Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

PASIEN TUMOR PARU DENGAN


EFUSI PLEURA

Annisa Salsabila 2110221118


KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
STATUS PASIEN
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat dan Tanggal Lahir : 05/10/1964 (57 thn) Autoanamnesis dan
Pendidikan :- Alloanamnesis
Agama : Islam
Alamat : Johar Baru Rabu, 2 Februari 2022
Status Pernikahan : Menikah di Pavilliun Dharmawan
Kamar 509
Suku : Betawi
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal Masuk RS : 17/01/2022
Keluhan Utama : Sesak sejak 2 bulan SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien rujukan dari RS “J” dengan keluhan sesak yang dirasa sejak 2 bulan sebelum masuk
RSPAD. Sesak dirasakan terus-menerus. Sesak awalnya terasa ringan namun makin
memberat. Sesak memburuk saat beraktivitas dan sedikit membaik saat beristirahat.
Pasien merasa lebih nyaman tidur menghadap kanan. Sesak belum diobati sebelum
datang ke RS. Pasien mengaku tidak terdapat nyeri di dada, batuk dan demam. Pasien
menyangkal adanya bengkak ditubuhnya. Sejak 4 hari SMRS pasien mengatakan telah di
USG dada dan ditemukan cairan didadanya sebanyak 800 cc. Kemudian 10 hari setelah
dirawat di RS pasien dilakukan tindakan pungsi dan didapatkan cairan dari dadanya
sebanyak 1600 cc. Selain itu, pasien juga mengeluhkan terdapat nyeri di perut sejak 2
bulan SMRS. Nyeri tersasa di perut kanan bawah. Nyeri dirasa terus-menerus dan
membaik saat diberi obat dari RS tapi muncul kembali setelah beberapa saat. BAB pasien
berwarna hitam sejak 1 minggu dirawat di RS. BAB dalam sehari sebanyak 2-3 kali. Pasien
mengaku masih dapat buang angin. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah. Pasien
menyatakan nafsu makannya berkurang. Pasien mengaku terdapat penurunan berat
badan 14 kg dalam 6 bulan terakhir. BAK pasien normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Tumor intraabdomen
- COVID-19

Tidak ada riwayat sakit hipertensi, DM, sakit jantung dan sakit ginjal
Riwayat Penyakit
Riwayat Pengobatan Riwayat Sosial
Keluarga
Tidak ada riwayat atau Radiasi Riwayat merokok sejak 39
keluhan serupa pada tahun lalu. Merokok 3
keluarga. bungkus perhari.
Pemeriksaan Fisik
BB 43 kg 78x / menit, reguler, isi
Nadi
cukup
TB 160 cm
24 x / menit, reguler,
16,8 kg/m2 RR pengembangan dada
BMI
(Underweight) adekuat

TD 144/91 mmHg
Keadaan
Sakit sedang Suhu 36,6 ℃
Umum

Compos mentis Saturasi 99%, room air


Kesadaran
E4M6V5
Pemeriksaan Fisik
Kepala Normocephal, distribusi rambut rata, rambut abu-abu, tidak mudah dicabut, tidak ada lesi

Gerakan bola mata simetris, reflex cahaya +/+, palpebra normal, sklera ikterik -/-,
Mata
konjungtiva anemis +/+

Telinga normotia, sekret -/-


THT Hidung mukosa tidak hiperemis, sekret (-), benjolan (-), peradangan (-), darah (-)
Faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1 tenang

Mulut Bibir & mukosa kering, tidak hiperemis, lidah bersih

Simetris, trakea di tengah, KGB tidak membesar, tiroid tidak membesar, tidak ada nyeri
Leher
tekan
Pemeriksaan Fisik
Paru :
I : Bentuk tidak simetris lapang paru kanan tertinggal saat inspirasi, tidak ada retraksi,
tidak ada massa, tidak ada venektasi
P : Vocal fremitus kanan menurun
P : Perkusi redup pada lapang paru kanan bagian basal
A : Suara nafas vesikuler paru kanan menurun, ronkhi -/-, wheezing -/-
Thorax
Jantung :
I : Ictus kordis tidak terlihat
P: ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicularis sinistra
P : Batas jantung kanan atas ICS II PSD, kanan bawah ICS IV PSD, kiri ICS V 2 cm
lateral dari MCS, pinggang jantung ICS III PSS
A : Bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Pemeriksaan Fisik
I : Buncit, tidak ada venektasi, tidak ada spider naevi, benjolan di regio umbilicus
A : Bising usus (+) menurun
P : Datar, hepar tidak teraba membesar, lien tidak teraba membesar, NT regio iliac
Abdomen
dextra dan umbilicus, nyeri ketok CVA -/-, ballotement -/-
P : Pekak pada regio hipokondrium dextra dan umbilicus, perkusi batas hepar dan lien
tidak membesar

Ekstremitas dan Akral hangat, CRT < 2 detik, kulit kering, tidak sianosis, tidak jaundice, tonus
Kulit otot baik, pitting edem -/-
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil (17/01/2022) Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,8 g/dL 13.0-18.0
Hematokrit 29% 40-52%
Eritrosit 4,2 juta /mikroL 4.3-6.0
Leukosit 17250 /mikroL 4.800-10.000
Trombosit 433000 /mikroL 150.000-400.000
Hitung Jenis
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 2% 1-3
Neutrofil 52 % 5—70
Limfosit 35 % 20-40
Monosit 11 % 2-8
MCV 69 fL 80-96
MCH 23 pg 27-32
MCHC 34 g/dL 32-36
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

KIMIA KLINIK
SGOT 14 <35 U/L
SGPT 6 <40 U/L
Albumin 2.2 3.5 – 5.0 g/dL
Ureum 21 20-50
Kreatinin 0.68 0.5-1.5
eGFR 106.01 >=90 : normal
60-89 : penurunan ringan
45-59 : penurunan ringan
sampai sedang
30-44 : penurunan sedang
sampai berat
15-29 : penurunan berat
< 15 : gagal ginjal
mL/mnt/1.73mm2
Kalsium (Ca) 6,8 8.6 – 10.3 mg/dL
Glukosa darah (sewaktu) 100 70-140 mg/dL
Natrium (Na) 130 135-147 mmol/L
Kalium (K) 4.1 3.5 – 5.0 mmol/L
Klorida (Cl) 101 95 – 105 mmol/L
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil (22/01/2022) Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9.3 13.0-18.0 g/dL
Hematokrit 29 40-52 %
Eritrosit 4.0 4.3-6.0 juta/mikroL
Leukosit 19150 4.800-10.000 /mikroL
Trombosit 301000 150.000-400.000 /mikroL
MCV 69 80-96 fL
MCH 23 27-32 pg
MCHC 34 32-36 g/dL
KIMIA KLINIK
Albumin 2.3 3.5 – 5.0 g/dL

IMUNOSEROLOGI
Procalcitonin 0.54 0.02 – 0.05 ug/L
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil (26/01/2022) Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 8.5 13.0-18.0 g/dL
Hematokrit 27 40-52%
Eritrosit 3.8 4.3-6.0 juta/mikroL
Leukosit 16730 4.800-10.000 /mikroL
Trombosit 348000 150.000-400.000 /mikroL
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 1 1-3 %
Neutrofil 3 5—70 %
Limfosit 12 20-40 %
Monosit 8 2-8 %
NRLC 6.33
MCV 73 80-96 fL
MCH 23 27-32 pg
MCHC 31 32-36 g/dL
KIMIA KLINIK
Albumin 2.6 3.5 – 5.0 g/dL
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil (26/01/2022) Nilai Rujukan
Kesan
Jumlah leukosit meningkat
didominasi mononuclear
cell

Mesotel reaktif (+), foamy


cell (+)

Kesan: Infeksi

Kemungkinan malignancy
belum bisa disingkirkan

Saran:
- Kultur cairan
- Procalsitonin
- Tumor marker
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil (27/01/2022) Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.3 13.0-18.0 g/dL
Hematokrit 41 40-52%
Eritrosit 5.4 4.3-6.0 juta/mikroL
Leukosit 18470 4.800-10.000 /mikroL
Trombosit 425000 150.000-400.000 /mikroL
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Neutrofil 77 5—70 %
Limfosit 14 20-40 %
Monosit 9 2-8 %
MCV 73 80-96 fL
MCH 23 27-32 pg
MCHC 31 32-36 g/dL
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil (01/02/2022) Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.2 13.0-18.0 g/dL
Hematokrit 35 40-52%
Eritrosit 4.6 4.3-6.0 juta/mikroL
Leukosit 14650 4.800-10.000 /mikroL
Trombosit 444000 150.000-400.000 /mikroL
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Neutrofil 79 5—70 %
Limfosit 13 20-40 %
Monosit 8 2-8 %
MCV 77 80-96 fL
MCH 25 27-32 pg
MCHC 32 32-36 g/dL
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil (01/02/2022) Nilai Rujukan
KOAGULASI
PT
• Kontrol 12.0 detik
• Pasien 11.8 9.3 – 11.8 detik
APTT
• Kontrol 25.2 detik
• Pasien 25.5 23.4 – 31.5 detik
KIMIA KLINIK
Albumin 2.6 3.5 – 5.0 g/dL
Kalsium (Ca) 7.5 8.6 – 10.3 mg/dL
Magnesium (Mg) 1.85 1.8 – 3.0 mg/dL
Natrium (Na) 134 135-147 mmol/L
Kalium (K) 4.1 3.5 – 5.0 mmol/L
Klorida (Cl) 100 95-105 mmol/L
MCV 77 80-96 fL
MCH 25 27-32 pg
MCHC 32 32-36 g/dL
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax posisi AP (26/01/2022)

Kesan:
- Efusi pleura kanan
- Pneumonia
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax posisi AP (02/02/2022)

Kesan:
- Efusi pleura kanan bertambah
- Pneumonia
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax posisi AP (03/02/2022)

Kesan:
- Efusi pleura kanan berkurang
- Pneumonia
Pemeriksaan Penunjang
USG Thorax (13/02/2022)

Tampak cairan di rongga pleura kanan


dengan estimasi volume ± 799 cc.

Kesan:
- Efusi pleura kanan
Pemeriksaan Penunjang
USG Thorax (02/02/2022)

Tampak cairan di rongga pleura kanan


dengan estimasi volume ± 870 cc.

Kesan:
- Efusi pleura kanan
Pemeriksaan Penunjang
CT Abdomen (26/01/2022)
Pemeriksaan Penunjang
CT Abdomen (26/01/2022)
Daftar masalah

1. Efusi pleura kanan e.c tumor paru, dd/ tumor abdomen


2. Pneumonia
3. Massa intrabdomen susp keganasan
4. Anemia e.c. defisiensi besi dd/ penyakit kronik
5. Hipoalbumin
Here you could

01
describe the topic of
the section

EFUSI PLEURA
Efusi pleura
merupakan suatu
kondisi berlebihnya
cairan di rongga paru.
Epidemiologi
Efusi pleura di
seluruh dunia
terjadi sebanyak
320 kasus per Kebanyakan
Efusi pleura
100.000 orang kasus
karena
keganasan 2x disebabkan oleh
lebih sering CHF, bacterial
terjadi pada pneumonia,
wanita keganasan dan
emboli paru
Etiologi
Patogenesis
Gejala dan Tanda
Gejala: Tanda:
- Sesak - Inspeksi toraks tertinggal
- Batuk - Perkusi redup
- Nyeri dada - Fremitus taktil menurun
- Pleuritik - Penurunan suara napas
- Demam
- Penurunan berat badan
Pemeriksaan Penunjang
Foto Toraks
Mengkonfirmasi adanya kecurigaan
efusi pleura. Khas gambaran
USG Toraks “meniscus sign”.
Terutama digunakan untuk
memandu prosedur torakosentesis.
CT Scan
Identifikasi efusi pelura minimal dan
dapat membedakan efusi pleura
dengan penebalan pleura.
Pemeriksaan Cairan Pleura
Terutama digunakan untuk
menentukan etiologi dari efusi.
Tatalaksana
Pungsi Pleura

Untuk penunjang
diagnosisIndikasi atau Kontraindikasi

tatalaksana
- Efusi pleura signifikan
- Efusi gagal jantung kongestif
-
-
Trombositopenia <20.000 /mm^3
Gangguan koagulasi
- Terapi efusi pleura masif - Batuk atau cegukan yang tidak
terkontrol
Tatalaksana
Gagal Jantung Hematotoraks
Loop diuretic (furosemide PO 2x40 mg) Chest tube dan WSD. Apabila paru tidak
mengembang dapat dilakukan
pleurodesis.
Empiema Keganasan
Pasang chest tube dan WSD ditambah Torakosentesis atau pleurodesis.
antibiotik.

Pleuritis TB
Biomarker TB pada cairan efusi
(adenosin deaminase > 40 IU/L).
Pemberian OAT.
Here you could

01
describe the topic of
the section

Ca Paru
Ca paru merupakan
seluruh keganasan
yang terdapat pada
paru, baik yang berasal
dari primer maupun
metastasis.
Epidemiologi
Keganasan tersering
dengan prevalensi 13%
dari seluruh diagnosis Diperkirakan
Kanker kanker terdapat
terbanyak pada 213.380 kasus
laki-laki dan baru dan
terbanyak ke-5 160.390
pada kematian akibat
perempuan ca paru di US
tahun 2007.
Faktor Risiko
- Merokok (80%)
- Genetik
- Polusi udara
- Pajanan industri
Gejala dan Tanda
Gejala: Tanda:
- Batuk (8-75%) - Tanda vital → tanda kegawatan
- Sesak napas (0-68%) - Atelektasis
- Nyeri dada (20-49%) - Efusi pleura
- Penurunan berat badan - SVKS
- Demam - Sindrom horner
- Lemas
Pemeriksaan Penunjang
Foto Toraks
PET Scan Mengkonfirmasi adanya kecurigaan.
Evaluasi hasil pengobatan. Lesi radioopak uk > 1 cm, progresif,
tepi ireguler, indentasi pleura dan
tumor satelit
Laboratorium
Darah rutin, fungsi hati, dan fungsi
ginjal. CT Scan
Untuk menegakkan diagnosis,
menentukan stadium dan identifikasi
Bronkoskopi metastasis.
Untuk menentukan lokasi dan biopsi.

USG Abdomen
Mengidentifikasi metastasis hepar.
Here you could

01
describe the topic of
the section

Pneumonia
Pneumonia merupakan
peradangan akut pada
paru yang menimbulkan
konsolidasi paru yang
terkena dan pengisian
alveoli oleh eksudat, sel
radang dan fibrin
Epidemiologi
Menduduki
peringkat ke-3
penyebab kematian
tersering di dunia Prevalensi
Masuk dalam 10 pneumonia
besar penyakit pada balita di
rawat inap di RS Indonesia tahun
Indonesia 2013 sebesar
4,5%
Etiologi
Etiologi

Agen Infektif Setting of


Infection Lipid

Community-
Bacterial acquired
pneumonia pneumonia
Viral Lipoid
pneumonia Hospital- Pneumonia
acquired
Fungal
pneumonia
pneumonia

Aspiration
Mycobaterial pneumonia
pneumonia
Etiologi
Method of Spread

Bronchopneumonia Lobar pneumonia

Radiographic
Appearance

Atypical Round Cavitating Hemorrhagic


pneumonia pneumonia pneumonia pneumonia
Etiologi
Tipe Pasien Etiologi

Rawat jalan Streptococcus pneumoniae


Mycoplasma pneumoniae
Haemophylus influenzae
Chlamydia pneumoniae
Virus respiratorik
Rawat inap (non ICU) Streptococcus pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Haemophylus influenzae
Legionella spp
Virus aspirasi
Virus respirasi
Rawat ICU Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus
Legionella spp
Basil gram negatif
Haemophylus influenzae
Faktor Risiko
- Merokok
- Infeksi virus
- Gangguan menelan/disfagia
- Gangguan kesadaran dan
ingatan
- Penyakit paru kronis
- Pengguna ICS
- DM
- Immunocompromise
- Penyakit hati kronis
- Penyakit jantung
- Hidup di rumah jompo
- Alkoholisme
PATHOLOGY
- Terdapat keseimbangan organisme yang berada pada
traktus respiratori bawah dengan mekanisme
pertahanan tubuh → peningkatan inflamasi pada
parenkim paru
- Makrofag paru mengenali patogen → menginduksi
sitokin → TNF-α, IL-8, dan IL-1 → rekruitmen sel
neutrofil
- Antigen dikenali sel T → menginduksi mekanisme
selular dan humoral → aktivasi komplemen dan
antibodi
- Inflamasi → “kebocoran” kapiler → eksudat
Histopatologi
- Kongesti (4-12 jam pertama) → parenkim paru terlihat
muram, kongesti yang diffuse, vaskular terisi banyak
cairan, dan akumulasi cairan alveolar. Terdapat sedikit
RBC dan neutrofil
- Hepatisasi merah (48 jam selanjutnya) → infiltrasi
RBC, neutrofil dan fibrin pada cairan alveolar. Paru
terlihat merah dan padat (mirip seperti hepar)
Histopatologi
- Hepatisasi kelabu (konsolidasi) → RBC telah diserap,
eksudat fibrinopurulent sehingga warna berubah dari
merah menjadi abu
- Resolusi → pembersihan eksudat oleh makrofag,
dapat/tidak terbentuk residu jaringan parut
Gejala:
Gejala danTanda:
Tanda
- Sesak napas, demam, menggigil - Tanda vital --> takikardia,
- Batuk ( kering --> virus, atau takipnea, febris (>38°C) atau
produktif --> hipotermia, hipotensi (jika
mukoid/purulen/bercampur darah mengalami syok sepsis)
- Nyeri pleuritik - KGB --> limfadenopati
- Gejala gastrointestinal --> mual, - Dada --> tampak penggunaan
muntah, diare otot bantu napas
- Kelelahan, sakit kepala, myalgia, - Paru --> palpasi fremitus taktil
atralgia --> jika disebabkan oleh meningkat, perkusi pekak jika ada
virus konsolidasi dan redup jika ada
Lansia --> gejala mungkin tidak efusi pleura, auskultasi ronkhi
tampak jelas, dpt bermanifestasi basah kasar, suara napas
disorientasi di awal perjalanan bronkial, pleural friction rub
penyakit
Pemeriksaan Penunjang
Foto Toraks
Gambaran infiltrat, konsolidasi lobus,
atau kavitas.
Laboratorium
DPL, hitung jenis, LED, glukosa darah,
ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, AGD
dan elektrolit.
CT Scan
Jika klinis mendukung namun foto
toraksnya negatif.

Mikrobiologi
Mencari etiologi spesifik dan melihat
resistensi Penanda Biologis
Menilai CRP dan prokalsitonin.
Tatalaksana
Terapi awal oksigen, antipiretik dan antibiotik empirik.
THANKS!
Does anyone have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838 yourcompany.com

Please keep this slide for


Credits: This presentation template was created by

attribution
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai