Anda di halaman 1dari 13

Biosistematik dan Evolusi 1

Amfibi

Oleh :
Ferida Eka Haryanti J1C115020
Tri Indah Permata

J1C115036

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI BIOLOGI

BANJARBARU
2016

AMFIBI
Sebelum kita mengenal amfibi yang sekarang kita harus tahu amfibi yang dulu ditemukan
sebagai keturunan amfibi tetrapod salah satunya Ichthyostega (dalam bahasa Yunani, berati
"Lempeng Ikan", "ichthyo, ikan" dan "stega, lempeng atau atap"), dinamakan demikian karena
amfibi ini memiliki tengkorak yang menyerupai tengkorak ikan, merupakan hewan amfibi yang
juga merupakan hewan genus tetrapod atau hewan berkaki empat dan quadruped atau hewan
yang berjalan dengan empat kaki, yang pertama. Selain itu, ia merupakan fosil genus tetrapod
yang pertama kali ditemukan. Ichthyostega bernapas dengan paru-paru dan kulitnya, sama
seperti amfibi modern, yang membantunya untuk menavigasi melalui air dangkal di rawa-rawa.
Ichthyostega dianggap sebagai amfibi pertama yang hidup pada akhir periode Karboniverus.
Selain Ichthyostega ada juga terdapat hewan yang masih keturunan tetrapod yaitu
Eusthenopteron, Acanthostega dan Limnoscelis.
Amfibi adalah hewan vertebrata yang dapat hidup didarat maupun di air. Amfibi muda hidup
di air dan bernapas dengan insang. Amfibi dewasa hidup di darat dan bernapas menggunakan
paru-paru. Amfibi berkembang biak dengan bertelur. Pembuahannya terjadi secara eksternal dan
internal. Misalnya pembuahan eksternal pada katak ketika katak dewasa akan bertelur, Amfibi
tersebut akan menuju air untuk mengeluarkan telur-telurnya. Pertemuan antara sel telur dan
sperma terjadi di dalam air. Dalam klasifikasi Amfibi dimana ada terdapat sekitar 4.200 spesies
Amphibia, yang diklasifikasikan dalam beberapa ordo. Klasifikasi Amfibi adalah sebagai berikut
:

Gymnophiona (Apoda), contohnya sesilia

Urodela (Caudata), contohnya salamander

Anura (Salientia), contohnya katak

Ichthyostega (dalam bahasa Yunani, berati "Lempeng Ikan", "ichthyo, ikan" dan "stega,
lempeng atau atap"), dinamakan demikian karena amfibi ini memiliki tengkorak yang
menyerupai tengkorak ikan, merupakan hewan amfibi yang juga merupakan hewan genus
tetrapod atau hewan berkaki empat dan quadruped atau hewan yang berjalan dengan empat kaki,
yang pertama. Selain itu, ia merupakan fosil genus tetrapod yang pertama kali ditemukan.
Ichthyostega bernapas dengan paru-paru dan kulitnya, sama seperti amfibi modern, yang
membantunya untuk menavigasi melalui air dangkal di rawa-rawa. Meskipun tidak diragukan
lagi sebagai amfibi, Ichthyostega tidak dianggap anggota sejati dalam arti yang sempit, sebagai
amfibi pertama yang hidup pada akhir periode Karboniverus.
CIRI-CIRI AMFIBI

Selain memiliki struktur dan fungsi tubuh yang berbeda dengan kelas vertebrata yang lainnya.
Amfibi juga memiliki ciri-ciri khusus. Adapun ciri-ciri dari amfibi yaitu:

Tubuh terdiri atas kepala dan badan pada katak dan kepala, badan dan ekor pada
salamander.

Tubuh amfibi dilapisi oleh kulit yang basah dan berlendir.

Amfibi merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)

Jantung amfibi terdiri atas 3 ruangan yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel.

System pernapasan pada amfibi ketika masih tahap larva (kecebong) menggunakan
insang, sedangkan ketika dewasa menggunakan kulit.

Pertumbuhan amfibi melalui metamorphosis sempurna. Metamorfosis merupakan


peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari tahap larva hingga
dewasa.

Sistem ekskresi pada Amfibi berupa ginjal tipe mesonefrik dan saluran kemih (saluran
wolff atau saluran mesonefros) yang membawa sekret ke kloaka. Amfibi memiliki
kandung kemih di sebelah sisi ventral kloaka.

Pada perkembangbiakan Amfibi, Amfibi memiliki alat kelamin yang terpisah. Umumnya
Amfibi bersifat ovipar, namun ada juga yang ovovivipar dan vivipar dimana telur
tersimpan dalam saluran reproduksi betina.

Mempunyai sepuluh pasang saraf kranial


Melakukan sirkulasi dengang paru-paru kecuali salamander, kulit, dan insang beberapa,
insang dalam bentuk larva dan beberapa dapat bertahan sepanjang hidupnya.

1. Reproduksi Amfibi
Fertilisasi eksternal pada katak, internal pada cecilia dan beberapa salamander.
Sangat ketergantungan dengan air Ovipar telur anamniotik tidak memiliki cangkang,
tetapi ditutupi oleh lapisan jel. Menetas dalam bentuk larva yang akuatik, bernapas dengan
insang. Umumnya larva/berudu herbivora, beberapa karnivora dan omnivora.
2. Sistem Saraf Amfibi
Sistem koordinasi pada Amphibia terdiri atas sistem saraf dan sistem endokrin.
Sistem saraf berupa otak yang terbagi menjadi lima bagian dan 10 saraf kranial. Sistem

endokrin berupa kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak, kelenjar tiroid, kelenjar
adrenal, pulau-pulau Langerhans dalam pankreas, dan gonad. Kelenjar pituitari
menghasilkan hormon perangsang pertumbuhan, perangsang metamorfosis, perangsang
gonad, pengendali perluasan sel-sel pigmen (yang menyebabkan warna kulit menjadi lebih
gelap), dan pengatur keseimbangan air dan kontraksi otot.
3. Sistem Pernafasan Amfibi
Pada jantung Amphibia yang terdiri atas tiga ruangan. tiga ruangan itu adalah satu
ventrikel dan dua untuk atrium. Merupakan peredaran darah tertutup ganda, artinya darah
akan dua kali melewati jantung pada satu kali peredaran. sirkulasi ganda dengan paru
fungsional dipisahkan dan sirkuit sistemik. arteri pulmonalis dan vena memasok paru-paru
dan kembali darah beroksigen ke jantung. Darah yang kaya akan Karbon Dioksia dari
berbagai jaringan dan organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah
dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk
ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat dan darah
mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Lalu, dari atrium kiri darah
mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung
oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida. Dari ventrikel, darah keluar
melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan.
Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior
(karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke
jaringan internal dan organ dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit
dan paru-paru.

4. Sistem Indra
Telinga dengan membran timpani (gendang telinga) dan stapes (kolumela) untuk
transmisi getaran ke telinga bagian dalam dirancang untuk mendeteksi suara udara. Mata
dilindungi oleh membrana niktitans (selaput tidur), kelopak mata atas dan kelopak mata
bawah. Dua lubang hidung (nares) berhubungan dengan rongga mulut melalui koane.

Klasifikasi Amfibi
1.
Ordo Anura
Istilah Anura mempunyai arti tidak memiliki ekor yang artinya spesies dari ordo
ini memiliki cirri umum tidak memiliki ekor. Ciri lainnya yaitu kepala yang bersatu dengan
badan sehingga spesies dari ordo ini tidak memiliki leher. Spesies dari ordo ini, memiliki
kaki yang lebih besar dan panjang yang fungsinya untuk melompat dan memanjat. Spesies
dari ordo Anura umumnya melakukan fertilisasi ekternal yaitu pembuahan yang dilakukan
di luar tubuh induk. Sistem reproduksi pada amfibi terjadi di luar tubuh induk. Ketika
katak jantan dan betina kawin, keduanya akan melakukan ampleksus yaitu katak jantan
akan melekat pada tubuh katak betina dan menekan perut katak betina. Lalu katak betina
akan mengeluarkan ovum ke dalam air melalui kloaka. Setelah katak betina mengeluarkan
ovum, katak jantan pun mengeluarkan sperma melalui kloaka. Setelah terjadi fertilisasi

eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental sehingga berbentuk gumpalan telur.
Katak mengalami metamorfosis dari zigot-embrio-berudu-katak kecil-katak dewasa. Ordo
anura sendiri terdapat 29 spesies 352 genus dan kira-kira 4810 spesies.

2.

Ordo Caudata
Istilah caudate berasal dari bahasa latin yang memiliki arti ekor. Spesies dari ordo ini
hampir semuanya memiliki ekor. Ordo ini terdapat 10 family 61 genus dan kira-kira
mempunyai 500 spesies. Spesies dari ordo caudata memiliki ekor yang hampir sama

panjang dengan tubuhnya bahkan beberapa spesies memiliki ekor yang melebihi panjang
tubuhnya. Ekor yang berkembang dengan baik memungkinkan bagi ordo ini untuk
berenang dengan baik pula. Berbeda dengan sepupunya anura, caudata memiliki empat
buah kaki yang berfungsi untuk berjalan.salamander memiliki larva yang berada pada air
dan dewasa terestrial atau yang biasa berada diatas tanah yang hidup di tempat-tempat
lembab di bawah batu dan kayu busuk. Salamander melakukan fertilisasi secar internal
yaitu salamander betina menutupi kloaka dengan salamander jantan di spermatophore.
Salamander bernafas dengan kondisi amfibi umum memiliki kulit yang luas jaring
pembuluh darah mereka yang melayani pertukaran pernafasan oksigen, dan karbon
dioksida. Tren filogenetik diamati pada keturunan evolusi salamander
untuk mempertahankan ke fitur dewasa yang hadir hanya dalam tahap
dewasa pra dari nenek moyang mereka. beberapa karakteristik leluhur
morfologi
dewasa
akibatnya
dieliminasi
Kondisi
ini
disebut
paedomorphosis.

Salamander Ekor Panjang


(Eurycea longicauda)

Axolotl atau salamander Meksiko adalah salamander Larva spesies ini tidak
mengalami metamorfosis, sehingga axolotl dewasa tetap bersifat akuatik dan
memiliki insang.

Common Mud puppy atau anjing lumpur yang juga pada tahap larva tidak mengalami
metamorphosis

SALAMANDER
3.

Ordo Gymnophiona
Bentuk tubuh dari ordo ini berbeda dengan jenis amfibi lainnya. Sesilia memiliki
bentuk tubuh seperti ular. panjang, tubuh ramping, sisik kecil di kulit beberapa,
mempunyai tulang belakang, tidak ada anggota badan, ekor pendek atau tidak ada dan anus
terminal.mempunyai mata yang kecil, dan kebanyakan dari spesies ini mempunyai mata
yang hampir tidak berfingsi ketika sudah dewasa, terdapat tentakel spesial yang terletak
pada moncong. Ordo ini terdapat 5 famili 33 genus dan kira-kira 160 spesies. Sesilia jarang
terlihat oleh manusia karena mereka sering berada didalam tanah atau di air, makanannya
kebanyakan adalah cacing dan hewan kecil invertebrate yang mereka temukan dibawah
tanah. Fertilasi secara internal yaitu sesilia betina, telur biasanya disimpan didalam tanah
lembab yang dekat dengan air. larva berada pada air, atau perkembangan larva lengkap
dapat terjadi dalam telur. Dalam beberapa spesies telur secara hati-hati dijaga selama
perkembangan mereka dalam lipatan tubuh, pada sesilia vivipar juga umum di beberapa
sesilia, dengan embrio memperoleh makanan dengan makan dinding saluran telur.

SESILIA
Beberapa penelitian yang dilakukan terkait dengan amfibi yang membahas tentang peranan
amfibi dalam ekosistem.
Ariza Y. S., B. S. Dewi & A. Darmawan. Keanekaragaman Jenis Amfibi (Ordo Anura) pada
Beberapa Tipe Habitat di Youth Camp Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari. 2(1) : 21-30.
Hocking D. J. & K. J. Babbitt. 2013. Amphibian Contributions To Ecosystem Services.
Herpetological Conservation and Biology. 9(1) : 117.

Gambar diatas adalah cladogram tentang hubungan hewan tetrapoda yang masih keturunan
hewan amfibi.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B. Reece, M. R. Taylor & E. J. Simon. 2007. Biology. McGraw-hill. New York.
Hickman, C. P., L. S. Robert, A. Larson, H. IAnson & D. J. Eisenhour. 2006. Zoology. Thirteenth Edition. McGraw-hill. New York.

Anda mungkin juga menyukai