Anda di halaman 1dari 23

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul Anatomi Hewan


Vertebrata di susun oleh :
Nama

: Sulfiani

NIM

: 1414040016

Kelas

: Pendidikan Biologi

Kelompok

: I (Satu)

Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten,


maka dinyatakan diterima.
Makassar, Januari 2015
Koordinator Asisten

Asisten

Djumarirmanto,S.Pd

Dian Utami Zainuddin


NIM: 1114140020

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

(Drs. H. Hamka L. M.Si)


NIP. 196212311987021005

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerumitan tubuh makhluk hidup membuat adanya klasifikasi makhluk
hidup untuk mempermudah manusia dalam mempelajari dan mengenalnya,
mulai dari hewan, tumbuhan dan manusia. Manusia dan hewan diposisikan
dalam 1 klasifikasi yang terpisah dari tumbuhan. Dalam pengelompokannya,
hewan terbagi atas hewan yang tidak bertulang belakang (invertebrata) dan
hewan yang bertulang belakang (vertebrata).
Vertebrata adalah hewan yang mempunyai tulang belakang. Tulang
belakang adalah tulang yang beruas-ruas dan berderet dari leher sepanjang
punggung sampai ekor. Sumsum tulang belakang yang terdapat dalam ruasruas tulang belakang dan otak merupakan susunan saraf pusat. Berdasarkan
penutup tubuh, alat gerak dan cara berkembang biak/Vertebrata dibedakan
menjadi lima kelompok, yaitu ikan (Pisces), katak (Amphibia), hewan melata
(reptilia), burung (Aves), dan hewan menyusui (mamalia).
Tubuh vertebrata sangat identik dengan tubuh manusia yang dapat dilihat
dari sistem organ dan fungsinya. Hal itulah yang mempermudah dalam
mempelajari sistem organ yang ada pada manusia, dengan menggunakan
tubuh hewan vertebrata sebagai objek pengamatan berkaitan dengan susunan
tubuhnya.
Pengetahuan terhadap sistem organ pada manusia sangatlah penting,
khususnya dibidang kedokteran. Hal itu disebabkan karena adanya filsafat
ilmu pengetahuan yang mengharuskan agar setiap individu harus memiliki
pengetahuan tentang dirinya sebelum memiliki pengetahuan tentang hal-hal
disekitarnya.
Alternatif pembelajaran sistem organ pada manusia dapat diperoleh dari
anatomi hewan vertebrata yang memang menempatkannya pada struktur
paling mirip dengan yang ada pada manusia. Sehingga membutuhkan ilmu
nyata tentang teori tersebut.

Hal tersebut sangat membantu dalam hal pembelajaran sistem organ pada
makhluk hidup, khususnya pada hewan dan manusia. Hal tersebutlah yang
melatarbelakangi sehingga

kami mengadakan praktikum tentang anatomi

hewan vertebrata.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna,
dan letak organ serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem
organ.
C. Manfaat Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa telah mampu mengenali
bentuk, warna dan letak organ serta hubungannya dengan organ lain pada
suatu sistem organ.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Amphibia adalah vertebrata yang dapat hidup baik dalam air tawar dan di
darat. Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu ke dewasa, namun
beberapa jenis amphibia tetap mempunyai insang selama hidupnya. Amphibi
memiliki kulit yang biasanya tipis dan basah. Tubuh amphibi terbagi menjadi
kepala dan badan (tidak ada leher). Terdapat dua pasang apendiks lokomotor
(yang belakang sangat panjang). Kulit lunak, tidak bersisik. Lubang hidung
antori-dorsal, mata dorsal, besar,membran timpani, dorsal berada di belakang
dekat mata. Mulut sangat lebar. Tiap tangan mempunyai empat jari, jari kelima
rudimenter. Tiap kaki mempunyai lima buah jari dengan selaput antar
jari-jari (Mawarni, 2013).
Jumlah spesies yang hanya berkisar pada 3.000, Amphibi dikategorikan
sebagai kelompok terkecil di antara vertebrata. Amphibi adalah hewan berdarah
dingin yang berarti amphibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk
itu, amphibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan (Andantio, 2013).
Amphibi mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di air dan di darat, pada
umumnya amphibi mempunyai siklus hidup awal diperairan dan siklus kedua di
daratan. Awalnya amphibi mengawali hidup di perairan dan melakukan
pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paruparu dan kakinya berkembang dan amphibipun dapat berjalan di atas
daratan (Karmana, 2000).
Ciri khusus yang dimiliki kelas Amphibia antara lain, kulit selalu basah dan
berkelenjar, tidak bersisik luar. Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan dan
berenang. Memiliki dua buah lubang hidung sebelah luar. Skeleton sebagian besar
berupa tulang keras. Cor (Jantung) terbagi atas tiga ruang. Otak memiliki
sepuluh

pasang

nervi

aranialis.

Suhu

tubuh

tergantung

pada

suhu

lingkungan (Sutarno, 2001).


Menurut Ristasa (2002), contoh amphibia dengan klasifikasinya adalah:
a. Ordo Apoda (Gymnophlona), famili Cnectilidae dengangenus/spesies terdiri
atas lebthyopbis glutinasus (salamander cacing),

b. Ordo caudata (Urodela), famili salamandridae dengan genus/spesies terdiri


atas salamander placulam (salamander), dan famili proteidae dengan
genus/spesies teridiri atas Neturus marculatus (anjing lumpur),
c. Ordo Anura (Sallentia), famili ranidae dengan genus/spesies yang terdiri atas
Rana Cancanivora (katak sawah), Rana macrodon (katak batu), Rana
limnocbarts, Rana erytbraea (bancet), Rana ebalconota (katak sawah atau
kolam); famili Rhacophoridae dengan genus/spesies yang terdiri atas
Rhacoporus. R (katak pohon hijau); famili Bufonidae dengan genus/spesies
Bufo melanostrictus (kodok buduk).
Dua jenis spesies yang kerap kali sulit untuk dibedakan dan sering disamakan
yakni katak dan kodok. Namun di dalam dunia Biologi kedua jenis Amphibi ini
ternyata berbeda. Pada bagian kulit kodok biasanya terasa kasar, kering dan
terdapat bintil-bintil. Kodok juga biasanya memiliki kaki/tungkai belakang yang
pendek. Bentuk jari kodok seperti cakar yang berfungsi untuk menggali. Kodok
biasanya hidup pada tempattempat tertentu seperti di sekitar rumah, dan kayu
lapuk. Umumnya katak memiliki tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan
kodok. Kulitnya juga terasa halus bila disentuh dan akan terasa lembab. Kaki
belakangnya biasanya lebih panjang sehingga katak pandai melompat. Pada
bagian jarijarinya terdapat selaput yang dapat berfungsi untuk berenang dan
menempel pada pohon. Katak lebih mudah kita temukan pada wilayah berair
seperti sungai, rawa, danau, dan persawahan. Sistem pencernaan pada katak dan
kodok pada umumnya hampir sama. Kedua jenis ini memiliki sistem pencernaan
yang terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke
lambung, usus halus, usus besar, dan sisa makanan akan dibuang melalui kloaka
setelah diserap oleh tubuh. Sistem pernapasan kodok tersusun atas celah glotis
laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan
paru-paru (Al Anshori, 2013).
Ciri-ciri morfologi yang terlihat pada kodok pada umumnya kepala berbentuk
segitiga dan pada bagian tersebut memiliki beberapa organ, yaitu mulut, mata,
gendang telinga, dan lubang hidung. Mulut berukuran lebar dan tidak berada di
ujung kepala, tetapi agak sedikit ke bawah dan membelah secara horizontal ke

hampir seluruh bagian kepala. Mata besar berwarna hitam dan pada bagian
pinggirnya berbentuk cincin berwarna cokelat muda. Gendang telinga berbentuk
cincin berwarna cokelat tua kehitaman dan pada bagian tengahnya berwarna hijau.
Lubang hidung kecil (Utami, 2010).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa/31 Desember 2014
Waktu

: Pukul 07.30 - 09.10 WITA

Tempat: Laboratorium Biologi lantai III sebelah Barat


B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Botol pembunuh
b. Baki bedah
c. Gunting
d. Pinset
e. Jarum
f. Skalpel
2. Bahan
a. Kodok (Bufo sp.)
b. Kloroform/ eter (pembius)
c. Kapas
C. Prosedur Kerja
1. Pengamatan luar
a. Mematikan katak
Mengambil segumpal, kapas (sebesar ruas empu jari tangan),
membasahi dengan eter/kloroform, lalu memasukkan ke dalam botol
pembunuh, segera pula memasukkan katak ke dalam botol tersebut,
menutup dengan rapat. Membiarkan sampai katak mati.
b. Mengeluarkan katak yang sudah tidak bergerak dan me|etakkan di atas
baki bedah. Membiarkan kapas dalam botol dan menutup rapat
(uapnya berbahaya).
c. Mengamati bagian luar katak
1) Mata kelopak dan selaput tidur
2) Lubang hidung luar
3) Tympanum (selaput pendengar)
4) Celah mulut
5) Tungkai depan
a) lengan atas (branchium)
b) lengan bawah (Ante branchium)
c) telapak (Manus)
d) jumlah jari (Digiti)
6) Tungkai belakang:
a) Paha (Femur)
b) Betis (Crus)
c) Telapak bersatu (Pes)
d) Jari-jari berselaput renang

7) Kloaka (menentukan letaknya)


8) Meraba permukaan kulit dan memperhatikan warnanya
d. Menggambar dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian
tersebut di atas (tugas gambar 1).
2. Pembedahan
a. Meletakkan katak pada punggungnya di atas baki bedah. Memaku
keempat kakinya dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah
goyang.
b. Dengan pinset, menjepit membujur kulit bagian perut dekat paha,
mengangkat sedikit, menggunting melintang kulit di bawah pinset,
sehingga terbentuk celah pada kulit perut.
c. Melalui celah kulit itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul dan
menggunting kulit ke arah kepala sampai gunting tertumbuk.
Membalik ke celah tadi, menggunting ke arah pangkal kedua paha.
d. Menggunting kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit
perut bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan otot.
Hanya pada tempat tertentu kulit melekat pada otot, sehingga
terbentuk semacam kantong (saccus).
e. Memperhatikan pula bagian tengah otot perut. Tampak garis putih
membujur sepanjang otot perut (disebut linea alba).
f. Menjepit pinset otot perut di samping linea alba, dan menggunting
melintang, sehingga terbentuk celah. Memasukkan ujung gunting
yang tumpul ke dalam celah otot perut dan memulai menggunting ke
arah kepala sampai bawah rahang. Melanjutkan pengguntingan
sampai pangkal paha.
g. Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga
terbuka rongga perut dan tampak jeroan.
3. Pengamatan Sistem Pencernaan
a. Membuka celah mulut dengan skalpel dan pinset, sehingga rongga
mulut terbuka. Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari geligi pada
rahang atas dan gigi vomer pada langit-langit.
b. Dengan pinset, menarik lidahnya keluar, mengamati bentuk dan
perlekatannya (catat).
c. Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan.Mengamati
bentuk dan warnanya:

1) Hati sebelah kanan, ada berapa lobus; mencari kantong empedu,


bagaimana warnanya.
2) Lambung di sebelah kiri hati; mengangkat sedikit akan tampak
duodenum dan pancreas.
3) Menurut terus usus halus sampai usus tebal. Memperhatikan
pertemuannya.
4) Rektum yang belok ke kloaka.
4. Pengamatan Sistem Peredaran Darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput.
b. Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau ujung
skalpel sampai pecah, mengamati bentuk dan bagian:
1) Bilik (ventrikel)
2) Serambi (atrium) kanan dan kiri
3) Pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari
ventrikel kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan kanan)
c. Menggambar bagian jantung dan memberi nama tersebut di atas
(tugas gambar 3)
5. Pengamatan Sistem Pernafasan
a. Memperhatikan bagian sebelah kanan hati dan sebelah kiri lambung,
tersembul bagian paru-paru.
b. Dengan sedotan limon yang ujungnya dimasukkan dalam lubang
pangkal tenggorokan (buka mulut), meniup pangkalnya perlahan,
maka akan mengembung paru-paru. Mengamati bentuk dan warna
paru-paru, pembuluh darah pada paru-paru.
c. Melepaskan jantung dengan gunting, sehingga tampak batang
tenggorok (trakea).
d. Membuat gambar bagan sistem pernafasan katak ini (tugas gambar 4).
6. Pengamatan Sistem Ekskresi dan Reproduksi (Urogenitalia)
a. Melepaskan organ-organ pencernaan, mulai pada lambung sampai
pada rectum, serta mesenterium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b. Akan tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian
belakang rongga perut. Selanjutnya mengamati:
1) Ginjal dengan kelenjar adrenal (garis keputihan)
2) Badan lemak (corpus adiposum) kekuningan berjumbai
3) Saluran ginjal (ureter) dan ginjal menuju ke kantong kemih
c. Pada katak jantan, ureter ini disebut juga ductus urospermaticus.
Testis terletak di sebelah atas ginjal, bulat lebih kecil berhubungan
dengan ginjal melalui vassa efferensia.

d. Pada katak betina, ada sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan.
Angkat sedikit ovarium, akan tampak oviduct berupa saluran
berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka sedang ujungnya berupa
corong (ostium) ada di dekat jantung.
e. Membuat gambar bagian sistem urogenitalia katak. Memberi namabagianbagiannya (tugas gambar 5, kelamin jantan atau betina).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi Katak
1) Mata kelopak dan
selaput tidur
2) Lubang hidung
luar
3) Selaput pendengar
4) Celah mulut
5) Tungkai depan
a) lengan atas
(branchium)
b) lengan bawah
(Ante
Gambar Pembanding

branchium)
c) telapak (Manus)
d) jumlah jari
(Digiti)
6) Tungkai belakang:
a) Paha (Femur)

Gambar dari kamera

b) Betis (Crus)
c) Telapak bersatu
(Pes)
d) Jari-jari berselaput
renang
7) Kloaka

Gambar dari internet


http://pascollegesingaraja.blogspot.com

2. Rongga mulut
1. Gigi
2. Hidung Bagian
Dalam
3. Lidah

Gambar Pembanding

Gambar dari kamera

Gambar dari internet


http:// biologyjjang.blogspot.com

3. Sistem Pencernaan
11.
1. Esofagus
2. Lambung
3. Pankreas
4. Usus besar
5. Usus Halus
6. Kloaka
7. Hati

Gambar Pembanding

Gambar dari kamera

Gambar dari internet


http:// aditpeacemaker.blogspot.com

4. Sistem Pernapasan
1. Trakea
2. Bronkus
3. Bronkeolus
4. Paru-paru
5. Alveolus

Gambar Pembanding
Gambar dari kamera

Gambar dari internet


http://sugengbudiyanto.wordpress.com

5. Sistem Perdaran Darah


7.

1. Aorta
2. Atrium kiri
3. Atrium kanan
4. Ventrikel

Gambar Pembanding

Gambar dari kamera

Gambar dari internet


http:// sugengbudiyanto.wordpress.com

6. Sistem Urogenitalia
a. Katak Jantan
1. Badan lemak
2 Ginjal
3. Ureter
4. Kloaka
5. Vas Deferens
(Saluran Sperma)

Gambar Pembanding

Gambar dari kamera

Gambar dari internet


http:// hendriefendibiologi.blogspot.com
b. Katak Betina

1. Badan lemak
2. Oviduk
3. Ureter
4. Uterus
5. Kloaka
6. Vesikula (Kantung
Kemih)
6. Ovarium

Gambar Pembanding

Gambar dari kamera

Gambar dari internet


http:// hendriefendibiologi.blogspot.com
B. Pembahasan
1. Struktur Morfologi

Mata pada kodok terlihat menonjol dan dilindungi oleh kelopak mata
yang tidak dapat bergerak. Selain itu ada pula selaput berupa selaput
bening yang dapat digerakkan dari bawah keatas yang berfungsi untuk
melindungi mata agar tetap lembap di daratan dan melindungi mata dari
gesekan air disebut selaput tidur. Lubang hidung luar pada kodok,
terletak pada moncong kodok. Terdiri dari dua lubang yakni kiri dan
kanan. Di bagian sisi terdapat selaput gendang telinga yang disebut
selaput pendengaran atau embaran timpani. Kodok memiliki sepasang
tungkai depan dan sepasang tungkai belakang. Tungkai depan terdiri atas
lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus),
dan jari-jari (digiti). Pada tungkai belakang terdiri atas paha (femur),
betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti).
2. Rongga Mulut
Pada bagian cavum oris ini, terdapat lidah yang panjang dan lengket.
Hal ini dikarenakan kodok menangkap mangsanya dengan lidahnya itu.
Selain itu, terdapat juga gigi. Pada kodok tampak bahwa perlengkatan
ujung lidahnya terdapat di pangkal dan ujung mulut. Hal ini disebabkan
karena dengan perlekatan yang seperti itu, kodok lebih mudah
menjulurkan lidahnya saat menangkap mangsanya.
3. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan pada kodok terdiri dari lambung yang berfungsi
sebagai gudang makanan. Berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Di dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna
kuning yang menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Selain itu
juga terdapat hati yang menghasilkan cairan empedu yang menetralisir
racun dan zat-zat toxic yang masuk ke saluran pencernaan katak. Usus
halus merupakan saluran pencernaan yang paling panjang. Usus besar
dilapisi dengan mukosa tanpa lapisan kecuali pada bagian rectum. Usus
besar berfungsi pada proses reabsorbsi air dan membentuk lendir. Di akhir
saluran pencernaan terdapat kloaka. Kloaka merupakan muara bersama
antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
4. Sistem peredaran darah

Pada sistem peredaran darah kodok, kodok memiliki jantung di mana


jantung tersebut terdiri dari sebuah bilik yang berdinding tebal, dua buah
serambi, yakni serambi kanan dan serambi kiri serta sebuah bilik. Ada
pula pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrikel
kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan kanan).
5. Sistem pernapasan
Sistem pernapasan pada kodok terdiri laring, trakea yang berbentuk
pita yang dibentuk oleh cincin-cincin rawan, bronkus yang merupakan
percabangan dari batang tenggorokan ke kiri dan ke kanan masing-masing
menuju ke paru-paru. Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus
yang berada dalam paru-paru. Alveolus mengandung kapiler darah.
6. Sistem Urogenitalia
a. Kodok jantan
Pada kodok jantan, sistem urogenitalianya terdiri dari ginjal (ren),
sepasang ureter, kantung urin (Vesica urinaria) yang bermuara pada
kloaka. Dan adapun alat kelamin terdiri dari sepasang testis, sepasang
vasa

efferentia

yang

menyusuri

bagian

lateral

ginjal,

ductus

urospermaticres yang berfungsi menyalurkan spermatozoa dan urin ke


kloaka, serta vesicula seminalis.
b. Kodok Betina
Pada kodok betina, juga pada sistem urogenitalianya terdapat ginjal
(ren), sepasang ureter, kantung urin (Vesica urinaria) yang bermuara pada
kloaka. Kodok betina memiliki sepasang ovarium, saluran telur (oviduct)
yang berkelok-kelok yang bermuara pada kloaka, serta badan badan lemak
(Corpus adiposum) yang berwarna kekuningan dan berjumbai

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan pada morfologi kodok terdapat
Secara umum anatomi katak terdiri atas sistem pencernaan, sistem peredaran

darah, sistem pernapasan dan sistem urogenitalia. Sistem pencernaan katak


terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, kloaka, hati,
pankreas, dan empedu. Sistem pernapasan katak yang meliputi lubang hidung
dan paru paru yang terdiri atas bronchus, bronchiolus, dan alveolus. Sistem
peredaran darah katak meliputi jantung yang terdiri atas aorta, atrium kanan
dan kiri, serta ventrikel. Sistem reproduksi katak jantan yang badan lemak,
testis, vas deferens, dan kloaka. Sedangkan sistem reproduksi katak betina
terdiri atas badan lemak, ostium, oviduk, ovarium, dan kloaka.
B. Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya agar alat dan bahan untuk
praktikum sudah diperiksa kelengkapan dan kelayakannya agar pada saat
praktikum tidak terjadi lagi kekurangan alat yang mengharuskan praktikan
berbagi dengan kelompok lain. Selain itu kelengkapan kelayakan preparat
juga harus diperhatikan agar pada saat pengamatan hasil pengamatannya
sesuai atau tidak beda jauh dengan teori.

DAFTAR PUSTAKA

Andantio, Rhapsody. 2013. Kajian tentang Amphibia. Universitas Panca Marga:


Probolinggo.
Al Anshori, Fitrah. 2013. Perbedaan Katak dan Kodok dalam Ilmu Biologi.
http://www.teruskan.com. Diakses pada tanggal 9 Januari 2015.
Karmana, Oman. 2000. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Mawarni, Iga. 2013. Amphibi. Universitas Islam Riau: Pekanbaru.
Utami, RP. 2010. Taksonomi, Morfologi dan Habitat Katak Lembu. Universitas
Atma Jaya Yogyakarta: Yogyakarta
Ristasa, Rusna. 2002. Praktikum IPA 1. Universitas Terbuka: Jakarta.
Sutarno, Nono, dkk. 2001. Biologi Umum Lanjutan 1. FMIPA UNM: Makassar.

LAMPIRAN
Soal
1. Mengapa katak digolongkan kedalam kelas amphibi?
Jawab: Katak digolongkan kedalam kelas amphibi karena katak dapat hidup
di dua tempat, yaitu katak muda hidup di dalam air dan katak dewasa
hidup di darat.
2. Mengapa warna katak mudah berubah-ubah? Faktor apakah yang biasa
mempengaruhi perubahan itu?
Jawab: Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perubahan warna kulit katak
ini adalah :
a) Intern, katak mempunyai kromatophor (sel pigmen) yang terdiri
atas :
1) Xantopras mengandung pigmen kuning.
2) Melanfora mengandung pigmen melanin menyebabkan
warna coklat dan hitam.
3) Guanfora mengandung kristal guanin yang menyebabkan
warna biru.
b) Ekstern, yaitu suhu dan cahaya
3. Dimanakah melekat pangkal lidah katak?
Jawab: Pangkal lidah katak melekat pada ujung crinial dari rahang bawah,
manfaat nya adalah agar lidah katak cepat dijulurkan keluar untuk
menangkap mangsanya.
4. Hati dan pangkreas, bukan sistem pernapasan, tetapi termasuk dalam sistem
pencernaan. Mengapa demikian?
Jawab: Hati dan pankreas bukan merupakan saluran pencernaan, tetapi
termasuk dalam sistem pencernaan karena pada hati dan pankreas
terdapat enzim yang dapat melumatkan makanan sehingga dapat
dicerna oleh usus halus.
5. Apa sebabnya katak tidak dapat melakukan pernapasan perut? Bagaimanakah
cara katak menarik dan mengeluarkan napas?
Jawab: Katak tidak dapat melakukan pernafasan perut karena katak tidak
memiliki

tulang

rusuk

dan

sekat

rongga

dan

mekanisme

pernafasannya hanya diatur oleh otot-otot rahang bawah dan otot


perut.
Cara katak menarik dan mengeluarkan nafas adalah :

1) Inspirasi, apabila rongga mulut mengecil maka udara masuk ke


celah-celah terbuka menuju ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas
sehingga oksigen di ikat oleh darah yang ada didalam kapiler
dinding paru-paru.
2) Eksresi, apabila rongga mulut mengecil, maka udara didalam paruparu yang banyak mengandung karbondioksida keluar melalui
6.

koana.
Jelaskan mengapa dikatakan darah bersih dan darah kotor dalam jantung
katak bercampur ketika meninggalkan jantung?
Jawab: Darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak bercampur ketika
meninggalkan jantung karena hanya memiliki satu ventrikel (bilik)
sehingga darah dari tubuh yang akan keluar melalui aorta bercampur.

7. Pada katak terjadi fertilisasai internal dan eksternal? Jelaskan mengapa


demikian?
Jawab: Pada katak terjadi vertilisasi eksternal karena pada katak pembuahan
terjadi di luar tubuh.

Anda mungkin juga menyukai