Anda di halaman 1dari 12

“STANDAR ASUHAN PENYULUHAN PADA

TN. W DENGAN DIAGNOSA MEDIS HEPATOMEGALI”

Di Susun Oleh :

EKA YULIANA (210104037)

PRAKTIK PROFESI NERS


STASE KEPERAWATAN DEWASA
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Diet Penyakit Hepatomegali
Sasaran : Tn. W dan keluarga
Hari/Tgl : Jumat, 7 Januari 2022
Jam : 15.10-selesai
Waktu : 15 Menit

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat
memahami dan mengerti tentang diet hepatomegali.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Tn W dan keluarga diharapkan
mampu menjelaskan kembali :
1. Mampu menyebutkan syarat diet hepatomegali

2. Mampu menyebutkan jenis diet hepatomegali

3. Mampu menyebutkan prosedur diet hepatomegali

C. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien

D. Latar Belakang
Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam
metabolisme karbonhidrat, lemak, dan protein. Sebagian besar hasil
pencernaan setelah diabsopsi, langsung dibawa ke hati untuk disimpan atau
diubah menjadi bantuk lain dan diangkat ke bagian tubuh yang
membutuhkan. Dengan demikian, adanya kelainan atau kerusakan pada hati
akan berpengaruh terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan makanan
dalam tubuh sehingga sering menyebabkan gangguan gizi. Untuk itu,
dibutuhkan nutrisi yang seimbang baik dari segi kalori, karbonidrat, protein,
dan lemak yang nantinya akan membawa pengaruh yang baik untuk
memperbaiki kerusakan sel hati. Pada tingkat tertentu kerusakan sel hati
masih bisa diperbaiki dengan cara memproduksi sel baru yang sehat. Dalam
kasus seperti ini peran perawat yang merupakan penghubung utama antara
pasien dengan anggota tim lain, adalah antara lain bertanggung jawab dalam
pemesanan makanan atau diet ke dapur sesuai preskripsi diet yang sudah
diterapkan. Perawat bertanggung jawab dalam pemberian makanan per oral,
enternal, maupun parenteral dan memberi laporan secara lisan dan / atau
tertulis tentang kemungkinan akibat yang kurang baik kerena pemberian
makanan tersebut. Perawat juga bertanggung jawab untuk memberi
penjelasan secara garis besar kepada pasien dan keluarganya tentang makanan
atau diet yang diberikan.

E. Materi (terlampir)

F. Pengorganisasian
1. Presenter :
2. Moderator :
3. Fasilitator :
4. Observer :

G. Struktur Kelompok
Tempat Kegiatan : Ruang Kemuning, kamar nomor 8
Waktu Kegiatan : 15.10 -selesai
Jumlah Anggota : 2 orang
Alokasi Waktu : 15 menit

H. Metoda
a. Ceramah
b. Tanya Jawab/diskusi
I. Media
Leaflet
J. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyuluh : Pasien

: Moderator : Keluarga pasien

K. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan audiens Waktu
1 Pembukaan
- Moderator - Men 3 menit
memberi salam. jawab salam.
- Moderator - Men
membuat kontrak waktu. dengar dan
- Moderator memperhatikan.
menjelaskan tujuan penyuluhan. - Men
dengarkan dan
memperhatikan.

2 Pelaksanaan
- Menggali - Men 7 menit
pengetahuan klien tentang gemukakan
apendiksitis pendapat.
- Memberi - Men
reinforcement positif atas dengarkan dan
jawaban klien dan keluarga memperhatikan
- Menjelaskan penjelasan
tentang pengertian
hepatomegali
- Menjelaskan
jenis diet hepatomegali
- Menjelaskan
syarat diet hepatomegali
- Menjelaskan
prosedur diet hepatomegali
3 Penutup
- Proses tanya - Me 5 menit
jawab : mberi pertanyaan
Memberikan kesempatan pada - Me
pasien dan keluarga untuk mperhatikan
bertanya - Berp
- Menyimpulkan artisipasi
materi bersama pasien - Men
- Melakukan jawab salam
evaluasi
- Menutup dan
memberi salam.

L. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Peserta penyuluhan 4 orang
- Setting tempat teratur, berbentuk persegi
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan keluarga dapat mengikuti
seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan pasien dan keluarga aktif
3. Evaluasi Hasil
Pengunjung dapat:
- Menjelaskan tentang pengertian hepatomegali
- Menjelaskan syarat diet hepatomegali
- Menjelaskan jenis diet hepatomegali
- Menjelaskan prosedur diet hepatomegaly

Lampiran
MATERI PENYULUHAN

A. DEFINISI
Hepatomegali (Pembesaran Hati) adalah pembesaran organ hati
yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus
hepatitis, demam tifoid, amoeba, penimbunan lemak (fatty liver), penyakit
keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari
keganasan (metastasis) ( Brunner & Suddarth, 2000:22). Keluhan dari
hepatomegali ini gangguan dari system pencernaan seperti mual dan
muntah, nyeri perut kanan atas, kuning bahkan buang air besar hitam.
Pengobatan pada kasus hepatomegali ini berdasarkan penyebab yang
mendasarinya.

B. TUJUAN DIET
Tujuan diet penyakit hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan
status
gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan cara :
a. Meningkatkan regenerasi jaringan ahti dan mencegah kerusakan lebih
lanjut.
b. Meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
c. Mencegah katabolisme protein.
d. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila
kurang.
e. Mencegah atau mengurangi asites, varises, dan hipertensi portal.
f. Mencegah koma hepatik

C. SYARAT DIET
1. Energi Tinggi, untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan
bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40 – 45 kkal.kgbb.
2. Lemak Cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total, dalam
bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien
mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang
(medium chain triglyceride / MCT). Jenis lemak ini tidak membutuhkan
aktifitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian
lemak sebanyak 45 gram dapat mempertehankan fungsi imun dan
proses sintesis lemak.
3. Protein Agak Tinggi, yaitu 1,25 – 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme
protein. Pada kasus hipatitis Fulminan dengan nekrosis dan gejala
ensefalopati yang disertai peningkatan amoniak dalam darah, pemberian
protein harus dibatasi untuk mencagah koma, yaitu sebanyak 30 – 40
g/hari. Pada sirosis hati terkompensasi, protrein diberikan sebanyak
1,25 g/kg BB. Protein nabati memberikan keuntungan karena
kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui
fesis. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh.
Diet ini dapat mengurangi status ensefalopi, tetapi tidak dapat
memperbaiki keseimbangan nitrogen.
4. Vitamin dan Mineral, diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila
perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral
seng dan zat besi bila ada anemia.
5. Natrium, diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila
pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan labih luas.
6. Cairan, diberikan labih dari biasa kecuali bila ada kontraindikasi.
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau
makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna.

D. JENIS DIET
1. Diet hati I
Diberikan kepada penderita sirosis hepatis berat dan hepatitis infeksiosa
akut dalam keadaan pre koma atau segera setelah penderita dapat
makan kembali. Pemberian sumber protein sedapat mungkin dihindari.
Makanan berupa cairan yang mengandung hidrat arang sederhana
seperti sari buah, sirop, the manis. Cairan + 2 L sehari, bila ada ascites
dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L sehari.
2. Diet hati II
diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah teratasi. Pemberian
protein dibatasi (30 g sehari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah
cerna
3. Diet hati III
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada
penderita dengan nafsu makan cukup. Makanan diberikan dalam bentuk
lunak atau biasa sesuai dengan keadaan penderita. Protein diberikan
1g/kg BB/hari, lemak sedang, dalam bentuk mudah cerna.
4. Diet hati IV
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati III atau kepada
penderita hepatitis infeksiosa yang nafsu makannya telah baik, telah
dapat menerima protein dan tidak menunjukkan gejala sirosis hepatis
aktif. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa sesuai dengan
keadaan penderita.

E. PROSEDUR DIET
a. Makanan yang harus dihindari
1. Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti ubi,
singkong, kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka, durian dan lain-
lain.
2. Hindari makanan yang telah diawetkan seperti sosis, ikan asin,
kornet, dan lain-lain.
3. Pilihlah bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak
seperti daging yang tidak berlemak, ikan segar, ayam tanpa kulit.
4. Sebaiknya pilih sayur-sayuran yang sedikit mengandung serat seperti
bayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda,
daun kangkung dan sebagainya.
5. Bumbu-bumbu jangan terlalu merangsang. Salam, laos, kunyit,
bawang merah, bawang putih dan ketumbar boleh dipakai tetapi
jangan terlalu banyak.
6. Hindarkan makanan yang terlalu berlemak seperti daging babi, usus,
babat, otak, sum-sum dan santan kental.
b. Makanan yang dianjurka
1. Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbi-
umbian.
2. Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu,
kacang hijau, sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan
gas.
3. Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna
seperti gula-gula, sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A, Triyanti, K, Savitri, R, Wardani, W. I, Setiowulan, W. (1999).


Kapita
Selekta Kedokteran, Edisi III. Jakarta: Media Ausculapius FKUI.
Swearingen. (2001). Pocket Guide to Medical-Surgical Nursing, 2/E (Seri
Pedoman
Praktis Keperawatan Medikal Bedah, E/2, alih bahasa oleh Monica Ester).
Jakarta: EGC.
Sediaoetama AD. (2002). Ilmu Gizi untuk Profesi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai