Anda di halaman 1dari 2

Tgl.

Mulai Kegiatan 18 November 2021

Tgl. Akhir Kegiatan 18 November 2021

Judul Laporan Konseling Kesehatan Lingkungan pada Pasien Tinea


cruris di Poliklinik Puskesmas Serangpanjang.

Latar Belakang Infeksi jamur pada manusia dibedakan


menjadi dua bentuk yaitu dermatofitosis dan
non dermatofitosis. Dermatofitosis adalah
salah satu infeksi yang paling sering terjadi di
dunia. Distribusi, spesies penyebab, dan
bentuk infeksi yang terjadi bervariasi pada
daerah geografis, lingkungan dan budaya yang
berbeda.
Tinea Cruris adalah infeksi dermatofita
superfisial yang ditandai lesi inflamasi maupun
non inflamasi pada kulit yang tidak berambut
(glabrous skin) yaitu seperti pada bagian
genital, pubis, perineal, dan perianal.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
Tinea Cruris seperti sosial ekonomi rendah,
hygiene perorangan yang jelek, lingkungan
yang tidak bersih, perilaku yang tidak
mendukung, pengetahuan, sikap, kesalahan
diagnostik dan perkembangan demografi serta
ekologi.
Infeksi dermatofitosis jarang menimbulkan
kematian, akan tetapi dapat memberikan efek
yang besar terhadap kualitas hidup. Penderita
tinea cruris sering merasa terganggu dengan
rasa gatal yang disebabkan jamur tersebut.
Rasa gatal juga dirasakan bertambah saat
penderita berkeringat.
Personal hygiene menjadi penting karena personal
hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk
(port de entry) mikroorganisme yang ada dimana -
mana dan pada akhirnya mencegah seseorang
terkena penyakit. Personal hygiene merupakan
langkah awal meminimalkan resiko seseorang
terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit,
terutama penyakit yang berhubungan dengan
kebersihan diri yang buruk. Selain personal hygiene,
kebersihan dan kesehatan lingkungan menjadi hal
yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi
jamur, khususnya Tinea Cruris
Permasalahan Kurangnya pemahaman pentingnya kebersihan diri
dan lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi
Tinea Cruris.
Perencanaan Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang
ada, untuk meningkatkan pemahaman pentingnya
kebersihan diri dan kesehatan lingkungan sehingga
dapat mencegah dan mengurangi infeksi jamur,
khususnya Tinea Cruris, maka dilakukan pemberian
konseling, informasi, dan edukasi mengenai cara
penularan dan pencegahan Tinea Cruris, salah satunya
dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri
dan lingkungan.
Kegiatan pemberian KIE ini berlangsung bersamaan
dengan pelayanan di Poliklinik BPU Puskesmas
Serangpanjang.
Pelaksanaan Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter internship yang
bertugas di Poliklinik BPU Puskesmas Serangpanjang.

Monitoring dan Evaluasi Kegiatan penyuluhan ini berjalan lancar. Diharapkan


masyarakat dapat memahami betapa pentingnya
kebersihan dan kesehatan diri sendiri dan lingkungan
dalam mencegah suatu penyakit, khususnya dalam hal
ini Tinea Cruris.

Anda mungkin juga menyukai