pengukuran pun dapat di mulai.
26
BAB IV
4.1 Hasil
27
Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Pada Dewasa 4
9. Ulna 23 cm
10. IMT 15,27 % (Sangat Kurus)
11. Panjang Depa 145 cm
12. Lingkar Leher 30 cm
13. BIA
Berat Badan : 34,7 %
1. Subkutan
a) Whole body
20,2 %
b) Trunk
18,0 %
c) Arms
40,9 %
d) Legs
31,5 %
2. Skeltal
a) Whole body
26,2 %
b) Trunk
22,9 %
c) Arms
33,5 %
d) Legs
30,0 %
4.2 Pembahasan
28
Z-score = BB hitung- Median baku rujukan
Simpangan baku rujukan
29
7,8−7,5
=
8,4−7,5
0,3
=
0,9
Tinggi >+3 SD
30
= 4,8 (Tinggi)
Dikatakan Tinggi karena ambang batas Z-Scorenya berada pada >+1
SD. (Kemenkes RI, 2020)
= −2,375 (Normal)
Dikatakan Gizi Baik (Normal) karena ambang batas Z-Scorenya
berada pada -2 sampai +1 SD. (Kemenkes RI, 2020)
31
dilakukan karena timbangan manual hasil yang diperoleh bisa saja
tidak akurat karna masih bisa terdapat kesalahan saat melihat jarum pada
alat serta bila digunakan lebih dari 20 orang maka dapat menyebabkan
jarum pada alat tergeser. Tujuan dari pengukuran IMT ini adalah untuk
mengetahui status gizi orang dewasa yang bisa menandakan apakah berat
badan seseorang termasuk normal, kurang, kelebihan, atau bahkan
obesitas.Kategori IMT menurut Kemenkes 2022:
Berat Badan
Tinggi Badan (m2 )
= 15,27 (Kurus)
32
Dari perhitungan yang telah dilakukan responden memiliki IMT
Kurus berdasrkan tabel 4.4 tentang kategori status gizi dewasa berdasrkan
IMT.
20,8×100
= 23,5
2,080
= 23,5
= 88,51 %
Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti risiko KEK dan ≥ 23,5
cm berarti tidak berisiko KEK. Berdasarkan hasil praktikum dapat
diketahui bahwa responden tidak mengalami KEK karena memiliki LILA
20,8 cm. Sedangkan nilai % persentase LILA responden (Sri Rezki ) 88,51
%.
33
Tabel 4. 6 Persentase LILA
Persentase LILA Keterangan
>120% Obesitas
110 – 120 % Overweight
85 – 110 % Gizi baik
70,1 – 84,9 % Gizi kurang
<70% Gizi buruk
Sumber : Kemenkes 2022
3. Ulna
Pengukuran ulna pada praktikum yang telah dilakukan
menggunakan pita ukur / metline. Berdasarkan buku panduan praktikum
pengukuran dilakukan pada tangan yang jarang digunakan untuk
beraktivitas, dalam mengukur ulna dimulai dari tulang paling menonjol
pada pergelangan tangan sampai siku, dimana posisi lengan di tekuk dan
posisi telapak tangan subjek tertelungkup pada sisi dada kanan atas.
Panjang ulna diukur dari ujung proksimal olekranon sampai ujung distal
prosesus stiloid dengan siku difleksikan dan tangan subjek memegangi
bahu yang berseberangan (Supriasa, 2019).
= 68,777 + (3,536×23)
= 68,777 + 81,328
=150,105 cm
34
4. Konversi tinggi lutut ke tinggi badan
= 151,378 – 1,463
= 149,915 cm
35
5. Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul
Pada pria:
➢ Di bawah 0,9 berarti punya risiko kardiovaskular yang rendah.
➢ Dari 0,9 sampai 0,99 berarti risikonya sedang.
Pada wanita:
➢ Di bawah 0,8 berarti punya risiko kardiovaskular yang rendah.
➢ Dari 0,8 sampai 0,89 berarti risikonya sedang.
➢ Dari 0,9 ke atas berarti risikonya tinggi.
Lingkar Pinggang
RLPP =
Lingkar Panggul
36
60
=
78
= 0,76 cm
Jadi berdasarkan perhitungan nilai RLPP didapatkan hasil 0,76 cm
yang masuk dalam kategori risiko kardiovaskular yang rendah.
37
- Trisep : 10 mm
- Bisep : 12 mm
- Subkapular : 10 mm
- Subrailiaka : 10 mm
𝐷𝐵 = 1,0897 − 0,02926
DB= 1,06044
Jadi :
% BF = 21%
38
pengukur. Tebal lemak bawah kulit (skinfold) menunjukkan gambaran
deposit lemak subkutan yang dapat memberikan gambaran perkiraan total
lemak tubuh yang akurat.
9. Pengukuran Depa
39
bawah, serta carpal (tulang-tulang pergelangan tangan), metacarpal
(tulang-tulang penyambung pergelangan tangan dan jari-jari) dan
Phalanges (tulang-tulang jari) (Yousafzai, 2020).
(Fajar, 2019)
= 151,61 cm
40
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan status gizi seseorang diperlukan pengukuran antropometri
sehingga seiring berjalannya waktu status gizi yang optimal dapat tercapai.
Didalam penentuan status gizi terutama pada bayi diperlukan indeks
pengukuran IMT,BB/U,TB/U,BB/TB agar mendapatkan hasil yang optimal.
Berdasarkan hasil pengukuran antropometri, status gizi bayi ditentukan
menggunakan indeks pengukuran seperti IMT, BB/U, TB/U dan BB/TB.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa berat badan bayi normal berdasarkan
BB/U = 0,33, tinggi badan normal berdasarkan PB/U = 4,8 dan gizi baik
(Normal) berdasarkan BB/PB = 2,37
Sementara untuk status gizi dewasa dapat dihitung dengan
menggunakan IMT, LILA, Ulna, dan juga Tinggi lutut. Dari pengukuran yang
dilakukan kelompok kami disimpulkan hasilnya melalui: IMT = 15,27
(Sangat Kurus), persentase LILA = 88,51 % (Normal), perkiraan tinggi badan
dengan Ulna = 150,105 cm, konversi tinggi lutut ke tinggi badan = 149,915
cm, rasio lingkar pinggang-pinggul = 0,76 cm (kategori risiko kardiovaskular
yang rendah), tebal lemak bawah kulit = 16,8 mm, persentase tebal lemak
bawah kulit = 21% (Normal), lingkar leher = 30 cm, dan perkiraan tinggi
badan menggunakan panjang depa = 151,61 cm. Hasilnya menunjukkan
bahwa sebagian besar parameter berada dalam kisaran normal.
5.2 Saran
a. Diharapkan kepada praktikan untuk hadir tepat pada waktu yang
ditentukan.
b. Disarankan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melihat angka atau
ukuran yang tertera.
c. Disarankan kepada praktikan agar menghitung lebih teliti agar data
yang didapatkan menjadi benar dan akurat.
41
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, L. D., Toby, Y. R., & Rasmada, S. (2021). Analisis Asupan Zat Gizi
Terhadap Status Gizi Balita. Faletehan Health Journal, 8(02), 92-101.
Buanasita, A. (2022). Buku Ajar Gizi Olahraga, Aktivitas Fisik dan Kebugaran.
Penerbit NEM.
Citerawati, Y. W. (2022). ANTROPOMETRI GIZI: Penggunaan, Pemeliharaan
dan Kalibrasi Alat. UNISMA PRESS.
Irma, I., Suhadi, S., Yuniar, N., Harleli, H., & Kamrin, K. (2022). Indeks Massa
Tubuh (IMT) dan Lingkar Lengan Atas (LiLA) sebagai Penentu Diabetes
Mellitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan, 13(2), 225-232.
Isni, K., & Dinni, S. M. (2020). Pelatihan Pengukuran Status Gizi Balita sebagai
Upaya Pencegahan Stunting Sejak Dini pada ibu di Dusun Randugunting,
Sleman, DIY. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 4(1), 60-
68.
Jusriani, R., & Alam, S. (2022). PENDAMPINGAN PEMANTAUAN DAN
PEMETAAN STATUS GIZI BALITA DI KABUPATEN
JENEPONTO. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 6(6), 5106-5118.
Mulyaningsih, N. K. (2021). HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, LEMAK, DAN
STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERURISEMIA (LITERATURE
REVIEW) (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Gizi
2021).
Nasikhah, A. D., Rachmah, Q., & Sarworini, E. (2021). Pelaksanaan Proses Asuhan
Gizi Terstandar, Pemberian Diet Tinggi Kalori dan Tinggi Protein terhadap
pasien pasca bedah Intususepsi Ileocolic, Post Hemikolektomi Kanan, dan
Reseksi Ileum End-to-End Anastomosis: Sebuah Laporan Kasus. Media Gizi
Kesmas, 10(1), 80.
National Institutes of Health. (2019). Assessing Your Weight and Health Risk.
Retrieved,from
https://www.nhlbi.nih.gov/health/educational/lose_wt/risk.htm
Noor, M. S., Fakhriyah, F, Setiawan, M. I., Putri, A. O., Lasari, H. H., Qadrinnisa,
R., & Abdurrahman, M. H. Buku Ajar Status Gizi.
Pattiasina, N. H., Markus, P., & Pattiselanno, S. R. R. (2021). KAJIAN
ANTROPOMETRI PENGRAJIN TENUN IKAT KHAS
MALUKU. JURNAL SIMETRIK, 11(2), 495-503.
Pertiwi, B. L., & Lestari, G. D. (2020). Implementasi Program Parenting Support
Group (Psg) Dalam Mengembangkan Motorik Anak Berkebutuhan Khusus
Di Paud Inklusi Esya Sidoarjo. JPUS: Jurnal Pendidikan Untuk Semua, 4(4),
1-9.
42
Prakoso, A. D., Azmia rdi, A., Febriani, G. A., & Anulus, A. (2021). Studi case
control: pemantauan pertumbuhan, pemberian makan dan hubungannya
dengan stunting pada anak panti asuhan di kota semarang: studi case
control. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences
Journal, 12(2), 160-172.
Rahayu, S. F., Anggeriyane, E., & Mariani, M. (2021). Upaya Penguatan Program
Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Sdidtk) Melalui
Pemeriksaan Antropometri Pada Anak Prasekolah. Jurnal EMPATI (Edukasi
Masyarakat, Pengabdian dan Bakti), 2(1), 71-75.
Supariasa. 2019. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Vani, A. T., Triansyah, I., Dewi, N., Abdullah, D., & Annisa, M. (2023). Edukasi
dan Pelatihan Penilaian Status Gizi Pada Remaja di SMP Yari Kota
Padang. Nusantara Hasana Journal, 2(8), 290-300.
43
LAMPIRAN
1. Dokumentasi
Dokumentasi pengukuran Berat Badan Bayi Dokumentasi Pengukuran Berat Badan Bayi
Digital Menggunakan Onemed Manual Menggunakan Baby Scale
44
Dokumentasi Pengukuran Lingkar Kepala
Bayi Menggunakan Metline
45
Dokumentasi Pengukuran Tinggi Badan Dokumentasi Pengukuran Tinggi Badan
Dewasa Menggunakan Miscrotoise Dewasa Menggunakan Stadiometer Portable
46
Dokumentasi Pengukuran Lingkar Leher
Menggunakan Metline Dokumentasi Pengukuran Depa Menggunakan
Metline
1. BB manual 8 Kg
47
2. BB digital 7,8 Kg
3. PB manual 76 Cm
48
2. Pengukuran BIA
Tabel 6. 4 Pengukuran BIA
No. Nama JK Usia Parameter Hasil Pengukuran
Pengukuran
1. Fitri P 19 thn Tanggal lahir 14 November
Ramadani 2004
- Berat 45,9 kg
- Whole body 30,10%
- Trunk 17,7 %
- Arms 38,41 %
- Legs 47,5%
- Age 19
2. Ratu Lintang P 19 thn Tanggal lahir 26 Mei 2004
Armita - Berat 54,4 kg
- Whole body 27,5 %
- Trunk 22,4 %
- Arms 30,7 %
- Legs 40,6 %
- Age 19
3. Gebi Parera P 19 thn Tanggal lahir 03 April 2004
- Berat 48,4 kg
- Whole body 32,9 %
- Trunk 24,9%
- Arms 40,7%
- Legs 50,1 %
- Age 19
4. Rini Sulastri P 19 thn Tanggal lahir 16 Juni 2004
- Berat 48,0 kg
- Whole body 17,1 %
- Trunk Tdk terdeteksi
- Arms Tdk terdeteksi
- Legs Tdk terdeteksi
- Age 19
5. Sri Rezki P 19 thn Tanggal lahir 24 April 2004
- Berat 34,7 kg
- Whole body 26,2 %
- Trunk 22,7 %
- Arms 33,5 %
- Legs 33,0 %
- Age 19
49