Gawat Darurat
Nama Mahasiswa
PRIMA SISTIANINGSIH
Kasus Ke :2
Jenis Kasus : Trauma
Penguji : 1.
2.
KOREKSI I KOREKSI II
(…………………………………………...………) (……………………..……………………………...)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT (TRAUMA)
PRIMARY SURVEY
TINDAKAN:
Respon :
Tidak ada tindakan
Alert √ Verbal Pain Unresponse
Airway : Suctioning
√Bersih OPA
Tidak bersih: (jabarkan berdasarkan hasil LLF) NPA
ETT
√Data lain yang mendudukung Neck Collar
Pasien bisa diajak bicara √ Tidak Ada Tindakan
Disability
GCS : 14 (E 3 M 6 V 5 ) Pupil: Isokor Lateralisasi Motorik : Jatuh bersamaan
Data lain yang mendukung:
Tidak Ada
Exposure
Terdapat benjolan difrontal sebelah kiri, terdapat Racooneyes.
Gastric Tube:
Tidak Terpasang
Evaluasi:
Kesadaran/GCS : Compos Mentis/ 14 Nadi 78x/menit Respirasi 18 x/menit Urin output -
SECONDARY SURVEY :
Tanda Vital:
Terdapat luka robek ±1cm didaerah nasal, hematom (+), Fraktur,Skala nyeri 5. Terdapat racooneyes dimata
kiri.
Dada
Pengembangan dada lambat, tidak terdapat luka, tidak ada sakit, tidak ada bengkak
Abdomen
Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada luka, tidak ada bengkak, tidak ada sakit.
Punggung
Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada bengkak, tidak ada luka, tidak ada sakit.
Pelvis dan Ekstremitas
Pelvis : Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada bengkak, tidak ada luka, tidak ada sakit.
Ekstremitas atas : tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sakit, tidak ada bengkak, tidak ada luka
Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan bentuk, tidak terdapat bengkak, terdapat luka didaerah ektremitas
bawah kanan
Anamnesis: (KOMPAK / SAMPLE)
OBAT : Keluarga pasien mengatakan sebelum kejadian pasien tidak mengonsumsi obat apapun
MAKAN : Keluarga pasien mengatakan sebelum kejadian pasien sarapan nasi jam 8
ALERGI : Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan, obat, debu dll
KEJADIAN : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dibonceng oleh temannya, pasien jatuh terkena
tiang listrik, pasien muntah 2 x sebelum dibawa ke Rumah Sakit.
RO :
Kesan
LAB :
Hitungan Jenis
Monosit 3.1 %
Neutrofil/ Limfosit 2.7 <14.5
Ratio
RDW-CV 12.9
HFLC 0.5 %
- RL 20 Tpm
- Ranitidie 2 x 30 mg
- Ketorolac 3 x 250 mg
- Cefadroxil 2 x 19 mg
- ATS
ANALISA DATA
MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Peningkatan TIK
Peningkatan TIK
Medulla spinalis
RR lambat
Sesak
DO :
- Pola nafas berubah Kerusakan pada daerah tengkorak
menjadi lambat
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 5 Luka/terputus kontuinitas jaringan
Peregangan syaraf
Sensasi nyeri
Nyeri Akut
Nama Pasien: An. I Umur :11 tahun No Medrek: 93.36.43 Diagnosa Medis : CKB (Cedera Kepala Berat)
TUJUAN DAN
NO
KRITERIA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
(SLKI)
1.
Setelah dilakukan Manajemen Peningkatan Tekanan - Mengidentifikasi penyebab S :
intervensi selama 8 jam Intrakranial peningkatan TIK - Pasien mengatakan
“Kapasitas Adaptif - Memoonitor tanda/gejala masih merasa sakit
Intrakranial Observasi peningkatan TIK O:
Meningkat” dengan - Identifikasi penyebab - Memoonitor MAP - Pola napas pasien
kriteria hasil : peningkatan TIK - Memonitor status pernafasan ireguler
- Pasien tidak muntah - Monitor tanda/gejala - Meminimalkan stimulus - Pasien bernafas
- Fungsi kognitif peningkatan TIK dengan menyediakan lambat
pasien meningkat - Monitor MAP lingkungan yang tenang - Pasien menurunan Prima
- Pola nafas pasien - Monitor status pernafasan - Memberikan posisi semi kesadaran GCS : 14
membaik Terapeutik fowler - Pasien sudah 5 x
- Tekanan darah pasien - Minimalkan stimulus dengan - Mencegah terjadinya kejang muntah
membaik menyediakan lingkungan - Mengkolaborasi pemberian - Pasien tampah
- Tingkat kesadaran yang tenang sedasi dan anti konvulsan mengantuk
pasien meningkat - Berikan posisi semi fowler - Mengkolaborasi pemberian A :
- Nadi pasien membaik - Cegah terjadinya kejang diuretik - Pola nafas masih
Kolaborasi lambat
- Kolaborasi pemberian sedasi - Pasien masih muntah
dan anti konvulsan - Pola nafas Ireguler
- Kolaborasi pemberian
diuretik P:
Implentasi dilanjutkan
dengan memberikan obat
2. Setelah dilakukan
Intervensi selama 8 jam Manajemen Jalan Nafas - Memonitor pola nafas S:
“Pola Nafas” dengan - Memonitor bunyi tambahan - Pasien mengatakan
kriteria hasil : Observasi : - Memposisikan semi-fowler sesak
- Pasien tidak - Monitor pola nafas atau fowler
menggunakan alat - Monitor bunyi tambahan - Memberikan oksigen O:
bantu nafas Terapetik - Mengkolaborasi pemberian - Pengembangan dada Prima
- Pasien tidak - Posisikan semi-fowler atau obat pasien lambat
menggunakan otot fowler - RR : 18 x/menit
bantu nafas - Berikan oksigen A:
- Perkembangan Kolaborasi - Pengembahan dada
dada pasien tidak - Kolaborasi pemberian obat pasien masih lambat
lambat P:
Intervensi di lanjutkan
3. Setelah dilakukan
Intervensi selama 8 jam Manajemen Nyeri - Mengidentifikasi skala nyeri S:
maka “ Tingkat Nyeri” - Mengidentifikasi respons - Pasien mengeluh sakit
dengan kriteria hasil : Observasi : nyeri non verbal O:
- Pasien tidak - Identifikasi skala nyeri - Mengidentifikasi faktor yang - Skala nyeri 5 Prima
mengeluh nyeri - Identifikasi respons nyeri non memperberat dan A:
- Tidak penggunaan verbal memperingan nyeri - Nyeri masih ada
analgesik - Identifikasi faktor yang - Mengkontrol lingkungan P:
- Rentang gerak memperberat dan yang memperberat rasa nyeri Intervensi dilanjutkan
(ROM) meningkat memperingan nyeri - Memfasilitasi istirahat dan
Terapeutik : tidur
- Kontrol lingkungan yang - Menganjurkan menggunakan
memperberat rasa nyeri analgetik secara tepat
- Fasilitasi istirahat dan tidur - Mengkolaborasi pemberian
Edukasi : analgetik
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Keadaan Umum:
Terpasang alat :
Pasien Keluar: