1. Identitas pasien
a. Nama : Tn. B
b. Umur : 67 tahun
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Pekerjaan : tidak bekerja
e. Agama : Islam
f. Tanggal masuk RS : 17 Agustus 2021
g. No MR : 1031122
h. Alasan masuk RS : pasien dikeluhkan sesak dan batuk berdahak
i. Diagnosis medis : Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Jantung inspeksi tidak terdapat jejas atau luka, palpasi tidak terdapat nyeri tekan, perkusi
redup, auskultasi : S1 dan S2 tunggal regular, suara murmur tidak ada.
c. Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan, tidak tampak adanya trauma, palpasi:
tidak ada nyeri tekan, benjolan atau massa tidak ada, tanda ascites tidak ada, perkusi: suara
abdomen tympani, dan auskultasi : terdengar bising usus 8 x/menit.
d. Pelvis
Inspeksi simetris tidak terdapat benjolan/luka, Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, perineum
dan rektum : tidak terkaji.
e. Genitalia : Tidak terkaji
f. Ekstremitas
Status sirkulasi nadi radialis teraba 92x/menit, CRT < 2 detik Keadaan injury: tidak terdapat
injury
g. Neurologis
Fungsi sensorik baik, Fungsi motorik baik
6. Terapi dokter
- Nebulizer combivent UDV 3 x 1 vial inhalasi
- Cefotaxime 2 x 1 gr intravena
- Asetilsistein 3 x 1 tablet intraoral
- Levofloxacin 1 x 5 mg/ml intravena
- Methylprednisolone 1 x 125 mg intravena
- IVFD NaCl 0,9% 500 ml
7. Hasil Laboratorium
B. Diagnosa Keperawatan
Analisa Data Kasus 1
Data fokus Analisis Masalah Masalah
DS : Respon inflamasi karena Bersihan jalan
Pasien mengeluh sesak sejak terpapar faktor internal dan napas tidak
pukul 09.00 pagi dan eksternal efektif
memburuk sejak 1 jam
sebelum MRS, pasien Hipersekresi mukus
mengalami batuk berdahak
sejak 6 bulan yang lalu dan Penumpukan lender dan
sulit mengeluarkan dahak. sekresi berlebihan
DO : Merangsang reflek batuk
- Pasien tampak batuk dan Batuk tidak efektif
sulit mengeluarkan dahak
- Pasien tampak gelisah Bersihan jalan napas tidak
- Pasien tampak sesak RR: efektif
26 x/menit, SpO2 92%
- Sputum (+) berwarna
kuning
- Ronchi (+)
- Penggunaan otot bantu
nafas
Kasus I : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas dibuktikan dengan pasien mengatakan sesak napas, pasien mengalami batuk
berdahak serta pasien mengatakan sulit mengeluarkan dahak. Pasien tampak batuk
dan sulit mengeluarkan dahak, paisen tampak gelisah, pasine tampak sesak napas,
ekspirasi memanjang dan dyspnea. RR :26 x/menit, SaO2 : 92 %, sputum (+)
berwarna kuning, ronchi (+), penggunaan otot bantu nafas (+).
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
(Pasien kasus I) Setelah dilakukan Latihan Batuk efektif
1 asuhan keperawatan selama Observasi
Bersihan Jalan Napas Tidak 1 x 4 jam, maka Bersihan Identifikasi
Efektif Jalan Napas meningkat kemampuan batuk
Penyebab : dengan kriteria hasil : Terapeutik
Fisiologis Batuk efektif Atur posisi semi-fowler atau
Hipersekresi jalan napas meningkat (5) fowler
Gejala dan Tanda Produksi sputum Buang secret pada
Minor Subjektif : - menurun (5) tempat sputum
Objektif : Mengi menurun Edukasi
Batuk tidak efektif (5)
• Sputum berlebih Wheezing Jelaskan tujuan dan
• Mengi, wheezing dan/atau menurun (5) prosedur batuk efektif
ronkhi kering
Gejala dan Tanda
Dispnea menurun (5) Anjurkan tarik nasaf dalam
Mayor Subjektif : Ortopnea melalui hidung selama 4
menurun (5) detik, ditahan selam 2
• Dispne
Sulit bicara detik, kemudian keluarkan
a
menurun (5) dai mulut dengan bibir
Objekti
mencucu (dibulatkan) selam
f: Sianosis menurun (5) 5 detik
• Gelisah Gelisah menurun (5)
• Frekuensi nafas berubah Anjurkan mengulangi tarik
Frekuensi napas nafas dalam hingga 3 kali
Pola nafas berubah membaik (5) Anjurkan batuk dengan kuat
Pola nafas langsung setelah tarik nafas
membaik (5) dalam yang ke-3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
Manajemen Jalan Nafas
Observasi
Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas
tambahan (mis. Gurgling)
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
No Tgl/Jam Implementasi Respon Paraf
1. 17/08/2021 - Mengkaji keluhan pasien DS : Pasien mengeluh sesak Eko Marjianto
16.05 - Memonitor pola napas (frekuensi, sejak pukul 09.00 pagi
WIB kedalaman, usaha napas) dan memburuk sejak 1
jam sebelum MRS,
- Memonitor bunyi napas tambahan
pasien mengalami
(mis. gurgling, mengi, wheezing, batuk
ronchi kering)
berdahak sejak 6 bulan yang lalu dan
- Memonitor sputum (jumlah, warna,
sulit mengeluarkan dahak.
aroma)
DO : - Pasien tampak sesak
- Pasien tampak batuk dan
sulit mengeluarkan dahak
- Pasien tampak gelisah
- Terdapat sputum bewarna kuning
Terdapat suara napas tambahan ronchi
2. 16.10 - - Mengukur tanda vital sign pasien DS : - Eko Marjianto
WIB DO : TD: 110/70
mmHg,
N: 98 x/menit,
S: 36,5 0C
RR: 26 x/menit, SpO2 92%
3. 16.15 - - Memberikan posisi semi fowler DS : Pasien mengatakan lebih Eko Marjianto
WIB nyaman dengan posisi
semi fowler
DO: Pasien tampak nyaman
dengan posisinya
4. 16.16 - - Delegatif pemberian oksigen pada DS : - Eko Marjianto
WIB pasien sebanyak 8 lpm DO : Terpasang O2 8 lpm dan
pasien tampak masih
sesak
5. 16.30 - - Melakukan tindakan DS : - Eko Marjianto
WIB pemasangan infus DO : Pasien tampak lemas,
terpasang infus NaCl 20
tpm
6. 16.35 - - Delegatif pemberian DS : Pasien mengatakan siap untuk Eko Marjianto
WIB Cefoferazone sulbactam 1 gr diberi obat
intravena DO : Telah diberikan
Cefoferazone sulbactam 1
gr intravena, tampak tidak
ada tanda alergi
7. 17.00 - - Mengidentifikasi kemampuan DS : Pasien mengatakan belum Eko Marjianto
WIB batuk bisa mengeluarkan dahak
dengan batuk
DO : Pasien tampak berusaha
mengeluarkan dahaknya
dengan batuk
8. 17.10 - - Menjelaskan tujuan dan DS : Pasien mengatakan paham Eko Marjianto
WIB prosedur batuk efektif dengan penjelasan perawat
DO : Pasien tampak paham
dengan penjelasan
perawat
9. 17.12 - Anjurkan tarik nasaf dalam melalui DS : Pasien mengatakan sudah bisa Eko Marjianto
WIB hidung selama 4 detik, ditahan mengeluarkan dahaknya
selam 2 detik, kemudian keluarkan sedikit
dai mulut dengan bibir mencucu DO : Pasien tampak melakukan
- (dibulatkan) selam 5 detik teknik batuk efektif dan
- Anjurkan mengulangi tarik dahak keluar berwarna
nafas dalam hingga 3 kali kuning
- Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas dalam
yang ke-3
10. 17.20 - - Membuang secret pada tempat DS : Eko Marjianto
WIB sputum DO : Pasien dan keluarga tampak
membuang sputum di tempat
yang telah disediakan
11. 18.15 - - Melakukan tindakan kolaborasi DS : Pasien mengatakan masih Eko Marjianto
WIB pemberian nebulizer combivent 1 sesak DO : Pasien masih tampak
vial sesak, Sudah
diberikan terapi nebulizer
combivent 1 vial dan pasien
tampak kooperatif
12. 19.30 - - Delegative pemberian DS : Pasien mengatakan siap untuk Eko Marjianto
WIB methylprednisolone 1 x 125 mg diberi obat
intravena DO : Telah diberikan
methylprednisolone 1 x 125
mg intravena dan tidak ada
reaksi alergi
13. 20.00 - Memonitor frekuensi, irama, DS : Pasien masih mengatakan sesak Eko Marjianto
WIB kedalaman dan upaya napas sudah mulai berkurang
- Memonitor pola napas DO : Tampak frekuensi napas
membaik, pola napas
- Memonitor saturasi oksigen
membaik, tidak ada upaya
napas RR : 24x/menit, SPO2
: 97%
E. Evaluasi Keperawatan
1 17/08/2021 S: Pasien mengatakan sesak sudah mulai berkurang, batuk sudah Eko Marjianto
20.10 WIB bisa, mengeluarkan dahak sudah bisa, dan sekarang sudah
merasa nyaman.
O: Pasien tampak nyaman, sesak napas menurun, Batuk efektif
meningkat, produksi sputum masih ada, batuk masih ada,
Dispnea menurun, Frekuensi napas membaik, Pola napas
membaik, Gelisah menurun, Ronchi berkurang TD: 110/70
mmHg, N: 82x/menit, S: 36,4 0C, RR : 24 x/menit, SpO2 :
97%.
A: Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
wheezing, ronchi kering)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
- Anjurkan melakukan batuk efektif disesuaikan dengan
kebutuhan pasien
- Kolaborasi nebulizer combivent tiap 8 jam inhalasi
- Kolaborasi injeksi cefoferazone sulbactam 3x1gr intravena
- Asetilsistein 3 x 1 tablet intra oral
- Methylprednisolone 1 x 125 mg intravena