PBL MSPMRS
(MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH
SAKIT)
DI RS TIDAR KOTA MAGELANG
Disusun oleh :
Reina Magfirah Mokoginta (19120006)
Eksanti (19120055)
Yesin (19120061)
Devita Nur Safitri (19120077)
Amelia (19120080)
Anifa Putriantiwi Damanik Ambarita (19120137)
LAPORAN KELOMPOK
PBL MSPMRS
(MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH
SAKIT)
DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG
Disusun oleh :
Reina Magfirah Mokoginta (19120006)
Eksanti (19120055)
Yesin (19120061)
Devita Nur Safitri (19120077)
Amelia (19120080)
Anifa Putriantiwi Damanik Ambarita (19120137)
Mengetahui,
Pembimbing Lahan Kepala Instalasi Gizi
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Belajar Lapangan
(PBL) ini tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang kami peroleh selama
melaksanakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di RSUD Tidar Magelang
Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) yang telah kami susun ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mahasiswa sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) di dunia perkuliahan yang berkaitan dengan
manajemen sistem penyelenggaraan makanan rumah sakit (MSPMRS).
Dengan ini kami menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan
baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam kegiatan Praktek Belajar
Lapangan (PBL) maupun dalam penyusunan laporan ini, yaitu :
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................6
B. Organisasi......................................................................................................8
BAB II...................................................................................................................17
B. Analisis Tata Letak / Lay Out Dan Tata Letak Laksana Ruang Pengolahan
Instalasi Gizi Rumah Sakit.................................................................................19
BAB III..................................................................................................................68
A. Kesimpulan.................................................................................................68
B. Saran............................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
LAMPIRAN..........................................................................................................70
BAB I
GAMBARAN UMUM LAHAN PRAKTIK
A. GAMBARAN UMUM LAHAN PRAKTIK
Setelah itu pada tahun 2012 RSUD Tidar Kota Mgelang meraih
sertifikasi penuh akreditasi 16 pelayanan, pada tahun 2016
terakreditasi paripurna versi KARS 2012. Selanjutnya pada tahun 2019
RSUD Tidar Magelang meraih terakreditasi paripurna versi SNARS
edisi 1. Dan tahun 2022 RSUD Tidar Magelang di tetapkan menjadi
RSP SATELIT kemnkes.
Untuk jumlah tenaga kerjadi instalasi gizi RSUD Tidar Magelang yaitu
ahli gizi ada 11 orang, pramusaji 26 orang, pengolahan 21 orang dan
cleaning service 1 orang. Jadi total tenaga kerja di instalasi RSUD Tidar
Kota Magelang sebanyak 59 orang.
Uraian Jabatan
Sesuai dengan SK Direktur RSUD Tidar Kota Magelang Nomor :
35.22/SK/RSUD/III/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Pelayanan Gizi di
RSUD Tidar Magelang, uraian tugas di instalasi gizi sebagai berikut :
1. Kepala instalasi gizi
Tugas Kapala Instalasi Gizi :
a. Menyelenggarakan kegiatana pelayanan gizi sesuai dengan standart
yang ditetapkan oleh kebijakan Rumah Sakit Melalui sumber daya
yang tersedia secara efektif, efisien dan produktif.
b. Merencanakan program kegiatan di Instalasi Gizi
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kinerja
staf Instalasi Gizi
d. Menyusun indikator mutu pelayanan gizi, memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
e. Menyusun jadwal kegiatan di Instalasi Gizi
f. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan ke atasan langsung
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
h. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan gizi sesuai dengan standart
yang ditetapkan oleh kebijakan
2. Ka.Sub. Pengadaan Makanan
a. Mengumpulkan data tentang peraturan – peraturan makan rumah
sakit, peralatan dan perlengkapan dapur, jenis dan jumlah pegawai,
macam bahan makanan setempat , musim, biaya yang tersedia,
susunan siklus menu, standar makanan, penyusunan bahan
makanan, jumlah hari pelayanan dan hari libur/hari besar.
b. Menyusun siklus menu
c. Menyusun daftar jenis bahan makanan sesuai siklus menu dan
standar diit yang ada
d. Menghitung kebutuhan bahan makanan
e. Melakukan pemesanan bahan makanan
f. Melakukan koordinasi dan melaporkan pekerjaan kepada Atasan
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan
h. Membuat kecukupan gizi pasien dirawat secara umum
i. Mengkonversi kecukupan gizi ke dalam bahan makanan
j. Membuat standar makanan rumah sakit menurut tingkat kepadatan
untuk pasien dewasa dan anak
k. Membuat standar makanan / diit khusus pasien dewasa & anak
l. Membuat standar porsi, standar resep dan standar bumbu
m. Mengumpulkan data tentang perkembangan baru dalam hal dapur
rumah sakit, tata letak, tata arus kerja, secara fisik, peralatan dan
perlengkapan kerja
n. Melakukan inventarisasi seluruh kegiatan persiapan, pengolahan
dan penyaluran makanan
o. Melakukan bimbingan kerja terhadap petugas, pramumasak,
pramusaji dan pramuruang
3. Koordinator pengadaan dan pengawas produksi makanan
a. Mengumpulkan data tentang jenis diit, peraturan – peraturan
makan rumah sakit, macam orang yang dilayani, peralatan dan
perlengkapan dapur, jenis dan jumlah pegawai, macam bahan
makanan setempat, musim, biaya yang tersedia, susunan siklus
menu, standar makanan, penyusunan bahan makanan, jumlah hari
pelayanan dan hari libur / hari besar
b. Mengumpulkan resep makanan
c. Membuat menu rincian
d. Membuat daftar usulan kegiatan
e. Melakukan pemesanan bahan makanan basah dan sncak
f. Mencatat semua permintaan makanan dari RRI dan pegawai
g. Mencatat penerimaan bahan makanan
h. Mencatat pemakain bahan makanan
i. Mencatat pelaksanaan penyedian, pengolahan dan penyaluran
makanan pasien
j. Mengecek permintaan makanan dari ruang perawatan
k. Mengawasi peracikan bahan makanan
l. Mengawasi persiapan makanan
m. Mengawasi pengolahan makanan baik di dapur umum / diit
n. Mengawasi pengolahan air minum
o. Mengawasi persiapan buah
p. Mengawasi penataan makanan
q. Mengawasi penataan buah
r. Mengawasi penataan minum
s. Mengawasi dan membantu distribusi makanan / diit
t. Mengawasi distribusi minuman dan buah
u. Mengawasi pramusaji yang mendistribusikan diit ke ruangan
v. Membuat laporan kegiatan pengawas pada shift itu
4. Ka.Sub.Asuhan Gizi
a. Mengumpulkan data tentang pengolahan,umur,jenis kelamin dan
jenis penyakit pasien yang dirawat,kebiasaan makan, peraturan-
peraturan makan rumah sakit.
b. Menganalisa data dan membuat kecukupan gizi pasien yang
dirawat secara umum.
c. Membuat daftar usulan kegiatan.
d. Melakukan anamnesa gizi
e. Menganalisa data pasien.
f. Merumuskan diagnosis gizi/masalah diet pasien.
g. Membuat rencana penyuluhan gizi.
h. Merinci kegiatan yang akan dilaksanakan di rawat inap.
i. Membuat daftar intervensi gizi sesuai dengan kondisi pasien.
j. Mengecek makanan atau diet disesuaikan dengan kondisi pasien.
k. Melakukan penyuluhan & konsultasi gizi kepada pasien dan
keluarganya serta anggota tim kesehatan lain.
l. Mencatat hasil anamnesa gizi dan penyuluhan/konsultasi gizi
kepada pasien di dokumen medik.
m. Melakukan kerja sama dengan tim kesehatan dan petugas di ruang
rawat inap.
n. Melaksanakan kunjungan keliling/visite kepada pasien untuk
mengevaluasi permintaan makanan bersama tim kesehatan lain.
o. Membaca dokumen medik untuk mengetahui kemajuan pasien.
p. Mencatat hasil monitoring dan evaluasi pasien pada dokumen
medik.
q. Melakukan pencatatan & pelaporan pelayanan Gizi di Instalasi
Rawat Inap.
r. Menyiapkan sarana & peralatan.
9. Administrasi Pengadaan
a. Mengecek buku operan pengawas produksi.
b. Mengecek kekurangan maupun sisa produksi makan shift
sebelumnya.
c. Menghitung jumlah pasien yang dilayani, baik pasien dengan diit
biasa/khusus.
d. Menghitung kebutuhan bahan makanan pasien dan pengawai.
e. Menghitung kebutuhan bumbu sesuai standar bumbu&jumlah
pasien.
f. Menyiapkan bahan makanan yang akan diolah.
g. Menimbang/ menyiapkan bumbu sesuai standar & jumlah
kebutuhan
h. Mengecek kembali distribusi diit pasien di ruangan.
i. Menyiapkan makanan pengganti bila ada penambahan hari.
j. Menyiapkan bahan makanan yang akan diolah di pagi hari.
k. Mengawasi kebersihan dapur, alat masak dan alat makan pasien.
10. Pramumasak
a. Mengecek menu yang akan dimasak untuk hari tersebut.
b. Mengecek dan mengambil bahan makanan ke gudang untuk
pengolahan.
c. Melakukan persiapan dan pembuatan bumbu.
d. Melakukan pencucian sayuran.
e. Melakukan pengolahan sayuran.
f. Melakukan pencucian lauk hewani .
g. Melakukan pemotongan lauk hewani.
h. Melakukan pemotongan lauk nabati.
i. Melakukan pengolahan lauk nabati.
j. Mencuci beras.
k. Melakukan pemasakan nasi.
l. Mencuci beras dan persiapan tepung.
m. Melakukan permasakan bubur.
n. Melakukan penataan makan pasien.
o. Melakukan penataan minum diit cair pagi.
p. Mengecek penataan makanan pada diit yang sudah dipersiapkan.
q. Melaksanakan serah terima makan pagi dengan pramusaji.
r. Melaksanakan penataan snack psien.
s. Melaksanakan serah terima snack kepada pramusaji.
t. Melaksanakan persiapan bahan makanan untuk shift selanjutnya.
u. Menerima dan mengecek alat makan dari pramusaji.
v. Mencuci alat masak dan alat makan.
w. Membuat laporan sebagai operan kepada pramu masak shift
berikutnya.
11. Pramusaji
a. Mengambil sisa makanan malam pasien di ruang perawatan.
b. Mencuci alat makan kotor sisa makan malam pasien.
c. Mengeringkan alat makan pasien.
d. Menata alat makan pasien di ruang distribusi.
e. Memidahkan alat makan yang sudah terisi ke pengadaan makanan
trolly.
f. Membagi makan pagi pasien diruangan.
g. Mengambil sisa makanan pagi pasien di ruang perawatan.
h. Mencuci alat makan kotor sisa makan pasien.
i. Mengeringkan alat makan pasien.
j. Menata alat makan pasien dii ruang distribusi.
k. Memindahkan alat makan yang sudah terisi k pengadaan makanan
trolly alat makan pasien.
l. Membagi makan siang pasien di ruangan.
a. Ahli Gizi
11 x 6.30 x 365
=
339 x 6
= 12,43
= 13 orang
b. Pramusaji
Beban Kerja dalam 1tahun
Kebutuhan Tenaga=
Waktu kerja yang tersedia /1 tahun
26 x 6.30 x 365
=
339 x 6
= 29,39
= 30 orang
c. Pengolahan
Beban Kerja dalam 1tahun
Kebutuhan Tenaga=
Waktu kerja yang tersedia /1 tahun
Σ Karyawan X jam kerja X 365 hari
=
Σ hari efektif X Σjam kerja efektif
21 x 6.30 x 365
=
339 x 6
= 23,74
= 24 orang
Menurut perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan
Indikator Staffing Needs (ISN) untuk Kebutuhan Ahli gizi 13
orang, sedangkan tenaga kerja Ahli gizi yang ada di RSUD Tidar
11 orang. Menurut standar perhitungan kebutuhan tenga kerja,
pada bagian Ahli gizi Tidar masih kurang 2 orang untuk bisa
memenuhi persyaratan standar perhitungan kebutuhan tenaga.
Pramusaji di RSUD Tidar sebanyak 26 orang, untuk perhitungan
kebutuhan tenaga kerja sebanyak 30 orang. Perhitungan kebutuhan
tenaga kerja ini sudah sesuai standar, sehingga untuk RSUD Tidar
masih kurang 4 orang, karena standar tenaga kerjanya adalah 30
orang.
RSUD Tidar mempunyai satu bagian lagi di bidang
Instalasi Gizi yaitu Pengolahan. Pada pengolahan ini terdapat 21
tenaga kerja, untuk hasil standar kebutuhan tenaga kerja sebanyak
24 orang,
Bisa disimpulkan bahwa Instalasi Gizi RSUD Tidar belum
memenuhi standar kebutuhan tenaga kerja yang sesuai, seperti
hasil perhitungan di atas yang terdiri dari Ahli gizi, Pramusaji dan
Pengolahan, masih kurang sehingga beban kerja tenaga yang di
RSUD sangat berat.
B. Analisis Tata Letak / Lay Out Dan Tata Letak Laksana Ruang
Pengolahan Instalasi Gizi Rumah Sakit
Penerimaan &
Penyimpanan
Bahan (3)
Pengadaan
Bahan (2)
Pelayanan
makanan
pasien (7)
Perencanaan
Menu (1)
Persiapan &
Penyajian
(4)
Distribusi
makanan
(5)
Penyajian makanan di
ruang (6)
Kontainer √ -
Troli √ -
APAR √ -
2. Ruang Freezer √ -
penyimpanan BM Lemari pendingin √ -
basah
Kontainer √ -
Tibangan kapasitas √ -
20-100 kg
Kereta angkut √ -
Pengusir tikus √ -
elektrik
3. Ruang Lemari beras √ Kontainer beras
penyimpanan BM Rak atau palet atau √ -
kering lemari penyimpanan
BM
Timbangan kapasitas √ -
20-100 kg
Pengusir tikus √ -
elektrik
Kereta angkut √ -
Mesin pemarut √ -
kelapa berdinamo
Saringan kelapa √ -
kapasitas 20 kg
Blender √ -
Bak cuci √ -
Mixer √ -
Timbangan meja √ -
Telenan √ -
Rak-rak makanan √ -
Rice cooker √ -
kapasitas 30
kg
Oven √ -
Mixer √ -
Blender √ -
Pisau dapur √ -
Sendok sayur √ -
Sodet √ -
Talenan √ -
Saringan teh √ -
2 kg
Mesin penggiling √ -
tangan atau manual
Serbet √ -
Cempal √ -
Cetakan nasi √ -
Lemari es √ -
Meja pemanas √ -
Pemanggang sate √ -
Toaster √ -
Meja kerja √ -
Bangku √ -
Bak cuci √ -
Kereta dorong √ -
Kereta warme √ -
Penjepit makanan √ -
Sarung tangan √ -
Piring makan √ -
Gelas minum √ -
Mangkok sayur √ -
Cangkir tertutup √ -
Tempat telur √ -
Kertas label √ -
Alat tulis √ -
Panci alumunium √ -
Tungku uap √ -
Meja √ -
Pemanas √ -
Rak-rak √ -
penyimpanan botol
susu
Peralatan Kecil:
Termos √ -
Blender √ -
Gelas ukur √ -
Sendok makan √ -
Sendok teh √ -
Panci kecil √ -
bertangkai diameter
15 cm
Piring dan gelas √ -
Mangkok √ -
Baskom plastik √ -
Kocokan susu √ -
Serbet √ -
Cempal √ -
Sikat botol √ -
Timbangan susu √ -
kapasitas 2 kg
Sterilisator √ -
Mixer √ -
kebersihan
Ember plastik √ -
kapasitas 30 liter
Baskom plastik √ -
kapasitas 30 liter
Perlengkapan √ -
kebersihan (sapu,
sikat, lap)
Alat atau kain untuk √ -
pel
Vakum cleaner √ -
Meja √ -
Kursi √ -
Masker √ -
Clemek √ -
Kursi √ -
Kursi √ -
Komputer √ -
Rak buku √ -
Bak air √ -
9. Pendistribusian Makanan
Kegiatan distrubusi makanan merupakan kegaitan akhir dari proses
penyelenggaraan makanan. Distribusi makanan memiliki 2 kegiatan
inti yaitu pembagian (pemorsian) makanan dan penyampaian makanan
sampai ke pasien. Pemorsian adalah suatu cara atau proses mencetak
makanan sesuai dengan porsi yang telah ditetapkan. Sedangkan
penyampaian makanan perlu dipastikan proses menerima tepat waktu
dan sesuai dengan jenis diit (Wayansari, 2018).
Proses distrubusi makanan di Instalasi Gizi RSUD Tidar Magelang
menggunakan sistem sentralisasi. Dimana proses tersebut makanan
yang dibagi dan disajikan dalam alat makan di ruang produksi
makanan. Waktu pendistribusian makanan di instalasi gizi terbagi dari
makan pagi jam 06.00 – 07.15 WIB, selingan pagi 09.00 – 10.00 WIB,
makan siang 11.00 – 12.00 WIB, selingan sore 15.00 – 16.00 WIB,
dan makan sore 16.30 – 18.00. waktu pemberian makanan tersebut
sudah sesuai dengan waktu makan dalam sehari yaitu 3 kali makanan
utama dan 2 kali makan selingan. Alat pendistribusian di instalasi gizi
menggunakan troli. Untuk troli makanan ada 2 macam yaitu troli
terbuka dan tertutup. Troli terbuka untuk pengembalian alat makan dan
sisa makanan pasien dan troli tertutup untuk membawa makanan ke
pasien setiap makan pagi, selingan pagi, siang, selingan sore dan
malam. Pada distribusi makanan diberikan label, etiket, jenis diet
untuk pasien agar tidak tertukar dan mudah membagikan makanan ke
pasiennya. Pada penerapan ini sudah dilakukan pada sistem
pendistribusian di instalasi gizi RSUD Tidar Magelang,
Di dalam proses pendistribusian ada permorsian. Permorsian ini
biasanya disiapkan oleh petugas pengolahan dan ahli gizinya untuk
mencetak porsi makan sesuai jenis diet, standar makanan, dan dikemas
melalui tempat yang sudah disiapkan oleh petugas distribusi makanan
dan kemudian makanan diantar ke pasien dengan ketepatan waktu
misalnya waktu makan pagi, siang, dan malam. Setelah disiapkan
dengan jumlah pasien, jenis diet maka akan di bagikan ke pasien dan
petugas pramusaji menyampaikan makanan ke pasien untuk diet yang
telah ditetapkan.
Pada waktu makan selesai, petugas akan kembali datang untuk
mengambil piring dan membereskan makanan yang sudah dikomsumsi
oleh pasien.
2. Hygiene Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit
dan/atau
Gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan ini
diselenggarakan melalui upaya penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian, yang dilakukan terhadap lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Salah
satu tempat dan fasilitas umum tersebut adalah rumah sakit.
Berikut beberapa aspek yang harus diperhatikan terkait hygiene
lingkungan pada instalasi gizi :
a.) Lantai
Berdasarkan Keputusan Meteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1098/ Menkes/SK/VII/2003 lantai rapat air dan halus,
kelandaian cukup, tidak licin dan mudah dibersihkan.
b.) Sesuai dengan 10 keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 1098/ Menkes/ SK/ VII/ 2003, bahwa:
Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering / tidak
menyerap air dan mudah dibersihkan.
Bila permukaan dinding kena percikan air maka setinggi 2
(dua) meter dari lantai dilapisi bahan kedap air yang
permukaannya halus, tidak menahan debu dan berwarna
terang.
Dinding harus dapat memantulkan cahaya yang cukup bagi
ruangan. Semua kabel dan pipa atau instalasi pipa uap harus
berada dalam keadaan terbungkus atau tertanam dalam
instalasi atau dinding.
c.) Ventilasi
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/ Menkes/ SK/
VII/ 2003, persyaratan ventilasi adalah sebagai berikut:
Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus
dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan
nyaman.
Sejauh mungkin ventilasi harus cukup (+ 20% dari luas
lantai), untuk : mencegah udara dalam ruangan terlalu
panas, mencegahterjadinyakondensasiuap air atau lemak
pada lantai, didingataulangit-langit. Membuangbau, asap
dan pencemaran lain dariruangan.
d.) Pencahayaan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 715/
Menkes/ Sk/ V/ 2003, bahwa :
Intensitas cahaya harus cukup untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan
secra efektif.
Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat
mencuci tangan, intensitas pencahayaan sedikitnya 200 lux
pada titik 90cm dari lantai.
Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan
distribusinya tidak menimbulkan bayangan.
Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter
(foot candle meter).
e.) Plafon /langit – langit
Persyratan langit- langit berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 098/Menkes/SK/VII/2003 bahwa :
Bidang langit – langit harus mentupi atap bangunan,
Permukaan langit - langit rata, berwarna terang dan mudah
dibersihkan,
Tinggi langit – langit tidak kurang dari 2,4 meter di atas
lantai dan tidak terdapat lubang’.
3. Hygiene Makanan
a.) Tempat penyimpanan bahan makanan
Ruangan penyimpanan bahan makanan terbagi dua jenis yaitu,
penyimpanan bahan makanan kering dan bahan segar. Luas tempat
pendingin bahan makanan tergantung pada jumlah bahan makanan
yang akan disimpan, cara pembelian bahan makanan, frekuensi
pemesanan bahan. Suhu dan lama penyimpanan bahan makanan
kering dan segar daging, ikan, udang dan hasil olahnya
b.) Peralatan Pengolahan dan Distribusi
Peralatan pengolaha npangan yang kotor dapat mencemari pangan
oleh karena itu peralatan harus dijaga agar selalu tetap bersih. Hal
yang dapat dilakukan untuk menghindari pencemaran pangan dari
peralatan yang kotor dapat dinyatakan menurut Departemen
Kesehatan RI (2003: 27) sebagai berikut : Gunakanlah peralatan
yang mudah dibersihkan. Peralatan yang terbuat dari stainless steel
umumnya mudah dibersihkan. Karat dari peralatan logam dapat
menjadi bahaya kimia dan lapisan logam yang terkelupas dapat
menjadi bahaya fisik jika masuk kedalam pangan. Peralatan
distribusi yaitu kereta dorong dan plato stainless steel. Kereta
dorong harus terbuat dari bahan khusus yang bersih, anti karat,
mudah dibersihkan permukaan dalamnya dan tertutup.
Keselamatan kerja
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar factor-fakto produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancer tanpa hambatan.
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
LOKASI, PENCAHAYAAN
BANGUNAN, FASILITAS 7. Pencahayaan sesuai dengan 1 0
1. Halaman bersih, rapi, tidak 1 1 kebutuhan dan tidak
becek, dan berjarak menimbulkan bayangan.
sedikitnya 500 meter dari Kuat cahaya sedikitnya10
sarang lalat/tempat fc pada bidang kerja.
pembuangan sampah, serta PENGHAWAAN
tidak tercium bau busuk
0
atau tidak sedap yang 8. Ruang kerja maupun 1
berasal dari sumber peralatan dilengkapi
pencemaran ventilasi yang baik sehingga
2. Konstruksi bangunan kuat, 1 1 Terjadi sirkulasi udara dan
aman, terpelihara, bersih tidak pengap.
dan bebas dari barang-
AIR BERSIH
barang yang tidak berguna
Atau barang sisa. 9. 5 5
Sumber air bersih aman,
3. Lantai kedap air, rata, tidak 1 1 jumlah cukup dan
licin, tidak retak, ter pelihara Bertekanan
dan mudah dibersihkan. AIR KOTOR
4. Dinding dan langit-langit 1 1 10. 1 1
Pembuangan air limbah
dibuat dengan baik,
dari dapur, kamar
Terpelihara dan bebas dari
mandi,WC dan saluran air
debu (sarang laba – laba)
hujan lancar, baik dan tidak
5. Bagian dinding yang kena 1 1 menggenang.
percikan air dilapisi bahan
Kedap air setinggi 2 (dua) FASILITAS CUCI
meter dari lantai TANGAN DAN TOILET
6. Pintu dan jendela dibuat 1 1 11 3 3
jumlah cukup, tersedia
dengan baik dan kuat. Pintu sabun, nyaman dipakai dan
dibuat menutup sendiri, mudah dibersihkan.
membuka kedua arah dan
dipasang alat penahan lalat
dan bau. Pintu dapur
membuka kearah luar.
BOBOT
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
PEMBUANGAN PERLINDUNGAN
SAMPAH MAKANAN
12. Tersedia tempat sampah 2 2 20. Penanganan makanan 5 5
yang cukup, bertutup, anti yang potensi berbahaya
lalat, kecoa, tikus dan pada suhu, cara dan
dilapisi kantong plastic waktu yang memadai
yang selalu diangkat selama penyimpanan
setiap kali penuh peracikan, persiapan
RUANG penyajian dan
PENGOLAHAN pengangkutan makanan
MAKANAN serta melunakkan
1 makanan beku sebelum
13. Tersedia luas lantai yang 1
dimasak (thawing).
cukup untuk pekerja pada
21. Penanganan makanan 4 4
bangunan, dan terpisah
dengan tempat tidur atau yang potensial
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
suhu.
74
JUMLAH
42. Air kran bertekanan 15 psi. 2
43 Lemari penyimpanan
dingin tersedia untuk 4
32. 1
Saluran pembuangan limbah
tiap jenis bahan
dapur dilengkapi dengan
dengan suhu yang
penangkap lemak (grease
sesuai dengan suhu
trap)
yang sesuai
kebutuhan.
JUMLAH 100
3. Siklus Menu
Siklus menu adalah menu yang berbeda setiap hari dan akan berulang
setelah beberapa hari atau minggu. Siklus menu ini terbagi menjadi 2 yaitu
siklus pendek dan siklus panjang. Siklus pendek biasanya dirancang untuk
layanan makanan yang melayani individu dalam waktu singkat biasanya
siklus ini berdurasi 1 hingga 2 minggu. Contoh yang menggunakan siklus
menu pendek adalah rumah sakit untuk pasien yang tinggal selama
seminggu atau kurang. Sedangkan siklus panjang biasanya dirancang untuk
layanan makanan yang melayani indivisu dalam jangka waktu panjang dan
biasanya siklus ini berdurasi 3 hingga 4 minggu atau sampai 1 tahun. Salah
satu manfaat dari siklus menu ini adalah penghematan waktu dalam
perencanaan menu. Dimana siklus menu teridi dari siklus siklus 5, 7, 10
hari, dll) dan kurun waktu penggunaan (untuk waktu 6 bulan atau 1 tahun).
Siklus menu kayak cuma hitungannya aja buat berapa hari.
B/T/N Rp.86.000.00
Diit Rp.57.000.00
B/T/N Rp.86.200.00
Diit Rp.57.600.00
B/T/N Rp.75.200.00
Diit Rp.57.600.00
Cair Rp.32.200.00
TKTP Rp.63.600.00
B/T/N Rp.59.200.00
Diit Rp.57.600.00
Cair Rp.32.200.00
TKTP Rp.63.600.00
B/T/N Rp.49.000.00
Diit Rp.57.600.00
Cair Rp.32.200.00
TKTP Rp.63.600.00
B/T/N Rp.49.000.00
Diit Rp.57.600.00
Cair Rp.32.200.00
B. Saran