Anda di halaman 1dari 33

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum biologi dasar unit 3 dengan judul Anatomi


Hewan Vertebrata disusun oleh :
Nama : Andi Riska
Nim : 1212141001
Kelas : C ( Fisika Sains )
Kelompok : IV
telah dikoreksi dan diperiksa oleh asisten dosen dan koordinator asisten maka
dinyatakan di terima.

Makassar, Desember 2012
Koordintor asisten Asisten
Syamsu Rijal, S.Pd Irmawati
NIM: 091404028

Mengetahui
Dosen penanggung jawab
Faisal Sudrajat S.Pd M.Pd
NIP: 19840619 200804 2 002





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi dengan segala
isinya tidaklah sia-sia, semua mempunyai fungsi dan ciri masing-masing. Manusia
berbeda dengan hewan begitupun dengan tumbuhan.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan rasa ingin tahu yang tinggi,
akhirnya para ilmuwan mengkaji lebih jauh mengenai bagian-bagain makhluk hidup,
bagaimana struktur dan fungsinya masing-masing. Manusia, hewan dan tumbuhan
terdiri dari triliun sel yang merupakan bagian terkecil. Sel-sel ini yang kemudian
saling berkaitan membentuk jaringan, jaringan kemudian membentuk organ dan
organ akan membentuk sistem organ. Makhluk hidup terdiri dari beberapa sistem
organ yang berfungsi dalam setiap aktivitasnya masing-masing.
Hewan vertebrata merupakan hewan yang bertulang belakang digolongkan
menjadi pisces, amphibi, reptil, aves dan mamalia. Salah satu contoh dari hewan
amphibi yang paling representatif adalah katak dan kodok. Kedua macam hewan ini
bentuknya mirip. Bedanya kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung
agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok
umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya
katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul,
kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan
kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan
penggunaannya.
Bagian bagian pada hewan dibedakan menjadi anatomi, morfologi dan
fisiologi, setiap jenis bagian-bagian itu mempunyai perbedaan dan juga persamaan,
Dalam percobaan kali ini, kita mengamati salah satu anatomi hewan vertebrata yaitu
kodok (bufo sp). Kita akan mengetahui bagaimana bentuk, warna dan juga hubungan
organ yang satu dengan organ yang lainnya

B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna, dan letak organ serta
hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.
C. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui bentuk, warna,
dan letak organ serta hubunganya dengan organ lain pada sistem organ.






























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dunia Hewan dibedakan menjadi dua yaitu Kelompok hewan tidak bertulang
belakang (invertebrata) dan Kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)
(Anonim
a
, 2012).
Kelompok amphibi adalah hewan dari golongan vertebrata yang hadir pertama
kali hidup didarat. Pada dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima ujung jari-jari
kaki), meskipun jumlah jari kakinya dapat saja berkurang
( Sukiya, 2003).
Ada sekitar 3000 spesies amphibi hidup didunia, yang dikelompokkan dalam
3 golongan yaitu Anura (katak dan kodok), caudata atau Urodela (Salamander), dan
Gymnophiona atau Apoda (Caecilia). Hanya ada sekitar 60 spesies Caecilia dan
sekitar 200 jenis salamander. Jadi sebagian besar bangsa amphibi terdiri dari katak
dan kodok ( Sukiya, 2003).
Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab
tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa
berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di
darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok
hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk
mengatur suhu tubuhnya (Anonim
a
, 2012)
Tubuh hewan terdiri atas berbagai organ. Organ-organ yang bekerja sama
dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk sistem organ. Anatomi kodok
dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata
( Tim pengajar, 2012).




Menurut (Sukiya, 2003), macam-macam sistem organ pada hewan vertebrata
yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Sistem rangka
Amphibi tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional, kebalikan dari
ikan. Tengkorak amphibi mempunyai tulang-tulang premaksila, nasal, frontal,
parietal, dan skuamosa. Kebanyakan permukaan dorsal dari tubuh Anura tidak
seluruhnya tertutup tulang. Bagian dari kondrokranium masih belum mengeras,
hannya daerah oksipital dan eksoksipitalnya mengeras, dan masing-masing
memiliki kondila bertemu dengan vebtebra pertama. Tidak ada langit-langit
sekunder pada amphibi, akibatnya nares internal lebih maju didalam langit-langit
mulut. Dibagian ventralotak ditutupi oleh tulang dermal dinamakan parasfenoid.
Gigi ada pada premeksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid dan tulang dental.
Jumlah rusa tulang belakang pada amphibi bervariasi dari 10 ruas pada
salientia sampai 200 pada Gymnophiona. Sebagian besar amphibi mempunya dua
pasang tungkai dengan 4 jari kaki pada kaki depan dan 5 jari pada kaki belakang.
Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada jari-
jarinya.
2. Sistem otot
Sistem otot pada amphibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai
transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot aksial pada amphibi masih matemerik
seperti pada ikan, tetapi tampak tanda-tanda perbedaan .Sekat horisontal membagi
otot dorsal dan ventral. Bagian dari sistem otot epaksial atau dorsal mempengaruhi
gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot
setiap segmen tubuh amphibi. Berbagai macam gerakan pada amphibi, yaitu
berenang, berjalan meloncat melibatkan perkembangan berbagai tipe otot.
Beberapa diantaranya dalam tungkai itu sendiri dan berupa otot-otot intrinsik.
Otot katak atau kodok terdiri atas otot daging berserat halus, otot daging
jantung dan otot daging berserat melintang. Pergerakan otot menutup rahang
disebut levator sedangkan membuka rahang disebut depressor. Flexor (mengikat
satu bagian dengan bagian yang lain. Extensor (meluruskan atau memperluas suatu
bagian, abductor (menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh adductor
(menarik suatu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (anggota) dan rotator
(memutar suatu bagian) (Anonim
b
, 2012).
3. Sistem sirkulasi
Sebagian besar amphibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang
menerima darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung
oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah
tersebut, bahwa amphibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi
trasisional. Jantung mempunyai sekat intereatrial, kantong ventrikular, dan
pembagian konus arteriosus dalam pembuluh sistemikdan pembuluh pulmonaris.
Darah dari tubuh ke atrium kanan dari sinus venosus kemudian masuk kesisi kanan
ventrikel, dan dari sini di pompa ke paru-paru. Darah yang mengandung oksigen
dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena pulmonaris kemudian menuju sisi
kiri venrtikel untuk selanjutnya dipompa kesuruh tubuh.
4. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan vertebrata terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan . Saluran pencernaan dari zona ingresif ( bibir, mulut, lidah, paruh dan
gigi), zona progresif ( faring, esofagus, ingluvies dan ventriculur), zona degresif
tenue ( duodenum, jejunum, ileum), zona agresif (intestinum crassum, kloaka atau
anus). Kelenjar yang berperan dalam sistem pencernaan yaitu hati dan pankreas,
disamping itu ada kelenjar ludah dalam mulut ( Susilo, 2001).
5. Sistem pernafasan
Alat pernafasan vertebrata ada 2 macam yaitu insang dan paru-paru. Insang
umunya terdapat pada kelompok vertebrata akuatik murni yaitu ikan dan larva
amphibi. Ada 2 macam insang yaitu insang interna dan eksterna. Insang eksternal
umumnya bersifat sementara yang natinya akan diganti dengan paru-paru atau
tetap sebagai insanng tetapi insang interna ( Susilo, 2001).
Struktur paru-paru pada amphibi masih sederhana. Amphibi yang hidup
diair, permukaan dalam dari paru-paru lembut, tetapi sebagian besar dinding pada
katak dan kodok berisi lipatan alveoli sehingga meningkatkan permukaan
pernafasan. Beberapa amphibi dari ordo Caudata memiliki trakea pendek,
disokong oleh kartilago yang tterbagi dalam dua cabang yang membuka kearah
paru-paru. Ujung dari trakea atas diperluas, khususnya pada katak dan kodok,
untuk membentuk laring atau voice box (sakus vocalis = kotak suara), dimana pita
suara berada. Sebagian besar amphibi bernafas menggunakan kulit, tetapi
salamander ketika dewasa mendapatkan oksigen melalui kulit dan epitelium oral.
Amphibi darat menjaga kelembaban tubuh ini dilengkapi dengan sejumlah
kelenjar mukus yang didistribusikan di permukaan tubuh (Sukiya, 2003).
6. Sistem ekskresi
Kodok memiliki alat ekskresi utama yaitu ginjal yang berjumlah sepasang,
berbentuk lonjong dan berwarna merah kecoklatan. Proses filtrasi terjadi pada
capsula renalis yang terdiri atas glomerulus. Glomerulus merupakan pembuluh
darah kecil yang berlekuk-lekuk. Capsula bowman dan tubulus uriniferus yang
berfungsi menyalurkan urine ke ureter yang berhubungan dengan vesika urinaria
sebagai tempat penampungan sementara. Setelah vesika urinaria penuh, urine akan
di buang melalui kloaka (Anonim
c
, 2012).
7. Sistem reproduksi
Indung telur pada amphibi berpasangan dan berisi rongga yang didalamnya
berisi getah bening. Oviduk juga berpasangan meskipun didaerah distal menyatu.
Seringkali ujung distal masing-masing oviduk diperluas ke uterus membentuk
struktur ovisak sebagai tempat penyimpangan ova secara temporer sebelum
dikeluarkan atau untuk perkembangan embrio pada spesies ovoviviparus. Kelenjar
yang mengeluarkan jelli untuk melumuri telur-telur biasanya berada padda oviduk.
Testis berpasangan dan berhubungan langsung atau dihubungkan tubulus
mesonefrik ke kloaka, tidak ada organ kopulasi spesial. Pada kodok ada suatu
struktur yang disebut organ bidder terletak di anterior setiap testis.
8. Sistem saraf
Sistem saraf pada amphibi ada dasarnya sama dengan ikan. Pusat kegiatan
otak berada padabagian dorsal otak tengah, dimana sel-sel saraf (lapisan abu-abu)
terkonsentrasi didalam tektum. Karena amphibi bergerak lamban, maka
cerebellum sangat kecil kecuali pada caecilia. Hanya ada 10 saraf kranial. Akar
dorsal dan ventral dari saraf spinal bergabung melaluiforamen intervertebra.
Kulit amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit terjaga
kelembabannya dengan adanya kelenjar mukosa, bahkan pada spesiesyang hidup di
air mukus memberikan minyak pelumasan bagi tubuh. Warna pada amphibi sangat
beragam, hijau terang, kuning, oranges,dan emas. Sedangkan warnah merah dan bitu
jarang ditemukan. Warnah pada amphibi bisa disebabkan oleh karena phigmen atau
secara struktural, atau dihasilkan oleh keduanya. Pigmen pada amphibi, sebagaimana
pada ikan, terletak pada kromatofora dikulit. Sel-sel pigmen ini biasanya dinamakan
menurut jenis pigmen yang dikandungnya (Sukiya, 2003).















BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Jumat / 30 November 2012
Waktu : Pukul 16.00 s.d. 17.30 WITA
Tempat : Laboraturium Biologi Lantai III sebelah barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu:
1. Botol pembunuh
2. Baki bedah
3. Alat bedah
a. Gunting
b. Pinset
c. Jarum
d. Skalpel
e. Botol pembunuh
Bahan yang digunkan yaitu:
1. Kodok
2. Kapas
3. Kloroform/ eter ( pembius)
C. Prosedur kerja
1. Pengamatan luar
a. Mematikan kodok
Mengambil segumpal kapas ( sebesar ruas empu jari tangan), basahi
dengan eter, lalu memasukkan ke dalam botol pembunuh. Dan
memasukkan kodok kedalam botol tersebut, menutup botol dengan rapat.
Membiarkan kodok sampai mati.
b. Mengeluarkan kodok yang telah mati dan meletakkannya diatas baki
bedah. Membiarkan kapas dalam botol dan menutupnya dengan rapat.
c. Mengamati bagian luar kodok
1) Mata, kelopak dan selaput tidur
2) Lubang hidung luar
3) Tympanum (i), selaput pendengar
4) Celah mulut
5) Tungkai depan
a) Lengan atas ( Branchium)
b) Lengan bawah ( Ante brancium)
c) Telapak ( manus )
d) Jari-jari (digiti) berapa?
6) Tungkai belakang
a) Paha (Femur)
b) Betis ( Crus)
c) Telapak bersatu ( pes )
d) Jari-jari berselaput renang
7) Kloaka ( menentukan letaknya)
8) Meraba permukaan kulit dan memperhatikan warnanya
d. Menggambar dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian
tersebut.
2. Pembedahan
a. Meletakkan kodok pada punggungnya diatas bak bedah. Memaku
keempat jarinya dengan jarum pada lililn, sehingga tidak mudah goyang.
b. Dengan menggunakan pinset, menjepit secara membujur kulit perut dekat
paha, mengankat sedikit, menggunting kulit dibawah pinset, sehingga
celah pada kulit perut.
c. Melalui celah kulit itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul
menggunting kulit kearah kepala sampai gunting tertumbuk. Membalik
kearah celah tadi, menggunting kearah pangkal kedua paha
d. Menggunting kulit kearah samping kiri dan kanan sehingga kulit perut
bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan otot. Hanya
pada tempat tertentu kulit melekat pada otot sehingga terbentuk semacam
kantong.( saccus)
e. Memperhatikan pula bagian tengah otot perut. Tampak garis putih
membujur sepanjang otot perut ( linea alba)
f. Memjepit denga pinset otot perut disamping linea alba, dan menggunting
secara melintang, sehingga terbentuk celah. Memasukkan ujung gunting
yang tumpul kedalam celah otot perut dan memulai menggunting kearah
kepala sampai ke bawah rahang. Melanjutkan menggunting sampai
pangkal paha.
g. Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga
terbuka rongga perut tampak jeroan.
3. Pengamatan sistem pencernaan
a. Membuka rongga mulut dengan scalpel dan pinset, sehingga rongga
mulut terbuka. Mengamati bentuk gigi, raba dan jari pada rahang atas dan
gigi vower pada langit-langit.
b. Menarik lidahnya keluar dengan menggunakan pinset, mengamati bentuk
dan perlekatannya
c. Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan. Mengamati
bentuk dan warnanya
1) Hati sebelah kanan, ada berapa labus; mencari kantung
empedu,bagaimana warnanya.
2) Lambung disebelah kiri hati; mengangkat sedikitakan tampak
duedenum dan pancreas
3) Merunut terus usus halus sampai usus tebal. Memperhatikan
pertemuannya..
4) Rektum yang belum ke kloaka.
4. Pengamatan sistem peredaran darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput
b. Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau ujung scalpel
sampai pecah, mengamati bentuk dan bagiannya:
1) Bilik ( ventrikel)
2) Serambi ( atrium) kiri dan kanan
3) Pembuluh nadi utama (truncus arterious) yang keluar
4) dari ventrikel kemudian bercabang menjadi aorta ( kiri dan kanan)
5) menggambar bagian jantung dan beri nama bagian tersebut.
5. Pengamatan sistem pernafasan
a. Memperhatikan bagian sebelah kanan hati dan sebelah kiri lambung,
tersembul bagian paru-paru
b. Dengan sedotan minuman yang ujungnya dimasukkan kedalam lubang
pangkal tenggorokan ( muka mulut ),meniup pangkalnya perlahan, maka
paru-paru akan menggembung.mengamati bentuk dan warna paru-
paru,pembuluh darah pada paru-paru
c. Melepaskan jantung dengan gunting sehinga tampak batang tenggorokan
( trakea )
d. Membuat gambar bagan sistem pernafasan kodok.
6. Pengamatan sistem ekskresi dan reproduksi (urogenitalia)
a. Melepaskan organ-organ pencernaan mulai pada lambung sampai pada
rectum, serta mesenterium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b. Akan tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian belakang
rongga perut. Selanjutnya mengamati:
1) Ginjal dan kelenjar adrenal ( garis keputihan )
2) Badan lemak (corpus adiposum) kekuningan berjumpai
3) Saluran ginjal (ureter) dari ginjal menuju ke kantong kemih
c. Pada kodok jantang, ureter ini disebut juga ductus urospermaticus. Testis
terletak disebelah atas ginjal, bulat lebih kecil berhubungan dengan ginjal
melalui vase efferensia
d. Pada kodok betina, ada sepasang ovarium dibagian kiri dan kanan.
Mengangkat sedikit ovarium, akan tampakoviduct cerupa saluran
berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka sedang ujungnya berupa
corong (ostium) ada didekat jantung
e. Membuat gambar bagian sistem urogenitalia kodok. Memberi nama
bagian-bagiannya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1. Gambar morfologi
a. Dorsal
Hasil pengamatan Keterangan
1. Hidung bagian luar
(nares ekstrernal)
2. Mata ( 0rbita)
3. Lengan bawah
(Ante brancium)
4. Telapak (Manus)
5. Paha (Femur)
6. Telapak bersatu
(pes)
7. Jari-jari (digiti)
8. Betis (Crus)
9. Lengan atas
(Brancium)








Gambar pembanding







Sumber:http://wilsonunm.blogspot.com

b. Mulut
Hasil pengamatan Keterangan
1. Gigi volmer
2. Hidung bagian dalam
(Nares internall)
3. Langit-langit
(Apico palacum)
4. Lidah ( Lingua bipita)
5. Rahang
bawah(Mandibulla)
6. Rahang atas(Maxilla)






Gambar pembanding
sumber : www.ums.edu.my

2. Gambar anatomi
a. Sistem pencernaan
Hasil pengamatan Keterangan
1. Kerongkongan
(esophagus)
3. 2. Hati (hepar)
4. 3. Kantung empedu
4. Lambung
(ventriculus)
6. 5. Pankreas
7. 6. Kloaka
7. Usus besar
(intestinum crassum)
8. Usus halus
(intestinum tenue)
8.





Gambar pembanding

Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com

b. Sistem peredaran darah
Hasil pengamatan Keterangan
1. Vena kava
2. Serambi kiri
3. Aorta
4. bilik
5. Serambi kanan










Gambar pembanding
Sumber : www.ums.edu.my

c. Sistem pernafasan
Hasil pengamatan Keterangan
1. Rongga hidung
2. Tenggorokan
3. Bronkus
4. Paru-paru
5. trakea

Gambar pembanding







Sumber: http://wilsonunm.blogspot.com
d. Sistem ekskresi
Hasil pengamatan Keterangan
1. Ginjal (Ren)
2. Ureter
3. Kloaka

Gambar pembanding







Sumber : www.ums.edu.my







e. Sistem reproduksi
1. jantan
Hasil pengamatan keterangan
1. Testis
2. Efferent ductules
3. Bladder
4. Kloaka
5. Ureter
6. Ginjal (ren)

2. betina
Hasil pengamatan keterangan
1. Ginjal (ren)
2. Ureter
3. Bladder
4. Uterus
5. Ovary
6. Oviduct



Ganbar pembanding


B. Pembahasan
1. Morfologi Bufo sp
a. Dorsal
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan adapun bagian-
bagian pada kodok (Bufo sp), pada bagian kepala terdapat, mata (Orbita),
hidung bagian luar (Nares eksterna), mulut ( Rima oris ), rongga mulut (
Cavum oris ). Kepala mempunyai mulut tang lebar untuk mengambil
makanan, dua lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung
yang berfungsi dalam pernapasan, dua mata yang besar spherik,
dibelakangnya dua lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang
berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata
mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai
selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila
berada di dalam air.
Pada bagian tungkai depan terdapat Lengan atas (Brancium), lengan
bawah (Ante brancium), telapak (Manuas), jari-jari (Digiti). Pada bagian
tungkai belakang terdapat paha ( Femur), betis (Crus), telapak bersatu
(pes), jari-jari (Digiti). Secara umum kodok jumlah jari tungkai depan
biasanya empat jari dan tungkai belakang lima jari. Pada bagian belakang
terdapat kloaka yang berfungsi sebagai tempat pembuangan.
b. Mulut
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan adapun bagian-
bagian pada mulut Bufo sp yaitu, terdapat gigi vormer (Vormer dentus),
hidung bagian dalam (Nares internal), git-langit (Apicopalacum), lidah
(Linglanua bipita), rahang atas(Maxilla), rahang bawah (Mandibula).
Pada bagian mulut ini, terdapat lidah yang panjang dan lengket. Hal
ini dikarenakan kodol menangkap mangsanya dengan lidahnya itu. Selain
itu, terdapat juga gigi fomer yang berfungsi untuk menelan mangsa yang
ditangkap dengan lidahnya itu. Pada katak tampak bahwa perlengkatan
ujung lidahnya terdapat di pangkal dan ujung mulut. Hal ini disebabkan
karena dengan perlekatan yang seperti itu, katak lebih mudah menjulurkan
lidahnya saat menangkap mangsanya
(Anonim
c
. 2012).
2. Sistem pencernaan pada Bufo sp
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan adapun bagian-
bagian pada sistem pencernaan yaitu Rongga mulut (Cavum oris),
Kerongkongan , Hati (hepar), Empedu , Pangkreas, Lambung(fundus), Usus
halus(Intestinum tenue), Usus besar (Intestinum crassum), kloaka
Saluran pencernaan mulai dari esofagus (bedinding lurus dan besar)
langsung bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan berkelok ke
samping kiri dan berotot. Usus terdiri dari intestinum (keci, panjang,
berkelok-kelok), rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Hati dn
pancreas mempunyai mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum,
kandung empedu, lambung intestinum.
Secara berturut-turut saluran pencernaan pada kodok meliputi rongga
mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
untuk menangkap mangsa, sofagus;berupa saluran pendek, ventrikulus
(lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat
masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus, intestinum (usus): dapat
dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum.
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya., Usus tebal berakhir
pada rektum dan menuju kloaka.dan kloaka: merupakan muara bersama
antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine
(Anonim
c
. 2012)
3. Sistem peredaran darah pada Bufo sp
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan adapun bagian-
bagian pada sistem peredaran darah yaitu terdiri dari cor (jantung), anteriae,
kapiller, venae, ductus lymphaticus, darah dan cairan lymphe. jantung berada
pada rongga dada dan berwarna merah hati, ruanggan jantung kodok ada 3
ruang yaitu 2 antrium yang terdapat pada bagian anterior jantung dan
vertikulum yang berada pada bagian posterior. Darah yang menuju jantung
dari seluruh tubuh bermuara pada atrium sinistrum, sedangkan darah dari
paru-paru menuju antrium dextrum. vetriculum adalah muara akhir darah
yang akan diedarkan dari jantung melalui anteri. Akibat ventrikel kodok
hanya satu sehingga darah kotor dan darah bersih bercampur.
4. Sistem pernafasan pada Bufo sp
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan adapun bagian-
bagian pada sistem pernafasan yaitu terdiri paru-paru. Katak dewasa benapas
dengan menggunakan paru-paru (pulmo). Alat pernapasan kodok terdiri dari
lubang hidung, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveolus. Di alveolus terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding
paruparu dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Selain
bernapas dengan pulmo, kodok dewasa juga bernapas dengan kulit. Ini
dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung
banyak kapiler sehingga gas pernafasan mudah berdifusi. Sedangkan pada
fase berudu bernafas dengan insang karena hidupnya di air.
5. Sistem ekskresi pada Bufo sp
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan adapun bagian-
bagian pada sistem ekskresi yaitu terdiri dari ginjal. Kodok memiliki alat
ekskresi utama yaitu ginjal yang berjumlah sepasang, berbentuk lonjong dan
berwarna merah kecoklatan. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis yang
terdiri atas glomerulus. Glomerulus merupakan pembuluh darah kecil yang
berlekuk-lekuk. Capsula bowman dan tubulus uriniferus yang berfungsi
menyalurkan urine ke ureter yang berhubungan dengan vesika urinaria
sebagai tempat penampungan sementara. Setelah vesika urinaria penuh, urine
akan di buang melalui kloaka

6. Sistem reproduksi pada Bufo sp
a. Jantan
Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya
putih kekuningan) terletak disebelah atas ginjal. Dari testis terdapat
saluran yang disebut fasdefferens yang bermuara di ureter. Bagian ureter
yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicula
seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa.
b. Betina
Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat
pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang
disebut mesovarium. Pada saat musim kawin pada ovarium terpadat
ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian
posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur
dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh.





BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa, Bagian morfologi kodok terdiri atas celah mulut (cavum oris), lubang
hidung, mata, selaput mata, selaput tidur, selaput pendengar (membran tympani),
kloaka, tungkai depan yang terdiri dari telapak, jari, serta tungkai belakang yang
terdiri dari lengan bawah, lengan atas, paha, betis, telapak bersatu, selaput
renang. Pada rongga mulut terdapat rahang atas, rahang bawah, vomer dan lidah.
Sistem pernernaan mulai dari mulut, lambung, usus halus, usus besar dan
berakhir di kloaka. Serta dibantu oleh kelenjar pencernaan yaitu pancreas,
empedu dan hati. Sistem peredaran darah terdiri atas jantung yang terdiri atas
sinus vonesus, atrium kanan, atrium kiri, vena, ventrikel dan aorta. Sistem
peredaran darah pada kodok merupakan sistem peredaran darah ganda dan
tertutup. Alat tubuh yang berperan pada sistem pernapasan kodok yaitu trakea,
bronkus, bronkiolus, alveolus dan pembuluh darah. Di alveolus terjadi pertukaran
gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paruparu dan
sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Alat ekskresi pada kodok
berupa sepasang ginjal. Sistem reproduksi pada kodok jantan terdiri atas
sepasang testis dan vas deferens yang bermuara di ureter dan pada kodok betina
terdiri dari sepasang ovarium, oviduk yang bermuara di kloaka.
B. Saran
1. Untuk Praktikan
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya praktikan tidak terlambat masuk ke
laboratorium, lebih mempersiapkan segala hal yang ingin dipakai pada saat
praktikum, tidak terlalu ribut, tetap menjaga kebersihan, memperhatikan
dengan teliti agar memperoleh hasil pengamatan yang maksimal, dan lebih
meningkatkan kerja sama yang baik

2. Untuk Asisten
Sebagai asisten, diharapkan lebih menuntun/ mengarahkan para praktikan
untuk mengamati pangamatannya, kalau bisa jangan makan di dalam
laboratorium, dan jangan keluar masuk pada saat praktikum dimulai.
3. Untuk laboran
Sebagai laboran, diharapkan lebih menyediakan alat dan bahan yang lebih
lengkap di dalam ruangan sebelum praktikum dimulai.


















DAFTAR PUSTAKA
Anonim
a.
. 2012. http://sarwoedi.wordpress.com/sebar-ide/anatomi-tubuh-hewan/.
Diakses pada tanggal 4 desember 2012.
Anonim
b
. 2012. http://andre4088.blogspot.com/2012/04/anatomi-katak-rana-sp.html.
Diakses pada tanggal 4 desember 2012.
Anonim
c.
2012. http://p3cell.blogspot.com/2010/02/anatomi-tubuh-amphibia-
katak.html. Diakses pada tanggal 4 desember 2012.
Hardari, susilo, dkk. 2001. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Jakarta: universitas terbuka
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Jakarta: JICA
Tim pengajar. 2012. PenuntunBiologi Dasar. Makassar: Jurusan biologi FMIPA
UNM



















Lampiran
Jawab dari pertanyaan
1. Mengapa bufo sp digolongkan ke dalam kelas amphibi?
Jawab: bufo sp digolongkan ke dalam kelas amphibi karena katak dapat hidup di
dua tempat, yaitu di darat dan di air. Pada masa berudu, bufo sp hidup di
air dan bernafas dengan insang. Pada saat dewasa, katak hidup di darat
dan bernafas dengan paru-paru.
2. Mengapa warna bufo sp mudah berubah-ubah? Faktor apakah yang
mempengaruhinya?
Jawab: Warna bufo sp mudah berubah-ubah karena katak mempunyai
kromatophor (sel pigmen) yang terdiri dari:
a. Xantopra, mengandung pigmen kuning
b. Melanfora, mengandung pigmen melanin yang menyebabkan warna
coklat dan hitam
c. Guanafora, mengandung Kristal guanine yang menyebabkan warna
biru
Serta merupakan bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Adapun faktor yang mempengaruhinya yaitu:
a. Hormone efisit dan hormone hiposit
b. Kondisi dalam tubuh
c. Suhu lingkungan
3. Dimanakah melekat pangkal lidah bufo sp katak? Apakah manfaat bagi bufo sp
dengan melekatkan lidah seperti itu?
Jawab: Pangkal lidah bufo sp melekat pada rahang bawah. Manfaatnya untuk
memudahkan bufo sp dalam menangkap dan memasukkan makanan atau
mangsa ke dalam mulut.
4. Hati dan pancreas, bukan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam system
pencernaan. Mengapa demikian?
Jawab: Karena hati dan pancreas menghasilkan kelenjar atau enzim yang berperan
dalam proses pencernaan.
5. Apa sebabnya bufo sp tidak dapat melakukan pernapasan perut? Bagaimanakah
cara bufo sp menarik dan mengeluarkan napas?
Jawab: bufo sp tidak dapat melakukan pernapasan perut karena bufo sp tidak
mempunyai tulang rusuk maupun diafragma. bufo sp menarik nafas
dengan cara inspirasi dan yang bekerja adalah otot rahang. Kemudian
mengeluarkan nafas dengan ekspirasi dan yang bekerja adalah otot perut.
6. Jelaskan mengapa dikatakan darah bersih dan darah kotor dalam jantung bufo sp
bercampur ketika meninggalkan jantung!
Jawab: Karena pada kedua atrium jantung katak terdapat valvae (sekat) sehingga
darah bersih dan kotor tidak bercampur.
7. Pada bufo sp terjadi fertilisasi internal atau eksternal. Jelaskan mengapa
demikian!
Jawab: Pada bufo sp terjadi fertilisasi eksternal karena pada saat terjadi
pembuahan, telur yang akan dibuahi dikeluarkan oleh bufo sp betina yang
dirangsang oleh bufo sp jantan, kemudian bufo sp jantan membuahi telur
di luar tubuh.










Anatomi Katak (Rana sp.)
Sistem pencernaan makanan pada amfibi ini, hampir sama dengan ikan, meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil
(serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi rongga
mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk
menangkap mangsa, sofagus;berupa saluran pendek, ventrikulus (lambung),
berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya
esofagus dan lubang keluar menuju usus, intestinum (usus): dapat dibedakan atas
usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi
belum jelas batas-batasnya., Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.dan
kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri
atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarnake hijauan. pankreas
berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
System endokrin (kelenjar buntu) pada amphibi (katak) terdapat kelenjar paratiroid,
sebagai regulator kalsium dalam system endokrin. pad hasil penagmatan terletak di
belakang, melekat ke tiroid. Umumnya 2 pasang, sepasang pada tiap lobus tiroid. Kelenjar
adrenal, koretks dan medulla bergabung tidak terpisah seperti pada ikan. Kelenjar adrenal
melekat di atas ginjal, kiri kanan. Kelenjar ini disalut kapsul dari jaringan ikat. Terdiri dari
korteks berwarna kekuningan dan medulla yang berwarna kelabu. Letak korteks adalah di
bawah control saraf simpatis.
Kelenjar tiroid (kelenjar gondok), terletak di bawah jakun. menurut (Radiopoetra,
1990), Kelenjar tiroid tidak hanya mengatur aktivitas metabolism tubuh tetapi dipercaya
sangat penting dalam mempengaruhi periode pengelupasan lapisan terluar kulit. (Sukiya,
2005), Kelenjar endokrin menghasilkan 2 macam hormone tiroksin dan klasitosin. Tiroksin
berfungsi untuk mengontrol metabolism sel-sel, terutama oksidasi dan untuk
penyempurnaan pertumbuhan bagian-bagian tubuh
Organ sirkulasi berdasrkan hasil pengamatn terdiri dari cor (jantung), anteriae,
kapiller, venae, ductus lymphaticus, darah dan cairan lymphe. jantung berada pada
rongga dada dan berwarna merah hati, ruanggan jantung katak atau kodok ada 3
ruang yaitu 2 antrium yang terdapt pada bagian anterior jantung dan vertikulum yang
berada pada bagian posterior. Darah yang menuju jantung dari seluruh tubuh
bermuara pada atrium sinistrum, sedangkan darah dari paru-paru menuju antrium
dextrum. vetriculum adalah muara akhir darah yang akan diedarkan dari jantung
melalui anteri.
Otot-otot pada katak setelah kami bedah Nampak terdapat banyak sekali pembuluh
darah pada otot sehingga pada pengamatan anatomi otot, warna otot nampak kebiru-
biruan. Otot katak atau kodok terdiri atas otot daging berserat halus, otot daging
jantung dan otot daging berserat melintang. jika kita mencoba menggerakkan otot pada
tubuh katak maka kerja dari masing0masing otot pada tiap bagian tubuh berbeda. pada
rahang terdapat otot yang kerjanya hanya menutup dan membuka rahang.
Berdasarkan literatur dari Sukiya, (2005) pergerakan otot menutup rahang disebut
levator sedangkan membuka rahang disebut depressor. Flexor (mengikat satu bagian
dengan bagian yang lain,contoh biceps sebagai pengikat lengan bawah denag lengan atas),
Extensor (meluruskan atau memperluas suatu bagian, contoh : triceps meluruskan lengan
bawah dengan luas atas), Abductor (menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (
anggota badan ), contoh deltoid menarik lengan ke samping), Adductor (menarik suatu
bagian menuju ke arah sumbu tubuh ( anggota ) contoh latianus dorsi menarik lengan ke
atas dan kembali) dan Rotator (memutar suatu bagian, contoh : pyriormis, meninggikan dan
memutar femur).
Sistem pernafasan pada katak dan kodok, Selama tahap larva amfibi sebagaian
besar bernafas dengan insang. Insang ini bukan tipe internal pada ikan, tetapi insang
eksternal. Struktur insang luar adalah filamenous, tertutup epitelium bersilia, umumnya
mereduksi selama metamorfosis. Beberapa amfibi berekor, insang luar ini ada selama
hidupnya (Sukiya, 2005).
Berdasarkan pengamatan, karena sample yang kita mati adalah katak yang sudah
dewasa maka insang tidak kita temukan yang ada hanya paru-paru dan kulit yang juga dapat
digunakan untuk bernafas karena banyak mengandung lendir dan pembuluh darah.
Permukaan dalam dari paru-paru lembut, tetapi sebagian besar dinding paru-paru pada
katak dan kodok berisi lipatan alveoli sehingga meningkatkan permukaan pernafasan.
Pada umumnya udara dipompa kedalam paru-paru melalui proses yang sederhana,
sebagian besar amfibi bernafas dengan kulit, oleh karena itu kulit dijaga kelembapannya.
Amfibi darat dalam menjaga kelembapan tubuh ini dilengkapi denagn sejumlah kelenjar
mukus yang didistribusikan di permukaan tubuh keterangan ini berdasarkan penjelasan dari
Sukiya, (2005), tentang pernafasan ampibi.
Sistem saraf amfibi tidak kami lakukan karena keterbatasan waktu dan juga focus
anatomi kami hanya pada daerah rongga badan. Menurut Sukia (2005) Pusat kegiatan
berada pada otak bagian dorsal otak tengah, dimana sel-sel syaraf (lapisan abu-abu)
terkonsentrasi di dalam tektum. Telencefalon secara alami merupakan bagian penciuman,
sehingga memperluas hermis cerebral, linia body ditemukan pada semua amfibi, tetapi
anura mempunyai parental body atau ujung organ pineal. Karena amfibi bergerak lamban,
maka cerebellum sangat kecil kecuali pada cecillia. Hanya ada 10 syaraf kranial. Akar dorsal
dan ventral dari syaraf spinal bergabung melalui foramen intervertebra
Tengkorak amfibi (katak) modern mempunyai tulang-tulang premaksila, nasal,
frontal, parietal, dan skuamosa.kebanyakan permukaan dorsal dari tubuh anura tidak
seluruhnya tertutup tulang.dibagian ventral otak tertutup oleh tulang dermal dinamakan
parasfenoid. Gigi ada pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang
denta.
Katak dan kodok mempunyai lidah yang menempel pada bagian anterior mulut
dekat maksila dan mandibula. lidah ini dapat dijulurkan untuk menangkap mangsa. pada
ujung lidak terbagi seperempat dari bagian lidah bagian ini disebut papilla lidah yang
berfungsi sebagai perasa. Khonea internal, apertura nasal berfungsi sebagai penciuman
tetapi juga untuk saluran udara. Biasanya epitelium olfaktori lembut terbatas pada bagian
dorsal nasal. Struktur olfaktori lainnya pada amfibi adalah organ Jacobson (Jasin, 1984).
Organ tersebut dipercaya menjdi alat bantu dalam merasakan amkanan. Orgn ini
juga penting daalm tingkah laku reproduksi, karena kasi pertama adalah hewan jantan
menyentuh hidung, kepala dan leher betinanya. Mata amfibi juga seperti pada Vertebrata
lain. Lensa mata tetap tidak berubah kecembungannya untuk jarak pandang yang relatif
jauh, terdapat juga organ pareintal body berfungsi sebagai fotoreseptor, sensitif terhadap
gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam termoregulasi dan orientasi
arah, terdapat alat pendengaran pada amfibi, katak dan kodok mempunyai pendengaran
tengah dan gendang telinga. Suara ditransmisikan dari gendang telinga melalui lubang
timpani ke telinga dalam melewati sebua tulang yang disebut kolumella, terdapat linia
lateralis pada larva amfibi dan terkadang ditemukan pada katak dewasa untuk spesies katak
yang hidup diair, yang srukturnya mirip pada ikan (Sukiya, 2005).

Untuk system reproduksi pada amfibi, mengawali hidupnya sebagai telur yang
diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Telur-telur
kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong (b. Inggris: tadpole), yang
bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air.
Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki
depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya,
berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil (Radioputra, 1991).
http://andre4088.blogspot.com/2012/04/anatomi-katak-rana-sp.html
Anatomi Tubuh Hewan
Dunia Hewan dibedakan menjadi dua yaitu Kelompok hewan tidak bertulang
belakang (invertebrata) dan Kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata).
KELOMPOK HEWAN BERTULANG BELAKANG (VERTEBRATA)
Ada sekitar 50.000 jenis hewan bertulang belakang (vertebrata) yang diketahui
sampai saat ini. Mereka hidup pada semua lingkungan biologi baik di daratan, air
laut, air tawar, maupun udara. Walaupun bentuk dan ukuran tubuhnya beragam tetapi
mempunyai struktur dasar tubuh yang sama. Hewan bertulang belakang umumnya
terdiri dari kepala dan tubuh. Tubuh terdiri dari rongga dada dan abdomen. Hewan
bertulang belakang yang hidup di darat biasanya mempunyai leher.
Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa
bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu
hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat
dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan
berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur
suhu tubuhnya.
http://sarwoedi.wordpress.com/sebar-ide/anatomi-tubuh-hewan/

Anda mungkin juga menyukai