EKLAMSIA
ANTEPARTUM
Pembimbing : dr. H. Awie Dawizar, Sp. OG., D.MAS
Disusun oleh : Desti Oki Lestari
Keluhan Utama:
Pasien hamil 9 bulan datang dengan rujukan dari bidan dengan keluhan
kejang sebanyak 2 kali.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien hamil 9 bulan datang dengan rujukan dari bidan dengan keluhan
kejang sebanyak 2 kali. Kejang pertama terjadi di rumah selama 1 menit. Kejang
ditandai dengan badan kelojotan , mata mendelik ke atas dan setelah kejang
pasien sadar. Setelah 30 menit pasien kejang kedua kali dengan gejala yang sama
selama 1 menit, setelah itu pasien sadar.
Di bidan pasien mengeluhkan kepala pusing dan tidak lama pasien muntah.
Muntahan berisi cairan dan makanan. Lendir dan darah disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
RIWAYAT PENGOBATAN
Tidak ada obat yang dikonsumsi
RIWAYAT ALERGI
Tidak ada alergi makanan maupun obat-obatan
RIWAYAT PERNIKAHAN
Saat ini merupakan pernikahan yang pertama, pasien menikah saat
usia 16 tahun dan menikah pada tahun 2019.
RIWAYAT KONTRASEPSI
Pasien belum pernah menggunakan kontrasepsi sebelumnya.
RIWAYAT MENSTRUASI
Dokter muda:
Dx RS :
G1P0A0 parturient aterm kala I fase laten dengan eklampsia
Dx dokter muda :
G1P0A0 parturient aterm kala I fase laten dengan eklampsia antepartum
Apakah diagnosa pasien sudah tepat ?
Kasus Teori
Proteinuria
Proteinuria terjadi akibat kerusakan sel glomerulus yang mengakibatkan
meningkatnya permeabilitas membrane basalis sehingga terjadinya
kebocoran yang mengakibatkan proteinuria.
Beredar ke seluruh
Merusak membran
Disfungsi endotel tubuh lewat
sel endotel
pembuluh darah
Menghasilkan
Peningkatan Terjadi
tromboxan
permeabilitas kebocoran
(vasokonstriktor kuat)
membran basalis
Proteinuria
Peningkatan Vasokonstri
TD ksi di otak
Iskemia
serebri Kejang
PATOFISIOLOGI
Gangguan
visual Sakit kepala
Peningkatan
Nekrosis
enzim hepar
hepatoselullar
(SGOT/SGPT)
Vasokonstriksi
pada hepar
Pada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke
dalam lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar
arteri spiralis, sehingga matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis
mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan dilatasi lumen arteri spiralis ini memberi
dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vascular dan peningkatan
aliran darah pada daerah uteroplasenta, sehingga aliran darah ke janin cukup banyak
dan perfusi meningkat dan pertumbuhan janin baik.
PATOGENESIS
Invasi Trofoblas Abnormal
Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan
otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya, sehingga lapisan otot arteri spiralis
tidak mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis mengalami
vasokonstriksi dan aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan
iskemia plasenta.
PATOGENESIS
Teori iskemia plasenta, pembentukan
oksidan/radikal bebas dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (radikal
bebas). Salah satu oksidan yang dihasilkan akibat dari plasenta hipoksia adalah radikal
hidroksil yang sangat toksik terhadap membrane sel endotel pembuluh darah. Radikal
hidroksil akan merusak membrane sel yang banyak mengandung asam lemak tidak
jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membrane sel,
juga akan merusak nukleus, protein sel endotel dan menyebabkan terjadinya disfungsi
sel endotel.
PATOGENESIS
Teori iskemia plasenta, pembentukan
oksidan/radikal bebas dan disfungsi endotel
• Pada preeklampsia kadar tromboxan lebih tinggi dari kadar prostasiklin sehingga terjadi
vasokonstriksi dan terjadi kenaikan tekanan darah
• Perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus (glomerular endotheliosis)
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Peningkatan produksi bahan-bahan vasopressor, yaitu endothelin
• AGT (M235T)
• HLA
• ACE
Variasi genetik lainnya, termasuk faktor lingkungan dan epigenetik, juga sangat berpengaruh terhadap ekspresi
genotip dan fenotip sindrom preeklamsia.
Apakah tindakan yang dilakukan pada
pasien sudah tepat ?
Kasus: