Anda di halaman 1dari 11

ARACHNIDA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Structure Animal and Plant Development
Dosen pengampuh: Dr. Nurhayani H. Muhiddin, M.Si

Disusun oleh:
Muh Reski Hamdani R
(1516440013)

PRODI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2019
Karakteristik Arachnida

Ciri-ciri utama Arachnida adalah memiliki kelisera pada sefalotoraks


(atau prosoma) yang seperti gunting atau catut. Dua bagian utama dari kelisera ini
adalah landasan tebal (tempat otot dan kelenjar bisa) dan taring yang dapat
digerakkan. Umumnya, taring berada pada lekukan dasar landasan dengan
mekanisme seperti pada pisau lipat. Kelisera ini digunakan untuk menyuntikkan
racun ke dalam tubuh mangsa dan dapat juga untuk memutuskan benang “jaring”
laba-laba.
Organ pelengkap kedua pada prosoma adalah sepasang pedipalpus.
Pedipalpus ini mirip dengan kaki, namun memiliki segmen yang lebih sedikit dan
tidak digunakan untuk bergerak. Pedipalpus berfungsi untuk menangkap
(memegang dan memanipulasi) mangsa, sensor, pertahanan diri, maupun
reproduksi. Pada kalajengking, pedipalpus berbentuk seperti capit dan ukurannya
relatif besar.

Anatomi laba-laba: (biru) sistem saraf; (hijau) sistem pencernaan dan ekskresi;
(merah kuat) sistem peredaran; (kuning) sistem reproduksi; (merah halus) sistem
respirasi.
Keterangan:
1. Kelisera
2. Kelenjar racun
3. Otak
4. Lambung
5. Cabang aorta depan
6. Sekum pencernaan
7. Jantung
8. Usus tengah (en: midgut)
9. Tubulus Malphigi
10. Bilik kloaka
11. Aorta belakang
12. Spineret
13. Kelenjar sutera
14. Trakea
15. Ovarium (betina)
16. Paru-paru buku
17. Tali saraf
18. Kaki
19. Pedipalpus

Sistem Saraf
Pada sebagian besar Arachnida, semua ganglion saraf (termasuk yang
berada di opisthosoma) menyatu di prosoma. Akan tetapi pada Mesothelae yang
tergolong laba-laba paling primitif yang masih hidup, ganglion-ganglion pada
opisthosoma dan ganglion prosoma bagian belakang tidak menyatu. Pada
kalajengking, ganglion-ganglion pada sefalotoraks menyatu, namun pada abdomen
masih terdapat pasangan ganglion terpisah. [5]

Sistem Respirasi
Arachnida umumnya memiliki paru-paru buku dan trakea. Paru-paru
buku menyerap oksigen dan membuang zat sisa menggunakan hemolimfasebagai
alat pengangkut, sedangkan trakea melakukan hal yang sama tanpa menggunakan
hemolimfa. Paru-paru buku ini berbeda dengan paru-paru pada vertebrata. Paru-
paru buku adalah tumpukan kantong udara dan jaringan yang berisi hemolimfa,
sehingga memberikan bentuk seperti “lipatan” buku. Struktur seperti “lipatan
halaman buku” ini terisi udara sehingga memaksimalkan permukaan yang terpapar
udara. Kemudian, bagian “halaman buku” yang tidak terlipat, terisi dengan
hemolimfa yang membawa oksigen dan karbondioksida.

Diagram paru-paru buku laba-laba: (1) celah paru-paru; (2) jaringan berisi
hemolimfa; (3) “halaman-halaman” paru-paru

Jumlah paru-paru buku bervariasi dari satu pasang pada sebagian besar laba-
laba, sampai empat pasang pada kalajengking. Pada mayoritas spesies, respirasi
menggunakan paru-paru buku tidak membutuhkan gerakan untuk memfasilitasi
pernafasan ini. Ada tidaknya paru-paru buku ini membagi Arachnida menjadi dua
kelompok, yaitu Arachnopulmonata (memiliki paru-paru: kalajengking,
kalajengking cambuk, Schizomida, Amblypygi, dan laba-laba);
dan Apulmonata (tidak memiliki paru-paru: tungau, caplak, Opiliones, Ricinulei,
Solifugae, dan kalajengking palsu).

Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi Arachnida sudah efisien untuk menjaga cairan tubuh
mereka di darat (selain dengan lapisan lilin pada kutikula). Kelenjar ekskresi pada
Arachnida terletak di sisi (tepi) prosoma dan berjumlah sampai dengan empat
pasang, dan juga satu atau dua pasang tubulus Malphigi. Ada yang memiliki salah
satu jenis kelenjar, dan ada juga yang memiliki keduanya. Sampah nitrogen utama
golongan laba-laba adalah guanin.

Sistem Pencernaan
Arachnida umumnya adalah karnivora. Mereka menggunakan racun untuk
melumpuhkan mangsa menggunakan kelisera (pada laba-laba), atau menggunakan
ekor sengat (pada kalajengking). Hewan ini makan dari tubuh yang serangga dan
hewan kecil yang telah dicerna sebagian (di luar) dengan menggunakan cairan
pencernaan yang dihasilkan oleh lambung, lalu menuangkan cairan tersebut pada
tubuh mangsa dengan kelisera atau pedipalpus. Cairan pencernaan itu akan
“melelehkan” mangsa menjadi cairan nutrisi yang siap disedot melalui mulut,
menuju kerongkongan, lalu lambung.

Walaupun demikian, ada juga laba-laba yang vegetarian, dan banyak yang
memakan madu dan serbuk sari sebagai makanan tambahan. Tungau dan caplak
sebagian besar adalah parasit pengisap darah. Opiliones adalah sebagian kecil dari
golongan laba-laba yang dapat memakan benda padat dan memiliki cara makan
yang berbeda. Cakar pada ujung kaki digunakan untuk mengambil invertebrata
kecil dan membawa mangsa itu ke lekukan di antara mulut dan ujung depan pangkal
kaki. Di sini, mangsa dihancurkan dan didorong ke mulut. Konon, ini adalah cara
makan nenek moyang Arthropoda.

Bentuk lambung hewan golongan laba-laba bulat panjang


dengan diverticula (kantong-kantong) di sekujur tubuhnya. Baik lambung maupun
kantong-kantong tersebut menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan menyerap
zat gisi dari makanan. Sampah makanan dikeluarkan melalui anus pada bagian
belakang abdomen.

Sistem Transportasi
“Darah” atau hemolimfa Arachnida bervariasi dalam komposisi, tergantung
model pernafasannya. Hewan golongan laba-laba yang memiliki sistem trakea yang
efisien tidak membutuhkan mekanisme transportasi oksigen dalam “darah,”
sehingga mungkin memiliki sistem peredaran yang tereduksi. Bahkan, beberapa
tungau tidak memiliki jantung sama sekali.

Pada kalajengking dan sebagian laba-laba, “darah”


mengandung hemosianin (en: haemocyanin), yaitu pigmen berbasis zat tembaga
dengan fungsi yang mirip dengan hemoglobin pada vertebrata. Jantung mereka
berlokasi di bagian depan abdomen.

Sistem Reproduksi
Arachnida memiliki satu atau dua gonad pada abdomen. Fertilisasi
umumnya internal dan pada sebagian besar spesies, individu jantan menyalurkan
sperma ke individu betina dalam “paket” atau spermatofor (en: spermatophore).
Pada spesies lain, pedipalpus dapat digunakan untuk “menyuntikkan” sperma ke
lubang kelamin betina. Sebagian besar hewan golongan laba-laba bertelur, akan
tetapi kalajengking dan beberapa tungau menyimpan telur di dalam tubuh mereka
sampai menetas. Kalajengking juga menjaga “bayi” mereka di punggung sampai
molting pertama kali.
Klasifikasi Kelas Arachnida
Secara umum Arachnida terbagi ke dalam empat atau lima ordo utama, yaitu:
 Ordo Araneae: Golongan laba-laba sejati
 Ordo Scorpiones: Golongan kalajengking sejati.
 Ordo Opiliones: Golongan “laba-laba” penuai (en: harvestmen).
 Subkelas Acari (superordo Acariformes dan superordo Parasitiformes):
Golongan tungau dan caplak.
 Ordo-ordo lain yang lebih kecil
Menemukan hubungan filogenetik pada kelas Arachnida tidak bisa dibilang
mudah. Hal ini terutama terjadi pada ordo Acariformes, Parasitiformes, dan
Pseudoscorpiones, yang memiliki tingkat evolusi yang lebih cepat dari ordo
lainnya. Berikut ini adalah diagram hubungan ordo-ordo Arachnida:

Kladogram Arachnida | Gambar oleh Tentorku (sumber: Wikipedia) adalah


berlisensi CC-BY-SA-4.0
Garis putus-putus menandakan ketidakyakinan dalam penempatan.
Kemudian perhatikan juga bahwa pada kelompok bagian tengah-atas tidak
memiliki paru-paru buku, dan kelompok berikutnya (Arachnopulmonata) memiliki
paru-paru buku.
Contoh-Contoh Arachnida
Berikut ini adalah contoh-contoh anggota kelas Arachnida yang populer:
1. Caplak cokelat, parasit pada anjing

Rhipicephalus sanguineus | Gambar oleh Alan R Walker adalah berlisensi


CC-BY-SA-3.0

 Subkelas: Acari
 Superordo: Parasitiformes
 Ordo: Ixodida
 Familia: Ixodidae
 Spesies: Rhipicephalus sanguineus

2. Tungau penyebab kudis

Sarcoptes scabiei | Gambar oleh Ineuw adalah tidak berlisensi (domain


publik)
 Subkelas: Acari
 Superordo: Acariformes
 Ordo: Sarcoptiformes
 Familia: Sarcoptidae
 Spesies: Sarcoptes scabiei
3. Laba-laba “Black Widow”

 Ordo: Araneae
 Infraordo: Araneomorphae
 Familia: Theridiidae
 Spesies: Latrodectus mactans

4. Kalajengking “Deathstalker”

Leiurus quinquestriatus | Gambar oleh Minozig (‫ )מינוזיג‬adalah berlisensi CC-


BY-SA-4.0
 Ordo: Scorpiones
 Familia: Buthidae
 Spesies: Leiurus quinquestriatus
5. Laba-laba penuai “Harvestmen”

Phalangium opilio | Gambar oleh Didier Descouens adalah berlisensi CC-BY-SA-


4.0
 Ordo: Opiliones
 Familia: Phalangiidae
 Spesies: Phalangium opilio

Anda mungkin juga menyukai