Anda di halaman 1dari 13

RESUME LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TN. S DENGAN HIPOGLIKEMI


DI IGD RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun oleh:
SAMMY LAZUARDI GINANJAR
P1337420922004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022
Tanggal Pengkajian: Selasa, 04 Oktober 2022 pukul 07.20

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 59 tahun
Alamat : Semarang
No. RM : 579006
Tanggal Masuk : 04 Oktober 2022 pukul 06.15
Diagnosa Medis : Hipoglikemi Berat

B. KELUHAN UTAMA
Klien tidak bisa diajak berkomunikasi sejak pukul 04.00 dan terdapat kelemahan
pada ekstremitas bawah bagian kiri.

C. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Klien oleh anaknya dibawa kerumah sakit karena tidak bisa di ajak berkomunikasi
sejak shubuh. Berdasarkan keterangan dari anak klien, klien sebelumnya
mengeluh sakit kepala hebat, lalu mengalami penurunan kesadaran dan tidak bisa
di ajak berkomunikasi. Klien juga mengalami kelemah di ekstremitas bagian
bawah kiri.

D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Pada hari Selasa, 04 Oktober 2022 pukul 06.10 datang ke IGD RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Tn. S usia 59 tahun diantar oleh anaknya dengan keluhan klien
tidak bisa diajak berkomunikasi dan mengalami penurunan kesadaran. Triage Tn.
S di kategorikan berawana kuning. TD : 155/84 mmHg, RR 24x menit, Nadi
104x/menit, SpO2 96%, suhu 36,6oC. KU sakit berat. GCS E1M3VAfasia. Nilai
GDS 30 (hipoglikemi berat). Sehari sebelumnya GDS klien 218 mg/dl dan di
berikan obat penurun gula oleh puskesmas.

E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Primary Survey
a. Airway
Paten. Tidak terdapat sumbatan pada jalan napas pasien, sianosis (-),
gurgling (-), snoring (-), jejas di leher (-).
b. Breathing
 Inspeksi : RR 24 x/menit, teratur, tidak terdapat batuk, napas sesak,
tidak terlihat menggunakan otot bantu pernapasan, tidak ada jejas
 Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, tidak terdengar suara tambahan
wheezing dan ronchi
 Palpasi : Vocal fremitus kanan kiri redup, tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi : Suara redup pada lapang paru kiri dan kanan
c. Circulation
TD : 155/84 mmHg, Nadi 104x/menit, nadi teraba sianosis (-), mukosa
pucat, akral dingin
d. Disability
KU : sakit berat GCS E1M3VAfasia. GDS 30mg/dl
e. Eksposure
Jejas (-), edema (-), memar (-), turgor > 2 detik, terdapat luka di kaki
sebelah kiri karena terjatuh dari motor sudah di balut kassa

2. Secondary Survey
Sign and symtoms :
KU sakit berat. GCS E1M3VAfasia. Nilai GDS 30 mg/dl (hipoglikemi berat).
Alergi :
Keluarga Klien mengatakan tidak ada alergi obat
Medication :
Sehari sebelumnya GDS klien 218 mg/dl dan di berikan obat penurun gula
oleh puskesmas.
Past medical history :
Klien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus.
Last meal eaten :
Keluarga klien mengatakan belum makan apapun sejak tadi malam
Event :
-

3. Pemeriksaan Head to Toe


a. Kepala
Bentuk mesochepal, rambut pendek, rambut berwarna hitam dan putih,
tidak terdapat lesi
b. Hidung
Tidak terdapat polip, terdapat pernapasan cuping hidung
c. Mata
Simestris kanan dan kiri, konjungtiva ananemis, pupil isokor, tidak
terdapat gangguan penglihatan, klien tidak memakai kacamata
d. Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak memakai alat bantu
pendengaran
e. Mulut dan Tenggorokan
Mukosa kering, gigi bersih, tidak terdapat pembesaran tonsil
f. Dada
1) Jantung
 Inspeksi : tidak terdapat jejas, ictus cordis tidak tampak, tidak
ada bekas pemasangan facemackers dan tidak ada pemasangan
atau bekas pemasangan WSD
 Palpasi : ictus cordis teraba kuat
 Perkusi : batas atas di ICS II, batas kiri di ICS V mid clavicula
sinistra, batas kanan ICS IV di mid sternum dextra dan batas
bawah di ICS V
 Auskultasi: terdengar suara SI dan SII reguler dan tidak ada
suara jantung murmur ataupun gallop
2) Paru-Paru
 Inspeksi : kedua sisi kanan dan kiri paru mengembang
seimbang, tidak ada pernapasan perut
 Palpasi : vokal fremitus kanan dan kiri teraba dengan getaran
yang sama
 Perkusi : sonor kanan dan kiri paru
 Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri, terdapat bunyi napas
tambahan yaitu wheezing
g. Abdomen
 Inspeksi : bentuk perut simetris, tidak adanya cairan yang keluar
dari umbilikal.
 Auskultasi : bising usus 12x/menit (normal 5 – 35 kali/menit).
 Perkusi : timpani
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak adanya distensi.
h. Genetalia
Pasien berjenis kelamin laki-laki
i. Ekstremitas
 Atas Kanan dan Kiri : dapat digerakkan, tidak ada lesi, tidak
terdapat edema, CRT < 2 detik
 Bawah Kanan dan Kiri : dapat digerakkan, tidak ada lesi, tidak ada
edema, CRT < 2 detik.
j. Kekuatan otot
Tidak terkaji

4. Kolaborasi Tim Kesehatan


a. Terapi/advis dokter
Nama Obat Dosis Rute
Ranitidin inj 2x1 Intravena
Citicolin 250 inj 2 x 250 Intravena
Mecobalamin inj 500 mg 1 x 500 Intravena
Miniaspi 80 mg 1 x 80 Per oral
Glukosa 40% (D40) 3 flash Intravena
Ringer laktat 500 ml OGB 20 tpm Intravena
Nama Obat Dosis Rute
Glukosa 10% (D10) 20 tpm Intravena

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium
Nama Hasil Nilai Normal
Basofil 0,4% 0–1
Eosinofil 0,2% 2–4
Hemoglobin 21.0 gr/dl 13.2 – 17.3
Hematokrit 65.9 gr/dl 40 – 52
HFLC 0.0 % 0.0 – 1.4
Immature Granulostik 0.9 %
Limfosit 1.9% 25.0 – 40.0
Limfosit Absolut (ALC) 0.3
MCH 26.0 pg 26 – 34
MCHC 31.9 % 32 – 36
MCV 81.5 fl 80 – 100
Monosit 1.9 % 2.0 – 8.0
Netrofil 95.6% 50.0 – 70.0
Netrofil Absolut 15.22 1.8 - 8
NLCR 50.73
Jumlah Trombosit 561/uL 150 – 461
Jumlah Eritrosit 8.09/uL 4.7 – 6.1
Jumlah Leukosit 15.9/uL 3.8 – 10.6
SGPT 87 U/L 0 – 50
SGOT 67 U/L 0 – 50
Calcium 1.36 mmol/L 1.00 – 1.15
Creatinin 1.8 mg/dl 0.6 – 1.1
Gula Darah Sewaktu 27 mg/dl 70 – 110
Kalium 4.20 mmol/L 3.50 – 5.0
Natrium 137.0 mmol/L 135.0 – 147.0
Ureum 51.9 mg/dL 17.0 – 43.0
b. EKG
Kesan : sinus rhytm
c. Foto CT Scan dan Rontgen Thorax
Pemeriksaan MCT Scan Kepala Tanpa Kontras
Pada Brain Window :
Tampak lesi hipodens di sentrrum semi ovale, thalamus, nucleus
lentiformis dan splenium corpus callosum kanan kiri
Diferensiasi substansia alba dan grisea masih baik
Sulkus kortikalis dan fisura sylvii baik
Sistem ventrikel dan sisterna baik
Batang otak dan cerebellum baik
Tak Tampak midline shifting
Pada Bone Window :
Tak tampak fraktur ossa cranium
Tak tampak lesi litik dam sklerotik pada tulang
Tampak penebalan mukosa pada sinus etmoid kanan kiri dan maksilari
kiri
Tak tampak kesuraman pada kedua mastoid
Kesan :
Infark di sentrum semi ovale, thalamus, nucleus lentiformis, dan
splenium corpus callosum kanan kiri
Tak tampak tanda-tanda peningkatan intracranial saaat ini
Sinusitid etmoid kanan kiri dan maksilari kiri
X Foto Thorax AP
COR :
Bentuk dan letak normal
Klasifikasi arkus aorta
Pulmo :
Corakan vaskuler meningkat
Tampak bercak pada kedua perihiler dan parakardial kanan
Diafragma dan sinus kostofrenikus kanan kiri normal
Tulang dan soft tissue baik
Kesan :
COR bentuk dan letak normal, Klasifikasi arkus aorta, Gambaran
bronkopneumonia

F. MASALAH KEPERAWATAN
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
DS : anak klien mengatakan Mengkonsumsi obat Ketidakstabilan kadar
sehari sebelumnya klien penurun gula glukosa dalam darah
mengkonsumsi obat penurun
gula dari puskesmas
DO : klien tidak bisa Terjadi glukogenolisis
berbicara, KU sakit berat, GCS
E1M3VAfasia. Nilai GDS 30 Defisit glikogen pada
(hipoglikemi berat). TD : hepar
155/84 mmHg, RR 24x menit,
Nadi 104x/menit, SpO2 96%,
suhu 36,6oC. Terjadi penurunan kadar
glukosa dalam darah

Ketidakstabilan kadar
glukosa dalam darah
DS : - Infark di sentrum semi Resiko perfusi cerebral tidak
DO : klien tidak bisa ovale, thalamus, nucleus efektif
berbicara, kelemahan anggota lentiformis, dan splenium
gerak bagian kiri (+), KU sakit corpus callosum kanan kiri
berat, GCS E1M3VAfasia.

Suplai Oksigen ke otak


menurun

Penurunan kesadaran

Resiko perfusi cerebral


tidak efektif
DS : - Ketidakstabilan kadar Resiko Jatuh
DO : klien tidak bisa glukosa dalam darah
berbicara, KU sakit berat, GCS
E1M3VAfasia. Nilai GDS 30
(hipoglikemi berat). TD : Respon SSP
155/84 mmHg, RR 24x menit,
Nadi 104x/menit, SpO2 96%, Berkurangnya suplai
suhu 36,6oC. energi ke korteks serebri
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Penurunan kesadaran

Resiko Jatuh

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d hipoglikemia ditandai dengan GDS
klien 30 mg/dl
2. Resiko perfusi cerebral tidak efektif b.d infark cerebral ditandai dengan klien
tidak bisa berbicara dan mengalami kelemahan di bagian ekstremitas kiri
3. Resiko jatuh b.d perubahan kadar glukosa darah ditandai dengan klien
mengalami penurunan kesadaran

H. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Kriteria Hasil Rencana Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakstabilan kadar Setelah di lakukan tindakan Managemen Hipoglikemia
glukosa darah b.d keperawatan di harapkan Observasi
hipoglikemia ditandai ketidakstabilan kadar  Identifikasi tanda dan
dengan GDS klien 30 glukosa darah dapat teratasi gejala hipoglikemia
mg/dl dengan kritera hasil :  Identifikasi kemungkinan
1. Kesadaran meningkat penyebab hipoglikemia
2. Kadar glukosa darah Terapeutik
membaik  Berikan karbohidrat
sederhana, jika perlu
 Pertahankan kepatenan
jalan napas
Edukasi
 Anjurkan monitor gula
darah
 Ajarkan pengelolaan
hipoglikemia
 Ajarkan perawatan
mandiri untuk mencegah
hipoglikemia
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberiaan
dekstrose, jika perlu
Diagnosa
No Kriteria Hasil Rencana Intervensi
Keperawatan
 Kolaborasi pemberian
glukagon, jika perlu
2 Resiko perfusi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan syok
serebral tidak efektif keperawatan 2x24 jam Observasi
ditandai dengan infark diharapkan perfusi serebral - Monitor status
cerebral meningkat, dengan kriteria kardiopulmonal
hasil: - Monitor status oksigenasi
 Tingkat kesadaran - Monitor status cairan
meningkat - Monitor tingkat kesadaran
dan pupil
Terapeutik
- Berikan oksigenasi untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
3 Resiko jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen keselamatan
perubahan kadar keperawatan diharapkan lingkungan
glukosa darah ditandai tingkat jatuh menurun Observasi
dengan klien dengan kriteria hasil: - Identifikasi kebutuhan
mengalami agitasi 1. Kejadian jatuh menurun keselamatan
2. Agitasi menurun Terapeutik
- Modifikasi
lingkungan untuk
meminimalkan resiko
- Sediakan alat bantu
keamanan lingkungan
Edukasi
- Ajarkan keluarga cara
mencegah terjadinya
cidera
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Hari, tanggal, jam Implementasi Respon Tindakan TTD
1. Ketidakstabilan kadar Selasa, 04 Oktober 2022
glukosa darah b.d 07.20 1. Memonitoring KU dan DS : Saat diajak berkomunikasi
hipoglikemia ditandai TTV Tn. S seperti tidak mengerti
dengan GDS klien 30 2. Menganjurkan klien DO : KU lemah, GCS
mg/dl mengkonsumsi minuman E4M5VAfasia, tidak ada
yang manis-manis kontak mata saat diajak
3. Menganjurkan keluarga berbicara, klien sulit bergerak
untuk memantau gula karena ada kelemahan
darah di rumah ekstremitas bagian kiri
menggunakan alat
4. Menganjurkan keluarga
untuk memantau
konsumsi makanan klien
10.00 5. Melakukan cek gula darah
2 Resiko perfusi cerebral Selasa, 04 Oktober 2022
tidak efektif b.d infark 07.30 1. Memonitor tanda-tanda DS : -
cerebral ditandai dengan vital pasien DO : KU lemah, GCS
klien tidak bisa berbicara 2. Memonitor pemberian E4M5VAfasia, tidak ada
dan mengalami oksigen nasal canul 3 LPM kontak mata saat diajak
kelemahan di bagian dan memastikan nasal canul berbicara, klien sulit bergerak
ekstremitas kiri tidak berubah posisi karena ada kelemahan
ekstremitas bagian kiri, RR
24x/menit saturasi oksigen
No Diagnosa Keperawatan Hari, tanggal, jam Implementasi Respon Tindakan TTD
99%
3. Resiko jatuh b.d Selasa, 04 Oktober 2022
perubahan kadar glukosa 07.40 1. Memodifikasi lingkungan DS : Keluarga mengatakan
darah ditandai dengan untuk meminimalkan mengerti mengenai cara
klien mengalami agitasi resiko (menempelkan mencegah jatuh
stiker resiko jatuh, DO : pengaman kasur
memasang pengaman terpasang, klien tidak
tempat tidur, tidak melakukan banyak pergerakan,
menganjurkan klien turun posisi klien semifowler
dari tempat tidur untuk ke
toilet)
2. Mengajarkan keluarga cara
mencegah terjadinya jatuh
seperti tidak meninggalkan
klien sendirian,
menggunakan pispot jika
klien ingin BAK,
memonitoring pergerakan
klien
3. Memberikan posisi yang
nyaman untuk klien (posisi
semifowler)
J. EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
No Hari, tanggal Diagnosa Keperawatan SOAP TTD
1 Selasa, 04 Oktober Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d S Klien sudah bisa diajak berbicara, ada kontak
2022 hipoglikemia ditandai dengan GDS klien 30 mata, klien sudah bisa bergerak sedikit-sedikit secara
mg/dl mandiri
10.00 O GCS E4M5VAfasia GDS 131 mg/dl jam 10.00
A Masalah teratasi
P Hentikan intervensi. Konsultasi dengan DPJP
untuk rencana rawat inap
Resiko perfusi cerebral tidak efektif b.d infark S Klien sudah bisa diajak berbicara, ada kontak
cerebral ditandai dengan klien tidak bisa mata, klien sudah bisa bergerak sedikit-sedikit secara
berbicara dan mengalami kelemahan di mandiri
bagian ekstremitas kiri O GCS E4M5VAfasia, terapi oksigen nasal kanul 3
LPM Saturasi Oksigen 99%
A Masalah teratasi
P Hentikan intervensi. Konsultasi dengan DPJP
untuk rencana rawat inap
Resiko jatuh b.d perubahan kadar glukosa S Klien sudah bisa diajak berbicara, ada kontak
darah ditandai dengan klien mengalami mata, klien sudah bisa bergerak sedikit-sedikit secara
agitasi mandiri
O Klien BAK menggunakan pispot, keluarga klien
tidak meninggalkan klien, posisi klien semifowler,
pengaman tempat tidur terpasang
A Masalah teratasi
No Hari, tanggal Diagnosa Keperawatan SOAP TTD
P Hentikan intervensi. Konsultasi dengan DPJP
untuk rencana rawat inap

Anda mungkin juga menyukai