Anda di halaman 1dari 6

Golongan Laba-Laba (Kelas Arachnida)

Nama kelas Arachnida berasal dari bahasa Yunani “aráchnē” yang berarti “laba-laba.” Namun
kelas ini tidak hanya terdiri dari laba-laba saja, melainkan juga termasuk golongan
kalajengking, tungau (en: mite), dan caplak (en: tick). Kelas Arachnida ini termasuk dalam
subfilum Chelicerata karena memiliki kelisera (en: chelicerae), yaitu sepasang organ pelengkap
untuk makan yang berfungsi sebagai taring atau penjepit.

Karakteristik Arachnida
Ciri-ciri utama Arachnida adalah memiliki kelisera pada sefalotoraks (atau prosoma) yang
seperti gunting atau catut. Dua bagian utama dari kelisera ini adalah landasan tebal (tempat
otot dan kelenjar bisa) dan taring yang dapat digerakkan. Umumnya, taring berada pada
lekukan dasar landasan dengan mekanisme seperti pada pisau lipat. Kelisera ini digunakan
untuk menyuntikkan racun ke dalam tubuh mangsa dan dapat juga untuk memutuskan benang
“jaring” laba-laba. [3]

Organ pelengkap kedua pada prosoma adalah sepasang pedipalpus. Pedipalpus ini mirip
dengan kaki, namun memiliki segmen yang lebih sedikit dan tidak digunakan untuk bergerak.
Pedipalpus berfungsi untuk menangkap (memegang dan memanipulasi) mangsa, sensor,
pertahanan diri, maupun reproduksi. Pada kalajengking, pedipalpus berbentuk seperti capit
dan ukurannya relatif besar. [4]

Anatomi laba-laba: (biru) sistem saraf; (hijau) sistem pencernaan dan ekskresi; (merah kuat)
sistem peredaran; (kuning) sistem reproduksi; (merah halus) sistem respirasi | Gambar oleh
Philcha adalah tidak berlisensi (domain publik)

Keterangan:

1. Kelisera
2. Kelenjar racun
3. Otak
4. Lambung
5. Cabang aorta depan
6. Sekum pencernaan
7. Jantung
8. Usus tengah (en: midgut)
9. Tubulus Malphigi
10. Bilik kloaka
11. Aorta belakang
12. Spineret
13. Kelenjar sutera
14. Trakea
15. Ovarium (betina)

16. Paru-paru buku


17. Tali saraf
18. Kaki
19. Pedipalpus

Sistem Saraf

Pada sebagian besar Arachnida, semua ganglion saraf (termasuk yang berada di opisthosoma)
menyatu di prosoma. Akan tetapi pada Mesothelae yang tergolong laba-laba paling primitif
yang masih hidup, ganglion-ganglion pada opisthosoma dan ganglion prosoma bagian belakang
tidak menyatu. Pada kalajengking, ganglion-ganglion pada sefalotoraks menyatu, namun pada
abdomen masih terdapat pasangan ganglion terpisah.

Sistem Respirasi

Arachnida umumnya memiliki paru-paru buku dan trakea. Paru-paru buku menyerap
oksigen dan membuang zat sisa menggunakan hemolimfa sebagai alat pengangkut, sedangkan
trakea melakukan hal yang sama tanpa menggunakan hemolimfa. Paru-paru buku ini berbeda
dengan paru-paru pada vertebrata. Paru-paru buku adalah tumpukan kantong udara dan jaringan
yang berisi hemolimfa, sehingga memberikan bentuk seperti “lipatan” buku. Struktur seperti
“lipatan halaman buku” ini terisi udara sehingga memaksimalkan permukaan yang terpapar
udara. Kemudian, bagian “halaman buku” yang tidak terlipat, terisi dengan hemolimfa yang
membawa oksigen dan karbondioksida.

Diagram paru-paru buku laba-laba: (1) celah paru-paru; (2) jaringan berisi hemolimfa; (3)
“halaman-halaman” paru-paru | Gambar oleh John Henry Comstock adalah tidak berlisensi
(domain publik)

Jumlah paru-paru buku bervariasi dari satu pasang pada sebagian besar laba-laba, sampai empat
pasang pada kalajengking. Pada mayoritas spesies, respirasi menggunakan paru-paru buku
tidak membutuhkan gerakan untuk memfasilitasi pernafasan ini. Ada tidaknya paru-paru buku
ini membagi Arachnida menjadi dua kelompok, yaitu Arachnopulmonata (memiliki paru-
paru: kalajengking, kalajengking cambuk, Schizomida, Amblypygi, dan laba-laba); dan
Apulmonata (tidak memiliki paru-paru: tungau, caplak, Opiliones, Ricinulei, Solifugae, dan
kalajengking palsu).

Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi Arachnida sudah efisien untuk menjaga cairan tubuh mereka di darat (selain
dengan lapisan lilin pada kutikula). Kelenjar ekskresi pada Arachnida terletak di sisi (tepi)
prosoma dan berjumlah sampai dengan empat pasang, dan juga satu atau dua pasang tubulus
Malphigi. Ada yang memiliki salah satu jenis kelenjar, dan ada juga yang memiliki keduanya.
Sampah nitrogen utama golongan laba-laba adalah guanin.
Sistem Pencernaan

Arachnida umumnya adalah karnivora. Mereka menggunakan racun untuk melumpuhkan


mangsa menggunakan kelisera (pada laba-laba), atau menggunakan ekor sengat (pada
kalajengking). Hewan ini makan dari tubuh yang serangga dan hewan kecil yang telah dicerna
sebagian (di luar) dengan menggunakan cairan pencernaan yang dihasilkan oleh lambung,
lalu menuangkan cairan tersebut pada tubuh mangsa dengan kelisera atau pedipalpus. Cairan
pencernaan itu akan “melelehkan” mangsa menjadi cairan nutrisi yang siap disedot melalui
mulut, menuju kerongkongan, lalu lambung.

Walaupun demikian, ada juga laba-laba yang vegetarian, dan banyak yang memakan madu dan
serbuk sari sebagai makanan tambahan. Tungau dan caplak sebagian besar adalah parasit
pengisap darah. Opiliones adalah sebagian kecil dari golongan laba-laba yang dapat memakan
benda padat dan memiliki cara makan yang berbeda. Cakar pada ujung kaki digunakan untuk
mengambil invertebrata kecil dan membawa mangsa itu ke lekukan di antara mulut dan ujung
depan pangkal kaki. Di sini, mangsa dihancurkan dan didorong ke mulut. Konon, ini adalah
cara makan nenek moyang Arthropoda.

Bentuk lambung hewan golongan laba-laba bulat panjang dengan diverticula (kantong-
kantong) di sekujur tubuhnya. Baik lambung maupun kantong-kantong tersebut menghasilkan
enzim-enzim pencernaan dan menyerap zat gisi dari makanan. Sampah makanan dikeluarkan
melalui anus pada bagian belakang abdomen.

Sistem Transportasi

“Darah” atau hemolimfa Arachnida bervariasi dalam komposisi, tergantung model


pernafasannya. Hewan golongan laba-laba yang memiliki sistem trakea yang efisien tidak
membutuhkan mekanisme transportasi oksigen dalam “darah,” sehingga mungkin memiliki
sistem peredaran yang tereduksi. Bahkan, beberapa tungau tidak memiliki jantung sama sekali.

Pada kalajengking dan sebagian laba-laba, “darah” mengandung hemosianin (en:


haemocyanin), yaitu pigmen berbasis zat tembaga dengan fungsi yang mirip dengan
hemoglobin pada vertebrata. Jantung mereka berlokasi di bagian depan abdomen.

Sistem Reproduksi

Arachnida memiliki satu atau dua gonad pada abdomen. Fertilisasi umumnya internal dan pada
sebagian besar spesies, individu jantan menyalurkan sperma ke individu betina dalam “paket”
atau spermatofor (en: spermatophore). Pada spesies lain, pedipalpus dapat digunakan untuk
“menyuntikkan” sperma ke lubang kelamin betina. Sebagian besar hewan golongan laba-laba
bertelur, akan tetapi kalajengking dan beberapa tungau menyimpan telur di dalam tubuh mereka
sampai menetas. Kalajengking juga menjaga “bayi” mereka di punggung sampai molting
pertama kali.

Klasifikasi Kelas Arachnida


Secara umum Arachnida terbagi ke dalam empat atau lima ordo utama, yaitu: [7]

 Ordo Araneae: Golongan laba-laba sejati


 Ordo Scorpiones: Golongan kalajengking sejati.
 Ordo Opiliones: Golongan “laba-laba” penuai (en: harvestmen).
 Subkelas Acari (superordo Acariformes dan superordo Parasitiformes): Golongan
tungau dan caplak.
 Ordo-ordo lain yang lebih kecil

Menemukan hubungan filogenetik pada kelas Arachnida tidak bisa dibilang mudah. Hal ini
terutama terjadi pada ordo Acariformes, Parasitiformes, dan Pseudoscorpiones, yang memiliki

tingkat evolusi yang lebih cepat dari ordo lainnya. Berikut ini adalah diagram hubungan ordo-
ordo Arachnida:

Kladogram Arachnida | Gambar oleh Tentorku (sumber: Wikipedia) adalah berlisensi CC-
BY-SA-4.0

Garis putus-putus menandakan ketidakyakinan dalam penempatan. Kemudian perhatikan juga


bahwa pada kelompok bagian tengah-atas tidak memiliki paru-paru buku, dan kelompok
berikutnya (Arachnopulmonata) memiliki paru-paru buku.

Contoh-Contoh Arachnida
Berikut ini adalah contoh-contoh anggota kelas Arachnida yang populer:

1. Caplak cokelat, parasit pada anjing

Rhipicephalus sanguineus | Gambar oleh Alan R Walker adalah berlisensi CC-BY-SA-3.0

 Subkelas: Acari
 Superordo: Parasitiformes
 Ordo: Ixodida
 Familia: Ixodidae
 Spesies: Rhipicephalus sanguineus

2. Tungau penyebab kudis


Sarcoptes scabiei Gambar oleh Ineuw adalah tidak berlisensi (domain publik)

 Subkelas: Acari
 Superordo: Acariformes
 Ordo: Sarcoptiformes
 Familia: Sarcoptidae
 Spesies: Sarcoptes scabiei

3. Laba-laba “Black Widow”

Latrodectus mactans | Gambar oleh Shenrich91 adalah berlisensi CC-BY-SA-3.0

 Ordo: Araneae
 Infraordo: Araneomorphae
 Familia: Theridiidae
 Spesies: Latrodectus mactans

4. Kalajengking “Deathstalker”

Leiurus quinquestriatus | Gambar oleh Minozig (‫ )מינוזיג‬adalah berlisensi CC-BY-SA-4.0

 Ordo: Scorpiones
 Familia: Buthidae
 Spesies: Leiurus quinquestriatus

5. Laba-laba penuai “Harvestmen”


Phalangium opilio | Gambar oleh Didier Descouens adalah berlisensi CC-BY-SA-4.0

 Ordo: Opiliones
 Familia: Phalangiidae
 Spesies: Phalangium opilio

Anda mungkin juga menyukai