Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS DIETETIK I

LOW BACK PAIN, ISCHIALGIA DAN HIPERLIPIDEMIA

Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD

Disusun oleh :

Fanny Tiurma Osara 22030117130081

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2019
I. LATAR BELAKANG
Tn. Y berusia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri punggung serta
kaki tidak bisa digerakkan. Riwayat penyakit terdahulu menurut pengakuan Tn.Y adanya
pengapuran tulang. Hasil diagnosis medis Tn.S menderita Low Back Pain, Ischialgia dan
Hiperlipidemia. Anamnesa riwayat makan diketahui bahwa Tn.Y mempunyai pola makan 3x
sehari. Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi dengan takaran 2 centong setiap
kali makan. Tn.Y menyukai sayur seperti pecel dan wortel untuk makan sehari-harinya
dengan frekuensi 3 kali seminggu. Lauk yang sering dikonsumsi adalah ikan lele, ikan kutuk,
tahu dan tempe sebanyak 2 kali seminggu dan pengolahan kebanyakan di goreng. Buah yang
sering dikonsumsi oleh Tn.Y adalah jeruk dan tomat, karena harganya yang murah. Namun
hanya dikonsumsi 1 kali per minggu. Semenjak sakit, Tn.Y menghindari daging kambing dan
makanan asin. Dalam sehari Tn.Y dapat menghabiskan > 8 gelas per hari air putih. Riwayat
merokok 1 hari menghabiskan 2 bungkus.
Tn.Y pada awal masuk rumah sakit hanya menghabiskan sedikit makan pagi, siang
dan sore, terutama karbohidrat (bubur) dan sayur. Untuk lauk yang diberikan selalu habis.
Buah dan snack yang diberikan siang hari selalu habis serta susu rendah lemak yang diberikan
pada malam hari juga selalu habis. Tn.Y beberapa kali mengonsumsi makanan dari luar pada
sore hari atau siang hari berupa buah-buahan, aneka biscuit, dan gorengan dengan alasan
merasa lapar pada pagi hari dan tengah malam. Diperkirakan dalam sehari Tn Y mampu
menghabiskan 90% makanan RS.
Hasil pemeriksaan fisik/klinis pasien dalam keadaan compos mentis (sadar), lemah,
sesak nafas, nyeri punggung, nyeri kaki dan tekanan darah cenderung tinggi. Pemeriksaan
biokimia menunjukkan kadar hemoglobin 12,3 g/dL, eritrosit 3,18 jt/UI, hematocrit 34,5%,
monosit 12,8%, eusinofil 1,9%, MCH 32,3 pg, kolesterol 292 mg/dL, dan trigliserida 169
mg/dL. Tekanan darah 135/96 mmHg, nadi 94x/menit, respiratory rate 20x/menit, suhu
tubuh 36,8°C. Hasil pemeriksaan antropometri menunjukkan berat badan Tn.Y adalah 78 kg
dan tinggi badan 160 cm.
Aktivitas fisik Tn.Y sebelum sakit yaitu bekerja wiraswasta. Semenjak ada nyeri
Tn.Y mulai mengurangi aktivitas fisiknya sehari-hari dan lebih banyak beristirahat di rumah.
Saat di rumah sakit, aktivitas Tn.Y hanya terbatas di tempat tidur karena kondisinya yang
sangat lemah dan merasakan nyeri di kaki serta punggungya. Tn.Y masih bisa berjalan
menuju kamar mandi untuk BAB dan BAK tanpa bantuan keluarga.

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. Pemilihan Metode Skrining
Metode skrining yang digunakan pada Tn. Y berusia 52 tahun yaitu MST
(Malnutrition Skrining Tools). MST merupakan alat skrining gizi berupa 3 pertanyaan
yang mudah, cepat, menggunakan data yang tersedia sehari-hari, dapat dilakukan oleh
siapa saja naum hasilnya tetap valid dan cocok digunakan sesuai kondisi pasien yang
dirawat di rumah sakit.1,2
B. Pengisian Kuisioner
No Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami
penurunan BB yang tidak
diinginkan dalam 6 bulan
terakhir?
a. Tidak ada penurunan BB 0
b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa
baju lebih longgar
c. jika ya, berapa penurunan BB
tersebut?
*1-5 kg
*6-10 kg
*11-15 kg
**>15 kg
2 Apakah asupan makan berkurang
karena tidak nafsu makan?
a. Tidak 0
b. Ya
SKOR 0

Pasien dengan diagnosis khusus: Ya Tidak


Low Back Pain, Ischialgia dan Hiperlipidemia

C. Membuat Kesimpulan Kuisioner


Berdasarkan hasil skrining MST, Tn. Y mendapatkan skor 0 berarti Tn. Y sedikit
beresiko malnutrisi. Semakin tinggi skornya nya menandakan bahwa pasien harus segera
diberikan terapi asuhan gizi. Tetapi Tn. Y memerlukan proses asuhan gizi lebih lanjutan
untuk menangani hasil diagnosis medisnya yaitu low back pain, ischialgia dan
hiperlipidemia.

III. ASESMEN (PENGKAJIAN GIZI)


1. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
No Domain Data Keterangan
1. CH – 1.1.1 52 tahun Dewasa
Age
2. CH – 1.1.2 Pria
Gender
3. CH – 1.1.10 Lebih banyak
Mobility beristirahat
4. CH – 2.1.1.3 Hiperlipidemia
Cardiovascular
5. CH – 2.1.10 Pengarupan tulang
Musculusceletal Low back pain
Ischialgia
Kesimpulan :
Berdasarkan data riwayat pasien, Tn. Y berusia 52 tahun. Sebelum sakit Tn. Y
bekerja sebagai wiraswasta. Semenjak ada nyeri, Tn. Y mengurangi aktivitas fisiknya sehari
– hari dan lebih banyak beristirahat di rumah. Adanya hasil diagnosis medis pada Tn. Y
yaitu menderita Low Back Pain, Ischialgia dan Hiperlipidemia. Tn. Y juga memiliki riwayat
penyakit yaitu adanya pengapuran tulang.
2. Pengkajian Riwayat terkait Gizi/ Makanan (FH)
a. Sebelum Masuk Rumah Sakit
N Domain Data Kebutuhan Interpretasi
o.
1. FH – 1.1.1.1 1235,4 kkal 1.978,3 kkal Asupan kurang
Total energy yaitu 62,4%
intake dari kebutuhan
2. FH – 1.2.1.1 air putih > 8 gelas/hari
Oral fluids
3. FH – 1.2.2.1 Nasi 6 ctg/hari; pecel
Amount of food dan wortel 3
kali/minggu; ikan lele,
ikan kutuk, tahu dan
tempe tahu 2
kali/minggu; jeruk dan
tomat 1 kali/minggu
4. FH – 1.2.2.2 Makanan yang digoreng
Types of dan makanan asin
food/meals
3. FH – 1.5.1.1 32,3 gr 43,96 gr Asupan lebih
Total Fat yaitu 73,4%
dari kebutuhan
4. FH – 1.5.2.1 33,8 gr 74,18 gr Asupan kurang
Total Protein yaitu 45,56%
dari kebutuhan
5. FH – 1.5.3.1 200,9 gr 321,47 gr Asupan kurang
Total yaitu 62,49%
Carbohydrate dari kebutuhan
6. FH – 1.5.4.1 5,1 gr 33 gr Asupan kurang
Total Fiber yaitu 15,4%
dari kebutuhan

Kesimpulan :
Hasil riwayat makan Tn. Y menunjukkan bahwa Tn. Y kekurangan makro
dan mikronutrien. Padahal Tn. Y mengalami obesitas didukung oleh kurangnya
variasi makanan dalam jumlah yang banyak dan sebelum masuk rumah sakit Tn. Y
juga sering makan daging kambing, makanan asin dan makanan yang digoreng. Hal
ini bisa jadi disebabkan kesalahan dalam perkiraan recall sehari Tn. Y dikarenakan
datanya yang kurang lengkap.
b. Masuk Rumah Sakit
No. Domain Data Kebutuhan Interpretasi
1. FH – 1.2.2.1 Menghabiskan 90%
Amount of makanan RS
food
Kesimpulan :
Pada awal masuk rumah sakit, Tn. Y hanya menghabiskan sedikit makan
pagi, siang dan sore, terutama karbohidrat (bubur) dan sayur. Untuk lauk yang
diberikan selalu habis. Buah dan snack yang diberikan siang hari selalu habis serta
susu rendah lemak yang diberikan pada malam hari juga selalu habis.
Tn. Y memang mampu menghabiskan 90% makanan RS. Tetapi Tn. Y juga
beberapa kali makan makanan dari luar pada sore hari berupa buah-buahan, aneka
biscuit, dan gorengan dengan alasan merasa lapar pada pagi hari dan tengah malam.
Makanan dari luar juga belum tentu terjaga kebersihannya. Hal ini yang
menyebabkan Tn. Y sulit untuk menurunkan berat badan kembali menjadi normal.

3. Pengkajian Antropometri (AD)


No Domain Data Keterangan
1. AD – 1.1.1 160 cm
Height/ Length
2. AD – 1.1.2 78 kg
Weight
3. AD – 1.1.5 30,47 kg/ m2 Obes II (Asia
BMI Pasifik)
Kesimpulan :
Berdasarkan riwayat antropometri, Tn. Y memiliki BMI 30,47 kg/m2 (Obesitas II
berdasarkan Asia Pasifik).

4. Pengkajian Data Biokimia (BD)


No Domain Data Normal Keterangan
1. BD – 1.10.1 12,3 g/dL 13 – 16 g/dl Rendah
Hemoglobin
2. Eritrosit 3,18 jt/UI 4,5 – 5,5 jt/mL Rendah
3. BD – 1.10.2 34,5% 40 – 48% Rendah
Hematrocit
4. Monosit 12,8%, 2 – 8% Tinggi
5. Eusinofil 1,9% 0,0 – 0,6% Tinggi
6. BD – 1.10 32,3 pg 28 – 34 pg Normal
MCH
7. BD – 1.7.1 292 mg/dL < 200 mg/dL Tinggi
Kolesterol serum
8. BD – 1.7.7 169 mg/dL 40 – 155 mg/dL Tinggi
Trigliserida serum
Kesimpulan :
Berdasarkan data biokimia Tn. Y menunjukkan bahwa kadar kolesterol dan kadar
trigliserida tinggi atau diatas normal. Hal ini lah yang mendukung diagnosis medis Tn. Y
bahwa Tn. Y mengalami hiperlipidemia.

5. Pengkajian Data Klinis/fisik (PD)


No. Domain Data
Intrepetasi
PD – 1.1.1 Lemah
1.
Overall appearance
PD – 1.1.9
(Vital Sign)
Tekanan Darah 135/96 mmHG Tinggi

2. Denyut nadi 94x/menit Normal

Respiratory rate 20x/menit Eupnea (Normal)

Suhu 36,8°C Normal

PD – 1.1.3 Sesak nafas


3. Cardiovascular-
pulmonary system
PD – 1.1.4 Nyeri punggung serta kaki
4. Extremities, muscle tidak bisa digerakkan
and bones
Kesimpulan:
Berdasarkan riwayat data klinis/fisik, Tn. Y dalam keadaan compos mentis (sadar),
lemah, sesak nafas, nyeri punggung, nyeri kaki tidak bisa digerakkan dan tekanan darah
cenderung tinggi (Hipertensi). Obesitas yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
hipertensi pada Tn. Y. Sesak nafas juga sebagai salah satu tanda Tn. Y mengalami obesitas.

6. Comparative Standar
 Kebutuhan SMRS (Setelah Masuk Rumah Sakit)
- BMR = 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,80 x U) – 5%
= 66,5 + (13,7 x 60) + (5 x 160) – (6,80 x 52) – 5%
= 66,5 + 822 + 800 – 353,6 – 5%
= 1.334,9 – 5%
= 1.268,15

- TEE = BMR x F. Aktivitas


= 1.268,15 x 1,55
= 1.978,3 kkal

1.978,3 x 20%
- Lemak = 9
= 43,96 gr

1.978,3 x 15%
- Protein = 4
= 74,18 gr

1.978,3 x 60%
- Karbohidrat = 4
= 321,47 gr

 Kebutuhan MRS (Masuk Rumah Sakit)


- BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
= 160 – 6
= 54 kg

- ADBW = 0,25 (ABW – IBW) + IBW


= 0,25 (78 – 54) + 54
= 60

- BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5 – 5%


= (10 x 60) + (6,25 x 160) – (5 x 52) + 5 – 5%
= 600 + 1000 – 260 + 5 – 5%
= 1.345 – 5%
= 1.277,75 kkal

- TEE = BMR x Aktivitas Fisik x Faktor Stres


= 1.277,75 x 1,3 x 1,3
= 2.159,39 kkal

2.159,39 x 20%
- Lemak = 9
= 47, 98 gr
2.159,39 x 15%
- Protein = 4
= 80,97 gr

2.159,39 x 60%
- Karbohidrat = 4
= 350,9 gr

IV. DIAGNOSIS GIZI


1. NI-5.6.2 Excessive Fat Intake (P) berkaitan dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang digoreng (E) ditandai dengan hasil lab yaitu kadar kolesterol (292 mg/dL) dan
trigliserida (169 mg/dL) diatas normal
2. NC-3.3 Obesity (P) berkaitan dengan keterbatasan aktifitas fisik (E) ditandai dengan
IMT sebesar 30 kg/m2 dan keterbatasan aktifitas fisik dikarenakan nyeri punggung dan
kaki (S)
3. NB-1.7 Undesirable Food Choices (p) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan (E)
ditandai dengan prefensi pasien terhadap makanan gorengan (S)

V. INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi Gizi
1. Menurunkan berat badan.
2. Menurunkan tekanan darah
3. Menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida menjadi normal.
4. Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok.
5. Mengubah perilaku dan kebiasaan makan
6. Meningkatkan pengetahuan dalam memilih makanan yang tepat dan bergizi
B. Perencanaan (planning)
1. Pemberian Diet
a. Preskripsi Diet
- Modifikasi zat gizi dengan menurunkan jumlah asupan sebesar 500 kkal/hari
- Jenis diet yang diberikan berupa makanan tinggi serat, rendah sodium dan
rendah lemak jenuh.
- Memberikan edukasi terkait dengan zat gizi dan perilaku kebiasaan makan
b. Syarat Diet
- Rute pemberian makan: diberikan secara oral
- Frekuensi makanan yang diberikan adalah 3x makanan utama dan 3x
makanan selingan
- Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
- Lemak yang diberikan yaitu asam lemak tidak jenuh (MUFA dan PUFA)
- Makanan yang mengandung tinggi serat terutama serat tidak larut air
- Makanan yang mengandung rendah natrium
2. Pemberian Konseling Gizi
Pemberian konseling gizi dilakukan kepada Tn. Y yang bertujuan untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian dan perilaku pasien dalam mengenali
dan mengatasi masalah gizi pasien sehingga memperoleh kesepakatan bersama apa
yang akan dilakukan.
- Tempat : Kamar rawat pasien
- Waktu : 20 menit
- Metode : Sharing (tanya jawab)
- Materi : menjelaskan mengenai obesitas dan hiperlipidemia dan hubungannya
dengan low back pain pasien serta menjelaskan tentang makanan dan
memberikan motivasi kepada Tn. Y tentang diet yang dapat dijalankan selama
di rumah sakit dan dapat diterapkan ketika berada di rumah, frekuensi dan
jenis makanan yang dianjurkan dan dihindari sesuai kondisi pasien.
3. Koordinasi dengan Profesi Kesehatan Lain
- Dokter
Ahli gizi melakukan koordinasi dengan dokter penanggung jawab pasien.
Dokter menentukan diagnosis medis dan bertanggung jawab dalam aspek gizi
yang terkait dengan keadaan klinis pasien.
- Perawat
Ahli gizi melakukan koordinasi dengan perawat. Perawat melakukan
pemantauan dan respon klinis pasien terhadap diet yang diberikan dan
menyampaikan informasi kepada ahli gizi bila terjadi perubahan kondisi
pasien.
- Farmasi
Ahli gizi melakukan koordinasi dengan profesi farmasi terkait obat yang
harus diberikan kepada pasien

C. Implementasi
1. Jenis Diet
: Jenis diet yang diberikan adalah diet asam lemak tidak jenuh, diet tinggi serat,
diet rendah garam
2. Bentuk Makanan
: Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan biasa
3. Menu
Waktu Menu makanan Bahan makanan URT Berat
Nasi Beras putih 1 ½ gls 150 gr
Telur orak-arik Telur 1 btr 55 gr
Pagi
07.00 Wortel 1/3 gls 35 gr
Sayur bening
Buncis 1/3 gelas 35
Pepaya Pepaya 1 ptg 55 gr
Susu skim (tanpa
Susu 1 gls 200 gr
10.00 lemak)
Melon Melon 1 ptg 55 gr
Nasi Beras putih 1 ½ gls 100 gr
Tumis tempe Tempe 2 ptg 55 gr
Minyak Minyak jagung 2/3 sdt 4 gr
Siang Daging dada
1 ptg kcl 25 gr
12.00 ayam
Sayur sop ayam Wortel ½ gls 50 gr
Kol putih ½ gls 50 gr
Jagung ¼ gls 20 gr
16.00 Puding buah Apel 1 bh 100 gr
Nasi Beras putih 1 ½ gls 150 gr
Semur daging Daging 1 ptg sdg 50 gr
Malam Wortel ¼ gls 20 gr
18.00 Capcay Sawi ¼ gls 20 gr
Kembang kol ¼ gls 20 gr
Jeruk Jeruk 1 bh 100 gr
Susu skim (tanpa
20.00 Susu 1 gls 200 gr
lemak)
VI. PERENCANAAN MONITORING – EVALUASI GIZI
Pada tahan perencanaan monitoring dan evaluasi terdapat parameter-parameter yang perlu
diperhatikan antara lain :
A. Antropometri (AD)
Parameter Intervensi Monitoring Evaluasi
Kelebihan berat Pemberian Pemantauan Terjadi penurunan BB pasien
badan menu makan berat badan yang diinginkan, dari 78 kg
sesuai dengan pasien dari data menjadi 54 kg secara
kebutuhan antropometri berangsur-angsur dan
normal secara dan asupan mencapai IMT normal
bertahap makan pasien

B. Biokimia (BD)
Parameter Intervensi Monitoring Evaluasi
Mengembalikan nilai Pemberian Pemantauan Hasil nilai
trigliserida dan kombinasi diet dan laboratorium setelah
kolesterol kembali pemeriksaan pemeriksaan
normal biokimia mencapai batas
oleh tenaga normal
kesehatan

C. Klinis/fisik (PD)
Parameter Intervensi Monitoring Evaluasi
 Nyeri punggung Pemberian Pemantauan dan Kondisi
dan nyeri kaki kombinasi menu pemeriksaan klinis/fisik pasien
 Tekanan darah dan motivasi untuk fisik/klinis terkait membaik kembali
tinggi menjalankan kondisi pasien menjadi normal
(hipertensi) aktivitas fisik dan keluhan nyeri
berkurang
D. Asupan Makanan (FH)
Parameter Intervensi Monitoring Evaluasi
Kelebihan - Pemberian diet Pemantauan asupan Didapatkan
asupan lemak rendah lemak, diet lemak dan kalori penurunan kalori
tinggi serat dan diet dengan metode secara bertahap
rendah garam recall asupan makan
dan visual comstock
setiap kali makan

VII. PEMBAHASAN KASUS


Dari data Tn. Y berusia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
punggung serta kaki tidak bisa digerakkan. Hasil diagnosis medis Tn. Y menderita low back
pain, ischialgia dan hiperlipidemia. Sehingga memerlukan proses asuhan gizi lanjutan untuk
menangani masalah gizi yang pasien alami.
Hasil perhitungan antropometri Tn. Y dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan
78 kg memiliki BMI dengan kategori obesitas II (Asia Pasifik) yaitu 30,47 kg/m2. Obesitas
adalah kelebihan berat badan akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Jumlah
kalori yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada kalori yang dibakar, jika
berlangsung selama bertahun-tahun akan mengakibatkan penumpukan jaringan lemak yang
berlebihan dalam tubuh.3,4
Pada pemeriksaan fisik/klinis Tn. Y dalam keadaan compos mentis (sadar), lemah,
sesak nafas, nyeri punggung, nyeri kaki yang tidak bisa digerakkan dan tekanan darah yang
tinggi atau hipertensi. Nyeri punggung dan nyeri kaki yang terjadi mendukung diagnosis
medis Tn. Y menderita ischiadicus dan low back pain. Ischialgia merupakan sindrom
(kumpulan gejala) nyeri di panggul akibat tertekannya saraf ischiadicus. Penjalaran nyeri
sampai ke kaki sehingga melemahkan fungsi kaki baik untuk berdiri maupun untuk berjalan
sehingga Tn. Y hanya terbatas ditempat tidur biarpun masih bisa menuju kamar mandi untuk
BAB dan BAK tanpa bantuan keluarga. Penjalaran nyeri sampai ke kedua kaki sehingga
sampai melemahkan fungsi kaki.5
Obesitas atau IMT yang tinggi dapat meningkatkan terjadi nya low back pain. Low
back pain merupakan sindrom nyeri yang terjadi di tulang punggung bagian bawah akibat
tertekannya radiks nervi spinalis.5 Faktor risiko yang dapat menyebabkan low back pain
adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi atau obesitas, gaya hidup dan kebiasaan
merokok.6 Hal ini terjadi karena adanya peningkatan beban pada orang dengan IMT tinggi
di bagian lumbosakral pada tulang belakang. Tulang belakang memiliki fungsi
mempertahankan posisi tegak pada tubuh manusia, tetapi tidak hanya tulang yang berperan,
otot juga memiliki peranan untuk membantu tulang belakang dalam mempertahankan posisi
dan sebagai motor penggerak. Kaki hanya mampu menahan beban seberat 2 kg, apabila pada
orang dengan IMT tinggi beban akan semakin bertambah dan tulang belakang akan mulai
tidak stabil.7 Bila seseorang kelebihan berat badan dan lemak akan disalurkan ke daerah
perut yang berarti kerja lumbal akan bertambah. Saat berat badan bertambah tulang belakang
akan tertekan untuk menahan beban tersebut sehingga mudah terjadi kerusakan struktur
tulang dan bahaya bagi tulang belakang. Daerah yang paling berbahaya adalah daerah
vertebra lumbal.8
Obesitas pada Tn. Y juga menimbulkan terjadinya hipertensi. Hipertensi dapat
melalui berbagai mekanisme, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
obesitas dapat menyebabkan peningkatan cardiac output karena makin besar massa tubuh
makin banyak pula jumlah darah yang beredar sehingga curah jantung ikut meningkat.9
Sedangkan secara tidak langsung melalui perangsangan aktivitas sistem saraf simpatis dan
Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) oleh mediator-mediator seperti hormon,
sitokin, adipokin, dsb. Salah satunya adalah hormon aldosteron yang terkait erat dengan
retensi air dan natrium sehingga volume darah meningkat.10 Hipertensi yang disertai obesitas
pada Tn. Y dapat dipengaruhi oleh usia Tn. Y yaitu 54 tahun.
Dari pemeriksaan hasil laboratorium Tn. Y menunjukkan bahwa kadar kolesterol
dan trigliserida tinggi atau diatas normal. Hal ini lah yang mendukung diagnosis medis Tn.
Y yaitu hiperlipidemia. Hiperlipidemia (hiperkolesterolemia) adalah keadaan yang ditandai
oleh adanya peningkatan kadar lemak darah, salah satunya dengan peningkatan nilai
kolesterol ≥ 240 mg/dL dan dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi seperti
makanan kaya lemak jenuh dan kolesterol.11 Sehingga menimbulkan resiko terjadinya
penyakit jantung koroner (PJK) atau aterosklerosis.12 Hiperlipidemia merupakan faktor
risiko dari merokok dan obesitas. Obesitas yang sudah berlangsung selama periode waktu
tertentu bisa menyebabkan terjadinya gangguan metabolik seperti hiperlipidemia.
Oleh karena itu, dilakukannya intervensi gizi pada Tn. Y untuk mencukupi asupan
zat gizi pasien sesuai dengan kebutuhan, memperbaiki status gizi, menurunkan berat badan
kembali menjadi normal, mengurangi makanan yang digoreng dan asin serta menghentikan
kebiasaan merokok. Diet yang diberikan adalah diet asam lemak tidak jenuh, diet tinggi serat
dan diet rendah garam. Pemberian makanan melalui oral, frekuensi 3 kali makan utama dan
3 kali makan selingan. Porsi makanan yang diberikan dikurangi secara bertahap dari
kebiasaan makan Tn. Y agar terjadinya penurunan berat badan yang diinginkan. Makanan
yang diberikan juga mengandung karbohidrat kompleks, lemak yaitu asam lemak tidak
jenuh (MUFA dan PUFA), tinggi serat terutama serat tidak larut air, dan makanan yang
rendah natrium. Diet asam lemak tidak jenuh adalah diet yang paling berpengaruh terhadap
peningkatan konsentrasi kolesterol LDL dan diet karbohidrat tinggi dianggap optimal
pengganti lemak jenuh yang tujuannya mengurangi efek yang tidak dikehendaki. Diet
makanan tinggi serat seperti kacang – kacangan, buah, sayur dan sereal memiliki efek
hipokolesterolemik langsung.13 Diet rendah garam diberikan karena Tn. Y mengalami
hipertensi.
Pada saat sesi konseling gizi kepada Tn. Y dengan metode tanya jawab mengenai
obesitas dan hubungannya dengan low back pain, ischialgia dan hiperlipidemia serta
menjelaskan tentang makanan tentang diet asam lemak tidak jenuh, diet tinggi serat dan diet
rendah garam yang dapat dijalankan selama di rumah sakit dan dapat diterapkan ketika
berada di rumah dan memberikan motivasi kepada Tn. Y untuk menghentikan kebiasaan
merokok. Menghentikan kebiasaan merokok dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol
HDL sebesar 5-10%. Merokok berhubungan dengan peningkatan konsentrasi TG.
Monitoring – evaluasi yang dilakukan pada Ny. M adalah mencegah adanya
kenaikan BB dan menurunkan BB kembali normal, kolestrol dan trigliserida kembali
normal kondisi, klinis dan fisik membaik kembali menjadi sehat dan mengurangi nyeri yang
ada pada punggung dan kaki serta asupan makan sesuai dengan diet yang diberikan,
berkurangnya kebiasaan merokok Tn. Y.

VIII. PENUTUP/KESIMPULAN
Tn. Y memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas. Obesitas terjadi akibat
kebiasaan makan Tn. Y yaitu makan daging kambing, makanan yang digoreng, makanan asin,
kebiasaan merokok, kurang variasinya makanan yang dimakan dan kurangnya aktivitas fisik.
Akibat kebiasaan yang kurang baik tersebut menyebabkan beberapa dampak akibat dari
obesitas yaitu kolesterol tinggi dan trigliserida tinggi (Hiperlipidemia), hipertensi, low back
pain dan ischialgia. Maka dari itu untuk memperbaiki status gizi Tn. Y diberikan diet asam
lemak tidak jenuh, diet tinggi serat dan diet rendah garam. Konseling yang dilakukan
mengenai obesitas dan hubungannya dengan low back pain, ischialgia dan hiperlipidemia
serta menjelaskan tentang makanan tentang diet asam lemak tidak jenuh, diet tinggi serat dan
diet rendah garam yang dapat dijalankan selama di rumah sakit dan dapat diterapkan ketika
berada di rumah serta memotivasi Tn. Y agar menghentikan/mengurangi kebiasaan merokok
karena kebiasaan merokok akan memperparah sakit yang dialami Tn. Y dan kebiasaan makan
makanan yang diluar seperti makanan yang digoreng dan asin. Hal ini dilakukan agar
terjadinya penurunan berat badan yang diinginkan, hasil laboratorium kembali normal,
kondisi fisik/klinis Tn.Y menjadi sehat kembali atau tidak nyeri dan asupan makan yang
diberikan habis minimal 80% menurut diet yang diberikan.
IX. LAMPIRAN
1. LEAFLET
2. PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI
 Kebutuhan SMRS (Setelah Masuk Rumah Sakit)
- BMR = 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,80 x U) – 5%
= 66,5 + (13,7 x 60) + (5 x 160) – (6,80 x 52) – 5%
= 66,5 + 822 + 800 – 353,6 – 5%
= 1.334,9 – 5%
= 1.268,15

- TEE = BMR x F. Aktivitas


= 1.268,15 x 1,55
= 1.978,3 kkal

1.978,3 x 20%
- Lemak =
9
= 43,96 gr

1.978,3 x 15%
- Protein = 4
= 74,18 gr

1.978,3 x 60%
- Karbohidrat = 4
= 321,47 gr

 Kebutuhan MRS (Masuk Rumah Sakit)


- BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
= 160 – 6
= 54 kg

- ADBW = 0,25 (ABW – IBW) + IBW


= 0,25 (78 – 54) + 54
= 60

- BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5 – 5%


= (10 x 60) + (6,25 x 160) – (5 x 52) + 5 – 5%
= ,600 + 1000 – 260 + 5 – 5%
= 1.345 – 5%
= 1.277,75 kkal

- TEE = BMR x Aktivitas Fisik x Faktor Stres


= 1.277,75 x 1,3 x 1,3
= 2.159,39 kkal
2.159,39 x 20%
- Lemak = 9
= 47, 98 gr

2.159,39 x 15%
- Protein = 4
= 80,97 gr

2.159,39 x 60%
- Karbohidrat = 4
= 350,9 gr

3. HASIL RECALL
 RECALL SMRS

=====================================================================
Analysis of the diet pla
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________

nasi
beras putih giling 240 g 866,2 kcal 190,8 g

Meal analysis: energy 866,2 kcal (70 %), carbohydrate 190,8 g (95 %)

sayur pecel
bayam segar 13 g 4,8 kcal 0,9 g
kacang tanah tanpa kulit 22 g 124,7 kcal 3,5 g
toge kacang hijau mentah 7g 4,3 kcal 0,3 g
kacang panjang biji 13 g 4,5 kcal 1,0 g
minyak kelapa sawit 3g 25,9 kcal 0,0 g
carrot 3g 1,3 kcal 0,3 g

Meal analysis: energy 165,6 kcal (13 %), carbohydrate 6,2 g (3 %)

lauk
ikan lele 26 g 21,8 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 6g 51,7 kcal 0,0 g
ikan gabus segar 26 g 21,8 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 6g 51,7 kcal 0,0 g
tahu 6g 4,6 kcal 0,1 g
minyak kelapa sawit 2g 17,2 kcal 0,0 g
tempeh. soybean 8g 15,9 kcal 1,4 g
minyak kelapa sawit 1g 8,6 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 193,4 kcal (16 %), carbohydrate 1,5 g (1 %)

buah
jeruk manis 15 g 7,1 kcal 1,8 g
tomat masak 15 g 3,2 kcal 0,7 g

Meal analysis: energy 10,2 kcal (1 %), carbohydrate 2,5 g (1 %)

=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1235,4 kcal 2198,9 kcal 56 %
PUFA 5,0 g - -
cholesterol 26,5 mg - -
protein 33,8 g(11%) 50,0 g(12 %) 68 %
fat 32,3 g - -
carbohydr. 200,9 g - -
dietary fiber 5,1 g - -
retinol 6,0 µg - -
phytic acid 1310,9 mg - -
calcium 102,9 mg 800,0 mg 13 %
magnesium 167,1 mg 280,0 mg 60 %
niacineequiv. 0,0 mg 13,0 mg 0%
zinc 4,0 mg 12,0 mg 33 %
iron 3,9 mg 10,0 mg 39 %
Vit. B1 0,3 mg 1,0 mg 34 %
Vit. B2 0,3 mg 1,2 mg 23 %
niacine 7,2 mg - -
Vit. B6 0,6 mg 1,6 mg 38 %
pantoth. acid 3,5 mg - -
tot. fol.acid 78,3 µg - -
Vit. B12 0,8 µg 2,0 µg 42 %
Vit. C 17,5 mg 60,0 mg 29 %
Vit. A 996,5 µg 800,0 µg 125 %
phosphorus 454,7 mg 800,0 mg 57 %
sodium 34,6 mg - -
Vit. E (eq.) 3,5 mg 8,0 mg 43 %
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. D 2,9 µg 5,0 µg 57 %
Vit. K 0,0 µg 65,0 µg 0%
sucrose 2,3 g - -
glucose 0,0 g - -
monosaccha. 0,0 g - -
lactose 0,0 g - -
DAFTAR PUSTAKA

1. Herawati., S, Triwahyu., Alamsyah, A. Metode Skrining Gizi di Rumah Sakit dengan


MST Lebih Efektif dibandingkan SGA. Jurnal Kedokteran Brawijaya 28 (1):69. 2014
2. Anthony, P.S. Nutrition screening tools for hospitalized patients. Nutrition in clinical
practice : official publication of the American Society for Parenteral and Enteral
Nutrition, 2014;23(4):373-82. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18682588 [Accessed August 29, 2019]
3. Centers for Disease Control and Prevention. CDC growth charts for the United States:
methods and development. Washington: Departement of Health and Human Services.
2000
4. Freedman DS, et al. Relationship of Childhood Obesity to Coronary Heart Disease Risk
Factors in Adulthood: The Bogalusa Heart Study. Pediatrics. 2001. 108 : 712
5. Kushartanti BM.Wara dan Satyagraha Ali. Penyusunan Standar Diagnosis dan Terapi
Fisik untuk Ischialgia dan Low Back Pain Diklinik Terapi Fisik FIK-UNY. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. 2005
6. Wheeler H.A : Low Back Pain and Sciatica. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/1144130 , [Accessed September 15, 2019]
7. Meliala. L.KRT, et al. Nyeri Punggung Bawah. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Jakarta. 2003
8. Purnamasari H. Overweight Sebagai Faktor Risiko Low Back Pain Pada Pasien Poli
Saraf Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Mandala of Health 4: 26-32. 2010
9. Sheps SG. Mayo clinic hipertensi, mengatasi tekanan darah tinggi. Intisari Mediatama:
Jakarta. 2005
10. Nagase M and Toshiro Fujita. Mineralocorticoid receptor activation in obesity
hypertension. The Japanese Society of Hypertension. 32: 649-57. 2009
11. Gilman, A.G. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi, diterjemahkan oleh Tim
Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi X, 877, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta. 2007
12. Arjatmo, T. dan Utama, H. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi 3. , Jakarta:
Balai Penerbit FKUI. 2004
13. PERKI. Pedoman Tatalaksana Dislipidemia. Jakarta: Centra Communications. 2013

Anda mungkin juga menyukai