(Columba domestica)
Oleh :
Nama : Mohamad Binna Prasetyo
NIM : B1A015111
Rombongan : VII
Kelompok : 3
Asisten : Iis Islamiyah
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengamati
dan mempelajari morfologi dan anatomi merpati (Columba domestica).
B. Pembahasan
Burung merpati (Columba domestica) merupakan bangsa Aves yang
seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu berfungsi untuk melindungi
badan terhadap cuaca yang tidak cocok dan digunakan juga untuk terbang.
Berdasarkan strukturnya ada tiga macam bulu yaitu plumae, plumulae, dan
filoplumae. Plumae atau bulu kasar merupakan bulu-bulu penutup tubuh yang
kasar dinamakan tetrices, sedangkan yang terdapat di permukaan posterior dari
sayap dinamakan remiges, dan yang terdapat disebelah posterior dan superior
dinamakan retrices. Bagian-bagian dari plumae yaitu calamus, rachis, rami, radii,
radioli. Keseluruhannya membentuk bendera bulu (vexillum). Plumulae atau bulu
halus di bawah plumae. Filoplumae atau bulu-bulu rambut merupakan bulu yang
sangat halus (Sari et al., 2013)
Klasifikasi merpati (Columba domestica) menurut Jasin (1989), adalah
sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba domestica
Tubuh merpati (Columba domestica) dibedakan atas caput, cervix, truncus
dan cauda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djuhanda (1982) yang menyatakan
bahwa badan merpati (Columba domestica) terbagi atas caput, cervix, truncus dan
cauda. Bagian kepala terdiri atas paruh, merupakan struktur yang dibangun dari
zat tanduk, mata (palpebra superior dan palpebra inferior), membrane niktitans,
lubang telinga luar dan nares externa yang terdapat suatu penebalan kulit yang
disebut cerome yang dapat membuka dan menutup lubang hidung. Anggota badan
(extrimitas) yang seluruhnya tertutup bulu kecuali pada paruh dan kakinya.
Berdasarkan letaknya bulu terbagi menjadi 3 macam yaitu remiges,
tetrices, retrices. Remiges berupa bulu besar yang terdapat pada sayap, bentuknya
simetris, digunakan untuk terbang. Tectrises berupa bulu-bulu kecil yang
menutupi tubuh burung. Rectrises adalah bulu-bulu ekor, bentuknya simetris,
digunakan sebagai kemudi saat terbang. Berdasarkan strukturnya, bulun terbagi
menjadi 3 macam, yaitu: plumae, plumulae dan filoplumae. Plumae terdiri dari
calamus, rachis, rami, radii dan radioli. Filoplumae hanya terdiri calamus dan
rami saja. Plumulae merupakan bulu yang lebih kecil dari plumae, mempunyai
calamus yang pendek, vexillumnya tidak kukuh karena tidak ada radioli.
Filoplumae disebut juga bulu rambut karena bentuknya seperti rambut yang hanya
dibangun oleh calamus dan rami. Keseluruhannya membentuk bendera bulu atau
vexillum. Plumulae merupakan bulu yang sangat halus (Djuhanda, 1982).
Sistem pernafasan pada aves (Columba domestica) secara umum sudah
berkembang dengan baik. Sistem pernafasan pada burung memiliki keunikan
diantara hewan vertebrata lain karena mempunyai paru-paru yang sangat efisien.
Bentuk sangat kompak dan dilengkapi oleh kantong udara dihampir di seluruh
bagian abdomen yang berupa selaput yang sangat tipis dan terdiri dari broncialis,
sehingga tidak memiliki alveolus pada paru-paru (Chaeri, 1974).
Burung merpati mempunyai otot-otot dada ada tiga macam yaitu
muscullus pectoralis mayor, yaitu otot dada yang paling besar terletak pada
daerah diluar dada. Origonya terdapat pada carina sterni dan basi sterni
sedangkan insertionya terdapat pada tulang humerus. Fungsi untuk menarik sayap
ke bawah. Kedua adalah muscullus pectoralis minor, origonya terdapat pada
sternum dan insertionya terdapat pada tulang humerus. Fungsinya untuk
mengangkat sayap. Ketiga musculus coraco branchialis, ada sepasang yang
bekerja secara antagonis. Keduanya mempunyai origo pada tulang koracoid dan
insertionya pada tulang humerus. Berfungsi untuk memutar sayap (Radiopoetro,
1986).
Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba domestica) terdiri dari
mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir di cloaca.
Kelenjar pencernaan burung merpati diantaranya adalah pancreas dan hati.
Burung merpati tidak memiliki vesica felea, karena burung merpati merupakan
hewan pemakan biji-bijian yang tidak mengandung banyak lemak sehingga tidak
memiliki vesica felea yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Organ-organ
pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri dari paruh dan merupakan modifikasi dari
gigi, rongga mulut, pharink yang berupa saluran pendek, oesophagus yang
dibagian tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok yang
merupakan tempat penyimpanan sementara lalu menuju lambung. Lambung
terbagi menjadi dua, lambung kelenjar dan lambung otot. Pencernaan berlanjut ke
usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, ileum lalu menuju usus besar dan
bermuara pada kloaka. Duodenum berbentuk seperti huruf U dan dibagian
proksimal dan distalnya terdapat pancreas, ductus sisticus bermuara ke duodenum
bagian distal yang membawa empedu dari hati langsung ke sistem saluran
pencernaan. Jejunum dan ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, usus bagian-
bagiannya tidak nyata, rectum adalah usus kasar yang bermuara di cloaca (Water
and Leonard, 1959).
Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada burung merpati. Ginjal
terletak di sebelah dorsal. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang
disebut tubulus ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari
darah (Villee et al.,1988). Saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior
yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Langkah pertama dalam
pembentukan urin adalah penyaringan atau filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain
dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis dan arteriola ke glomerulus. Langkah
kedua yaitu penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convoluted proximal dan
loop of handle serta tubulus convoluted distalis (Jasin, 1989).
Anak burung merpati menempatkan paruhnya ke dalam mulut induk atau
ayah untuk mengambil zat yang menyerupai keju yang disebut susu merpati. Susu
merpati sifatnya khas dan unik, merupakan sekresi dari tembolok. Ayah dan induk
merpati berperan secara bersama-sama dalam memberi pakan kepada anak-
anaknya. Bebatuan sangat diperlukan untuk menggiling dan mencerna biji-bijian
kering yang dimakan merpati (Cowan et al., 2014).
Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang
bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat
penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Masing-masing
testis terjulur saluran vasa deferrens sejajar dengan ureter yang berasal dari ren.
Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis yang merupakan
gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma
sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam cloaca
pada beberapa species memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke
kloaka hewan betina. Hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum
mengalami otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur
oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu
bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium opdominalis. Dinding oviduct
selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat glandulair, yang
memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih
telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur
yang dibuat oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada
(Jasin, 1989).
DAFTAR REFERENSI
Oleh :
Nama : Mohamad Binna Prasetyo
NIM : B1A015111
Rombongan : VII
Kelompok : 3
Asisten : Iis Islamiyah
A. Hasil
KeteranganGambar :
1.Palpebra superior
2. Organonvisus
3. Palpebra inferior
4. Pinaauricula
5. Nares externa
6. Vibrisae
7. Labium superior
8. Incisivi
9. Labium inferior
B. Pembahasan
Marmut bisa mulai hamil ketika baru berusia 4 minggu, sementara marmut
jantan bisa menghamili marmut betina pada usia 3 minggu. Marmut betina memiliki
siklus estrus setiap 15 sampai 17 hari. Anak marmut akan dilahirkan setelah berada
dalam rahim antara 59-73 hari. Marmut betina yang hamil saat berusia terlalu muda
akan kesulitan selama periode kehamilan akibat tubuh yang masih tumbuh. Marmut
bisa melahirkan antara satu hingga tujuh anak, namun kebanyakan induk melahirkan
antara dua hingga lima anak (Rood & Barbara,2011)
DAFTAR REFERENSI
Oleh :
Nama : Mohamad Binna Prasetyo
NIM : B1A015111
Rombongan : VII
Kelompok : 3
Asisten : Iis Islamiyah
Oleh :
Nama : Mohamad Binna Prasetyo
NIM : B1A015111
Rombongan : VII
Kelompok : 3
Asisten : Iis Islamiyah
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui
morfologi dan anatomi Kadal (Eutropis multifasciata).
Gambar 3. Anatomi Viscera Insitu Kadal (Eutropis multifasciata)
Keterangan :
1. Oesophagus
2. Cor
3. Pulmo
4. Hepar
5. Gastrum
6. Intestine
7. Rectum
8. Cloaca
Gambar 5. Anatomi Sistem Urogenitalia Kadal betina (Eutropis multifasciata)
Keterangan :
1. Osteum tuba
2. Ovarium
3. Oviduct
4. Ren
5. Vesica urinaria
6. Ureter
7. Uterus
8. Cloaca
pada kadal dimulai dari rima glottis, larink, trachea, annulus tracheslis (trachea yang
tersusun dari cincin tulang rawan), bronchus, bronchioles, bifurcartrachea
(percabangan trachea) dan sepasang paru-paru atau pulmo (Radiopoetro,1997).
Kadal (Eutropis multifasciata) merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi
di dalam tubuh (fertilisasi internal). Kadal bersifat ovovivipar, telur kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Makanannya diperoleh dari cadangan
makanan yang ada dalam telur. Sistem reproduksi pada kadal jantan terdiri dari
sepasang testis, epididimis, vas deferens dan sepasang hemipenis. Hemipenis
merupakan alat kopulasi yaitu untuk memasukan sperma ke dalam tubuh kadal
betina, hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balikan seperti jari-jari pada sarung tangan karet.Karena kadal
mempunyai alat kopulasi, maka kadal mengadakan fertilisasi internal. Kadal betina
menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak disepanjang
oviduct menuju kloaka. Ovum kadal betina yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh
cangkang yang tahan air, hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakan
dalam lingkungan basah (Parker, 1962).
Kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Mereka
menentukan pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal,
bahkan juga menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan
perkawinan sangat tergantung oleh pihak betina.Ukuran tubuh betinanya hanya
setengah dari kadal jantan.Namun mereka memiliki siklus reproduksi yang cukup
unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina juga
bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam sekali masa
reproduksi. Kadal betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya di dalam
rongga perutnya yang bernama spermatesa.Ia juga bebas memilih sperma ini untuk
menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. secara teori, mereka memilih
sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal betina dibanding pejantannya
ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh kadal betina lebih kecil dari
pejantan.Sebelum mengawini betinanya, kadal jantan biasanya berkelahi terlebih
dahulu untuk memperlihatkan penguasaannya (Smith,1963).
DAFTAR REFERENSI
Oleh :
Nama : Mohamad Binna Prasetyo
NIM : B1A015111
Rombongan : VII
Kelompok : 3
Asisten : Iis Islamiyah
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui
Morfologi dan Anatomi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, dan
jarum penusuk.
Bahan yang digunakan adalah Katak Sawah (Fejervarya cancrivora), dan
tissue.
B. Metode
A. Kesimpulan
Saran untuk praktikum ini adalah dalam pemotongan bagian kulit, praktikan
diharapkan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam memotong.
Kurangnya ketelitian dapat menyebabkan terpotongnya jaringan didalam
preparat yang diamati. Sehingga pemgamatan dapat dilakukan dengan baik.
DAFTAR REFERENSI
A. Latar Belakang
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui
morfologi dan anatomi Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dan Ikan Lele (Clarias
gariepinus).
B. Pembahasan
1. Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)
Hasil pengamatan dari anatomi ikan nilem didapatkan hasil bahwa Ikan
Nilem dibagi menjadi tiga bagian kepala, badan, dan ekor. Kepala atau caput yaitu
mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang. Badan atau truncus mulai
dari belakang tutup insang sampai dengan anus. Ekor atau cauda mulai dari
belakang anus sampai ujung sirip ekor. Seluruh badannya bersisik, pada kiri
kanan badan terdapat linea lateralis atau gurat sisi, yang memanjang dari belakang
tutup insang sampai ekor. Tubuh ikan terdiri atas caput, truncus, dan cauda,
dimana tidak ada batas nyata sebagai batas antara caput, truncus dipandang tepi
caudal operculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus
(Radiopoetro, 1977).
Klasifikasi Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) menurut Saanin (1968) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Pisces
Sub ordo : Ostariopshy
Famili : Crypnidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus vittatus
Sistem pencernaannya terdiri atas mulut, lidah, hati, gastrum, intestine,
pancreas, kantung empedu. Sistem pencernaan ikan terdiri dari: rahang ikan
mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan
lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Faring
terdapat insang di sisi dan samping lalu ke esophagus pendek mengikuti hingga
timbul lambung atau gastrum. Pyloric value terpisah belakang dari intestine. Tiga
tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi, mengambil ken intestine.
Pankreasnya tidak jelas (Usinger, 1957).
Sistem pernapasannya terdiri nostril dan insang. Nostril hanya digunakan
ketika ikan nilem berada di permukaan air. Insang ikan nilem terdiri dari tutup
insang. Dalam tutup insang dibagi lagi menjadi empata potong tulang, yaitu
Operculum, Pre operculum, Inter operculum, Sub operculum, membran
branhiostegi yang berfungsi sebagai klep untuk mehanan air supaya tidak masuk
ke rongga insang. Radii branhiostegi fungsi utamanya adalah untuk keperluan lain
seperti makan dengan cara menyaring, ekskresi, pertukaran ion dan pengaturan
osmosis. Sebagian besar ikan, semua darah masuk ke dalam jantung melalui vena
mempunyai kadar oksigen yang rendah dan karbondioksida yang tinggi, yaitu
yang disebut darah vena. Jantung terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah trium,
sebuah ventrikel dan sebuah bulbus arteriosus yang tersusun dalam urutan linear.
Kontraksi otot jantung meningkatkan tekanan darat yang di dalam vena sangat
rendah dan mengeluarkan darah melalui arteri, aorta ventral,. Kelima atau enam
pasang lung aorta yang menjuluru secara dorsal melalui kapiler didalam insang
aorta dorsal. Waktu darah melalui insang karbondioksida dilepaskan oksigen
diambil, sehingga darah yang memasuki pembuluh arteri kaya akan oksigen.
Arteris dorsal membagi darah ini melalui cabang-cabangnya keseluruh bagian
tubuh (Ville, et al., (1988).
Sistem genitalia pada ikan nilem betina terdiri dari sepasang ovaria yang
panjang. Ovaria ini mempunya rongga yang ke caudal melanjutkan diri kedalam
oviduct, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Setelah umur satu tahun,
Osteochilus vittatus biasanya tekah dewasa. Fertilisasi dilakukan didalam air,
diluar tubuh dan fertilisasi ini disebut fertilisasi eksternal. Ikan jantan terdapat
testis yang panjang. Testis terletak ventral dari ren. Ujung caudal mulai vas
defferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis (Radiopoetro, 1977).
2. Ikan Lele (Clarias gariepinus)
Hasil pengamatan dalam praktikum anatomi ikan lele didapatkan hasil bahwa
tubuh ikan lel dibagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala), truncus (badan),
cauda (ekor) dan terdapat juga patil sebagai senjata pertahan diri. Sesuai dengan
pernyataan Djuhanda (1981) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, ekor. Batas kepala adalah dari mulai
moncong sampai bagian belakang penutup insang, batas badan dari mulai
belakang tutup insang sampai dubur, sedangkan batas ekor dari mulai dubur
sampai ujung sirip ekor. Ikan tidak mempunyai leher, kepala langsung melekat
pada badan. Untuk bergerak, ikan mempunyai anggota gerak yang disebut sirip.
Secara garis besar, ikan mempunyai dua macam sirip: yaitu sirip berpasangan dan
sirip tunggal. Sirip berpasangan terdiri dari sepasang sirip dada dan sepasang sirip
perut, sedangkan sirip tunggal terdiri dari sirip punggung, sirip ekor dan sirip
anus. Bentuk tubuh ikan lele mempunyai bagian perut yang datar dan bagian
punggung yang cembung. Ikan lele tubuhnya tidak bersisik, lain dengan ikan pada
umumnya. Tubuh ikan lele juga licin dan berlendir, lendir tersebut juga bersifat
antiseptik yang berguna untuk membebaskan kulit dari macam-macam jamur dan
bakteri.
Klasifikasi Ikan Lele (Clarias gariepinus) menurut Saanin (1968) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub-class : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Familia : Claridae
Genus : Clarias
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Pencernaan makanan dimulai dari bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya
gigi pada dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan, lalu makanan
dicerna di lambung dan usus dengan adanya kontraksi otot.proses pencernaan
makanan dipercepat oleh kelejar pencernaan yaitu hati dan empedu (Rendi.R, 1989).
Sistem respirasi kan adalah menggunakan insang dan ikan lele memiliki alat
tambahan yaitu aborocent. Rongga insang ikan terdapat empat pasang sisir insang
dengan bagian-bagiannya. Bagian-bagian tersebut yaitu filamen insang, lengkung
insang, dan tapis insang. Filamen insang merupakan tempat dimana terjadi
pengambilan iksigen dari dalam air dan pelepasan karbondioksida dari darah
kedalam air. Lengkung insang merupakan tempat melekatnya filamen-filamen
insang. Tapis insang berfungsi untuk menyaring air, supaya kotoran tidak sampai
masuk kedalam insang (Djuahanda, 1984)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah dalam pemotongan bagian kulit, praktikan
diharapkan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam memotong. Kurangnya
ketelitian dapat menyebabkan terpotongnya jaringan didalam preparat yang diamati.
Sehingga pemgamatan dapat dilakukan dengan baik.