Anda di halaman 1dari 24

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA Nama : Della Evelyn N

Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan NPM : 2019350028


Program Studi Gizi Tanda tangan :

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


SEMESTER GENAP TA 2021/2022

Mata Kuliah : Praktikum Dietetik Penyakit Tidak Menular


Kelas : Reguler
Hari/Tanggal : Rabu/18 Mei 2022
Waktu : 120 menit
Dosen Penguji : Khoirul Anwar, SGz, Msi, Almira Nuraelah, SGz, MSi
Sifat Ujian : Open Book

Tata Tertib Ujian


1. Ujian bersifat Open Book
2. Peserta ujian dapat membuat PAGT sesuai dengan format yang diberikan saat praktikum
3. Jawaban peserta ujian akan diujikan secara lisan sesuai jadwal ujian
4. Setelah ujian lisan, jawaban tertulis wajib dikirimkan kepada dosen melalui PJ Mata Kuliah
5. Ujian dikerjakan di word
6. Setiap peserta ujian akan mendapat pertanyaan yang diajukan oleh dosen
7. Peserta ujian diberikan kesempatan menjawab pertanyaan hanya 1 kali dalam waktu 3 menit untuk
satu pertanyaan
8. Jawaban UTS Prak Dietetik Penyakit Tidak Menular dikumpulkan secara kolektif ke PJ jam 11.00
wib

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!


Kasus :

Pasien Ny. R berumur 52 tahun dating dengan keluhan badan lemas dan penglihatan kabur pada mata
kiri. Keluhan ini dirasakan sejak seminggu yang lalu. Pasien mengatakan memiliki riwayat tekanan
darah tinggi sejak +- 20 tahun yang lalu dan menderita diabetes melitus sejak +- 2 tahun yang lalu.
Pada tahun 2019 pasien mengeluhkan sering buang air kecil saat malam hari, sering makan namun
mudah lapar, serta berat badan yang menurun. Lalu pasien berobat ke klinik dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan hasilnya gula darah pasien meningkat. Dua tahun yang lalu pasien
sempat pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Sejak saat itu, pasien mulai berobat ke rumah sakit untuk
konsultasi dengan dokter Spesialis Penyakit Dalam mengenai penyakitnya. Pasien mengatakan sempat
mendapatkan terapi insulin di rumah sakit, namun pasien mengatakan terdapat keluhan gatal setelah
suntik insulin. Dokter mengatakan pasien alergi terhadap insulin sehingga mengganti insulin dengan 3
jenis obat untuk penyakit kencing manis pasien yaitu metformin, acarbose, dan glibenklamid.

Satu minggu sebelum pasien datang ke Puskesmas, pasien memiliki keluhan pandangan mata kiri kabur
dan hanya bisa melihat cahaya. Pasien lalu berobat ke RS X dan dinyatakan memilki penyakit
retinopati diabetik dan diberikan obat tetes mata. Pasien mengatakan terdapat Riwayat hipertensi pada
ayah kandung dan adik kandung pasien. Pasien memiliki kebiasaan makan sehari 3-4 kali. Pasien
mengaku sering meminum kopi hitam 2-3 gelas/hari selama ± 7 tahun. Pasien juga mengaku bahwa
hamper setiap hari pasien suka mengonsumsi es sirup atau minuman manis lainnya. Aktivitas pasien
sebagai ibu rumah tangga. Pasien tidak pernah berolahraga dan tidak pernah mengikuti senam yang
diadakan di Posyandu terdekat. Meskipun pasien saat ini sedang mengonsumsi obat-obatan dan
disarankan untuk menjaga pola hidup sehat oleh dokter, pasien mengaku terkadang masih sering
mengonsumsi kopi dan air es sirup. Pasien juga jarang untuk berolahraga dan melakukan aktivitas
ringan di rumah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 55 kg, tinggi badan pasien 155 cm. IMT
pasien 22,8 kg/m2. Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 170/100
mmHg, nadi 68x/menit, pernapasan 20 kali/menit,dan suhu tubuh pasien 36,4°C. Hasil pemeriksaan
gula darah sewaktu 350 mg/dl. Diagnosis pada pasien adalah diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi
retinopati diabetic serta hipertensi derajat 2. Terapi farmakologi dengan memberikan glibenklamid 5
mg 1x1, metformin 500 mg 3x1, acarbose 100 mg 1x1, lisinopril 10 mg 1x1, Vitrolenta (Potasium
Iodide 5 mg + Sodium Iodide 10 mg) tetes mata 3x2 tetes/hari.

A. Berdasarkan kasus diatas, Buatlah Asuhan Gizi dengan menggunakan Prinsip PAGT yang meliputi:
(DIBAWAH)
1. Asessmen/Pengkajian Gizi
2. Diagnosa Gizi
3. Intervensi Gizi
4. Monitoring dan Evaluasi

B. Menurut anda, data apa yang kurang dari kasus diatas?, dan mengapa data tersebut harus
dilengkapi?
a. Data Dietary atau data riwayat gizi
i. Data riwayat gizi perlu dilengkapi karena :
1. Untuk melihat kebiasaan dan pola makan pasien
2. Untuk melihat tingkat kecukupan pasien sebelum masuk rumah sakit
berdasarkan kebutuhannya
3. Untuk menegakkan diagnosis terkait domain Intake, apabila data riwayat
asupan makanan dan gizi tidak ada maka diagnosis domain Intake tidak
bisa ditegakkan.
4. Untuk mengetahui kaitan antara pola makan pasien dengan penyakit yang
diderita
b. Data Biokimia kurang
i. Data pengukuran biokimia kurang mengidentifikasikan penyakit diabetes.
Diperlukan pemeriksaan biokimia lain seperti :
1. HbA1C untuk menggambarkan perkiraan kadar rata rata gula dalam
darah selama 3 bulan, dimana pemeriksaan ini juga dapat berperan dalam
memantau keberhasilan pengobatan yang sudah Os lakukan sebelumnya
2. Pemeriksaan gula darah puas untuk memantau kadar gula darah Os jika
sedang dalam kondisi puasa/ tidak ada asupan.
LAPORAN
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA DIABETES MELITUS TYPE
2, HIPERTENSI DAN DIABETES RETINOPATI

Disusun oleh :
Della Evelyn Nasareth
2019350028

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126
mg/dl yang terjadi secara menahun (Wahyu, 2017). Penyakit diabetes mellitus disebut sebagai
silent killer hal ini berkaitan dengan sering tidak disadarinya penyakit ini oleh penderitanya dan
diketahui saat kondisi sudah parah atau bahkan sudah terjadi komplikasi (Kemenkes Ri, 2014).
Diabetes melitus diklasifikasikan dalam salah satu penyakit tidak menular dalam kelompok
penyakit metabolik dengan tanda kondisi hiperglikemia kronis akibat adanya kelainan insulin,
kerja insulin ataupun keduanya (Sukmaya, 2019). Besarnya angka diabetes mellitus
diperkirakan mencapai 10,9% menurut consensus PERKENI 2015 (Riskesdas, 2018).
Prevalensi diabetes tertinggi ada pada range usia 55 – 64 tahun dan 65 – 74 tahun dengan
prevalensi 19,6%, dan prevalensi diabetes lebih tinggi pada perempuan sebanyak 12,7%
sedangkan pada laki laki 9,0% (Riskesdas, 2018). Banyak faktor yang dapat terlibat dalam
proses yang berhubungan dengan resistensi insulin, termasuk gaya hidup seperti obesitas,
kurangnya olahraga, peningkatan diet tinggi lemak dan kurang serat, usia, serta faktor genetic
(Sukmaya, 2019). DM Tipe 2 memegang 90-95% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.
DM Tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, tetapi karena sel - sel sasaran
insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal (Mokolomban, 2019).
Penyakit diabetes mellitus memiliki berbagai macam komplikasi medis terkait vaskuler.
Gangguan mikrovaskuler pada retina atau yang sering disebut sebagai retinopati diabetic
disebabkan karena kondisi hiperglikemia pada pembuluh darah retina yang menyebabkan
kerusakan endotel (Yusran, 2017). Penyakit ini menyebabkan turunnya fungsi penglihatan
karena adanya gangguan pada fungsi retina yang berpotensi tinggi menyebabkan kebutaan.
Retinopati diabetik menempati urutan ke-4 sebagai penyebab kebutaan secara global setelah
katarak, glukoma, dan degenerasi makula (age relatedmacular degeneration) (Dewi, 2019).
Patofisiologi retinopati diabetic dimulai dari induksi kerusakan neurovaskuler pada retina, yang
menginduksi faktor pertumbuhan, hormone, dan menyebabkan inflamasi yang mengaktifkan
berbagai jalur biokimia sehingga sel saraf ataupun pembuluh darah retina mengalami kerusakan
(Stella, 2016) Permasalahan penanganan retinopati diabetik adalah keterlambatan diagnosa
karena sebagian besar penderita pada tahap awal tidak merasa sedang mengalami gangguan
pengelihatan. Deteksi dini retinopati diabetik pada pasien diabetes merupakan langkah penting
untuk mencegah terjadinya kerusakan penglihatan bahkan kebutaan (Heryawan, 2017).
Ketika berbicara mengenai silent killer, hipertensi menjadi bentuk penyakit lain yang
disebut sebagai silent killer. Prevalensi hipertensi pada usia 18 tahun di Indonesia mencapai
angka 34,1% yang mengalami peningkatan dari tahun 2013 yaitu 25,8% (Riskesdas, 2018).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan yang secara kronis
ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri (Yanita,
2022). Klasifikasi hipertensi menurut JNC – VII 2003 terbagi menjadi 5 yaitu kategori normal
dengan tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik < 80 mmg, kategori pra
hipertensi dengan tekanan darah sistolik 120 – 139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80 – 89
mmHg, kategori hipertensi tingkat 1 dengan tekanan darah sistolik 140 – 159 mmHg atau
tekanan darah diastolik 90 – 99 mmHg, kategori hipertensi tingkat 2 dengan tekanan darah
sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > 100 mmHg, dan kategori sistolik terisolasi
dengan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik < 90 mmHg. Hipertensi
yang terjadi juga dipengaruhi oleh faktor pemicu lainnya misalnya jenis kelamin, usia, obesitas,
faktor stress, dan aktivitas fisik.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum Pada Ujian Tengah Semester praktikum dietetik penyakit tidak menular
ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara melakukan atau mengatasi diet untuk
asuhan gizi dan juga diet bagi penderita diabetes melitus dan hipertensi
b. Tujuan Khusus
i. Menilai keadaan gizi pasien 
ii. Merumuskan masalah gizi pasien diabetes mellitus, hipertensi, dan retinopati
diabetik
iii. Merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi penatalaksanaan proses asuhan
gizi  terstandar pada pasien berdasarkan diagnosa dokter
iv. Melakukan tindak lanjut pada pasien yang dikelola sendiri 
v. Melakukan usaha pemeliharaan dan peningkatan status gizi 
vi. Mengetahui berbagai macam masalah gizi yang terjadi dan cara mengatasinya
BAB II
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

A. PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELITUS, DAN DIET RENDAH NATRIUM


PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI RETINOPATI
DIABETIK SERTA HIPERTENSI DERAJAT 2
1. Gambaran Umum
Pasien Ny. R berumur 52 tahun dating dengan keluhan badan lemas dan penglihatan kabur pada
mata kiri. Keluhan ini dirasakan sejak seminggu yang lalu. Pasien mengatakan memiliki riwayat
tekanan darah tinggi sejak +- 20 tahun yang lalu dan menderita diabetes melitus sejak +- 2
tahun yang lalu. Pada tahun 2019 pasien mengeluhkan sering buang air kecil saat malam hari,
sering makan namun mudah lapar, serta berat badan yang menurun. Lalu pasien berobat ke
klinik dan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan hasilnya gula darah pasien meningkat. Dua
tahun yang lalu pasien sempat pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Sejak saat itu, pasien mulai
berobat ke rumah sakit untuk konsultasi dengan dokter Spesialis Penyakit Dalam mengenai
penyakitnya. Pasien mengatakan sempat mendapatkan terapi insulin di rumah sakit, namun
pasien mengatakan terdapat keluhan gatal setelah suntik insulin. Dokter mengatakan pasien
alergi terhadap insulin sehingga mengganti insulin dengan 3 jenis obat untuk penyakit kencing
manis pasien yaitu metformin, acarbose, dan glibenklamid.

Satu minggu sebelum pasien datang ke Puskesmas, pasien memiliki keluhan pandangan mata
kiri kabur dan hanya bisa melihat cahaya. Pasien lalu berobat ke RS X dan dinyatakan memilki
penyakit retinopati diabetik dan diberikan obat tetes mata. Pasien mengatakan terdapat Riwayat
hipertensi pada ayah kandung dan adik kandung pasien. Pasien memiliki kebiasaan makan
sehari 3-4 kali. Pasien mengaku sering meminum kopi hitam 2-3 gelas/hari selama ± 7 tahun.
Pasien juga mengaku bahwa hamper setiap hari pasien suka mengonsumsi es sirup atau
minuman manis lainnya. Aktivitas pasien sebagai ibu rumah tangga. Pasien tidak pernah
berolahraga dan tidak pernah mengikuti senam yang diadakan di Posyandu terdekat. Meskipun
pasien saat ini sedang mengonsumsi obat-obatan dan disarankan untuk menjaga pola hidup
sehat oleh dokter, pasien mengaku terkadang masih sering mengonsumsi kopi dan air es sirup.
Pasien juga jarang untuk berolahraga dan melakukan aktivitas ringan di rumah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 55 kg, tinggi badan pasien 155 cm.
IMT pasien 22,8 kg/m2. Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Tekanan darah
170/100 mmHg, nadi 68x/menit, pernapasan 20 kali/menit,dan suhu tubuh pasien 36,4°C. Hasil
pemeriksaan gula darah sewaktu 350 mg/dl. Diagnosis pada pasien adalah diabetes melitus tipe
2 dengan komplikasi retinopati diabetic serta hipertensi derajat 2. Terapi farmakologi dengan
memberikan glibenklamid 5 mg 1x1, metformin 500 mg 3x1, acarbose 100 mg 1x1, lisinopril
10 mg 1x1, Vitrolenta (Potasium Iodide 5 mg + Sodium Iodide 10 mg) tetes mata 3x2 tetes/hari.
Patofisiologi Penyakit

Sumber : Lihat daftar Pustaka


2. Data umum Pasien
Nama : Ny R

Tanggal Masuk Rumah Sakit : N/a

Tanggal Pengkajian Awal Gizi : N/a

Tanggal Lahir : N/a

Usia : 52 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Nomor Rekam Medik : N/a

Diagnosis Medis : Diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi retinopati


diabetic serta hipertensi derajat 2.

3. Skrining Malnutrisi
Tabel 1.1 Malnutrition Screening Tools (MST) Ny. R
No. Parameter Skor
1 Apakah terjadi penurunan berat badan pada 6 bulan terakir?
a. Tidak ada 0
b. 1-5 kg 1
c. 6-10 kg 2
d. 11-15 kg 3
e. >15 kg 4
2 Apakah asupan makan berkurang karena kurang nafsu makan?
a. Ya 1
b. Tidak 0
3 Total skor 0
Tindak lanjut skrining gizi MST :

a. Risiko Ringan (Nilai MST 0-1)

b. Risiko Sedang (Nilai MST ≥2-3)

c. Risiko Tinggi (Nilai MST 4-5)


2. Pasien mempunyai kondisi khusus (DM / kemoterapi / Hemodialisa / Geriatri / Imunitas
menurun / lain-lain sebutkan…

a. Ya (DM tipe 2, Retinopati Diabetic, Hipertensi)

b. Tidak

3. Alergi makanan :

Tidak ada alergi makanan

4. Preskripsi diet :

a. Makanan Biasa

b. Makanan Khusus

5. Tindak lanjut :

a. Perlu asuhan gizi

b. Belum perlu asuhan gizi

4. Proses Asuhan Gizi


a. Pengkajian Gizi
1) Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)

Tabel 1.2 Pengkajian Data Riwayat Ny. R


Domain Data

CH-1 Riwayat Personal


CH-1.1.1 Usia 52 Tahun
CH-1.1.3 Jenis Kelamin Perempuan 
CH-1.1.6 Bahasa Indonesia
CH-1.2.1.8 Immune Tidak ada alergi makanan
CH-1.2.1 Pasien/klien Pasien/klien atau keluarga Riwayat hipertensi pada
keluarga yang berorientasi nutrisi nutrisi medis/ ayah kandung dan adik
riwayat kesehatan kandung pasien
CH-2.2 Perawatan/Terapi 
CH-2.2.2 Riwayat penyakit/operasi Hipertensi sejak +- 20
Tahun Lalu
CH-3 Riwayat Sosial dan Ekonomi
CH-3.1.6 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Os merupakan seorang Ibu Rumah Tangga  berumur 52 tahun , Os memiliki penyakit
Diabetes Melitus Type 2, dan retinopati diabetic serta Os memiliki riwayat penyakit Hipertensi
sejak kurang lebih 20 tahun. Os diberikan obat oral serta tidak diberikan suntik insulin karena
Os memiliki riwayat alergi terhadap insulin.

2) Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)

Tabel 1.3 Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan Ny. R


Domain Data Pasien

FH- Riwayat Makanan 


FH-1.1.1 Total N/a
Asupan Energi

FH-1.2.2.3 Pola Makan sehari 3-4 kali, sering meminum kopi hitam 2-3 gelas/hari
Makan selama ± 7 tahun. Hampir setiap hari pasien suka mengonsumsi es
sirup atau minuman manis lainnya.
FH-1.5.1.1 Total N/a
Asupan Lemak
FH-1.5.3.1 Total N/a
Asupan Protein
FH-1.5.5.1 Total N/a
Asupan
Karbohidrat
FH-7 Aktifitas fisik dan fungsi
FH-7.3 Aktifitas Os merupakan Ibu Rumah Tangga, Os tidak pernah berolahraga dan tidak
pernah mengikuti senam yang diadakan di Posyandu terdekat
FH-3 Pengobatan dan Terapi 
FH-3.1.1 Obat Glibenklamid 5 mg 1x1, metformin 500 mg 3x1, acarbose 100 mg
1x1, lisinopril 10 mg 1x1, Vitrolenta (Potasium Iodide 5 mg + Sodium
Iodide 10 mg) tetes mata 3x2 tetes/hari.
Interaksi Obat dan Makanan

Tabel 1.4 Interaksi Obat dan Makanan Ny. R


Nama Obat Manfaat Efek samping  Interaksi obat dan
makanan
Glibenklamid Glibenklamid Rasa mual, muntah, Tidak disarankan untuk
5 mg 1x1 menstimulasi sel hipoglikemia, puasa saat konsumsi
β Pankreas untuk pusing, glibenklamid karena akan
sekresi insulin tremor, dan meningkatkan risiko
konstipasi terjadinya hipoglikemia
Metformin 500 Bekerja di hati Metformin memiliki Tidak disarankan pada
mg 3x1 menurunkan aksi aktivasi reseptor pasien yang konsumsi
produksi glukosa selektif serotonin tipe suplemen atau produk
hati. Agar tidak 3 yang menyebabkan herbal. Tidak disarankan
merangsang gangguan untuk pasien malnutrisi
sekresi insulin gastrointestinal
Nama Obat Manfaat Efek samping  Interaksi obat dan
makanan
oleh kelenjar seperti mual dan
pankreas muntah
Acarbose 100 Acarbose Flatulen, diare dan Jangan
mg 1x1 menghambat nyeri mengonsumsi minuman
metabolisme perut beralkohol selama
sukrosa menjadi menjalani pengobatan
glukosa dan dengan acarbose karena
fruktosa dapat meningkatkan risiko
terjadinya hipoglikemia
Lisinopril 10 Efek menurunkan Pusing, Sakit kepala, Penggunaan lisinopril pada
mg 1x1 tekanan darah mual dan muntah, malam hari karena sistem
dengan batuk kering renin angiotensin-
mekanisme aldosteron yang merupakan
menghambat target utama mengalami
kerja puncak aktivasi pada
dari angiotensin malam hari, saat waktu
converting tidur
enzyme (ACE)
Vitrolenta Untuk mengatasi Mata merah, iritasi, Penggunaannya harus
tetes mata 3x2 pendarahan pada midriasis (pelebaran dengan resep dokter
tetes/hari vitreous body pupil)

3) Pengkajian Data Antropometri (AD)

Tabel 1.5 Pengkajian Data Antropometri Ny.R

Domain Data Interpretasi


AD-1.1.1 Tinggi 155 cm  - 
AD-1.1.2 Berat 55 kg -
AD-1.1 Berat badan ideal 46,7 kg -
AD-1.1.5 Masa indeks Tubuh 22,8 Normal
kg/m2
AD-1.1.6 Indeks Pertumbuhan Lingkar - -
Pinggang 
Tinggi badan Os yakni 155 cm dan berat badan Os 55 kg. BBI Os adalah 46,7 kg dan IMT Os
adalah 22,8 kg/m  diinterpretasikan Normal.
2

4) Pengkajian Data Biokimia (BD)

Tabel 1.6 Pengkajian Biokimia Ny. R


Domain Data Nilai Satuan Interpretasi
Normal
BD-1.5.1 350 200 mg/dL Tinggi (Diabetes Melitus)
Glukosa
Sewaktu
5) Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)

Tabel 1.7 Pengkajian Klinis/Fisik Ny. R


Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi
PD-1.1.1 Temuan Keseluruhan/Keadaan umum/Keluhan
PD-1.1.1 Temuan Ada Tidak ada Compos Mentis
keseluruhan
PD-1.1.5.24 Mual Tidak ada Tidak ada -
PD-1.1.5.27 Muntah Tidak ada Tidak ada -
PD-1.1.11.5 Sakit kepala Tidak ada Tidak ada -
PD-1.1.5.4 Nyeri perut Tidak ada Tidak ada -
PD-1.1.21 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah  170/100 120/80 mmHg Hipertensi
tingkat II
Denyut Nadi 68 80 - 90 x/ Bradikardia
menit
Laju Pernafasan 20 18-30 x/ Normal
menit
Suhu tubuh 36,4 36-37,5 o
C Normal
(afebris)

Os Tidak mengalami demam dan memiliki kesadaran Composmentis. Os mengalami tidak


mengalami obesitas, Tekanan darah Os yang tinggi menunjukan Os mengalami Hipertensi tingkat II
6 ) Comparative Standard (CS)

Tabel 1.8 comparative standard

Domai Satuan Kebutuhan


n MRS

CS-1.1.1
Estimasi kkal 1661
Kebutuhan
Energi
Total
CS-2.1.1
Estimasi Gram 46,1
Kebutuhan
Lemak
Total
CS-2.2.1
Estimasi Gram 41,5
Kebutuhan
Protein
Total
CS-2.3.1
Estimasi Gram 269,9
Kebutuhan
Karbohidra
t Total
Tidak ada hasil recall 24 jam untuk menunjukkan hasil asupan Os sebelum masuk
rumah sakit apakah normal, dibawah kebutuhan atau diatas normal. Diberikan Diet Diabetes
Melitus x Diet Rendah Natrium dengan frekuensi  5x pemberian (jam 06, 09,12,15,18) saat
masuk rumah sakit sehingga tidak dipengaruhi oleh nafsu makan dari Os.
Tabel 1.9 Perhitungan Kebutuhan Gizi Os Ny. R
Domain Perhitungan Kebutuhan Gizi
CS-1.1.2 Metode Estimasi Harris Benedict : 
Kebutuhan Energi Total RMR : 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)
          : 655 + (9,6 x 55) + (1,8 x 155) - (4,7 x 52)
          : 655 + 528 + 279 - 244,4
          : 1.217,6 kcal
Keb Energi : BMR x FA x FS 
                   : 1.217,6 x 1,55 x 1,1
                   : 2076,0 kkal (x80%)
                   : 1660,8= 1661 kkal
CS-2.1.3 Metode Estimasi Harris Benedict : 
Kebutuhan Lemak Total Keb Lemak 100% = 57,6 gram
Keb Lemak 80% = 25% x 1661/9 = 46,1 gram
CS-2.2.3 Metode Estimasi Harris Benedict : 
Kebutuhan Protein Total Keb Protein 100% = 51,9 gram
Keb Protein 80% = 10%  x 1661/4 = 41,5 gram
CS-2.3.3 Metode Estimasi Harris Benedict :
Kebutuhan Karbohidrat Total Keb Karbohidrat 100% = 337,3 gram
Keb Karbohidrat 80% = 65% x 1661/4 = 269,9 gram 

b. Diagnosis Gizi
a. NB 1.4 Kurang dapat menjaga atau monitoring diri (P) berkaitan dengan kebiasaan
minum minuman manis dan kopi hamper setiap hari (E) ditandai dengan hasil
pemeriksaan gula darah Os meningkat sejak 2019 hingga Os di diagnosis DM Type 2
dan retinopati diabetic(S)
b. NB 1.6 Kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi (P) berkaitan dengan Os yang
terkadang masih sering mengonsumsi kopi dan air es sirup. Os juga jarang untuk
berolahraga dan melakukan aktivitas ringan di rumah (E) ditandai dengan hasil
pemeriksaan gula darah puasa OS yang tergolong tinggi (S)
c. NC 2.1 Utilisasi zat gizi terganggu (P) berkaitan dengan penyakit diabetes yang dialami
Os (E) Ditandai dengan metabolisme glukosa darah yang terganggu sehingga
menghasilkan nilai kadar glukosa darah sewaktu yang mencapai 350 mg/dl(S)
c. Intervensi Gizi
a. Tujuan :
a) Membantu pasien DM memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga agar
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
b) Pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid melalui
i. Menurunkan kadar glukosa mendekati normal dengan menyeimbangkan
asupan makanan dengan insulin 
ii. Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal
iii. Memberi energi cukup untuk mempertahankan berat badan normal
iv. Menangani komplikasi akut retinoic diabetes dan hipertensi
c) Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi optimal
d) Menurunkan tekanan darah mencapai nilai kurang dari 130/80 mmHg bagi pasien
diabetes sebagai langkah preventif terhadap penyakit hipertensi
b. Preskripsi diet :
1. Jenis Diet : Diet Diabetes Melitus x Diet Rendah Natrium / DASH
2. Konsistensi : Makanan Biasa
3. Frekuensi : 5x pemberian (jam 06,09,12,15,18)
4. Jalur : Oral
5. Densitas :-
c. Rencana Edukasi dan Konseling Gizi
1. Tempat : Ruang rawat inap Os
2. Sasaran : Pasien dan keluarga
3. Topik : Edukasi gizi terkait Diabetes Melitus dan Hipertensi
4. Metode : Ceramah dan diskusi 2 arah
5. Alat bantu : leaflet
Materi :
a. Penjelasan tentang diet diabetes mellitus dan diet rendah natrium
b. Penjelasan pentingnya diet yang akan dijalani, jadwal makan, jumlah (porsi), cara
pengolahan.
c. Memberikan edukasi terkait bahan makanan yang dianjurkan, tidak dianjurkan dan
makanan yang dibatasi
d. Memberikan edukasi Os untuk menghabiskan makanannya
d. Koordinasi dan Kolaborasi
Koordinasi : Ahli gizi rawat inap, Ahli gizi MSPM, Pramusaji
Kolaborasi : Perawat, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)

Implementasi
Diberikan diet Diet Diabetes Melitus x Diet Rendah Natrium dengan konsistensi Makanan biasa
dengan kandungan energi 1662.5 kkal, protein 58.5 gram, lemak 48.5 gram, dan karbohidrat
27.3 gram dalam bentuk 3  kali makan utama dan 2 kali selingan.

Tabel 2.1 Distribusi menu sehari


Waktu Makan
Golongan
SP Pagi Selingan1 Selingan 2 Siang Malam
Makanan
4 1 1 1 1
pokok
Pangan 0,5
2,5 1 1
hewani 1
Pangan
4 1 1 1 1,5
nabati
Sayur 5 1,5 2
Buah 3 3
Susu 0
Gula 2 1 1
Minyak 2 1 1

Tabel 2.1 Susunan menu berdasarkan DBMP II


Waktu Bahan Porsi Kandungan Zat Gizi
Menu Berat(g)
makan makanan (sp) E(kkal) KHg) L(g) P(g) Serat(g)

Beras merah 1 100 175 40 0 4 0,3


Dada ayam 1 85 75 0 5 7 0,0
Nasi Merah Tahu 1 30 75 7 3 5 0,0
Pagi + Sup Ayam Kol 0,5 85 12,5 2,5 0 0,5 1,2
dan Tahu Buncis 0,5 50 12,5 2,5 0 0,5 0,8
Wortel 0,5 49 12,5 2,5 0 0,5 0,4
Minyak 1 10 50 0 12 0 0,0

Subtotal menu makan pagi 412,5 54,5 20 17,5 2,7

Singkong 1 100 175 40 0 4 1,3


Selingan I Rebusan
Kacang Tanah 1 100 75 7 3 5 1,0

Subtotal selingan I 250 47 3 9 2,3

Tabel 2.1 Susunan menu berdasarkan DBMP II


Waktu Bahan Porsi Kandungan Zat Gizi
Menu Berat(g)
makan makanan (sp) E(kkal) KH(g) L(g) P(g) Serat(g)

Selingan II Puding Buah Jeruk 1 50 50 0 0 12 0,5

Mangga 1 47,8 50 0 0 12 0,5


Anggur 1 80 50 0 0 12 1,0

Gula Diet 1 10 50 0 0 12 0,0

Subtotal selingan II 200 48 0 0 7,2

Beras Merah 1 100 175 40 0 4 0,3

Dada Ayam 1 85 75 0 5 7 0,0

Kapri 1 50 75 7 3 5 1,4
Nasi Merah
Wortel 0,5 49 12,5 2,5 0 0,5 0,4
Siang + Capcay
Brokoli 0,5 174,6 12,5 2,5 0 0,5 1,6

Pakcoy 0,5 41 12,5 2,5 0 0,5 0,9

Jamur Kuping 0,5 50 12,5 2,5 0 0,5 2,6

Minyak 1 10 50 0 12 0 0,0

Subtotal makan siang 425 57 20 18 7,2

Spagetti
1 100 175 440 0 4 0,9
Singkong
0,5 100 37,5 0 2,5 3,5 0,0
Tongkol
Spagetti 1 50 75 7 3 5 1,4
Malam Tongkol Kapri
Aglio Olio 1 50 25 5 0 1 0,6
Bayam
0,5 80 12,5 2,5 0 0,5 0,7
Brokoli
1 10 50 12 0 0 0,0
Gula Diet

Subtotal makan malam 375 66,5 5,5 14 3,6

Total asupan sehari 1662,5 273 48,5 58,5 17,7

Tingkat ketersediaan (%) 80% 81% 84% 112% 71%

e. Monitoring dan Evaluasi


a. Rencana Monitoring

Tabel 2.2 Rencana Monitoring Ny. R


Monitoring Indikator Metode Target
Pelaksanaan
Asupan Pemberian asupan Recall 24 jam Pemberian asupan makanan sesuai dengan
melalui oral  kebutuhan dimulai dari 80% diberikan
secara bertahap.
Biokimia Pengecekan nilai Pengecekan hasil Menormalkan kadar gula darah puasa
normal lab selama 2
minggu melalui
kontrol gula
darah puasa
Fisik/klinis Tanda vital dan Pemeriksaan Mempertahankan laju pernafasan dan suhu
keadaan Umum tanda vital, tubuh agar tetap dalam keadaan normal.
tekanan darah,
suhu, laju nafas, Menormalkan denyut nadi
denyut nadi.
Menurunkan tekanan darah Os agar
Pemeriksaan kembali normal.
keadaan Umum
Kesadaran
umum
Pengetahuan Pengetahuan Edukasi gizi Pengetahuan Os dan keluarga
& Perilaku terkait gizi dan sebelum pasien meningkat terkait makanan dan zat gizi.
makanan pulang

b. Evaluasi
1. Evaluasi Asupan

Tabel 2.3 Evaluasi data asupan Ny. R


Indikator Hasil Evaluasi
MRS 1 MRS 2 MRS 3
FH-2.1.1 Pesanan Diet Diabetes Melitus +
Diet Diet Rendah Natrium
FH-1.1.1.Asupan 1662,5 Kkal
Energi total
(kkal)
FH-1.5.1.1 Asupan 48,5 gram
Lemak Total
(gram)
FH-1.5.3.1 Asupan 58,5 gram
Protein Total
(gram)
FH-1.5.5.1 Asupan 273 gram
Karbohidrat Total
(gram)
a. Pada monitoring hari pertama diberikan diet berupa :
1. Jenis diet : Diet Diabetes Melitus x Diet Rendah Natrium
2. Konsistensi : Makanan Biasa
3. Frekuensi : 5x pemberian (jam 06, 09,12,15,18)
4. Jalur : Oral
5. Densitas :
Diberikan diet diabetes melitus dan rendah natrium dikarenakan Os memiliki kadar gula darah
yang tinggi serta dalam keadaan hipertensi sehingga perlu asupan agar kadar gula darah dan tekanan
darahnya normal kembali dimana di mulai dari 80% kebutuhan dan diberikan secara bertahap
menuju 100% kebutuhan

Diberikan diet Makanan biasa dikarenakan Os tidak memiliki gangguan makan seperti kesulitan
menelan. Didapatkan hasil asupan Os berupa energi 1662,5 kkal, protein 58,5 gram, lemak 48,5
gram dan karbohidrat 273 gram. Dengan % asupan energi 80% dari kebutuhan, protein 112% dari
kebutuhan, lemak 84% dari kebutuhan, dan karbohidrat 81% dari kebutuhan

Tabel 2.4 Monitoring % Asupan Ny R


Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

MRS hari 1 1662,5 58,5 48,5 273

MRS hari 2

MRS hari 3

Kebutuhan 1661 41,5 46,1 269,9

%Asupan MRS 1 80% 112% 84% 81%

%Asupan MRS 2

%Asupan MRS 3

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Energi Karbohidrat Lemak Protein
Tingkat Kecukupan

Gambar 1.1 Tingkat Kecukupan Gizi Ny. R


Pada hari pertama Os diberikan diet makanan biasa sehingga kebutuhan gizinya dapat terpenuhi
karena Os tidak memiliki gangguan makanan. Penurunan status gizi Os di tahun 2019 terkait Diabetes
mellitus merupakan dampak dari gangguan metabolisme gizi yang diakibatkan asupan makanan dan
karbohidrat tidak masuk sel tubuh melainkan hanya di dalam darah.

2. Evaluasi Biokimia

Tabel 2.5 Evaluasi data biokimia Ny.R


Indikator Nilai Normal Satuan Pengkajian
Hasil Evaluasi
Gizi

BD-1.5 Profil Gula Darah


Gula Darah Sewaktu <200 mg/dL 350 - -
Gula Darah Puasa <90 mg/dL - - -
HbA1c < 5.7 % - - -
BD-1.10 Profil Hematologi
MCH 27-31 pg - - -
Eosinofil 1,0-3,0 % - - -
Neutrofil batang 2,0-6,0 % - - -
Neutrofil segmen 50-70 % - - -
Trombosit 150-400 ribu/uL - - -
Limfosit 20-40 % - - -
BD-1.7 Profil Lipid
HDL <40 Risiko lebih mg/dL
besar ≥600
Normal - - -
LDL <100 Optimal 130-159 mg/dL
batas tinggi 160-189
Tinggi - - -
Trigliserida <200 tidak berisiko mg/dL
200-239 risiko sedang
240 Risiko tinggi - - -
Kolesterol total <150 mg/dL - - -
Sumber : Electronic Health Record RS

Pada pengkajian gizi dimulai diketahui bahwa kadar gula darah puasa OS tergolong tinggi
karena diatas nilai normal, untuk data evaluasi selanjutnya tidak diketahui dalam soal

3. Evaluasi Fisik/Klinis

Tabel 2.6 Evaluasi data fisik/klinis Ny. R


Data klinis/fisik Nilai Normal Pengkajian awal Intervensi Gizi

PD-1.1.1 Temuan Keseluruhan/Keadaan umum/Keluhan

PD-1.1.4.5 Dyspnea Tidak ada Tidak ada


PD-1.1.5.9 Konstipasi Tidak ada Tidak ada

PD-1.1.5.11 Diare Tidak ada Tidak ada

PD-1.1.5.24 Mual Tidak ada Tidak ada

PD-1.1.5.27 Muntah Tidak ada Tidak Ada

PD-1.1.6 Edema Tidak ada Tidak Ada

PD-1.1.11.5 Sakit Kepala Tidak ada Tidak Ada

PD-1.1.19.3 Disfagia Negatif Tidak Ada

PD-1.1.21 Tanda-Tanda Vital :


Tekanan darah (mmHg) 120/80 170/100

Laju Pernafasan 80-90 20


(x/menit)
Denyut nadi (x/menit) 80 - 90 Bradikardia

SaO2 (%) 95-100 Tidak Ada

Suhu (oC) 36-37,5 36,4

Pada hari pertama monitoring tekanan darah Os 170/10 mmHg dimana termasuk kedalam
Hipertensi tingkat 2, laju pernafasan, denyut nadi, dan suhu termasuk kedalam normal. Untuk data
SaO2 tidak diketahui

4. Evaluasi Pengetahuan dan Perilaku


Dilaksanakan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien sebagai berikut :
a. Mengedukasi awal kepada keluarga tentang diet saat ini yang diberikan dan aturan di rumah
sakit seperti tidak memberikan makanan luar rumah sakit serta penyimpanan makanan
penunggu pasien
b. Memotivasi OS dan keluarga untuk menghabiskan makanan di rumah sakit
c. Mengedukasi Os dan Keluarga untuk menjalankan Anjuran Diet yang sudah diberikan
Kesimpulan :
Ny. R dengan diagnosis gizi NB 1.4 kurang menjaga dan monitoring diri, NB 1.6 Kurang patuh
mengikuti rekomendasi gizi, NC 1.6 Utilisasi zat gizi terganggu. Pada hari pertama monitoring
diberikan diet Diabetes mellitus dan diet rendah natrium dengan konsistensi makanan biasa untuk
memenuhi kebutuhan gizi Ny. R. Serta pemberian diet dilakukan secara bertahap dimulai dari 80%
kebutuhan Ny. R

Saran :
Pemantauan data biokimia Os perlu dilengkapi, seperti pemeriksaan HbA1C serta Gula darah Puasa
untuk memperkuat diagnosis dan mengetahui perubahan yang terjadi saat intervensi dilakukan.
Serta koordinasi dengan perawat dan terapi wicara mengenai kondisi fisik klinis yang berkaitan
dengan gizi. Os harus terus dimotivasi agar adanya peningkatan asupan dapat berjalan sempurna
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peniliaian status gizi pasien menggunakan pengukuran antropomteri dari berat badan,
tinggi badan dan IMT sedangkan skrining menggunakan Malnutrition Screening Tools (MST)
pada pasien dewasa. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara pasien dan keluarga serta
penggalian data pasien untuk menegakkan diagnosis gizi pasien. Diagnosis gizi diberikan
dengan melihat domain gizi yaitu asupan, klinis dan perilaku dengan mempertimbangkan
kondisi dan riwayat pasien. Intervensi dilakukan dengan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap asupan, biokimia, fisik/klinis, pengetahuan dari pasien.

B. SARAN
Masih diperlukan pengkajian data biokimia serta data riwayat asupan gizi yang belum
tercantum. Berkoordinasi dengan perawat, dokter penanggung jawab pasien (DPJP) dan juga
terapi wicara mengenai kondisi fisik klinis yang berkaitan dengan gizi. Pemberian pengetahuan
tentang gizi juga harus diberikan kepada keluarga yang menunggu untuk tidak diberikan
makanan dari luar rumah sakit. Pasien juga harus sering diberikan motivasi untuk menghabiskan
makanan.
DAFTAR PUSTAKA

RISKESDAS. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Kementeri Kesehat Republik Indones. 2018;
Kemenkes. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. p. 1–165.
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Jakarta: Kementrian
Kesehatan Indonesia; 2014.
Hardinsyah & Supariasa. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2016.
Kementrian Kesehatan RI. DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013. Kementeri Kesehat
Republik Indones. 2013;2008:1–70
Stella, M., Prihatningtias, R., & Wildan, A. (2016). Perbedaan Skor Buta Warna pada Pasien Retinopati
Diabetika Sebelum dan Sesudah Laser Panretinal Photocoagulation. DIPONEGORO MEDICAL
JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO), 5(4), 1225-1234
Kadir, A. (2018). Hubungan patofisiologi hipertensi dan hipertensi renal. Jurnal Ilmiah Kedokteran
Wijaya Kusuma, 5(1), 15-25
HANIF, A. (2017). HUBUNGAN SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH
PUASA DAN 2 JAM POST PRANDIAL PASIEN DIABETES MELLITUS TYPE 2 (Doctoral
dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Utami, A. N., Hakim, L., & Pramantara, I. D. P. PERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN
DARAH SETELAH PEMBERIAN LISINOPRIL MALAM ATAU PAGI HARI. JURNAL
MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy
Practice), 4(3), 151-158
Achmad, A. (2017). Kejadian Efek Samping Potensial Terapi Obat Anti Diabetes Pada Pasien Diabetes
Melitus Berdasarkan Algoritme Naranjo. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 2(2), 45-50.%
Prawitasari, D. S. (2019). Diabetes melitus dan antioksidan. KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan
Kedokteran, 1(1), 48-52.
Hestiana, D. W. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam pengelolaan diet
pada pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe 2 di Kota Semarang. JHE (Journal of Health
Education), 2(2), 137-145.
Mokolomban, C. (2018). Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Disertai
Hipertensi Dengan Menggunakan Metode MMAS-8. Pharmacon, 7(4).
Yusran, M. (2017). Retinopati Diabetik: Tinjauan Kasus Diagnosis dan Tatalaksana. JURNAL
KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG, 1(3), 578-582.
Dewi, P. N., Fadrian, F., & Vitresia, H. (2019). Profil Tingkat Keparahan Retinopati Diabetik Dengan
Atau Tanpa Hipertensi pada di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2),
204-210. Heryawan, L. (2017). Deteksi Dini Retinopati Diabetik dengan Pengolahan Citra
Berbasis Morfologi Matematika. IJCCS (Indonesian Journal of Computing and Cybernetics
Systems), 11(2), 209-218.

Anda mungkin juga menyukai