Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
NIM : G42192052
GOL : C
JURUSAN KESEHATAN
2021
STUDI KASUS
Identitas Pasien
Riwayat Gizi
Alergi/pantangan makan -
Diet yang pernah dijalani -
Kebiasaan makan Sarapan dengan lontong sayur atau nasi uduk,
teh manis, makanan yang direbus (singkong
dan pisang). Makanan yang jarang
dikonsumsi pasien adalah nasi, lauk, dan
sayur.
Makanan yang disukai Singkong, pisang, dan biji buah nangka
Suplemen gizi -
Cara pengolahan makanan Direbus
CH. 2.1 Gangguan fungsi Gastrointestinal Mual : +
Muntah : +
Nyeri Ulu Hati : -
Anoreksia : +
Diare : +
Konstipasi : -
Perubahan Pengecapan/penciuman : -
Gangguan Mengunyah : -
Gangguan Menelan : -
Lain-lain : BAB cair 6 hari SMRS, nyeri dan
panas pada perut
Perubahan berat badan -
Kesimpulan :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama BAB cair 6 hari SMRS, nyeri, panas
pada perut, mual dan muntah. Dari hasil pemeriksaan, pasien didiagnosa GERD Disentri.
Pasien mengalami gangguan fungsi gastrointestinal ditandai dengan adanya mual, muntah,
dan diare.
Data Antropometri
Kesimpulan :
Data Biokimia
Kesimpulan :
Kadar leukosit, monosit, dan trombosit tinggi menunjukkan adanya infeksi. Kadar neutrofil
dan limfosit rendah menunjukkan adanya infeksi dan gangguan sel darah putih
Kesimpulan :
Makan Siang
Energi : 30% dari kebutuhan E dari total
: 30% × 1325,47 kkal : 397,64 kkal
Protein : 30% dari kebutuhan protein total
: 30% × 66,3 gram : 19,89 gram
Lemak : 30% dari kebutuhan lemak total
: 30% × 22,09 gram : 6,63 gram
Karbohidrat : 30% dari kebutuhan KH total
: 30% × 215,39 gram : 64,62 gram
Serat : 30% dari kebutuhan serat total
: 30% × 8 gram : 2,4 gram
Waktu : 25 Menit
1. Latar Belakang
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan gejala komplikasi pada
lambung yang disebabkan karena motilitas menurun pada saluran cerna sehingga isi
lambung masuk kedalam rongga mulut dan esofagus. Gerd dapat dibagi menjadi tipe
erosif dan non erosif. Komplikasi GERD terdiri atas komplikasi esofagus dan ekstra
esofagus. Komplikasi di esofagus yang dapat ditemukan berupa pendarahan, striktur,
perforasi, Barret’s esofagus (BE). GERD banyak terjadi pada usia yang lebih tua, hal ini
dikarenakan semakin tua usia maka semakin mudah untuk terjadinya peningkatan berat
badan dan menjadi obesitas. Makanan yang dapat memicu reflux gastroesofagheal
seperti bawang, saos tomat, mint, makanan berlemak, minuman berkarbonasi, coklat,
kafein, makanan pedas, dan alkohol.
Disentri merupakan salah satu jenis penyakit diare akut yang disertai dengan tinja cair
bercampur darah dan lendir disebabkan oleh bakteri (Munfaati, dkk., 2015). Disentri
dibagi menjadi 2 berdasarkan penyebabnya yaitu bakteri shigella sp dan disentri amuba
penyebabnya Entamoeba histolytica. Disentri sering menyebar dan menular melalui
makanan dan air yang telah terkontaminasi. Tiga faktor risiko dominan yaitu sanitasi air
bersih, pembuangan tinja, dan limbah. Selain itu, faktor perilaku masyarakat seperti
jarang mencuci tangan ketika akan makana, setelah buang air besar, serta melakukan
pembuangan tinja dengan cara yang salah.
2. Tujuan Pemberian Diet
1. Mengurangi faktor yang menyebabkan tekanan yang meningkat di dalam lambung
(kondisi GERD)
2. Menghindari tekanan pada sfingter bagian bawah esofagus
3. Mengurangi keasaman material saat refluks untuk mencegah iritasi pada esofagus
4. Mengoptimalkan asupan zat gizi dengan mempertimbangkan risiko aspirasi atau
tersedak
5. Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan
6. Mencapai status gizi normal dengan IMT 18,5-24,9 kg/m2
3. Metode
Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
4. Media
Media yang digunakan yaitu berupa poster dan leaflet
5. Sumber Materi
1. Jurnal
2. Buku Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4
3. Penuntun Diet Edisi Baru
6. Materi
1. Pengertian GERD Disentri
Pengertian GERD
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan gangguan berupa
isi lambung mengalami refluks berulang kedalam esofagus menyebabkan gejala
atau komplikasi yang menganggu (Saputera, 2017). Gejala khas GERD adalah
heartburn dan regurgitation. Bahaya penyakit GERD jika dibiarkan terus-
menerus akan merusak fungsi sistem pencernaan dan meningkatkan risiko
terkena kanker esofagus sehingga diperlukan pengobatan yang tepat (Ndraha,
2016). Gejala yang dialami yaitu rasa terbakar pada kerongkongan dan dada
maupun rasa pahit atau asam dilidah (Herrington, 2018). Selain itu juga terdapat
gejala lainnya seperti kembung, cepat kenyang, kesulitan menelan, suara serak,
mual, muntah, dan sendawa. Tingkat keparahan GERD ditentukan oleh durasi
paparan esofagus dan organ lainnya oleh asam lambung. Durasi paparan
tersebut dipengaruhi oleh kemampuan pengosongan esofagus.
Pengertian Disentri
Disentri adalah penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan
penyakit potensial kejadian luar biasa (KLB) yang sering disertai dengan
kematian. Disentri sebagai suatu infeksi yang menimbulkan luka dan
menyebabkan tukak di colon ditandai dengan gejala paling khas disebut dengan
sindrom disentri yaitu sakit perut yang sering disertai dengan berak, tinja
mengandung darah dan lendir yang berasal dari bakteri shigella dysentriae.
2. Faktor Risiko GERD Disentri
Faktor Risiko GERD
1. Obat-obatan seperti teofilin, antikolinergik, beta adrenergik, nitrat, calcium-
channel blocker
2. Makanan seperti cokelat, makanan berlemak, kopi, alkohol, dan rokok
3. Hormon, umumnya terjadi pada wanita hamil dan menopause. Pada wanita
menopause, menurunnya tekanan LES terjadi akibat terapi hormon estrogen
4. Struktural, umumnya berkaitan dengan hiatus hernia. Selain hiatus hernia,
panjang LES yang <3 cm juga memiliki pengaruh terjadinya GERD
5. Indeks massa tubuh (IMT), semakin tinggi nilai IMT maka risiko terjadinya
GERD juga semakin tinggi
Faktor Risiko Disentri
1. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi
2. Kurangnya sanitasi air bersih yang memadai
3. Benda yang terkontaminasi oleh bakteri atau parasit penyebab disentri
4. Kurangnya kebersihan diri seperti tidak mencuci tangan sebelum makan
dan setelah buang air besar
5. Pembuangan limbah dan tinja dengan cara yang salah
3. Cara Pencegahan GERD Disentri
Cara Pencegahan GERD
1. Menjaga berat badan dalam rentang normal
2. Mengkonsumsi makanan gizi seimbang dengan porsi secukupnya sesuai
dengan kebutuhan tubuh
3. Membiasakan diri untuk tidak langsung tidur setelah makan
4. Membiasakan tidak makan terlalu dekat dengan waktu tidur
5. Menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu gejala GERD
6. Perbanyak konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi
7. Menghindari stress dan mengunyah makanan hingga halus
Cara Pencegahan Disentri
1. Membiasakan rajin mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
saat sebelum makan, memasak, buang air kecil, dan buang air besar
2. Mengurangi kontak dengan penderita disentri
3. Menyediakan sanitasi air bersih yang memadai
4. Menghindari konsumsi makanan dan minuman yang kebersihannya tidak
terjamin
5. Membuang limbah dengan cara yang benar dan tidak mencemari
lingkungan
4. Diet lambung dan saluran cerna atas
Gangguan saluran cerna atas terdiri dari mulut, esofagus, dan lambung yang
memiliki implikasi gizi yang memerankan fungsi mekanis dan kimia dalam proses
pencernaan. Gangguan yang terjadi pada saluran cerna atas sebagian besar berakibat
terhadap asupan makan dan toleransi terhadap tekstur serta jenis makanan tertentu.
Penyakit lambung meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum, pasca operasi
lambung yang sering diikuti dengan Dumpling Syndrom. Gangguan gastrointestinal
sering dihubungkan dengan emosi psikoneurosis dan atau makan terlalu cepat kaena
kurang dikunyah. Makanan yang dianjurkan yaitu beras dibubur atau ditim, kentang
pure, roti (gandum utuh), ikan, daging, ayam tidak digoreng, telur, semua jus buah,
alpukat, pisang, gula, madu, wortel, buncis, kacang hijau, dan bayam. Makanan yang
tidak dianjurkan yaitu beras ketan, singkong, sayuran yang mentah, sayuran berserat
tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, dan lobak serta
minuman yang mengandung soda dan alkohol, kopi, ice cream. Kebutuhan energi
pasien yaitu 1325,47 kkal, kebutuhan protein 66,3 gram, kebutuhan lemak 22,09
gram, kebutuhan karbohidrat 215,39 gram, dan kebutuhan serat 8 gram.
H. Susunan Acara
No Tahapan Waktu Kegiatan penyuluhan sasaran
kegiatan
1 Pembukaan 3 menit 1. Memulai kegiatan 1. Menjawab
dengan mengucapkan salam
salam 2. Menyimak dan
2. Memperkenalkan diri mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dengan seksama
4. Menyampaikan kontrak 3. Menjawab
waktu pertanyaan dari
5. Menyebutkan materi penyuluh
yang akan diberikan
6. Menanyakan kepada
sasaran apa yang
diketahuinya mengenai
GERD Disentri
2 Penyajian 15 menit 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan
pengertian dari GERD pemaparan
Disentri penyuluh
2. Menjelaskan tentang 2. Mengajukan
faktor risiko terjadinya pertanyaan
GERD Disentri
3. Menjelaskan tentang
cara pencegahan
GERD Disentri
4. Menjelaskan tentang
diet lambung dan
saluran cerna atas
5. Menjelaskan makanan
yang dianjurkan untuk
meningkatkan
kekebalan tubuh
3 Evaluasi 4 menit 1. Melakukan tanya jawab Sasaran menjawab
dengan sasaran pertanyaan dan dapat
2. Menanyakan kembali menjelaskan kembali
poin-poin penting yang poin penting yang
sudah disampaikan sudah didapatkan
penyuluh
3. Menyimpulkan
4 Penutup 3 menit 1. Kesan pesan 1. Menjawab
2. Mengucapkan salam salam
penutup
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahman, A. A., Maulidina, W., Kosasih, E. D. 2018. Gambaran Terapi Awal pada Pasien
Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.
Soekardjo. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI PangkalPinang, 2(6), 69-70.
2. Purthana, I. N. H. S., Somayana, G. 2018. Hubungan Antara Berat Badan Lebih Dengan
Penyakit Refluks Gastroesofageal Di RSUP Sanglah Denpasar Periode Juli-Desember
2018. Jurnal Medika Udayana, 9(6), 30-32.
3. Hernisawati, Kushendar, Mispani, Mahmudah, M. Maba, A. P. dkk. Identifikasi Dan
Analisa Psikoterapi Terhadap Motivasi Pasien GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Ditinjau Menggunakan Layanan Konsleing Individual. Jurnal Bimbingan Dan
Konselong, 18(1), 31-39.