Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian atau
cacat adalah infeksi jamur kulit. Infeksi jamur kulit kerap diderita oleh
masyarakat yang tinggal di negara beriklim tropis. Indonesia memiliki
iklim tropis yang berakibat suhu udara yang panas dan lembab sehingga
menguntungkan bagi pertumbuhan organisme seperti jamur dan
parasit.Infeksi dermatofitosis jarang menimbulkan kematian, akan tetapi
dapat memberikan efek yang besar terhadap kualitas hidup.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang semakin
meningkat, termasuk bidang kesehatan secara umum. Namun demikian,
masalah kesehatan bagi masyarakat umum masih sangat rawan. Dewasa
ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang
telah dapat dibasmi berkat kemaj#uan teknologi dalam mengatasi masalah
lingkungan biologis yang erat hubunganya dengan penyakit menular. Akan
tetapi masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar
penduduk negara sedang berkembang, salah satu nya adalah Indonesia.
Sampai sekarang diabetes mellitus masih menjadi pandemic yang
terus meningkat perkiraan akan meningkat dua kali lipat dari tahun 2005
ke tahun 2030 berdasarkan angka harapan hidup. Data WHO menunjukan
tahun 2008 347 juta penduduk berusia 20 tahun ke atas terbukti menderita
diabetes dan memiliki potensi besar terkena berbagai macam infeksi.
Kemajuan ilmu dan teknologi juga ikut mempengaruhi lingkungan
sosial budaya dan sangat erat hubungan nya dengan pola tingkah laku
masyarakat.Perubahan lingkungan sosial budaya tersebut memberikan
dampak positif dan negatif terhadap pola penyakit yang ada dalam
masyarakat, termasuk penyakit menular.

B. Rumusan Masalah

1
Adapun rumusan masalah dari latar belakang yang telah disampaikan
adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit kutu air pada penderita diabetes?
2. Apa Jenis Kutu Air/ tinea pedis?
3. Apa Gejala Kutu Air?
4. Bagaimana epidemiologi penyakit kutu air ?
5. Bagaimana penularan kutu air ?
6. Bagaimana Pencegahan Kutu Air pada penderita diabetes?
7. Bagaimana Penangan Kutu Air pada penderita diabetes?
C. Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat akan pentingnya
menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar sehingga dapat
terhindar dari penyakit kulit, khususnya pada penderita diabetes kutu
air.
D. Manfaat
Tugas ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
pentingnya dalam menjaga kebersihan diri atau pola hidup bersih dan
sehat dan kebersihan lingkungan serta memberikan kesadaran pada
masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kutu Air pada penderita diabetes


Penderita diabetes mempunyai kerentanan terhadap infeksi
baikbakteri, jamur maupun virus. Infeksi jamur merupakan salah

2
satukomplikasi diabetes yang sering ditemukan. Kadar gula darah
yangtinggi merupakan kondisi yang menguntungkan bagi jamur untuk
berkembang biak dan menimbulkan infeksi. Selain itu karena kerusakan
pada pembuluh darah dan berkurangnya kemampuan sel darah putih untuk
menangani infeksi, menyebabkan infeksi sulit sembuh dan bertambah
parah. Oleh karena itu perlu dilakukan kontrol tehadap guladarah
bersamaan dengan pengobatan terhadap infeksi jamur.Infeksijamur yang
pada penderita diabetes salah satunya yaitu kutu air (Taeniapedis).
Kutu air adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur
dermatofit(dermatophytes) atau trikofiton (trichophyton). Infeksi jamur
umumnya terjadi di kaki meskipun sebenarnya dapat pula terjadi pada
berbagai bagian tubuh lain seperti tangan, pangkal paha dan kulit kepala.
Infeksikutu air berawal diantara jari kaki dan menyebar ke bagian lain
darikaki. Penyakit kutu air atau tinea pedis disebut juga Athlete’s foot
ringworm of the foot. Penyakit kutu air dapat ditandai dengan selaput
diantara jari kaki ke-4 dan ke-5 gatal, sakit atau pecah-pecah.Kutu air
merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamurdermatofita
didaerah kilit telapak tangan dan kaki, punggungtangan dan kaki, jari-jari
tangan dan kaki serta daerah interdigital. Penyebab tersering T. rubrum, T.
mentagrophytes, E. Floccosum.

B. Jenis-jenis kutu air /tinea pedis


Kita dapat membedakan 3 bentuk Tinea pedis yaitu:
1. Bentuk intertriginosa berupa maserasi, deskuamasi, dan erosi pada
selajari terutama jari IV dan V. Hal ini dapat terjadi akibat kelembaban
di celah – celah jari tersebut, membuat jamur hidup lebih subur. Bila
menahun tampak warna keputihan basah dan terjadi fisura yang
apabila disentuh akan terasa nyeri. Bila terjadi infeksi dapat
menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala umum . Lesi dapat

3
meluas sampai ke kuku dan kulit jari.Pada kaki lesi sering mulai dari
sela jari
2. Bentuk hiperkeratosis yakni terjadinya penebalan kulit disertai sisik,
terutama pada telapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki.Bila
hiperkeratosis hebat dapat terjadi fisura yang dalam pada bagian lateral
telapak kaki. Keadaan ini disebut moccasin foot.
3. Bentuk Vesicular Subakut yaitu kelainan – kelainan yang timbul
dimulai pada daerah sekitar sela jari, kemudian meluas ke punggung
kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel yang terletak agak dalam
dibawah kulit, disertai perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel ini
memecah akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut
collorette. Bila terjadi infeksi akan memperhebat dan memperberat
keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas.
a. Morfologi
Bentuk makroskopis Trichophyton mentagrophytes adalah
merupakan tenunan lilin, berwarna putih sampai putih kekuningan
yang agak terang atau berwarna violet merah. Kadang bahkan
berwarna pucat kekuningan dan coklat. Karakter dari jamur:
merupakan jamur filamentous yang menyerang kulit yang
menggunakan keratin sebagai nutrisinya. Keratin adalah protein
utama dalam kulit, rambut dan kuku.

b. Siklus Hidup
Pada Trichophyton mentagrophytes, penggabungan sitoplasma
tidak diikuti segera dengan penggabungan inti. Hal ini
menyebabkan terjadinya fase pendek dikaryotic. Hifa dikariotik
dilindungi dan diberi makan oleh hifa haploid yang berdiferensiasi
menjadi ascoma. Ascospora dilepaskan dari ascoma dan
berkecambah membentuk miselium haploid baru.

C. Gejala Kutu Air


Pada infeksi kulit karena jamur selain gatal gejalanya berupa bercak
putih bersisik halus atau bintil merah . Tanda awal kulit terkena infeksi
jamur adalah rasa gatal yang hebat saat kulit berkeringat. Akan dirasakan

4
juga oleh penderita diabetes yang terkena infeksi jamur taenia pedis/kutu
air. Sebagian besar gejala kutu air mirip dengan penyakit kulit lainnya
seperti kurap. Berikut adalah tanda dan gejala kutu air :
1. Kulit gatal dan merah
2. Kulit kering dan bersisik
3. Rasa panas antara jari kaki dan pada telapak kaki
4. Lepuh yang mungkin berisi nanah
5. Pembengkakan kulit

D. Epidemiologi Penyakit
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, hampir seluruh jenis tanaman
tumbuh subur, termasuk berbagai jenis jamur yang berkembang biak di
kulit. Masalah infeksi jamur menempati posisi ke dua dari seluruh
penyakit kulit yang ditemui di dunia. Hal ini dikarenakan penyakit tersebut
tidak hanya menyerang suatu golongan, namun dapat menyerang siapa
saja bisa laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa, dimana dan
kapan saja di rumah, di kantor, di sekolah bahkan di tempat paling bersih
sekalipun termasuk penderita diabetes.
Model segitiga epidemiologi menurut John Goron (dalam Subaris
&Kristiawan, 2009) menggambarkan interaksi tiga komponen penyebab
penyakit yaitu: Manusia (host),Penyebab/bibit penyakit
(agent)danlingkungan (environment). Penyakit dapat terjadi karena adanya
ketigakomponen tersebut.
1. Host (manusia)
Hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia
yaitu :umur, jenis kelamin, bentuk anatomi tubuh, fungsi fisiologis,
statuskesehatan termasuk status gizi, keadaan iminitas, kebiasaan hidup
dankehidupan sosial, pekerjaan.
2. Agent (penyebab/bibit penyakit)
Terdiri dari biotis dan abiotis. Biotis khususnya pada penyakitmenular
yaitu terdiri dari lima golongan : protozoa, metazoa, bakteri, virusdan
jamur.
3. Environment (lingkungan).
Lingkungan adalah agrerat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatuorganisme.
Lingkungan dapat dibagi menjadi dalam 3 bagian utama :

5
a. Lingkungan biologis (fauna dan flora disekitar manusia). Bersifat
biotik yaitu : mikroorganisme penyebab penyakit, reservoir
penyakitinfeksi (binatang atau tumbuhan), vektor pembawa
penyakit,tumbuhan dan binatang sebagai sumber bahan makanan,
obat, dll.
b. Lingkungan fisik bersifat abiotik yaitu : udara, keadaan tanah
geografi,air, zat kimia, polusi.
c. Lingkungan sosial adalah semua bentuk kehidupan sosial politik dan
sistem organisasi serta institusi yang berlaku bagi setiap individu
yangmembangun masyarakat antara lain : sistem ekonomi yang
berlaku,bentuk organisasi masyarakat, sistem pelayanan kesehatan,
keadaankepadatan penduduk dan kepadatan rumah, kebiasaan hidup
masyarakat Dari uraian model segitiga epidemiologi dapat ditarik
kesimpulan bahwa kejadian penyakit dermatomikosis dipengaruhi
oleh 3 komponentersebut yaitu manusia, penyebab/bibit penyakit
dan lingkungan. Manusia dalam hal ini berkaitan dengan keadaan
imunitas yang menurun sehingga organisme ini memungkinkan
untuk menginfeksi manusia. kebiasaan hidup yang tidak sehat. Agent
penyakit jamur bersifat biotis yaitu jenis penyakit yang menular.
Environment berkaitan dengan Lingkungan biologis seperti binatang
yang menjadi sumber penularan. Lingkungan fisik berkaitan dengan
keadaan udara yang lembab sehingga memudahkan jamur untuk
berkembang dengan baik. Zat kimia (seperti penggunaan obat
antibiotik, steroid, sitostatika yang tidak terkendali). Lingkungan
sosialberkaitan dengan lingkungan yang padat, sanitasi, sistem
ekonomi yang rendah,kebiasaan hidup masyarakat yang kurang
sehat.

E. Cara penularan penyakit kutu air


Sistem imun adalah mekanisme untuk melindungi dan
mempertahankan tubuh dari bahaya yang menyerang (infeksi). Penderita

6
diabetes mellitus mempunyai kerentanan terhadap infeksi. Xeronin yang
terkandung dalam Morinda citrifolia dapat meningkatkan sistem kekebalan
dan memperbaiki sel yang rusak. Xeronin merupakan imunomodulator
senyawa yang mampu mempengaruhi sistem imun/kekebalan.dengan
mengaktifkan kelenjar timus.Sehingga infeksi jamur seperti kutu air dapat
mudah sekali menyerang penderita diabetes pada semua kalangan.
Penyakit kutu air merupakan penyakit infeksi kronik yang disebabkan
oleh jamur kaki, terutama pada sela-sela jari kaki. Tiga genus utama yang
menjadi penyebabnya adalah Trichophyyton, Epidermophyton dan
Microsporum. Sedangkan spesies yang paling sering menyebabkan kutu
air adalah Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes.
Penyakit ini menyerang segala usia tanpa membedakan jenis kelamin.
Kutu air dapat ditransmisikan melalui kontak langsung, person to
person,di kolam renang,penularan terjadi pada kontak fisik dengan
permukaan, seperti lantai kamar mandi umum, ruang ganti dan sebagainya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kutu air, yakni:
1. Trauma
Kelembaban berlebihan
Pakaian yang ketat
Penggunaan sarana pemandian umum atau kolam renang umum.
Jamur yang menyebabkan kutu air hanya berkembang pada kondisi
tertentu. Lingkugan yang lembab dan hangat merupakan tempat favorit
bagi jamur.saat jamur tumbuh, kulit memproduksi lebih bnayak sel
untuk mengganti sel yang rusak. Itu sebab nya kulit yang terkena kutu
air nampak bersisik.

F. Mekanisme penyakit
Gelembung (vesikel)kecil dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Vesikel yang sangat kecil (diameter 3mm atau kurang) yang muncul di
ujung dan sisi jari tangan dan kaki serta telapak tangan.

7
2. Vesikel dan opak yang dalam, yang rata dengan kulit atau sedikit lebih
tinggi dan tidak mudah pecah, akhirnya gelembung kecil bersatu dan
membentuk gelembung besar (bula).
3. Vesikel munghkin gatal, nyeri, atau tidak ada gejala sama sekali dan
memburuk setelah kontak dengan sabun, air atau zat iritan.
4. Vesikel akan pecah saat digaruk, mengeluarkan cairan didalamnya, dan
akhirnya muncul krusta dan fisura (retak). Retak kulit itu sangat nyeri
menimbulkan gangguan kpsmetik dan sering membutuhklan waktu
berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan untuk menyembuhkannya.
Kulit akan tampak kering dan bersisik selama periode ini. Cairan dari
vesikel adalah serum yang terakumulasi antara sel-sel kulit yang
teriritasi bukan keringat seperti yang diperkirakan sebelumnya.

G. Cara Pengobatan
Pengobatan untuk setiap jenis penyakit kulit sangat berbeda – beda
walaupun keluhannya sama yaitu gatal. Oleh sebab itu untuk pengobatan
perlu dikenali dulu penyebabnya dengan pasti. Pengobatan dapat
dilakukan secara topikal dan sistemik. Pada masa kini banyak pilihan obat
untuk mengatasi dermatofitosis, baik dari golongan antifungal
konvensional atau antifungal terbaru. Pengobatan yang efektif ada
kaitannya dengan daya tahan seseorang, faktor lingkungan dan agen
penyebab. Pengobatan penyakit jamur harus segera dilakukan bila mulai
didapati gejala gejalanya. Jika segera tidak diobati maka ak an terjadi
penularan ke bagian-bagian yang lain. Pengobatan harus dilakukan secara
tepat, menyeluruh, dan teratur. Tepat maksudnya obat yang digunakan
harus cocok untuk membasmi jamur penyebabnya. Menyeluruh
maksudnya membasmi sampai tuntas dan mencegah terjadinya kembali
gangguan jamur. Teratur maksudnya harus dilakukan sesuai dengan aturan
dan lamanya pengobatan sampai penyakit terkikis habis.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan peyakit kutu air:

8
1. Oleskan krim / bedak anti jamur yang tepat untuk membasmi jamur
dermatofita yaitu yang mengandung miconazole nitrate 2 % setiap hari
1-2 kali selama 2-3 minggu agar pengobatan tuntas.

2. Bila gatal , jangan digaruk karena garukan dapat menyebabkan infeksi.

3. Jaga kebersihan kulit dan kaki. Bila berkeringat keringkan dengan


handuk. Ganti pakaian dan juga kaos kaki yang lembab.

4. Gunakan pakaian dan kaos kaki yang terbuat dari bahan yang dapat
menyerap keringat seperti katun dan ganti setiap hari.

5. Untuk menghindari penularan penyakit jamur maka pakaian, kaos kaki,


handuk, saputangan, dan sandal yang digunakan penderita harus segera
dicuci dan direndam air panas.

Satu hal yang sangat menjengkelkan dari infeksi ini ialah tendensinya
yang sering kambuh. Karenanya, pengobatan mesti dilakukan menyeluruh,
tekun, dan konsisten. Karena misi terapi tak hanya untuk menyembuhkan
penyakit yang saat ini sedang diderita, tetapi mencegah serangan ulang
(kekambuhan) Obat-obat anti-jamur dapat diberikan secara topikal
(dioles), ada pula yang tersedia dalam bentuk oral (obat minum).

Jenis obat luar (salep) seringkali digunakan jika lesi kulit tidak terlalu
luas. Salep harus dioleskan pada kulit yang telah bersih, setelah mandi atau
sebelum tidur selama dua minggu, meskipun lesinya telah hilang.
Menghentikan pengobatan dengan salep dapat menimbulkan kekambuhan.
Pasalnya jamur belum terbasmi dengan tuntas. Jika prosesnya cukup luas,
selain obat topikal, perlu ditambahkan obat minum, misalnya griseofulvin,
terbinafine, itraconazole, dll.

H. Pencegahan penyakit kutu air


Tinea pedis atau kaki atlet adalah salah satu yang paling umum dari
semua penyakit kaki. Pendidikan pasien yang baik, dengan petunjuk

9
sederhana mengenai pentingnya kebersihan kaki, dapat membantu
mencegah dan meminimalkan perkembangan tinea pedis. Pendidikan yang
baik terdiri dari instruksi kebersihanyang baik, menekankan pentingnya
mengeringkan kaki, berlatih merawat kukuyang baik, dan memakai sepatu
dengan benar dan kaus kaki kering bersih.
Hal ini penting untuk mempromosikan langkah-langkah pencegahan.
sehingga menghindari kemungkinan infeksi melalui kontak interpersonal
seperti p a d a tempat olahraga. Penggunaan bedak kaki antijamur
kontroversial, tetapi mungkin membantu bagi orang-orang rentan terhadap
tinea pedis yang memiliki paparansering pada daerah dimana jamur
diduga.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kutu air adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur dermatofit
(dermatophytes) atau trikofiton (trichophyton). Penyakit kutu air atau
tinea pedis disebut juga Athlete’s foot = ringworm of the foot. Penyakit
kutu air dapat ditandai dengan selaput diantara jari kaki ke-4 dan ke-5
gatal, sakit atau pecah-pecah.
2. Infeksi jamur menempati posisi ke dua dari seluruh penyakit kulit yang
ditemui di dunia.
3. Komponen penyebab penyakit yaitu (Agent-host-environment).
Penderita diabetes mempunyai kerentanan terhadap infeksi jamur.sistem
imun rendah dan Kadar gula darah yang tinggi merupakan kondisi yang
menguntungkan bagi jamur untuk berkembang biak dan menimbulkan
infeksi.
4. Kutu air dapat ditransmisikan melalui kontak langsung, person to
person, di kolam renang,penularan terjadi pada kontak fisik dengan

10
permukaan, seperti lantai kamar mandi umum, ruang ganti dan
sebagainya serta faktor trauma, Kelembaban yang berlebihan.
5. Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) & pendidikan sanitasi yang baik
adalah upaya pencegahan yang sangat optimal guna pencegahan
infeksi jamur pada semua kalangan masyarakat dan disertai
peningkatan imunitas pada penderita diabetes.
6. Pengobatan infeksi jamur Taenia pedis/kutu air adalah
dengan menggunakan obat fungisida seperti terbinafine, Butenafine
dan naftifinesering dll.

B. Saran
1. Sebagai ahli kesehatan masyarakat perlu sekali pendidikan terkait pola
penularan penyakit dan PHBS.
2. Belum banyak masyarakat mengetahui bahwa diabetes memiliki
percabangan potensi penyakit yang kompleks terkait infekasi jamur.
sehingga sosialisasi sangat perlu di lakukan melalui dukungan dari
berbagai pihak dan instansi.

11

Anda mungkin juga menyukai