NIM : 432419027
AMFIBIA
Pengertian Amfibi
Amfibi adalah hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi
oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa
Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu
amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di
darat dan di air.
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang
baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata
dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata.
Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan
menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum
konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah
yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.
Ciri-Ciri Amfibi
Dari setiap jenis-jenis amphibia memiliki ciri-ciri yang berbeda dan ada
juga yang memiliki kesamaan dimana yang dimana kali ini dapat disimpulkan ciri-
ciri umum amphibia, simak dibawah ini.
Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagia transisi
antara ikan dan reptil. Sistem otot pada ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral,
membuka dan menutup mulut serta gill apertura (operculum atau penutup
lubang/celah insang) dan gerakan sirip yang relatif sederhana. Kebutuhan hidup di
darat mengubah susunan ini.
Musculus pada katak lebih kompleks daripada musculus pada ikan, tersusun
atas serabut-serabut otot berbentuk gelendong. Bagian-bagian otot tersebut adalah:
1. Insertio, bagian ujung yang melekat lebih jauh dari linea mediana dan gerakannya
lebih leluasa, 2. Origo, bagian ujung yang melekat dekat dari linea mediana. Pada
beberapaa otot katak memiliki perluasan jaringan ikat yang disebut tendon. Fungsi
tendon sebagai pengikat atau penghubung antara otot dengan tulang atau otot
dengan otot.
Apabila kulit katak dibuka, maka akan tampak beberapa otot. Beberapa otot
yang tampak dari permukaan dorsal adalah otot-otot: depressor mandibulae,
dorsalis scapulae, latissimus dorsi, spinalis, longissimus dorsi, ileocostalis,
coccygeolliacus, coccygeosacralis, dan iliacus externus. Sedangkan yang tampak
dari permukaan ventral adalah otot-otot submandibularis, pectoralis, delloideus,
rectus abdominis, obliquus abdominis externus, dan internus.
Sistem otot aksial pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapi
tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horisontal membagi otot dorsal dan ventral.
Bagian dari sistem otot epaksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot
ventral, adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh
amfibi. Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi dalam lapisan-lapisan,
kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal, oblique internal dan otot
tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang.
• Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian yang lain. Contoh: otot bisep
• Extensor : Meluruskan suatu bagian. Contoh: otot trisep
• Abductor : Menarik suatu bagian menjauhi sumbu tubuh. Contoh: Deltoid
• Adductor : Menarik suatu bagian mendekati sumbu tubuh. Contoh:
Latissimus dorsi
• Depressor : Menurunkan suatu bagian mendekati sumbu tubuh. Contoh Otot
depressor mandibulae
• Lavator : Mengangkat /meninggikan suatu bagian. Contoh: masseter
• Rotator : Memutar suatu bagian. Contoh: pyriformis
Jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu dua atrium dan satu ventrikel
(yang tidak terbagi). Atrium berada di sebelah anterior dan berdinding tipis,
sedangkan ventrikel terletak di sebelah posterior, berdinding tebal , dan berbentuk
conus. Di sebelah dorsal jantung terdapat sinus venosus yang berbentuk segitiga
dan berdinding tipis. Sinus venosus tersebut berhubungan dengan atrium kanan
melalui suatu lubang di tengah-tengah bentukan segitiga itu. Antara atrium kiri dan
kanan terdapat septum interatrale. Kedua atrium berhubungan dengan ventrikel
melalui ostium atrioventriculare.
Pembuluh darah yang keluar dari dinding ventral jantung adalah truncus
arterious. Pada pangkal truncus arterious tersebut terdapat tiga buah klep
semilunares. Truncus arterious bercabang dua, di sebelah sebelah kiri dan kanan.
Selanjutnya masing-masing bercabang tiga, yaitu: (1) arteria carotis communis, (2)
arcus aorta, dan (3) arteria pulmocutanea, menuju ke paru-paru dan kulit.
Vena yang masuk ke dalam jantung melalui sinus venosus ada tiga buah:
(1) vena cava superior dexter, (2) vena cava superior sinister, (3) vena cava inferior.
Ketiga vena ini mengalirkan darah venosus ke dalam atrium kanan. Adapun vena
yang masuk ke atrium kiri adalah vena pulmonalis dexter dan sinister yang datang
dari paru-paru membawa darah arterial.
Pada Rana dijumpai sistem porta yang serupa dengan ikan yaitu sistem porta
hepatica dan renalis. Sistem porta hepatica mengumpulkan darah dari saluran
pencernaan makanan (ventriculus dan intestinum), limpa dan pankreas. Dari hepar ke
luar vena hepatica membentuk persatuan dengan vena abdominalis yang mengumpulkan
darah dari extremitas posterior, vasica urinaria dan dinding badan bagian ventral. Sistem
porta renalis mengumpulkan darah dari extremitas posterior dan dinding tubuh bagian
posterior. Sebelum bermuara ke dalam vena cava inferior, vena renalis di dalam ren
membentuk anyaman kapiler. Darah yang berasal dari extremitas posterior sebagian
mengalir ke dalam ren melalui sistem porta renalis kemudian dari situ melalui vena
renalis masuk ke dalam vena cava inferior. Sebagian yang lain melalui vena
abdominalis, mengalir ke dalam hepar, kemudian dari situ melalui vena hepatica masuk
ke dalam vena cava inferior.
Sirkulasi darah pada katak yaitu : pertama darah dari seluruh tubuh memasuki
ruang penerima yang besar yaitu sinus venosus yang mendorong darah masuk ke atrium
kanan. Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru dan kulit. Atrium kanan
dan kiri berkontraksi secara tidak bersamaan sehingga meski ventrikelnya tidak terbagi,
sebagian besar darah tetap terpisah saat memasuki ruang ventrikel. Jika ventrikel
berkontraksi, darah dari paru-paru yang kaya oksigen memasuki aliran sistemik dan
darah yang miskin oksigen memasuki aliran pulmonary. Pemisahan ini dibantu oleh
katup spiral yang membagi aliran sistemik dan paru-paru di dalam conus arteriosus, dan
dengan perbedaan tekanan darah pada paru-paru dan pembuluh darah sistemik
meninggalkan conus arterious.
Katak air butuh sedikit kelenjar oral, karena makanan mereka berada di air
sehingga tidak memerlukan banyak kelenjar mukus di mulut. Kelenjar-kelenjar ini
banyak terdapat pada katak (frog) dan kodok (toad) darat, khususnya pada lidahnya,
yang digunakan untuk menangkap mangsa.
Di dalam cavum oris terdapat gigi dan lidah. Gigi tersusun berderet di
sepanjang tepi premaxilla, maxilla dan tulang vomer, berfungsi untuk menahan
mangsanya. Lidah katak berlekuk di ujungnya atau bifida, dapat dijulurkan keluar
dengan cepat, berpangkal di bagian anterior cavum oris. Fungsi lidah ini untuk
menangkap dan memasukkan mangsanya ke dalam mulut.
Hepar katak berlobus, menghasilkan empedu atau bilus. Bilus ini dihasilkan
terus-menerus, selanjutnya ditimbun dalam suatu kantung, vesica fellea atau
kantung empedu, yang terdapat diantara lobus hepaticus kiri dan kanan. Bilus
selanjutnya dicurahkan ke dalam duodenum melalui ductus choledochus atau
saluran empedu yang menembus jaringan pankreas. Pankreas ialah suatu kelenjar
yang terdapat diantara duodenum dan ventrikulus yang berfungsi sebagai kelenjar
eksokrin dan kelenjar endokrin. Sel-sel eksokrin atau accini menghasilkan enzim-
enzim pencernaan makanan yang disalurkan melalui ductus pancreaticus atau
saluran pankreas ke dalam duodenum atau usus duabelas jari.
System pernafasan pada amphibi misalnya katak, berupa paru-paru, kulit, dan
insang. Pada stadium larva, yaitu berudu, hewan ini bernafas dengan insang luar. Insang
luar berupa 3 pasang lipatan-lipatan kulit yang banyak mengandung pembuluh-
pembuluh kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air di sekeliling insang berdifusi
kedalam kapiler-kapiler darah dan beredar keseluruh jaringan tubuhnya.
Karbondioksida dibawa kembali oleh darah ke alat pernapasan untuk dikeluarkan dari
tubuh. Pada salamander yang hidup di air, terdapat insang luar yang tetap ada pada
stadium dewasanya.
1. Inspirasi
1. Ekspirasi
Pertukaran gas terjadi pada dinding alveoli yang penuh dengan anyaman
kapiler-kapiler darah. Hal ini terjadi pula pada permukaan kulit yang penuh dengan
kapiler-kapiler darah percabangan dari arteri cutanea, yang dipercabangkan dari
arteria pulmo cutanea. Pernapasan dengan kulit berlangsung pada amfibi sewaktu
di darat maupun di air. Kulit katak selalu basah agar dapat berfungsi sebagai alat
pernapasan. Selain itu, kulit katak sangat tipis, mengandung kapiler-kapiler darah,
dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar penghasil lendir di bagian
korium/dermisnya serta di bawah kulit.
Sistem ini masih disebut sebagai suatu sistem gabungan karena masing-
masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk
sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi, dan kecuali untuk feses.
Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada anura
pada umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara eksternal
dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada anura
ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu katak jantan yang
berukuran lebih kecil menempel di punggung betina dan mendekap erat tubuh
betina yang lebih besar.
Organ genital betina terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan dengan bagian
dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terbentuk dari
lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang terdapat telur
yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga
terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning-kuningan.
Pada “breeding season” telur yang telah masak menembus dinding ovarium
untuk masuk ke dalam oviduct, yaitu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan
ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior
saluran ini melebar dengan dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang menyebut
sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papilae.
Beberapa salamander siklus hidupnya berada diperairan, namun pada
salamander purba kebanyakan metamorf yakni memiliki larva di air dan salamander
dewasa hidup dibalik bebatuan lembab atau tempat yang basah. Telur salamander
paling banyak dibuahisecara internal. Salamander betina bertelur diserabut atau
tumbuhan air. Telur salamander menetas menjadi larva air yang memiliki insang
dan ekor seperti finis.
Organ eksresi pada amphibi berupa ginjal, seperti pada ikan sejenis
opistonefros. Amphibi berekor ginjalnya berstruktur elongasi seperti pada
Elasmobranchii tetapi pada jenis Anura ada tendensi menjadi pendek. Banyak
amphibi yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam air, korpuskel
renalisnya berkembang untuk membantu mencegah pengenceran yang berlebihan
dari cairan tubuh. Pembuluh arkinefrik amfibi jantan berupa genital ekskretori.
Tiga bagian mendasar dari otak yaitu otak depan (telencephalon), yang
berkaitan dengan indra penciuman, otak tengah (mesencephalon) yang berkaitan
dengan penglihatan, dan hindbrain (rhombencephalon). Sistem saraf amfibi pada
dasarnya sama seperti pada ikan. Pusat kegiatan otak berada pada bagian dorsal
otak tengah, dimana sel-sel saraf (lapisan abu-abu) terkonsentrasi di dalam tektum.
Lineal body ditemukan pada semua amfibi, tetapi Anura memiliki parietal
body atau ujung organ pineal. Cerebellum yang mengkoordinasikan keseimbangan
dan gerakan tidak berkembang baik pada amfibi, sehingga amfibi bergerak lamban,
maka cerebellum sangat kecil kecuali pada Caecillia. Hanya ada 10 saraf cranial.
Akar dorsal dan ventral dari spinal bergabung melalui foramen intervertebra.
Sistem Indra Amfibi
Organ perasa pada amfibi, tidak seperti pada ikan, terbatas pada dinding
mulut dan lidah. Khoane internal, apertura nasal berfungsi sebagai penciuman tetapi
juga untuk saluran udara. Biasanya epithelium olfaktori lembut dan terbatas pada
bagian dorsal nasal. Struktur olfaktori yang lain pada amfibi adalah organ (organ
vomeronasal).
Mata amfibi seperti vertebrata lain. Lensa mata tetap dan tidak berubah
kecembungannya untuk jarak pandangan yang relative jauh. Pupil aperture
mungkin vertikal, horizontal, tiga sudut atau empat sudut. Kelopak mata kurang
bagus bagi yang di air tetapi berkembang bagus pada spesies yang hidup di darat.
Kelopak bagian bawah biasanya lebih mudah bergerak daripada bagian atas.
Karena kornea mata amfibi darat menjadi kering akibat evaporasi, maka perlu
dibasahi dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar Harderian. Lacrimal atau
kelenjar air mata pada amfibi, kurang bagus perkembangannya.
Parietal dan pineal body berfungsi sebagai fotoreseptor, sensitive terhadap
gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam termoregulasi dan
orientasi arah. Fotoreseptor terhadap gelombang panjang, juga terdapat pada kulit
katak dan salamander.
Linea lateralis ada pada larva amfibi dan bahkan ditemukan pada katak dewasa
untuk spesies katak yang hidup di air. Secara structural linea lateralis itu seperti
pada ikan.
Sistem endokrin pada amphibian mirip pada vertebrata tingkat tinggi. Katak
misalnya memiliki kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang
disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh,
merangsang baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan,
mengaktifkan bermacam-macam jaringan berpengaruh terhadap tingkah laku
mahluk.
Jika kita mengadakan implantasi kelenjar ini dengan sukses pada seekor
katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu segera
terjadi perubahan. Implantasi pada hewan betina mengakibatkan hewan itu
menghasilkan ovum yang telah masak. Implantasi pada hewan jantan
mengakibatkan hewan itu menghasilkan sperma.
Racun yang terdapat pada amfibi sangat bervariasi. Kodok yang hidup di
laut (Bufo marinus) racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Kelenjar
racun pada katak dan kodok dapat menimbulkan iritasi pada kulit jika seseorang
menyentuh binatang ini.
• Warna tubuh
Amfibi sangat beraneka ragam warnanya, hijau terang, kuning, orange dan
emas, sedangkan warna merah dan biru jarang ditemukan. Warna tubuh pada amfibi
bisa disebabkan oleh karena pigmen atau secara structural, atau dihasilkan oleh
keduanya (paduan pigmen dan structural ). Pigmen pada amfibi, sebagaimana pada
ikan, terletak pada kromatofora di kulit. Sel-sel pigmen ini biasanya dinamakan
menurut jenis pigmen yang dikandung.
Melanofora mengandung pigmen coklat dan hitam dan lipopora
mengandung pigmen merah, kuning, dan orange. Amfibi juga memiliki sel-sel
pigmen yang disebut guanofora, semacam iridosit pada ikan, mengandung kristal
guanine yang dapat memproduksi iridesen atau efek putih terang. Umumnya
lipofora terletak didekat permukaan kulit, lebih ke arah dalam terdapat guanofora
dan yang paling dalam terdapat melanofora.
• Pergantian kulit
Secara umum katak dan kodok, jumlah jari tungkai depan biasanya 4 buah,
tungkai belakang memanjang dan biasanya untuk melompat. Kebanyakan katak dan
kodok memiliki 5 jari pada tungkai belakang dan jari tambahan yang diketahui
sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada Spadefoot (katak
penggali tanah) berupa tulang-tulang yang tajam yang digunakan untuk menggali,
untuk bersembunyi di dalam tanah.
Ada berbagai variasi struktur kaki belakang Anura, ada yang berselaput
meluas sampai ke jari dan yang lainnya ada tetapi tidak sampai meluas ke jari atau
bahkan tidak ada sama sekali. Anura tidak mampu melakukan regenerasi tungkai
ataupun jari yang hilang, tetapi pada salamander mampu melakukannya.
Klasifikasi Amfibi
Terdapat tiga Ordo dalam Kelas Amfibi yaitu, Ordo Caudata (Urodela),
Gymnophiona (Apoda), dan Anura (Simon & Schuster’s, 1989). Klasifikasi Amfibi
menurut Goin, Goin dan Zug (1978) adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata
Kelas : Amphibia
Bangsa Apoda merupakan Amfibi tidak bertungkai. Bentuk tubuh panjang dan
tidak memiliki extremitas, sehingga sekilas Nampak seperti ular. Amfibi ini terdiri
dari segmen tubuh yang membedakan dengan ular yang mempunyai sisik, badan
berbentuk silinder, mulut membulat, jarak antara mata mudah dibedakan, tentakel
berukuran kecil dan berada di depan atau di bawah mata. Warna tubuh coklat gelap
atau biru gelap, bagian sisi tubuh berwarna kuning terang (Mistar, 2003).
Hewan ini merupakan salah satu jenis Amfibi yang paling langka karena sulit
ditemukan dihabitatnya. Sesilia merupakan amfibi yang hidup didalam tanah. Sesilia
banyak dijumpai di daerah Afrika dan Amerika Selatan. Empat dari 7 suku dikenal
secara luas dan salah satunya yaitu Ichthyophiidae yang telah tercatat di Asia
Tenggara. Genus yang mendominasi, yaitu Ichthyophis (Iskandar, 1998).
3. Bangsa Anura
Bangsa Anura merupakan satwa yang sering dijumpai dan menyebar luas di
Indonesia. Bangsa Anura terdiri dari katak dan kodok (Iskandar, 1998). Kodok dalam
bahasa inggrisnya toad dan (Mardinata, 2017).
Saat ini terdapat lebih dari 6.260 jenis Anura di dunia dan di Indonesia
memiliki sekitar 363 jenis, yang berarti mewakili sekitar 11% dari seluruh Anura di
dunia.Ciri-ciri umum yang dimiliki ordo Anura antara lain, Tungkai depan lebih kecil
dan lebih pendek daripada tungkai belakang, kepala dan badan bersatu.Ukuran tubuh
pendek, lebar dan kaku. Posisi seperti berjongkok dan tidak memiliki ekor saat dewasa
(Iskandar dan Tjan, 1996; Nasaruddin, 2000). Simon dan Schuster’s (1989) terdapat
16 famili dalam Ordo Anura, yaitu Famili Liopelmidae (meliputi katak yang primitif,
aquatik dan teresterial), Famili Pipidae (meliputi katak yang bertubuh pipih,
merupakan katak yang melakukan penyesuaian terhadap lingkungan perairan), Famili
Ranidae (katak sejati), Famili Bufonidae, Famili Rachoporidae, Famili Mycrohylidae,
Famili Discoglossidae, Famili Pelobatidae, Famili Brevicivitadae, Famili Pseudidae
(meliputi katak-katak aquatik dari Amerika Selatan), Famili Hylidae dan Famili
Leptodactylidae.
Di Indonesia terdapat sepuluh famili dari keseluruhan Bangsa Anura yang ada
di dunia. Bangsa Anura yang terdapat di Indonesia adalah Bombinatoridae, suku yang
paling sederhana untuk Indonesia, suku Bufonidae dengan 35 jenis dan terdiri dari
enam marga, Microhylidae merupakan suku terbesar di Indonesia, suku Ranidae
mempunyai 100nis terbagi dalam delapan marga, suku Megophrydae dengan 15 jenis
dalam empat marga, suku 100idae dengan dua jenis yang diintroduksi ke Jawa, suku
Rhacophoridae diwakili oleh lima marga dan 40 jenis, suku Lymnodynastidae yang
diwakili oleh dua marga, suku Myobatrachidae yang diwakili oleh tiga marga, dan
suku Pelodryadidae mempunyai sekitar 80 jenis yang tersebar di subwilayah Papua
(Iskandar, 1998).
Bufonidae adalah kelompok hewan yang sangat unik jika dibandingkan dengan Anura l
dikarenakan adanya organ Bidder yaitu suatu organ yangbersifat ovary yang akan berkembang di bag
ujung anterior testis larva jantan. Gigi hampir keseluruhan tidak ada, suatu kondisi yang jarang terj
pada “katak”. Glandula kutaneus utama, disebut sebagai kelenjar paratoid terletak di bag
posterodorsal kepala, merupakan karakteristik dari kebanyakan spesies Bufonidae. (Pough et al., 199
Sebagian besar spesies dari Bufonidae merupakan hewan terrestrial akan tetapi
ada juga yang semi akuatik (Ansonia) dan sedikit yang arboreal (Pedostibes).
Bufonidae tipe amplexusnya axillary, dan kebanyakan mendepositkan rangkaian telur
(seperti rantai) di kolam atau di aliran sungai yang kemudian akan menetas menjadi
larva yang hidup bebas (Pough et al., 1998).
Ciri khusus yang dimiliki Famili ini adalah adanya membran paratoid yang
biasanya berada dibelakang mata dengan ukuran yang beragam serta bintil-bintil
tanduk yang menutupi seluruh permukaan tubuhnya Bufonidae memiliki bentuk
tubuh gemuk, kekar, dengan empat tungkai dengan jari-jari yang melebar, melebar
sebagian atau bebas dan ujung jarinya tidak membentuk kuku, pada banyak genera
membentuk huruf “T”. Tipe gelang bahunya arciferal, epicoracoidnya saling tumpang
tindih dan sacral diapophysis melebar. Hewan ini mempunyai penyebaran yang sangat
luas, kecuali di Madagascar, Papua New Guinea, dan Polynesia (Pouggh, 1998).
Famili ini termasuk dalam Superfamili Ranoidea. Hewan ini dikenal dengan
nama “Katak” (Frogs) yang mudah dikenal dengan mempunyai kaki yang berkembang
baik, kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan, yang berfungsi untuk melompat.
Katak ini penyebarannya luas, dapat dijumpai pada setiap benua, kecuali Antartika.
Hewan ini mempunyai gelang bahu yang berkembang baik, tanpa tulang rawan,
epicoracoidnya saling bertemu ditengah (firmisternal). Sacral diapophysis silindris. Jari-
jari kaki lebar atau bebas, ujung jari lancip atau mebentuk piringan (discs), tetapi jarang
membentuk cakar dan tidak mempunyai tambahan intercalary (Iskandar, 2002).
Famili Ranidae (katak sejati) merupakan salah satu famili yang paling melimpah
keberadaannya di alam. Famili ini banyak dijumpai di sekitar aliran sungai (Mistar,
2003).Tipe amplexus pada famili ini sebagian besar adalah axillary. Kebanyakan spesies
meletakkan telurnya di dalam air dan memberi makan pada berudunya (indirect
development) akan tetapi pada Anhydrophryne Afrika danCeratobtrachus Asia memiliki
direct development. Famili ini ditandai dengan kulit yang licin dan biasanya memiliki
ekstremitas bagian bawah yang sangat panjang. Dua anak suku dipisahkan berdasarkan
morfologi jari dan lipatan dorsolateral yang menjadi ciri utama famili ini (Mistar, 2003).
Ranidae ini diperkirakan terdiri dari 700 lebih spesies yang diklasifikasikan
dalam 46 genera. Persebaran geografisnya kosmopolit kecuali di daerah ekstrem
(Pough et al., 1998). Menurut Mistar (2003) Famili Ranidae merupakan katak yang
persebarannya sangat luas di Indonesia yang diwakili oleh sepuluh marga dan kelima
marga terdapat dalam kawasan ekosistem leuser. Habitat Famili Ranidae sangat
beragam dari hutan mangrove sampai hutan pegunungan. Contohnya: Rana hosii,
Huia sumatrana, dll.
Jari secara normal terpisah, ujung jari mungkin tidak membentuk piringan dan
tidak membentuk cakar. Sebagian besar anggota Famili ini tidak memiliki gigi. Sacral
diapophysis sedikit melebar. Hewan ini hidup meliang di tanah atau tinggal dalam
lubang tumbuhan. Penyebarannya sangat luas pada daerah tropis. Anggota Famili ini
diperkirakan 315 spesies yang terbagi dalam 65 genera. (Pough et al., 1998).
Tipe gelang bahu firmisternal, vertebrae procoel. Ada elemen interkalar pada digiti.
Amplexus bertipe axillary. Ukuran SVL tubuh bervariasi kurang dari 20 mm hingga lebih
dari 120 mm. Sebagian besar habitatnya arboreal dan pada ujung jari kakinya terdapat disk.
Tergolong dalam katak pohon dunia lama. Meskipun begitu, ada juga Rhacophoridae yang
terrestrial dan disk-nya tidak berkembang. Beberapa spesies meletakkan telur di dalam air
dan memiliki berudu akuatik, akan tetapi ada juga beberapa genus (Polypedates,
Rhacophorus, Chiromantis) yang membuat sarang busa di air atau pada vegetasi yang
terletak di atas air. Chiromantis membuat sarang pada cabang pohon, satu sarang busa ini
dibuat oleh beberapa individu. Kemudian busa akan mengeras untuk melindungi telur dari
kekeringan hingga telur menetas dan kemudian larva akan jatuh ke air yang ada di
bawahnya. Beberapa spesies yang lain menempatkan telur mereka di dalam lubang pohon.
Spesies dari genus Philautus meletakkan sekelompok kecil telur di pepohonan dan
kemudian telur akan mengalami perkembangan langsung (direct development) (Pough et
al., 1998).
Famili Megophrydae lebih dikenal dengan nama katak serasah sering dijumpai
dibawah serasah atau daun-daun kering. Memiliki kaki yang relatif pendek sehingga
katak jenis ini bergerak lambat. Di Indonesia, famili ini diwakili oleh empat genus, salah
satunya adalah Leptobrachella merupakan salah satu famili yang terkenal dengan
tubuhnya yang kecil dan endemic di wilayah Kalimantan (Iskandar, 1998).
f. Famili Pelodryadidae
Katak pohon yang dapat dijumpai didarah Australo-Papua dan menyebar meluas
hingga kewilayah Wallace, khususnya Maluku dan Nusa Tenggara bagian timur. Terdapat
80 jenis terdapat diwilayah Indonesia dan Papua Nugini dari 200 jenis yang termasuk
famili ini. Suku ini terdiri dari tiga marga yakni, cyclorama, Litoria, dan Nyctymytes.
Marga yang pertama, cyclorama terdiri dari sekitar 15 jenis katak pohon yang bukan
aboreal dan dianggap menggantikan jenis-jenis Ranidae di Australia. Marga kedua,
Nyctymytes mempunyai karakteristik adanya jaringan urat pada pelupuk mata bawah.
Marga ini terdiri dari kira-kira 30 jenis dengan lima jenis di Australia. Marga yang paling
besar, Litoria mempunyai kira-kira 180 jenis, terbagi dua di Australia dan subkawasan
Papua. Hanya dua jenis telah dilaporkan dari laur wilayah tersebut (Jawa dan Negros,
Filipina), tetapi keabsahan jenis tersebut dipertanyakan (Iskandar, 1998).
Marga Litora memiliki diskripsi morfologi tubuh berukuran sedang, kepala pipih
dan lebih besar, panjang kepala sepertiga panjang ujung moncong sampai lubang kloaka,
moncong membulat, tympanium tersembunyi, warna hijau seluruhnya sedangkan bagian
dagu krem, lipatan supratimpanik yang jelas, jari-jari tidak berselaput tetapi jari kelima
yang setengah berselaput, tekstur kulit kusam, permukaan perut berbintil-bintil kecil.
Adanya jenis ini masih dipertanyakan, kecuali Litoria infrafrenata karena pernah
diintroduksi ke Jawa(Iskandar, 1998).
Peranan Amfibi
Daftar Pustaka:
3. Hickman, C.P., Roberts, L.S., Larson, A., I’Anson, H., and Eisenhour, D.J.
2006. Integrated Principles of Zoology (Thirteenth Edition). New York.
McGraw-Hill Companies.