MASALAH MUSKULOSKELETAL
Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Fillah Fithra Dieny, S.Gz, M.Gz
Disusun oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2020
I.LATAR BELAKANG
Ny P (56 tahun ) datang dengan keluhan rasa sakit di lutut dan sendi kaki.
Tidak hanya itu, pasien juga lemas, pusing, nyeri otot dan sulit jalan.
Sebelumnya Ny P memiliki riwayat hipertensi dan muntah dan sebelumnya
telah dirawat di RS sebelumnya. Setelah diperiksa dokter dan didiagnosa gout
arthritis.
Ny P merasa turun nafsu makannya dan merasa turun BB walaupun tidak
tahu berapa kg. Saat ini Ny P memiliki BB 61 kg, TB 156 cm, LLA 33 cm.
Pemeriksaan Ny P didapat tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 92x/menit, suhu
tubuh 36,2oC, RR 20x/menit. Pemeriksaan laboratorium didapat Hb 11,3
mg/dl, eritrosit 3,67 juta/µL, hematokrit 31,3%, kolesterol 220 mg/dl,
trigliserid 328 mg/dl, asam urat 13,9 mg/dl. Pasien mendapat terapi medis
Injeksi ranitidin, injeksi ketolorac, injeksi mecobalamin, mel.oxicam,
allupurinol, simvastatin.
Ny. P biasa makan 3 kali sehari dengan nasi sebanyak 1 centong sekali
makan. Lauk yang biasa dikonsumsi yaitu seekor sedang ikan mujahir atau
ikan pindang, lalu sepotong sedang tahu atau tempe. Sayur yang biasa
dikonsumsi yaitu sayur kangkung, sayur bayam dan sayuran bening sebanyak
3 sdm. Ny. P jarang mengkonsumsi buah-buahan karena alasan keterbatasan
ekonomi. Ny. P biasa minum air putih hanya sekitar 3 gelas per hari.
Sehari sebelumnya, Ny. P menghabiskan sarapan, makan siang dan
makan sore menu diet yang diberikan baik nasi, lauk hewani, lauk nabati,
maupun sayur. Sarapan berupa bubur nasi, ayam bumbu soto, tahu bumbu
rujak, dan teh manis. Siang mengkonsumsi bubur nasi, ikan acar, perkedel,
sayur bayam bening dan oyong. Sore hari mengkonsumsi bubur nasi, gadon
daging, sop. Susu rendah lemak dan snack lemper yang diberikan juga
diminum dan dimakan hingga habis. Pasien tidak mengkonsumsi makanan
dari luar.
Ny P belum tahu makanan yang harus dikonsumsi apa saja untuk
memperbaiki kondisinya. Ny P biasa ke sawah untuk bertani dan melakukan
kegiatan rumah tangga seperti memasak, mencuci baju dsb. Setelah di RS,
aktivitas Ny P sangat terbatas, hanya di tempat tidur karena sendi yang kaku
dan sakit. Walau demikian, Ny P dibantu ke kamar mandi oleh suaminya untuk
BAB dan BAK.
II.SKRINING (DATA UMUM)
A. Pemilihan metode skrining
Skrining gizi merupakan proses yang cepat, sederhana, dan valid yang
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan untuk selanjutnya diberikan tindak
lanjut perawatan. Alat skrining yang biasa digunakan di rumah sakit yaitu
MST (Malnutrition Screening Tools). MST terbukti sebagai alat skrining
yang cepat, mudah, sederhana, spesifik. MST dinilai lebih efisien (waktu
singkat) dan sederhana (pertanyaan yang digunakan) serta tinggi nilai
sensitifitas dan spesifisitas karena tidak hanya tergantung pada nilai
antropometri dan laboratorium saja. 1
B. Pengisian kuesioner
NO PARAMETER SKOR
SKOR
BB : 61 kg LILA : 33 cm
TB : 156 kg IMT : 25 kg/m2
PARAMETER
1. Skor IMT
- IMT >20 (obesitas >30) =0 (V)
- IMT 18,5 – 20 =1 ( )
- IMT <18,5 =2 ( )
2. Skor kehilangan BB yang tidak direncanakan 3 – 6 bulan
terakhir
- BB hilang <5% =0 ( )
- BB hilang 5-10% =1 ( )
- BB hilang >10% =2 ( )
3. Skor efek penyakit akut
- Ada asupaan nutrisi >5 hari =0 (V)
- Tidak ada asupaan nutrisi >5 hari = 1 ( )
Jumlah Skor Keseluruhan 3
Hasil 0 : Berisiko rendah, ulangi skrining setiap 7 hari
Hasil 1 : Resiko menengah, monitoring asupan selama 3 hari,
jika tidak ada peningkatan, lanjutkan pengkajian dan
ulangi selama 7 hari.
Hasil ≥2 : Berisiko tinggi bekerjasama dengan Tim Dukungan
Gizi/Panitia. Asuhan Nutrisi. Upayakan peningkatan
asupan gizi dan memberikan makan sesuai dengan
daya terima. Monitoring asupan makanan setiap hari
ulangi skrining setiap 7 hari.
IV.DIAGNOSIS GIZI
1. NC 2.2 Perubahan Nilai Biokimia terkait Zat Gizi berkaitan dengan
keadaan fisiologis adanya gangguan musculoskeletal gout arthritis
ditandai oleh hiperurisemia (asam urat 13,9 mg/dl), hiperkolesterol
(kolesterol 220 mg/dl), hipertrigliserid (trigliserid 328 mg/dl), nilai Hb, Ht,
dan eritrosit rendah, mengalami hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg),
adanya sakit pada lutut dan sendi kaki, dan nyeri sendi, dan berat badan
berlebih (status gizi overweight).
2. NB 1.1 Kurangnya Pengetahuan terkait Makanan dan Gizi berkaitan
dengan kurangnya edukasi terkait gizi ditandai oleh belum adanya
pengetahuan mengenai rekomendasi makanan dan gizi yang sesuai
kondisinya.
V. INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Intervensi Gizi
1. Memberikan asupan guna memperbaiki nilai asam urat, profil lemak,
profil anemia gizi, dan tekanan darah, dan mengurangi rasa sakit atau
nyeri yang dialami.
2. Memberikan anjuran asupan makanan yang direkomendasikan sesuai
dengan kondisinya agar tidak memperparah gout arthritis yang dialami.
B. Perencanaan (planning)
1. Pemberian Diet
a. Preskripsi Diet
- Jenis diet : Diet Lunak Rendah Purin 1600 kkal
- Rute diet : Oral
- Bentuk makanan : makanan lunak (nasi tim)
- Jadwal pemberian : 3 kali makan utama 2 kali selingan
- Energi diberikan sebanyak 1600 kkal kkal per hari yang terdiri dari
makanan pokok (nasi tim), lauk pauk serta sayur (diolah dengan
rebus, kukus, tumis).
- Zat gizi makro :
Pemberian asupan protein diberikan 15% dari total energi
sebanyak 61 gram per hari dengan jenis protein hewani dan
nabati yang mengandung purin rendah hingga sedang (terbatas).
Sumber protein purin rendah diperoleh dari telur dan susu.
Sedangkan purin sedang diperoleh dari kacang-kacangan dan
olahannya seperti tahu dan tempe, daging ayam tanpa kulit, ikan
air tawar atau laut segar (kecuali ikan kalengan).
Pemberian asupan lemak diberikan cukup 20% dari kebutuhan
energi sekitar 36 gram per hari dengan jenis lemak tak jenuh
tunggal dan ganda omega 3-6 yang mengandung purin rendah
hingga sedang (terbatas). Sumber lemak diperoleh dari minyak
kelapa, dan makanan sumber protein hewani serta nabati
mengandung purin rendah (telur, susu) dan purin sedang
(kacang-kacangan dan olahannya seperti tahu dan tempe), ikan
air tawar atau laut segar (kecuali kalengan), dan daging ayam
tanpa kulit.
Pemberian asupan karbohidrat diberikan cukup 65% dari
kebutuhan energi sekitar 263 gram per hari dengan jenis
karbohidrat kompleks mengandung purin rendah serta
menghindari sumber fruktosa. Sumber karbohidrat rendah purin
diperoleh dari beras, tepung beras, kentang, bihun, ubi, jagung,
tomat, timun, wortel, macaroni, kacang panjang, sawi putih,
taoge, gambas/oyong, daun kelor.
Pemberian asupan serat diberikan sebanyak 33,6 gram per hari.
Jenis serat yang diberikan yaitu serat larut bersumber dari
sayuran dan serealia rendah purin.
- Zat gizi mikro :
Asupan tinggi vitamin dan mineral dianjurkan yang berperan
sebagai antioksidan dan antiinflamasi seperti vitamin C dan
magnesium. Selain itu, juga dianjurkan asupan tinggi vitamin
dan mineral yang berperan meningkatkan volume darah seperti
vitamin B6, B9, B12, besi, zink. Asupan kaya vitamin D, K,
kalsium, kalium, dan fosfor juga dianjurkan. Vitamin dan mineral
tersebut berasal dari makanan sumber karbohidrat (serealia dan
sayur), protein, dan lemak yang mengandung purin rendah
hingga sedang (telah tercantum sebelumnya).
- Cairan diberikan sesuai AKG menurut usia Ny P sebanyak >2,5 L
sekitar 2560 ml.
b. Impementasi
1. Menu
WAKTU MENU BAHAN GRAM URT PENUKAR
PAGI Nasi tim Beras 50 1/2 gls 1/2 P
(07.00
WIB)
Air 150 ¾ gls ¾P
Sayur bening Gambas 100 1 mgkk 1P
gambas jagung
Jagung pipil 50 5 sdm ½P
Misoa 30 ¼ gelas 1/3 P
Air 200 1 gelas 1P
Telur bumbu Telur utuh 55 1 butir 1P
rujak
Santan encer 20 2 sdm 1/5 P
Kunyit 10 2 ruas -
Minyak 5 ½ sdm ½P
SELING Pudding labu Labu kuning 100 1 ptg sdg 1 P
AN PAGI kuning
(10.00
WIB)
Susu cair 100 ½ gelas 1/2 P
rendah lemak
Bubuk agar 5 1 sdt -
SIANG Nasi tim Beras ½ gls ½P
(12.00
WIB)
Air 150 ¾ gls ¾P
Sup ikan daun Ikan kakap 40 1 ptg sdg 1P
kelor fillet
Daun kelor 50 ½ mgkk ½P
Wortel 50 5 sdm ½P
Tomat 20 ½ potong 1/5 P
Kentang 30 1/3 ptg sdg 1/6 P
Air 200 1 gelas 1P
Tempe bumbu Tempe 50 2 bh sdg 1P
kuning
Santan encer 20 2 sdm 1/5 P
Kunyit 10 2 ruas -
SELING Kolak Singkong 50 1 ptg sdg ½P
AN singkong dan
SORE ubi
(15.00 Ubi jalar 50 1 ptg sdg ½P
WIB)
Santan encer 100 ¾ gls 1P
Gula merah 10 1 sdm 1P
MALAM Nasi tim Beras 50 ½ gls ½P
(17.00
WIB)
Air 150 ¾ gls ¾P
Sayur bening Sawi putih 100 1 mangkok 1 P
sawi putih
Air 200 1 gls 1P
Tumis putih Putih telur 35 1 butir 1P
telur kemangi ayam
Daun bawang 10 1 batang -
Daun kemangi 50 ½ mgkk ½P
Meal analysis: energy 529.7 kcal (34 %), carbohydrate 82.6 g (32 %)
SELINGAN PAGI
labu kuning 100 g 39.0 kcal 8.8 g
susu skim / tak berlemak cair 100 g 34.9 kcal 4.9 g
agar swallow 5g 7.4 kcal 1.7 g
MAKAN SIANG
beras putih giling 50 g 180.4 kcal 39.8 g
water 150 g 0.0 kcal 0.0 g
ikan kakap 40 g 33.6 kcal 0.0 g
daun kelor mentah 50 g 30.0 kcal 5.6 g
carrots, raw or boiled 50 g 22.5 kcal 5.3 g
tomato, ripe or green, raw or 20 g 4.2 kcal 0.9 g
kentang 30 g 27.9 kcal 6.5 g
water 200 g 0.0 kcal 0.0 g
tempeh, soybean, mold process 50 g 99.5 kcal 8.5 g
santan (kelapa dan air) 20 g 21.2 kcal 0.9 g
kunyit 10 g 32.5 kcal 5.8 g
Meal analysis: energy 451.8 kcal (29 %), carbohydrate 73.2 g (28 %)
SELINGAN SORE
singkong putih 50 g 65.5 kcal 15.9 g
ubi jalar kuning 50 g 51.0 kcal 12.1 g
santan (kelapa dan air) 100 g 106.1 kcal 4.6 g
gula merah tebu belum dimurnikan 10 g 37.6 kcal 9.7 g
Meal analysis: energy 260.2 kcal (17 %), carbohydrate 42.4 g (16 %)
MAKAN MALAM
beras putih giling 50 g 180.4 kcal 39.8 g
water 150 g 0.0 kcal 0.0 g
sawi putih mentah 100 g 15.1 kcal 2.1 g
telur ayam bagian putih 35 g 17.5 kcal 0.3 g
daun bawang 10 g 2.1 kcal 0.5 g
daun kemangi mentah 50 g 10.5 kcal 2.5 g
Meal analysis: energy 225.6 kcal (15 %), carbohydrate 45.2 g (17 %)
=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1548.7 kcal 2198.9 kcal 70 %
PUFA 5.8 g - -
cholesterol 252.8 mg - -
protein 60.2 g(15%) 46.0 g(12 %) 131 %
fat 36.4 g - -
carbohydr. 258.9 g - -
dietary fiber 27.3 g - -
retinol 109.9 µg - -
phytic acid 1069.2 mg - -
calcium 566.5 mg 1200.0 mg 47 %
magnesium 377.1 mg 280.0 mg 135 %
niacineequiv. 0.0 mg 15.0 mg 0%
zinc 7.5 mg 12.0 mg 63 %
iron 15.3 mg 15.0 mg 102 %
Vit. B1 0.9 mg 1.1 mg 85 %
Vit. B2 1.3 mg 1.3 mg 103 %
niacine 11.3 mg - -
Vit. B6 2.1 mg 1.6 mg 133 %
pantoth. acid 5.1 mg - -
tot. fol.acid 350.0 µg - -
Vit. B12 1.6 µg 2.0 µg 80 %
Vit. C 99.4 mg 60.0 mg 166 %
Vit. A 2614.7 µg 800.0 µg 327 %
Vit. D 0.9 µg 10.0 µg 10 %
Vit. E 0.0 mg - -
potassium 2958.1 mg - -
phosphorus 952.8 mg 1200.0 mg 79 %
sodium 311.6 mg - -
VI. PEMBAHASAN
Kondisi Ny P yang mengalami diagnosis terakhir berupa gout arthritis dan
hipertensi menimbulkan tanda berupa nyeri dan sakit pada sendi, lutut, dan
kaki hingga mengakibatkan sulit untuk berjalan disertai hiperurisemia,
hipierlipidemia, dan anemia mengakibatkan kondisi Ny P yang perlu
penanganan serius. Hasil dari skrining dengan metode MST dihasilkan skor 3
sehingga Ny P tergolong berisiko tinggi malnutrisi maka perlu dilakukan
PAGT lebih lanjut.
Keluhan berupa nyeri sendir, lutu, dan kaki hingga membuat Ny P sulit
berjalan diakibatkan karena tingginya asam urat (hiperurisemia) dalam darah
yang berakibat timbul penyakit gout. Gout merupakan penyakit tidak menular
akibat tingginya metabolismee purin yang berdampak pada tingginya asam
urat dalam darah (hiperurisemia). Asam urat merupakan produk akhir dari
metabolisme purin yang berasal dari asupan makanan, sintesis de novo, dan
katabolisme jaringan.2 Penyakit gout merupakan penyakit inflamasi yang
dapat menimbulkan rasa sakit, kemerahan, nyeri, panas, bengkak, dan
kekakuan pada sendi yang terkena. Gout akan meningkat kekambuhannya atau
keterparahannya saat serum asam urat meningkat hingga mengendap dan
membentuk kristal asam urat dalam cairan synovial sendi dan memicu
inflamasi jaringan sendi dan sekitarnya. 3
Gout dapat diperparah kondisinya dengan adanya kejadian
hyperlipidemia yang juga dialami Ny P (ditandai dengan kolesterol > 200 mg
dan trigliserid >155 mg/dl). Salah satu penelitian menunjukkan adanya
hubungan positif terhadap kejadian hiperurisemia dan hipertrigliserid yaitu
status gizi dan serum trigliserid darah akan lebih tinggi pada kelompok
hiperurisemia dibanding yang tidak hiperurisemia. 4 Hal ini dapat disebabkan
adanya gangguan metabolisme asam lemak bebas yang disebabkan oleh
tingginya akumulasi trigliserid dalam darah yang berakibat pada berlebihnya
produksi asam lemak bebas dalam darah. Kemudian, hal tersebut akan
mempercepat dekomposisi adenosis trifosfat yang menyebabkan peningkatan
asam urat (produk akhir dari metabolisme purin). Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi serum trigliserid darah diantaranya tekanan darah tinggi, IMT
berlebih, usia, jenis kelamin, diet dan gaya hidup, dan lainnya.4 Tekanan darah
yang tinggi, IMT berlebih, dan asupan yang kurang tepat saat ini dialami Ny
P. Berdasarkan riwayat asupan SMRS, Ny P lebih sering mengonsumsi
makanan tinggi purin dan olahan goreng yang tergolong tinggi lemak. Hal ini
dikarenakan karena beliau memang belum pernah terpapar edukasi terkait
jenis dan jumlah asupan yang harus dikonsumsi sesuai kondisinya.
Selama masuk rumah sakit, Ny P diberikan medikamentosa berupa obat-
obatan golongan NSAID (non steroid antiinlammation drugs), xanthine
oxidase inhibitor sebagai anti-gout berupa alluprinol, antacid (acid inhibitor
drugs), antilipidemic (simvastatin) dan injeksi vitamin B12. Terapi
medikamentosa yang diberikan pastinya dapat menimbulkan interaksi antara
obat dan makanan sehingga perlu adanya kolaborasi antar profesi yaitu ahli
gizi, ahli farmasi, dokter, dan perawat dalam melakukan perawatan yang
optimal guna menghindari kontraindikasi yang mungkin terjadi. Obat
golongan NSAID (ketolorac dan meloxicam) dan antacid (ranitidine) yang
diberikan akan menurun absorpsinya saat dikonsumsi bersama makanan
sehingga diperlukan anjuran konsumsi yang sesuai dari kolaborasi bersama
ahli farmasi.5 Obat anti-gout berupa alluprinol tidak hanya berfungsi dalam
membantu menurunkan asam urat pada kejadian penyakit gout namun juga
membantu kontrol lipid darah seperti trigliserid dan kolesterol. 5,6 Obat
alluprinol termasuk kedalam obat-obatan uricostatic yang bekerja
menurunkan sintesis asam urat dengan menghambat xantin oksidase (enzim
yang berperan dalam mengkatalisis oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan
asam urat).2 Obat simvastatin juga digunakan dalam mengontrol lipid darah
Ny P sebagai golongan antilipidemic.5 Suplementasi vitamin B12 berupa
mecobalamin juga mampu menurunkan kadar serum asam urat darah diiringi
pula asupan makananan tinggi vitamin B12, B6, dan folat. 7
Prinsip diet yang direkomendasikan berupa diet rendah purin dinilai
cocok guna membantu menurunkan serum asam urat hingga mencapai normal
agar tidak memperparah kondisi Ny P. kandungan purin dalma makanan
dibagi menjadi 3 yaitu purin tinggi (mengandung purin 100-1000 mg per 100
g bahan), purin sedang (mengandung purin 9-100 mg per 100 g bahan), dan
purin rendah (selain dari kelompok purin tinggi dan sedang). 2 Kelompok
bahan makanan purin tinggi harus dibatasi seperti daging merah, jeroan,
bebek, ikan kaleng (sarden, tuna, dll), kornet, kaldu daging sup kental, produk
roti ber-ragi (pengembang beralkohol), dan buah-buahan yang dapat berubah
menjadi alcohol dalam usus (durian, buah dan air kelapa, alpukat) juga perlu
dibatasi tidak boleh berlebihan meski purin rendah).2,8 Kelompok bahan
makanan purin sedang boleh dikonsumsi namun perlu dibatasi 1- 1 ½ penukar
(50-75 gram per hari) atau 1 mangkok (100 gram) sayuran per hari seperti
daging putih/unggas (kecuali purin tinggi), ikan, seafood (udang, cumi,
kerang) jamur, bayam, asparagus, kangkung, daun singkong, daun dan biji
melinjo, kacang kering dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, oncom, buah
nanas, kacang polong, pisang, melon, labu, kale.2,8,9 Kelompok bahan
makanan purin rendah boleh dikonsumsi sehari-hari seperti semua jenis sayur
dan buah yang tidak tercantum pada kelompok purin sedang dan tinggi, beras,
ubi, singkong, jagung, mie, bihun, misoa, tepung beras, macaroni, timun,
tomat, wortel, minyak zaitun, pasta,telur, susu dan olahannya, kopi, buah ceri,
rempah dan bumbu, jahe, teh, sereal, coklat, pudding, zaitun, gula garam dan
lemak (perlu dibatasi).2,8,9 Ketiga kelompok bahan makanan berdasar
kandungan purinnya tersebut dapat menjadi hal penting yang perlu
disampaikan pada Ny P dan juga suami atau keluarganya karena asesmen
sebelumnya menunjukkan Ny P belum mengetahu makanan apa yang harus
dikonsumsi sesuai dengan kondisinya.
Pada pasien gout, tidak hanya kandungan purin dalam makanan yang
perlu diperhatikan namun juga fruktosa dan alcohol. Fruktosa dapat
meningkatkan serum asam urat dalam darah melalui mekanisme polimorfisme
GLUT9. Fruktosa terdapat dalam makanan berpemanis, minuman bersoda
yang tinggi fruktosa sirup jagung dan juga terdapat secara alami dalam buah-
buahan sehingga lebih baik menghindarinya. Hal yang sama juga terjadi pada
alcohol (tinggi purin) yang mampu meningkatkan risiko gout.2
Jenis lemak yang dianjurkan yaitu lemak jenuh ganda berupa omega 3
yang mampu berperan sebagai antiinflamasi sehingga dapat menurunkan
tingkat inflamasi pada sendi yang dialami penderita gout. 10 Salah satu
penelitian menunjukkan bahwa tingkat keparahan dan kekambuhan nyeri
sendi pada penderita gout lebih parah pada penderita yang rendah kadar omega
3 dalam darah (berasal dari asupan dan suplemen). 10
Jenis karbohidrat yang dianjurkan yaitu karbohidrat kompleks
dibandingkan sederhana dikarenakan untuk membantu kontrol berat badan Ny
P dan meningkatkan sensitivitas insulin (pada berat badan berlebih hingga
obesitas risiko sensitivitas menurun). 2 Selain itu, makanan yang mengandung
vitamin A, C, E, dan mineral zink, dan selenium juga dianjurkan karena
kemampuannya sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang diperoleh dari
sayur, sumber protein, dan karbohidrat. 2,3 Asupan kaya vitamin dan mineral
seperti vitamin B6, folat, B12, besi, zink juga dianjurkan guna membantu
menurunkan asam urat dan mengatasi anemia Ny P yang dialami. 2,7 Vitamin
dan mineral kaya pada makanan yang berserat baik larut maupun tidak. Serat
dapat meningkatkan motilitas usus dan berpotensi dalam mengikat asam urat
dalam usus guna diekskresikan melalui urin. 11
Salah satu penelitian menemukan bahwa diet kaya asupan yang bersifat
basa akan lebih memudahkan eksreksi asam urat melalui urin dibandingkan
diet kaya asupan yang bersifat asam. 12 Asupan makanan yang bersifat basa
didominasi makanna berbasis nabati yang kaya zat gizi mikro berupa
magnesium, kalsium, sodium, dan potassium yang baik guna kontrol tekanan
darah pada penderita hipertensi seperti Ny P. Magnesium juga berperan dalam
menurunkan kejadian hiperurisemia pada penderita gout.11 Bahan makanan
bersifat basa misalnya sayur, buah, kacang-kacangan, bumbu dan rempah,
coklat, gula merah, dan kopi.2 Kelompok bahan makanan tersebut juga dapat
menjadi pertimbangan anjuran bagi Ny P namun tetap melihat tergolong
kelompok purin rendah, sedang, atau tinggi agar tidak memperparah
kondisinya.
Selanjutnya, hal yang diperhatikan yaotu minum air yang cukup sekitar >
2 L per hari juga diutamakan agar tetap terhidrasi. Hidrasi tubuh juga dapat
mencegah kenaikan serum asam urat setelah beraktivitas hingga berkeringat.
Apabila tubuh mengalami dehidrasi maka akan meningkatkan kekambuhan
penyakit gout dan meningkatkan serum asam urat dan menurunkan
kemampuan eksreksi asam urat melalui urin. 13
Setelah dilakukan intervensi gizi berupa rekomendasi diet dan konseling
gizi dilanjutkan monitoring dan evaluasi guna mengetahui ada tidaknya
perubahan kondisi hingga normal atau membaik dari sebelumnya. jika target
monev belum tercapai, maka dapat dilakukan PAGT kembali.
VII.PENUTUP/KESIMPULAN
Ny P yang mengalami diagnosis terakhir gout arthritis disertai hipertensi
yang diikuti keluhan berupa sakit dan nyeri pada sendi, lutut, dan kaki.
Temuan ini sejalan dengan hasil biokimia Ny P yang menunjukkan adanya
hiperurisemia dan hiperlipid disertai adanya anemia. Selain itu berat badan
berlebih juga dapat memperparah keluhan yang dirasa. Diagnosis yang dapat
ditegakkan sesuai kasus Ny P yaitu adanya perubahan nilai biokimia terkait
gizi dan rendahnya pengetahuan terkait gizi dan makanan. Kedua diagnosis
tersebut menuntun adanya pemberian intervensi gizi berupa diet rendah purin
1600 kkal dan konseling gizi yang bertujuan memperbaiki kondisinya,
mengembalikan nilai lab hingga normal, dan meningkatkan pengetahuan Ny
P terkait makanan apa saja yang dikonsumsi, dibatasi, dan dihindari sesuai
kondisinya. Hal yang perlu dilakukan monitoring yaitu terkait peningkatan
pengetahuan, perbaikan nilai lab, penurunan tanda atau keluhan yang dialami,
dan penurunan berat badan.
VIII.DAFTAR PUSTAKA
1. Herawati H, Sarwiyata T, Alamsyah A. Metode Skrining Gizi di Rumah
Sakit dengan MST Lebih Efektif dibandingkan SGA. J Kedokt
Brawijaya. 2014;28(1):68–71.
2. Gomez FE, Kaufer-Horwitz M, Mancera-Chavez GE. Medical Nutrition
Therapy for Reumatic Disease. In: Mahan LK, Raymond JL, editors.
Krauses’S Food & The Nutrition Care Process. Fourteenth. Canada:
Elsevier Inc.; 2017. p. 806.
3. Nelms MN, Sucher KP, Lacey K. Diseases of The Musculoskeletal
System. In: Nutrition Therapy and Pathophysiology. third. Boston, USA:
Cengage Learning; 2014. p. 752.
4. Hou Y, Yang X, Wang C, Zhi L, Yang M, You C. Hypertriglyceridemia
and hyperuricemia : a retrospective study of urban residents. 2019;11–5.
5. Bendich A. Handbook of Drug-Nutrient Interactions. second. Boullata
JI, Armenti VT, editors. New York: Humana Press; 2010.
6. Shelmadine B, Bowden RG, Wilson RL, Beavers D, Hartman J. The
effects of lowering uric acid levels using allopurinol on markers of
metabolic syndrome in end-stage renal disease patients : a pilot study.
2009;385–9.
7. Zhang Y. Folate , Vitamin B6 and Vitamin B12 Intake in Relation to
Hyperuricemia. 2018;
8. Ramayulis R. Makanan Sehat Atasi Berbagai Penyakit: Asam Urat,
Diabetes Mellitus, Kolesterol, dan Hipertensi. Jakarta: Penerbit Plus;
2013. 8–38 p.
9. Grygiel B. Diet in hyperuricemia and gout - Myths and facts Diet in
hyperuricemia and gout – myths and facts Dieta w hiperurykemii i dnie
moczanowej – mity i fakty. 2015;(September 2014).
10. Iverson C, Bacong A, Liu S, Baumgartner S, Lundström T, Oscarsson J,
et al. Omega-3-carboxylic acids provide efficacious anti-inflammatory
activity in models of crystal- mediated inflammation. 2018;(October
2017):1–11.
11. Zhang Y. Dietary Magnesium Intake and Hyperuricemia among US
Adults. 2018;1–12.
12. Kanbara A, Miura Y, Hyogo H, Chayama K, Seyama I. Effect of urine
pH changed by dietary intervention on uric acid clearance mechanism of
pH-dependent excretion of urinary uric acid. 2012;1–7.
13. Kakutani-hatayama M, Kadoya M, Okazaki H, Kurajoh M, Shoji T,
Koyama H, et al. Nonpharmacological Management of Gout and
Hyperuricemia : Hints for Better. 2015;11(4):321–9.
IX. LAMPIRAN
1. Leaflet
2. Hasil Nutrisurvey SMRS Ny P
============================================================
Analysis of the diet plan
============================================================
Food Amount energy carbohydr.
____________________________________________________________________
nasi putih 150 g 195.0 kcal 42.9 g
ikan mujair segar 40 g 33.6 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 10 g 86.2 kcal 0.0 g
ikan pindang selar kecil 40 g 56.0 kcal 0.0 g
minyak kelapa sawit 10 g 86.2 kcal 0.0 g
tempeh, soybean, mold process 50 g 99.5 kcal 8.5 g
minyak kelapa sawit 10 g 86.2 kcal 0.0 g
kangkung 30 g 4.5 kcal 0.6 g
bayam segar 30 g 11.1 kcal 2.2 g
Meal analysis: energy 658.4 kcal (100 %), carbohydrate 54.2 g (100 %)
============================================================
Result
============================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
___________________________________________________________________
energy 658.4 kcal 2198.9 kcal 30 %
PUFA 3.3 g - -
cholesterol 34.0 mg - -
protein 32.9 g(20%) 46.0 g(12 %) 71 %
fat 35.7 g - -
carbohydr. 54.2 g - -
dietary fiber 1.9 g - -
retinol 26.0 µg - -
phytic acid 411.2 mg - -
calcium 166.7 mg 1200.0 mg 14 %
magnesium 134.0 mg 280.0 mg 48 %
niacineequiv. 0.0 mg 15.0 mg 0%
zinc 2.1 mg 12.0 mg 17 %
iron 3.3 mg 15.0 mg 22 %
Vit. B1 0.2 mg 1.1 mg 18 %
Vit. B2 0.2 mg 1.3 mg 17 %
niacine 6.9 mg - -
Vit. B6 0.7 mg 1.6 mg 42 %
pantoth. acid 1.0 mg - -
tot. fol.acid 91.7 µg - -
Vit. B12 1.1 µg 2.0 µg 54 %
Vit. C 17.8 mg 60.0 mg 30 %
Vit. A 1773.1 µg 800.0 µg 222 %
Meal analysis: energy 1403.4 kcal (100 %), carbohydrate 186.4 g (100 %)
============================================================
Result
============================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
____________________________________________________________________
energy 1403.4 kcal 2198.9 kcal 64 %
PUFA 6.5 g - -
cholesterol 85.1 mg - -
protein 59.6 g(17%) 46.0 g(12 %) 130 %
fat 46.9 g - -
carbohydr. 186.4 g - -
dietary fiber 7.7 g - -
retinol 22.4 µg - -
phytic acid 1154.9 mg - -
calcium 638.4 mg 1200.0 mg 53 %
magnesium 327.0 mg 280.0 mg 117 %
niacineequiv. 0.0 mg 15.0 mg 0%
zinc 6.8 mg 12.0 mg 56 %
iron 12.1 mg 15.0 mg 81 %
Vit. B1 0.7 mg 1.1 mg 60 %
Vit. B2 0.9 mg 1.3 mg 67 %
niacine 9.3 mg - -
Vit. B6 1.7 mg 1.6 mg 104 %
pantoth. acid 4.6 mg - -
tot. fol.acid 178.1 µg - -
Vit. B12 2.5 µg 2.0 µg 123 %
Vit. C 74.8 mg 60.0 mg 125 %
Vit. A 2216.0 µg 800.0 µg 277 %