Judul Laporan Konseling Kesehatan Lingkungan pada Pasien Tinea
cruris di Poliklinik Puskesmas Serangpanjang.
Latar Belakang Infeksi jamur pada manusia dibedakan
menjadi dua bentuk yaitu dermatofitosis dan non dermatofitosis. Dermatofitosis adalah salah satu infeksi yang paling sering terjadi di dunia. Distribusi, spesies penyebab, dan bentuk infeksi yang terjadi bervariasi pada daerah geografis, lingkungan dan budaya yang berbeda. Tinea Cruris adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai lesi inflamasi maupun non inflamasi pada kulit yang tidak berambut (glabrous skin) yaitu seperti pada bagian genital, pubis, perineal, dan perianal. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya Tinea Cruris seperti sosial ekonomi rendah, hygiene perorangan yang jelek, lingkungan yang tidak bersih, perilaku yang tidak mendukung, pengetahuan, sikap, kesalahan diagnostik dan perkembangan demografi serta ekologi. Infeksi dermatofitosis jarang menimbulkan kematian, akan tetapi dapat memberikan efek yang besar terhadap kualitas hidup. Penderita tinea cruris sering merasa terganggu dengan rasa gatal yang disebabkan jamur tersebut. Rasa gatal juga dirasakan bertambah saat penderita berkeringat. Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (port de entry) mikroorganisme yang ada dimana - mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene merupakan langkah awal meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk. Selain personal hygiene, kebersihan dan kesehatan lingkungan menjadi hal yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi jamur, khususnya Tinea Cruris Permasalahan Kurangnya pemahaman pentingnya kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi Tinea Cruris. Perencanaan Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, untuk meningkatkan pemahaman pentingnya kebersihan diri dan kesehatan lingkungan sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi jamur, khususnya Tinea Cruris, maka dilakukan pemberian konseling, informasi, dan edukasi mengenai cara penularan dan pencegahan Tinea Cruris, salah satunya dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri dan lingkungan. Kegiatan pemberian KIE ini berlangsung bersamaan dengan pelayanan di Poliklinik BPU Puskesmas Serangpanjang. Pelaksanaan Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter internship yang bertugas di Poliklinik BPU Puskesmas Serangpanjang.
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan penyuluhan ini berjalan lancar. Diharapkan
masyarakat dapat memahami betapa pentingnya kebersihan dan kesehatan diri sendiri dan lingkungan dalam mencegah suatu penyakit, khususnya dalam hal ini Tinea Cruris.