Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.D G1P0A0 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN


TINDAKAN BEDAH SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI
OLIGOHIDRAMNION
DI RUANG IBS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG
• Sectio caesaria (SC) adalah membuka perut
dengan sayatan pada dinding perut dan uterus
yang dilakukan secara vertikal atau mediana, dari
kulit sampai fasia
• Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana
jumlah air ketuban kurang dari normal yaitu 800
cc
Penyebab yang terjadi pada Oligohidramnion:

1. Pada janin :Kelainan kromosom, hambatan pertumbuhan, kematian,


kehamilan postterm

2. Pada plasenta :Insufisiensi plasenta

3. Pada ibu :Hipertensi, preeklamsi, diabetes dalam kehamilan

4. Pengaruh obat :NSAIDs ( Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs )


MANIFESTASI KLINIS
• Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotement,
• Ibu merasa nyeri perut setiap pergerakan janin,
• Sering berakhir dengan partus prematurus,
• Bunyi jantung janin sudah terdengar jelas pada bulan kelima,
• Persalinan lebih lama dari biasanya,
• Janin dapat diraba dengan mudah,
• Sewaktu his akan terasa sakit sekali,
• Bila ketuban pecah, air ketubannya akan sedikit sekali bahkan tidak
ada
PATOFISIOLOGI
Kelainan konginetal yang paling sering menimbulkan Oligohidramnion
adalah kelainan sistem saluran kemih (kelainan ginjal bilateral dan
obstruksi uretra), dan kelainan kromosom (triploidi, trisomi 18 dan 13).
Trisomi 21 jarang memberikan kelainan pada saluran kemih sehingga
tidak menimbulkan Oligohidramnion. Insufisensi plasenta oleh sebab
apapun dapat menyebabkan hipoksia janin. Hipoksia janin yang
berlangsung kronis akan memicu mekanisme retribusi darah. Salah satu
dampaknya adalah terjadi penurunan aliran darah ke ginjal. Produksi
urine berkurang dan terjadi Oligohidramnion.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan
mengukur ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan
menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid
Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur
kurang dari 5 cm, calon ibu tersebut didiagnosa mengalami
oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut lebih dari 25 cm, ia di
diagnosa mengalami polihydramnion.
PENATALAKSANAAN
• Farmakologi
1. Amnion infusion.
2. Induksi dan kelahiran.
• Tindakan Konservatif
1. Tirah baring
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion
KOMPLIKASI
Oligohidramnion yang terjadi oleh sebab apapun akan berpengaruh
buruk pada janin. Komplikasi yang sering terjadi adalah: Cacat bawaan,
hipoplasia paru, kompresi tali pusat, deformitas pada wajah dan skeletl,
aspirasi mekonium pada intrapartum, amniotic band syndrom, IUGR
(Intra Uterine Grow Reterdation), volume darah janin berkurang
IDENTITAS PASIEN
• No RM : 304547
• Inisial Pasien : Ny.D
• Tgl lahir / umur : 20 Juni 1995 / 27 tahun
• Alamat : Lumbir Rt 8 Rw 4
• Diagnosa Pre Operatif : G1 P0 A0 Hamil 40+3 minggu
Oligohidramnion
• Diagnosa Pasca Operatif : Oligohidramnion
• Tindakan : Sectio Caesarea
• Jenis Anastesi : Spinal
PENGKAJIAN PRE OPERATIF
1. DATA OBJEKTIF
• Pemeriksaan EKG : Tidak terkaji
• Pemeriksaan Rontgen : Tidak terkaji
• Pemeriksaan USG: Tidak terkaji
• Terpasang gelang identitas : Ya, warna pink
• Terpasang DC : Terpasang
• Terpasang infus : Ya, jenis cairan RL 20 tpm
• Terpasang NGT : Tidak terpasang
• Memakai gigi palsu : Tidak
• Memakai soft lensa : Tidak
• Memakai lipstick : Tidak
• Memakai Asesoris : Tidak
Pemeriksaan Lab : Tanggal 30 Mei 2022
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI      
Hemoglobin 12.5 10.8 - 15.6 %
Leukosit 9.43 4.8 – 10.8 10ˆ3/ul
Hematokrit 38.9 33.0 – 45.0 %
Eritrosit 5.47 3.80 – 5.80 10ˆ6/ul
Trombosit 251 150 – 450 10ˆ3/ul
MCV 71.1 79.0 – 99.0 Fl
MCH 22.9 27.0 – 31.0 Pg
MCHC 32.1 33.0 – 37.0 g/dl
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
RDW 16.6 11.5 – 14.5 %
MPV 11.5 7.2 – 11.1 Fl
HITUNG JENIS      
Basofil 0 1. – 1.0 %
Eosinofil 1 2.0 – 4.0 %
Batang 0.0 2.00 – 5.00 %
Segmen 69.0 40.0 – 70.0 %
Limfosit 21 25.0 – 40.0 %
Monosit 9 2.0 – 8.0 %
NLR 3.4 <3.13 Ratio
   
 
• Lavement : Tidak diberikan
• Skeren : Tidak dilakukan
• Tanda-tanda vital : TD: 112/70 mmHg
Nadi: 82x/menit
Respirasi: 20x/menit
Suhu: 36,6˚C
SpO2: 100%
PENGKAJIAN INTRA OPERATIF
• Posisi pasien: Supinasi
• Sumbatan jalan nafas : Tidak ada
• Tanda-tanda vital : TD: 110/70 mmHg
Nadi: 82x/menit
Respirasi: 20x/menit
Suhu: 36,5˚C
SpO2: 99%
• Lebar luka : ± 15 cm
• Perdarahan : ± 500 ml
• Urine : Memakai DC
• Lama Operasi : 40 menit
ALDRETTE SCORE (Penilaian Anastesi)
•Aktivitas mampu gerak dengan perintah
•Tidak mampu gerak ekstremitas
•Respirasi
•Usaha nafas terbatas
•Sirkulasi TD ± dari pre operasi
•20 mmHg
•Kesadaran
•Tidak ada respon
•Warna kulit
•Tidak kemerahan
 
STEWARD SCORE (Penilaian Anastesi)
• Aktivitas
• Tidak ada respon
• Respirasi
• Pertahanan jalan nafas
• Motorik
• Tidak ada gerakan
BROMAGE SCORE (Penilaian Anastesi)
• Tidak mampu fleksi lutut
• Tidak mampu ekstensi tungkai
• Tidak mampu fleksi pergelangan kaki
• ANALISA DATA
NO TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
    PRE OPERATIF    
1 31 Mei 2022 DS: Ansietas Krisis situasional (prosedur
10.20 - Pasien mengatakan cemas karena akan invasive section caesarea)
dioperasi
 
DO:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak tidak focus
- Pasien didampingi oleh suami
- TD: 112/70 mmHg
N: 82x/menit
R: 20x/menit
S: 36,6˚C
SpO2: 100%

 
NO TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
    INTRA OPERATIF    
1 31 Mei 2022 DS:- Risiko infeksi Efek prosedur invasive (section
10.40 caesarea
DO:

- Posisi pasien supinasi

- Jenis anastesi yang diberikan spinal


anastesi, infus RL 20 tpm

- Pasien dilakukan tindakan section


caesarea

- TD: 110/70 mmHg

N: 82x/menit

R: 20x/menit

S: 36,5˚C

SpO2: 99%

-  

Anda mungkin juga menyukai