Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA HEWAN

ARTHROPODA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biosistematika Hewan

Dosen Pengampu :

Prof. Yayan Sanjaya, M.Si., Ph.D.


Dr. Any Aryani, M.Si.
Dr. Hernawati, M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 6
Pendidikan Biologi B 2020

Dea Fitri Afifah 2000827

Haniya Ammar S 2000558

M. Naufal Daffa 2005778

Siti Nur Shifa S 2009387

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2021
A. JUDUL

Laporan Praktikum Biosistematika Hewan Filum Arthropoda

B. TUJUAN

1. Mengenal keanekaragaman hewan Arthropoda;


2. Observasi morfologi dan struktur tubuh Arthropoda;
3. Mengelompokkan hewan-hewan ke dalam classis yang berbeda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri;
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.
C. LANDASAN TEORI
Menurut Radiopoetro (1991:301) Hewan hewan yangtercakup dalam filumArthropoda memiliki
anggota badan atau extremitas yang bersendi-sendi. Berdasarkan hal inilah pemberian nama
filumtersebut (arthres= bersendi-sendi, podes = kaki). Berjenis-jenis udang, ketam, serangga, laba-
laba, kala, tercakup dalam filumini dan telah banyak dikenal, beberapa jenis jarang dijumpai dan
ada pulayang tinggal berupa fosil.

Dibandingkan dengan filum sebelumnya, Arthropoda menyerupai Annelida dalam hal ini susunan
tubuh yang bersegmen dan posisi alat –alat tubuh utama. Tubuh menunjukkan simetri bilateral,
keseluruhan susunannya menunjukkan adanya segmentasi luar atau yang disebut heteronom. Ini
berlainan dengan segmentasi pada Annelida , yang meliputi seluruh alat-alat tubuh atau yang disebut
homonom. Arthropoda serupa dengan Annelida, yaitu memiliki sistem nervosum dengan susunan
serupa tangga tali atau disebut susunan saraf tangga tali, dengan ganglion cerebral dan ganglia
abdominalia, satu pembuluh darah punggung yang berfungsi sebagai jantung atau cor, memompa darah
ke arah anterior. Meskipun dijumpai perbedaan-perbedaan tetapi pola tubuh umumnya menunjukkan
persamaan. Rongga badan seragam, berasal dari persatuan rongga badan primer (berasal dari
endoderm) dan rongga badan sekunder (berasal dari mesoderm), menempati seluruh panjang tubuh,
dilengkapi dengan extremitas yang bersendisendi. Extremitas Arthropoda ialah derivat parapodia pada
Annelida tetapi pada Arthropoda ini menetap pada tingkat differensiasi yang lebih jauh, dapat nyata
dibedakan dari tubuh, persendian dan perlengkapannya dengan muskulatur sendiri yang istimewa.

Sistemavascular ialah terbuka, jantung memompa darah keseluruh bagian tubuh dan mengisapnya
kembali melalui lubang –lubang yang dilengkapi valva. Alat-alat pengeluaran dan pembiakan selalu
berada dalam rongga badan serupa pada Annelida dan juga pada vertebrata. Pada sebagian Arthropoda
diduga , bahwa alat ekskresi rupa-rupanya berasal dari nephridia ialah Annelida yang mengalami
modifikasi. Dengan menghilangnya rongga badan, maka corongnya menghilang pula. Kadang-kadang
tampak susunannya masih menunjukkan sifat “organ yang bersemental”. Sebagian Arthropoda telah
mendapat alat ekresi (Radiopoetro, 1996: 301)

Segmen tubuh pada Arthropoda umumnya tidak sama, hal ini disebut segmentasi heteronom. Pada
ujung muka berbentuk caput. Pada hewan-hewan dewasa batasbatas segmen tidak tampak, tetapi
meskipun demikian ia masih dapat dikenal pada jumlah extremitates yang berpasangan. Sejumlah
segmen bisa menjadi exoskeleton pada caput. Permukaan tubuh Arthropoda berupa exoskeleton hasil
sekresi sel-sel epidermis dibawahnya, ialah lapisan kutikula, yang tersusun dari beberapa lapisan
kutikula yang tersusun dari beberapa lapisan dan terdiri atas kitin, atau suatu amino-poliskarrida, dan
protein-protein, yaitu sklerotin dan kutikulin. Pada Arthropoda tertentu lapisan paling luar dari kutikula
mengeras oleh karena adanya pengendapan kapur sehingga menjadikan dinding yang tidak lentur. Kitin
ialah substansi organik kompleks yang tidak larut di dalam air, alkali, asam encer atau getah pencernaan
pada kebanyakan hewan. Kutikula melapisi bagian-bagian luar tubuh, kedua ujung saluran pencernaan,
dan alat-alat pernapasan. Pada pipa-pipa trakea dan insang, kutikula amat tipis dan permeabel terhadap
gas-gas pernapasan. Pada permukaan tubuh dan extremitas mungkin kutikula lunak dan lentur (pada
kebanyakan larva) atau keras dan kaku (pada kumbang). Pada persendian-persendian, cuticula ini
lentur, sehingga memungkinkan adanya gerakan. Keseluruhan eksoskeleton melindungi alat-alat
dalam, merupakan tempat melekat otot, dan membentuk struktur yang berfungsi sebagai pengungkit
dan landasan pada bagian-bagian yang dapat bergerak. Kutikula mencegah kehilangan kebanyakan air
dan cairan tubuh pada spesies terrestrial. Melalui skelet kutikuler ini menjadi mungkin intensifikasi
luar biasa pada persendian dalam hubungannya dengan gerak tubuh dan perkembangan extremitas. Hal
inilah yang membedaknnya dengan Annelida dan dalam organisasinya lebih kompleks daripada
Annelida (Radiopoetro, 1996: 302).

Eksoskeleton, merupakan lapisan pelindung yang kaku, ia menghalangi pertumbuhan, sehingga


untuk menambah ukuran tubuh perlu ia mengalami pergantian secara periodik, hal itu disebut ekdisis.
Proses ini dipengaruhi oleh hormon tertentu. Kutikula yang baru terbentuk di bawah kutikula yang
lama, sedang kutikula yang lama sementara itu dihancurkan oleh enzim tertentu (Radiopoetro, 1996:
302). Diantara kelas yang penting dalam phylum Arthropoda ialah, Crustacea, Chilopoda, Insecta dan
Arachnoidea. Terutama Crustacea dan Insecta mempunyai arti ekonomi besar, sedang diantara
Arachnoidea ada yang menimbulkan dan menyebarkan penyakit, baik pada manusia dan hewan
maupun pada tumbuh-tumbuhan (Radiopoetro, 1996: 302).

Klasifikasi Filum Arthropoda


1. Kelas Crustacea

Tubuh udang terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada dan tubuh bagian belakang. Namun antara
kepala dan dadanya sulit dipisahkan atau menjadi satu sehinggadisebut kepala-dada (cephalothorax).
Udang memiliki 5 pasang kaki jalan dan kaki renang. Udang memiliki organ panca indra yang lebih
berkembang daripada annelida. Alat pencernaan makanan terdiri dari mulut, esofagus, perut, usus, dan
anus. Makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi,sisa pencernaan dikeluarkan
melalui anus. Alat peredaran darah terletak di jantung terletak di daerah dada bagian punggung. Udang
bernafas dengan menggunakan insang. disebelah atas oesophagus terdapat otak ganglion
supraesophageal yang memberi persyaratan pada mata, antena dan antenulla, dilanjutakan ke syaraf
subesophageal menuju daerah perut bawah usus. Udang kelaminnya terpisah (Soemiadji, 1986).

2. Kelas Arachnida

Arachnida diambil dari kata Yunani yaitu Arachne = Laba-laba. Beberapa jenis yang termasuk
Arachnida ialah: kalajengking, laba-laba, caplak, dan sebagainya. Tubuhnya terbagi dalam 2 bagian
yaitu Chepalothorax (kepala dan dadanya bersatu) atau Prosoma dan Abdomen atau Ophistosoma.
Chepalothorax dan Abdomen digabungkan oleh Pedicel (Gerlach & Yuri, 2010). Kelas ini memiliki 6
pasang tonjolan yang keluar dari chepalothorax, yaitu sepasang Kalisera (Chelicerae) untuk merobek
dan melumpuhkan mangsa yang di dalamnya terdapat kelenjar racun, sepasang Pedipalpus (Pedipalp)
untuk memegang makanan , dan 4 pasang kaki berjalan. Memilki 8 mata, tidak memiliki antena dan
mulut, namun biasanya memiliki mulut pengisap atau faring sebagai alat pengisap yang kuat untuk
menelan mangsanya dalam bentuk liquid (cairan) (D.L.A, 2014). Pada jenis laba-laba di bagian ujung
abdomen terdapat 3 pasang embelan yang disebut spineret (Rusyana, 2013)

3. Kelas Chilopoda

Chilopoda disebut juga centipede, tubuhnya pipih dorsoventrally (punggungperut), memiliki


kepala yang pipih pula sebagai adaptasinya yang hidup di tempat-tempat yang ukurannya terbatas
(sempit). Tubuhnya bersegmensegmen. Jumlah segmen tersebut tidak sama tergantung pada jenis
spesiesnya yaitu sekitar 5-17 segmen. Tiap segmen tersebut mempunyai sepasang (15- 191 pasang kaki
tiap segmen) kaki kecuali 2 segmen terakhir dan sebuah segmen di belakang kepala. Segmen terakhir
biasanya termodifikasi, bisa sebagai saraf sensori, bisa sebagai alat penyerapan, atau bisa juga sebagai
fungsi pertahanan (WWH, 2014). Respirasinya menggunakan paru-paru, dan hampir semua sistem
reproduksinya berumah dua. Memiliki saluran malpighi sebagai alat ekskresi. Memiliki alat pencernaan
yang komplit, merupakan saprozoik dan karnivora. Chilopoda ini memiliki jantung yang terletak dalam
rongga perikardium. Sistem sarafnya mirip dengan Crustacea dan Arachnida yaitu terdiri atas ganglion
yang bersatu/bergabung (Sutarno, 2014).

4. Kelas Diplopoda

Tubuh diplopoda ialah subsilindris, dan terdiri dari 25 buah segmen hingga lebih dari seratus,
tergantung pada spesiesnya. Semua segmen memiliki dua pasang kaki kecuali dibagian thorax.
Biasanya terdapat satu pasang antena pendek dan sekumpulan mata, satu spesies dari diplopoda
menyemprotkan cairan. Cairan tersebut menimbulkan gejala kebutaaan sementara (Boolootion,1997).
Alat mulut terdiri dari sepasang mandibulae dan sepasang maxillae. Biasanya dimiliki sepasang antenna
yang pendek dan mata tunggal maupun majemuk. Pada antenna terdapat rambut-rambut pembau dan
sepasang kelenjar yang mengeluarkan aroma tertentu untuk melawan musuhnya pada setiap segmen,
dengan saluran-salurannya yang bermuara pada kedua sisi lateral setiap segmen. Jantung berupa pipa
yang terletak sepanjang tubuh pada sisi dorsal dengan ostia sepanjang sisi lateral jantung sesuai dengan
segment-segment tubuh. Alat ekskresi ialah saluran malphigi, ada sebanyak dua atau empat buah, yang
bermuara ke dalam intestium (Radiopoetro,1996).

5. Kelas Insecta

Kelas insecta tubuhnya terbagi atas kepala, dada dan perut. Kepala mempunyai 1 pasang antenna
dan dada dengan 3 pasang kaki biasanya terdapat 1 atau 2 pasang sayap pada tingkat dewasa. Insecta
merupakan hewan yang paling besar jumlahnya dibandingkan dengan hewan-hewan yang lain. Mereka
dapat hidup hampir disemua tempat baik di darat maupun di air. Pernapasan dilakukan dengan
menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Peredaran darahnya terbuka karena tidak terdapat
pembuluhpembuluh balik dan kapiler. Oksigen terutama diangkut oleh cabang-cabang trakea ke hampir
seluruh bagian sel di dalam tubuhnya (Rusyana: 2013)

Klasifikasi:

1. Sub kelas Apterygota (tidak bersayap, primitif, tidak bermetamorfosa, pada abdomen terdapat
appendage sebelah ventral). Terbagi mennjadi 3 ordo yaitu: Ordo Protura (Contoh: Acerentulus
barberi), Ordo Collembola (Contoh: Entomobrya laguna), Ordo Thysanura (Contoh: Lepisma
saccharina).
2. Subkelas Pterygota. Terbagi menjadi 10 ordo yaitu: Ordo Diptera (Contoh: Musca domestica),
Ordo Orthoptera (Contoh: Valanga nigricornis), Ordo Lepidoptera (Contoh: Papilio memnon),
Ordo Hemiptera (Contoh: Leptocoryxa acuta), Ordo Homoptera (Contoh: Magicicada
septendecim), Ordo Isoptera (Contoh: Reticulitermes flavipes), Ordo Hymenoptera (Contoh: Vespa
maculata), Ordo Neuroptera (Contoh: Myrmeleon frontalis), Ordo Coleoptera (Contoh: Calandra
orizae), Ordo Odonata (Contoh: Anax junius)

D. ALAT DAN BAHAN


Tabel 1. Alat yang digunakan
No. Alat Jumlah
1. Gadget (Laptop/Smartphone) 1 Unit
2. Buku catatan 1 Unit
3. Alat tulis 1 Unit
4. Bak bedah 1 Unit
5. Pinset 1 Unit
6. Pisau bedah 1 Unit

Tabel 2. Bahan yang digunakan


No. Nama Bahan Keterangan
1. Spesimen Valanga sp 1 Unit
2. Spesimen Gryllus sp. 1 Unit
3. Awetan basah Musca domestica. 1 Unit
4. Awetan basah Squilla mantis. 1 Unit
5. Awetan basah Mantis religiosa 1 Unit
6. Awetan basah Heterometrus sp. 1 Unit
7. Awetan basah Macrobachium sp. 1 Unit
8. Awetan basah Cambarus sp 1 Unit
9. Awetan basah Pagurus sp. 1 Unit
10. Awetan basah Uca pugnax 1 Unit
11. Awetan basah Gamarus sp 1 Unit
12. Awetan basah Spirobolus sp. 1 Unit
13. Awetan basah Scolopendra sp. 1 Unit
14. Awetan basah Limulus polyphemus 1 Unit
15. Awetan basah Argiope aurantia 1 Unit
16. Awetan basah Vespa sp. 1 Unit
17. Awetan basah Xylocopa latipes. 1 Unit
18. Awetan basah Oryctes rhinoceros 1 Unit
19. Awetan basah Dynastes neptunus 1 Unit
20. Awetan basah Crocothemis sp 1 Unit
21. Awetan basah Nephila sp. 1 Unit
22. Awetan basah Sesarmoides sp. 1 Unit
23. Awetan basah Calappa hepatica 1 Unit
24. Awetan basah Balanus balanoides 1 Unit

E. LANGKAH KERJA
1. Diagram E.1 Langkah Kerja pengamatan awetan kering dan preparat segar

2. Diagram E.2 Langkah kerja pengamatn anatomi belalang dan udang

F. HASIL PENGAMATAN
1. Karakteristik hewan phylum Arthropoda
Tabel D.1 Hewan-hewan Arthropoda
Alat Respirasi Class
No Nama Species Simetri Bagian Tubuh Jumlah Paru
Tubuh kaki Paru
Insan Trachea
Buku
g
1. Musca Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta
domestica l abdomen
2. Squilla mantis Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ - - Crustacea
l abdomen
3. Mantis Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta
religiosa l abdomen
4. Heterometrus Bilatera Cephalothorax, 4 pasang - - ✔ Arachnid
sp l abdomen a
5. Cambarus sp Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ - - Crustacea
l abdomen
6. Macrobachium Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ - - Crustacea
sp l abdomen
7. Pagurus sp Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ - - Crustacea
l abdomen
8. Uca pugnax Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ - - Crustacea
l abdomen
9. Gamarus sp Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ Crustacea
l abdomen
10. Spirobolus sp Bilatera Cephal, thorax, 2 pasang - - ✔ Diplopod
l abdomen persegme a
n
11. Scolopendra sp Bilatera Cephal, thorax, 1 pasang - - ✔ Chilopod
l abdomen persegme a
n
12. Limulus Bilatera Cephalothorax, 4 pasang ✔ - - Arachnid
Polyphemus l abdomen a
13. Argiope Bilatera Cephalothorax, 4 pasang - - ✔ Arachnid
aurantia l abdomen a
14. Vespa sp Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta
l abdomen
15. Xylocopa Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta
latipes l abdomen
16. Gryllus sp Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta
l abdomen
17. Valanga sp Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta
l abdomen
18. Oryctes Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta
rhinoceros l abdomen

19. Dynastes Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta


neptunus l abdomen
20. Crocothemis sp Bilatera Cephal, thorax, 3 pasang - ✔ - Insecta
l abdomen
21. Nephila sp Bilatera Cephalothorax, 4 pasang - - ✔ Arachnid
l abdomen a
22. Sesarmoides sp Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ - - Crustacea
l abdomen
23. Calappa Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ - - Crustacea
hepatica l abdomen
24. Balanus Bilatera Cephalothorax, 5 pasang ✔ - - Crustacea
balanoides l abdomen

2. Klasifikasi hewan Arthropoda


Tabel D.2 Klasifikasi Arthropoda
No Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Referensi

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Diptera
1.
Familia : Muscidae
Genus : Musca
Species : Musca
domestica Gambar 1.b Musca
Gambar 1.a Musca
domestica
domestica
(id.depositphotos.com)
(Dok. Kelompok 7A, 2018)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
2. Ordo : Stomatopoda
Familia : Squillidae
Genus : Squilla
Species : Squilla mantis
Gambar 2.a Squilla mantis
Gambar 2.b Squilla mantis
(Dok. Kelompok 7A, 2018)
(en.wikipedia.org)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
3. Ordo : Mantodea
Familia : Mantidae
Genus : Mantis
Species : Mantis religiosa
Gambar 3.a Mantis religiosa Gambar 3.b Mantis religiosa
(Dok. Kelompok 7A, 2018) (researchgate.net)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Scorpiones
4.
Familia : Scorpionidae
Genus : Heterometrus
Species : Heterometrus
sp. Gambar 4.a Heterometrus
sp. Gambar 4.b Heterometrus sp.
(Dok. Kelompok 7A, 2018) (en.wikipedia.org)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
5. Ordo : Decapoda
Familia : Cambaridae
Genus : Cambarus
Species : Cambarus sp.
Gambar 5.a Cambarus sp. Gambar 5.b Cambarus sp
(Dok. Kelompok 7A, 2018) (ncwildlife.org)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Decapoda
6.
Familia : Palaemonidae
Genus : Macrobrachium
Species : Macrobrachium
sp. Gambar 6.a Macrobrachium Gambar 6.b Macrobrachium
sp. sp.
(Dok. Kelompok 7A, 2018) (singapore.biodiversity.
online)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
7. Ordo : Decapoda
Familia : Ocypodidae
Genus : Uca
Species : Uca pugnax Gambar 7.b Uca pugnax
(sites.google.com)
Gambar 7.a Uca pugnax
(Dok. Kelompok 7A, 2018)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
8. Ordo : Decapoda
Familia : Paguruidae
Genus : Pagurus
Species : Pagurus sp.
Gambar 8.a Pagurus sp. Gambar 8.b Pagurus sp.
(Dok. Kelompok 7A, 2018) (en.wikipedia.org)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
9. Ordo : Amphipoda
Familia : Gammaridae
Genus : Gammarus
Species : Gammarus sp. Gambar 9.b Gammarus sp
Gambar 9.a Gammarus sp. (en.wikipedia.org)
(Dok. Kelompok 7A, 2018)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Diplopoda
10. Ordo : Spirobolida
Familia : Spirobolidae
Genus : Spirobolus
Species : Spirobolus sp. Gambar 10.b Spirobolus sp.
Gambar 10.a Spirobolus sp.
(Dok. Kelompok 7A, 2018) (en.wikipedia.org)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Chilopoda
Ordo:
11.
Scoloropendromorphia
Familia : Scolopendridae
Genus : Scolopendra Gambar 11.a Scolopendra Gambar 11.b Scolopendra sp.
Species : Scolopendra sp sp. (en.wikipedia.org)
(Dok. Kelompok 7A, 2018)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Xyphosura
12.
Familia : Limulidae
Genus : Limulus
Species : Limulus
Gambar 12.a Limulus Gambar 12.b Limulus
polyphemus
polyphemus polyphemus
(Dok. Kelompok 7A, 2018) (id.depositphotos.com)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Araneae
13.
Familia : Araneidae
Genus : Argiope
Species : Argiope Gambar 13.a Argiope Gambar 13.b Argiope
aurantia aurantia aurantia
(Dok. Kelompok 7A, 2018) (en.wikipedia.id)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
14. Ordo : Hymenoptera
Familia : Vespidae Gambar 14.a Vespa sp.
Genus : Vespa (Dok. Kelompok 7A, 2018)
Species : Vespa sp. Gambar 14.b Vespa sp.
(commonds.wikimedia.org)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
15. Ordo : Hymenoptera
Familia : Xylocopidae Gambar 15.a Xylocopa
Genus : Xylocopa latipes Gambar 15.b Xylocopa
Species : Xylocopa latipes (Dok. Kelompok 7A, 2018) latipes
(en.wikipedia.id)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
16. Ordo : Orthoptera
Familia : Gryllidae
Genus : Gryllus Gambar 16.a Gryllus sp.
Species : Gryllus sp. (Dok. Kelompok 7A, 2018) Gambar 16.b Gryllus sp
(en.wikipedia.id)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
17. Ordo : Orthoptera
Familia : Acrididae
Genus : Valanga Gambar 17.a Valanga sp.
(Dok. Kelompok 7A, 2018) Gambar 17.b Valanga sp.
Species : Valanga sp.
(en.wikipedia.id)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Coleoptera
18.
Familia : Scarabaeidae
Genus : Oryctes Gambar 18.a Oryctes
Species : Oryctes Gambar 18.b Oryctes
rhinoceros rhinoceros
rhinoceros (Dok. Kelompok 7A, 2018) (id.wikipedia.org)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Coleoptera
19. Gambar 19.a Dynastes
Familia : Scarabaeidae
Genus : Dynastes neptunus Gambar 19.b Dynastes
Species : Dynastes (Dok. Kelompok 7A, 2018) neptunus
neptunus. (insecta.pro)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
20. Ordo : Odonata
Familia : Libellulidae Gambar 20.a Crocothemis
Genus : Crocothemis sp. Gambar 20.b Crocothemis
Species : Crocothemis sp. (Dok. Kelompok 7A, 2018) sp.
(en.wikipedia.id)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
21. Ordo : Araneae
Familia : Nephilidae
Genus : Nephila Gambar 21.a Nephila sp.
Species : Nephila sp. (Dok. Kelompok 7A, 2018) Gambar 21.b Nephila sp.
(insecta.pro)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
22. Ordo : Decapoda
Familia : Sesarmidae Gambar 22.a Sesarmoides
Genus : Sesarmoides sp. Gambar 22.b Sesarmoides
Species : Sesarmoides sp. (Dok. Kelompok 7A, 2018) sp.
(en.wikipedia.id)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Decapoda
23.
Familia : Calappidae
Genus : Calappa Gambar 23.a Calappa
hepatica Gambar 23.b Calappa
Species : Calappa hepatica
hepatica (Dok. Kelompok 7A, 2018)
(en.wikipedia.id)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Balanomorpha
24.
Familia : Balanidae Gambar 24.a Balanus
Genus : Balanus balanoides Gambar 24.b Balanus
Species : Balanus (Dok. Kelompok 7A, 2018) balanoides
balanoides (greenland.com)

3. Hasil Seriasi Skala Filogeni


Tabel 6. Seriasi Phylum Arthropoda
4. Kladogram
Tabel 7. Spesimen Kladistika
A. Pagurus sp
B. Spirobolus sp
C. Nephila sp
D. Scolopendra sp

Tabel 8. Karakterisasi Kladistika


1. Habitat Aquatik
2. Sistem Pernapasan Trakea
3. Memiliki Spineret
4. Segmentasi tidak sempurna
5. Susunan tubuh Cephaltorax dan Abdomen

Tabel 9. Perubahan Evolusi

Karakter
Spesimen Skor

1 2 3 4 5
Ot 0 0 0 0 0 0
A 1 0 0 1 1 3
B 0 1 0 0 0 1
C 0 0 1 1 1 3
D 0 1 0 0 0 1

Gambar 32. Kladogram Arthropoda


Kesimpulan Kladogram:
a. Urutan species dari paling primitif ke paling maju, dengan urutan B-D-A-C
b. Ciri khas (autapomorf) species B dan D yaitu tubuhnya memiliki sistem pernapasan trakea
dan ciri khas species C yaitu memiliki spineret

5. Fenogram
Tabel 10. Spesimen Fenetika

Jenis Spesimen :
A. Pagurus sp
B. Spirobolus sp
C. Nephila sp
Scolopendra
D. sp
Karakteristik :
1. Habitat Aquatik
2. Sistem Pernapasan Trakea
3. Memiliki Spineret
4. Segmentasi tidak sempurna
5. Susunan tubuh Cephaltorax dan Abdomen

Tabel 11. Karakterisasi Fenetika

Karakter
Spesimen Skor

1 2 3 4 5
Ot 0 0 0 0 0 0
A 1 0 0 1 1 3
B 0 1 0 0 0 1
C 0 0 1 1 1 3
D 0 1 0 0 0 1

Tabel 12. Matriks Kesamaan


A B C D
A 1
B 0,2 1
C 0,6 0,2 1
D 0,2 1 0,2 1
Koefisien Kesamaan
A/B= 1/5= 0.2 B/C= 1/5= 0.2
A/C= 3/5= 0.6 B/D= 5/5= 1
A/D= 1/5= 0.2 C/D= 1/5= 0.2

Tabel 13. Klastering 1


A P C
A 1
P 0,2 1
C 0,6 0,2 1

BD= P
AP= (AB+AD)/2 = 0.2
PC= (CB+CD)/2 = 0.2

Tabel 14. Klastering 2


Q P
Q 1
P 0,2 1

AC= Q
QP= (AP+PC)/2 = 0.2

Gambar 33. Fenogram Arhtropoda

Kesimpulan Fenogram :
Berdasarkan gambar fenogram di atas, hasil menunjukan bahwa sepsies B ( Spirobolus
sp) dan D ( Scolopendra sp ) memiliki tingkat kekerabatan yang paling dekat yaitu sebesar
100%. Kemudian untuk spesies berikutnya yang memiliki tingkat kekerabatan dekat sebesar
50 % yaitu spesies A (Pagurus sp) dan B (Spirobolus sp ) selain itu juga terdapat spesies A
(Pagurus sp) dan D (Scolopendra sp), juga terdapat spesies B (Spirobolus sp.) dan C (Nephila
sp.), dan spesies C (Nephila sp. ) dan D (Scolopendra sp) , dan yang terakhir dengan tingkat
kekerabatan yang paling jauh atau rendah oleh spesies A (Pagarus sp.) dan C (Nephila sp.) yaitu
sebesar 60%.
G. PEMBAHASAN
1. Musca domestica
Musca domestica memiliki tubuh yang terdiri dari cephal, thorax, dan abdomen,
dilengkapi 3 pasang kaki. Memiliki alat respirasi berupa trakea. Saat dewasa lalat akan
berwarna abu-abu sampai hitam, dengan empat garis gelap memanjang di toraks, badan
yang sedikit berambut, dan sepasang sayap membran. Lalat rumah memiliki mata berwarna
merah yang terpisah lebih jauh pada wanita yang ukurannya sedikit lebih besar.
2. Squilla mantis
Squilla mantis memiliki tubuh yang terdiri dari cephalotohorax, abdomen, dan 5
pasang kaki. Pada bagian kepala dan 4 ruas pertama thoraxnya, spesies ini diselimuti
karapas (carapace). Squilla mantis memiliki berbagai macam warna, dari kecoklatan
sampai warna neon terang. Alat respirasinya berupa insang. Pada malam hari, secara
berkelompok spesies ini akan keluar untuk mencari makan, dan menguburkan diri pada
siang hari
3. Mantis religiosa
Mantis religiosa memiliki tubuh yang terdiri dari Cephal, thorax, dan abdomen,
dengan 3 pasang kaki pada tubuhnya. Memiliki tubuh yang polos tanpa corak dan memiliki
warna hijau terang atau coklat, hewan ini memiliki sayap dan akan membuka sayapnya dan
menunjukan tangannya apabila merasa terganggu, juga memiliki antenna yang lebih
panjang, selain itu ukuran tubuh hewan betina lebih besar daripada hewan jantan. Hewan
betina akan memakan hewan jantan setelah kawin atau selama kopulasi berlangsung. Telur
diletakkan dalam jumlah yang banyak. Bernafas dengan trachea. Dan memiliki peran
penting dalam memberantas hama.
4. Heterometrus sp
Heterometrus sp biasa dikenal dengan kalajengking hitam, memiliki simetri tubuh
bilateral, tubuhnya terdiri dari dua bagian yaitu cephalothorax dan abdomen, mempunyai
4 pasang kaki, dan bernafas dengan paru-paru buku. Rata-rata hewan ini memiliki ukuran
10 – 12 cm dari chelicerae (mulut) hingga ujung telson (ekor) dan aktif di malam hari
(nocturnal) dan siang hari (diurnal). Memiliki pepidalpi yang berfungsi menjadi capit
sebagai alat pertahanan dan dalam rangka mencari makan
5. Cambarus sp
Cambarus sp termasuk dalam kelas Crustacea, memiliki simetri tubuh bilateral,
Tubuhnya terbagi menjadi dua bagian yaitu cephalothorax dan abdomen, dan bernafas
dengan insang. Memiliki 4 pasang kaki berjalan dan 1 pasang kaki depan berfungsi sebagai
alat penjepit atau alat pertahanan diri (Cheliped). Cambarus sp. sangat umum dimanfaatkan
sebagai bahan makanan dan memilki nilai protein yang cukup tinggi
6. Macrobachium sp
Macrobachium sp atau biasa dikenal dengan udang galah, memiliki simetri tubuh
bilateral, tubuhnya terdiri dari dua bagian yaitu cephalothorax dan abdomen, mempunyai
5 pasang kaki, dan bernafas dengan insang. Chephalothorax tertutup oleh cangkang yang
disebut carapace dengan ujung bagian depan carapace yang berupa tonjolan runcing dan
bergerigi disebut rostrum. Macrobrachium sp biasa dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
7. Pagurus sp
Pagurus sp. atau biasa dikenal dengan nama umang, memiliki tubuh yang terdiri
atas cephalotorax dan abdomen, hewan ini menggunakan cangkang sebagai pelindung
abdomen mereka serta memiliki insang yang digunakan sebagai alat respirasi. Memiliki 5
pasang kaki, termasuk sepasang penjepit. Salah satu penjepit memiliki ukuran yang lebih
kecil dibandingkan dengan penjepit lainnya, penjepit ini biasa duganakan untuk makan
sedangkan penjepit yang paling besar digunakan untuk pertahanan diri. Hewan ini tidak
memiliki cangkang, sehingga seringkali menggunakan cangkang dari hewan lainnya
sebagai tempat tinggalnya sementara
8. Uca pugnax
Uca pugnax merupakan salah satu species dari filum Arthropoda yang termasuk
kedalam class Crustacea. Memiliki simetri tubuh bilateral, tubuhnya terdiri dari dua bagian
yaitu cephalothorax dan abdomen mempunyai 5 pasang kaki, dan bernafas dengan insang.
Tubuh Uca Pugnax dilapisi cangkang keras atau eksoskeleton serta memiliki sepasang
capit, dengan salah satu capitnya berukuran lebih besar. Tubuh hewan ini dilindungi oleh
karapaks yang sangat kuat sebagai pertahanan diri dari predator ataupun cuaca yang
ekstrim. Uca pugnax hanya memiliki satu cheliped pada bagian kiri tubuhnya apabila
dilihat dari arah dorsal. Namun kaki yang menjadi pasangan dari cheliped tidak ikut
termodifikasi. Cheliped ini berguna sebagai alat pertahanan tubuh dan sebagai alat untuk
menarik perhatian betinanya
9. Gamarus sp
Hewan ini memiliki simetri tubuh bilateral, tubuhnya terdiri dari dua bagian yaitu
cephalothorax dan abdomen, mempunyai 5 pasang kaki, dan bernafas dengan insang.
Dalam sebuah ekosistem, hewan ini memiliki peranan yang penting karena termasuk
hewan detrivor, yaitu pemakan detritus berupa tanaman dan hewan yang sudah membusuk,
alga, kotoran fauna lain dan hewan yang lebih kecil darinya
10. Spirobolus sp
Spirobolus sp. merupakan hewan yang memiliki simetri tubuh bilateral, tubuhnya
terdiri dari tiga bagian yaitu cephal, thorax dan abdomen, kepala memiliki dua mata
tunggal, sepasang antenna pendek, dan sepasang mandibula. Respirasi dilakukan dengan
menggunakan paru-paru buku. Toraksnya pendek terdiri dari 4 segmen. Setiap segmen
pada tubuhnya memiliki 2 pasang kaki, kecuali segmen kedua hingga segmen ke ketiga.
Hewan ini memiliki bentuk tubuh yang bulat dan memanjang serta memiliki banyak
segmen, dan akan terlihat melingkar seperti meringkuk apabila dirinya merasa terancam.
11. Scolopendra sp
Scolopendra sp. atau kelabang termasuk dalam kelas Chilopoda yang dapat
bergerak dengan cepat dan gesit. Memiliki tubuh agak pipih dorsoventral dan bersimetri
bilateral, bersegmen 15-173 segmen, hidup di darat, bernafas dengan trachea, terdapat
antena satu pasang pada daerah kepala, seluruh tubuh bersegmen agak pipih dan
memanjang, kaki satu pasang untuk setiap segmen.
12. Limulus polyphemus
Limulus polyphemus memiliki tiga bagian utama tubuh yaitu kepala daerah, yang
dikenal sebagai (prosoma), bagian perut (opisthosoma), dan ekor tulang belakang (telson).
Memiliki simetri tubuh bilateral dan bernafas dengan insang. Hewan ini mempunyai dua
mata majemuk dan dua mata sederhana. Memiliki lima pasang kaki berjalan yang disebut
pedipalpus (kaki makan), empat pasang pertama kaki berjalan telah bermodifikasi menjadi
capit. Perut terdiri dari 9 segmen yang bergabung dan dilindungi oleh pelat punggung perut
yang bersambung dengan pelat cephalothoracic.
13. Argiope aurantia
Argiope aurantia biasa ditemukan pada daerah yang sejuk, termasuk ke dalam class
Arachnida dimana memiliki 4 pasang kaki dan bagian tubuhnya terdiri dari cephalotorax
dan abdomen. Alat respirasinya berupa paru-paru buku. Sama seperti laba-laba lainnya,
spesies ini juga memiliki spineret dan pedipalpus pada tubuhnya.
14. Vespa sp.
Hewan ini biasa dikenal dengan tawon tabuhan yang suka menyengat dan hidup
berkoloni. Memiliki simetri tubuh bilateral, tubuhnya terdiri dari tiga bagian yaitu cephal,
thorax dan abdomen, mempunyai 3 pasang kaki, dan bernafas dengan trakea. Sebagian dari
jenis hewan ini bersifat parasite karena seringkali menaruh telurnya pada sel inang
15. Xylocopa latipes
Xylocopa latipes termasuk ke dalam class Insecta yang memiliki simetri tubuh
bilateral, tubuhnya terdiri dari tiga bagian yaitu cephal dengan mata facet serta oselus untuk
mendeteksi intensitas cahaya, thorax dan abdomen, mempunyai 3 pasang kaki yang
terdapat rambut-rambut halus yang tersusun rapi menyerupai sikat, dan bernafas dengan
trakea. Hewan ini memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput dengan sayap depan
lebih besar daripada sayap belakang.
16. Gryllus sp.
Gryllus sp. atau jangkrik merupakan hewan yang termasuk kedalam ordo
Orthoptera. Anggota tubuh yang bersegmen berpasangan, simetri bilateral, serta memiliki
eksoskeleton yang berkitin. Mulutnya tipe pengunyah. Memiliki dua pasang sayap, namun
pada beberapa spesies sayapnya hanya berupa sisa-sisa atau bahhkan ada yang tidak
memiliki sayap. Pada bagian belakang tubuhnya terdapat kaki yang digunakan untuk
meloncat
17. Valanga sp.
Valanga sp memiliki simetri tubuh bilateral, tubuhnya terdiri dari tiga bagian yaitu
cephal, thorax dan abdomen, mempunyai 3 pasang kaki, dan bernafas dengan trakea.
Species ini mempunyai sepasang antena, dua buah mata majemuk dan dua pasang sayap
dimana sayap depan lebih sempit dibandingkan dengan sayap belakang. Memiliki tiga
pasang kaki dimana kaki belakang mempunyai ukurang yang lebih besar dibandingkan
dengan kaki lainnnya.v bagian kepalanya dilengkapi dengan antena serta terdapat alat-alat
tambahan lainnya berupa tiga buah mata sederhana (ocelli). Pada ruas pertama abdomen
terdapat suatu membran alat pendengaran yang disebut tympanum.
18. Oryctes rhinoceros
Orycies rhinoceros termasuk kedalam Classis Insecta. Orycies rhinoceros memiliki
simetris tubuh yang bilateral. Bagian tubuhnya Cephal, Thorax, Abdomen. Kakinya
memiliki tiga pasang kaki pada bagian abdomen. Bernafas menggunakan trekea. Tubuhnya
memiliki eksoskeleton (rangka luar tubuh), memiliki kaki sebanyak tiga pasang. Hidup di
darat, memiliki warna tubuh yang gelap.
19. Dynastes neptunus
Dynastes neptunus termasuk pada classis Insecta. Memiliki ciri khas berupa bagian
seperti tanduk. Tubuhnya dibagi atas tiga bagian tubuh yaitu cephal, thorax, dan abdomen.
Pada bagian thorax terdapat tiga pasang kaki dan pada bagian atas thorax terdapat dua
pasang sayap. bagian thorax dan abdomen. Pada bagian cephal terdapat mata majemuk dan
sepasang antenna.
20. Crocothemis sp.
Crocothemis sp. dikelompokkan kedalam classis Insecta karna memiliki ciri simetri
tubuhya bilateral, memiliki tiga pasang kaki, serta bagian thorax, cephal dan abdomennya
terlihat jelas. Capung juga memiliki dua pasang sayap transparan. Alat pernafasan spesies
ini adalah trachea
21. Nephila sp
Nephila sp. termasuk dalam genus laba-laba Araneomorph dan Classis arachnida.
Memiliki Morfologi yaitu memiliki simetris tubuh bilateral bagian tubuhnya
Cephalothorax atau kepala dan dada menjadi satu, Abdomen dengan jumlah kaki empat
pasang yang menandakan ciri dari Classis arachnida. Bernafas dengan paru paru buku dan
hidup didarat.
22. Sesarmoides sp.
Sesarmoides sp merupakan jenis kepiting gua laba-laba. Jenis kepiting gua yang
memiliki karapas dengan ukuran panjang sekitar 5,6 mm dan lebar 6,2 mm. Permukaan
karapasnya halus dan tidak memiliki tonjolan yang disebut rostrum. Memiliki mata yang
kurang berkembang dengan baik, hanya berupa tonjolan membulat yang menyatu dengan
karapas dan tak dapat digerakkan. Tidak menunjukkan adanya kornea dan pigmen. Pada
bagian kakinya tidak memiliki capit, dan langsing bak kaki laba-laba
23. Calappa hepatica
Calappa hepatica adalah spesies yang termasuk kedalam kelas Arachnida dengan
ciri-ciri morfologi yaitu, simetri tubuhnya bilateral dengan bagian tubuh terdiri atas
Cephalotorax yaitu bagian kepala dan dada bersatu, dan memiliki abdomen. Mempunyai 4
pasang kaki dan alat respirasinya berupa paru-paru buku
24. Balanus balanoides
Balanus balanoide atau teritip adalah invertebrata yang hidup di laut, memiliki
kekerabatan dengan kepiting dan udang. Biasa ditemukan pada perairan yang cenderung
dangkal. Seluruh tubuhnya diselubungi oleh cangkang yang terbuat dari zat kapur dan
memiliki warna serta ukuran cangkang yang bermacam-macam. Cara mencari makannya
adalah dengan menempel pada suatu objek dan menyaring plankton untuk kemudian
dimakannya.

H. PERTANYAAN
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang Anda
temukan? tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawaban: Ya. Persamaannya yaitu tubuhnya triploblastik scizomselomata, simetri
bilateral, tubuh bersegmen yang terdiri atas kepala, dada dan perut, atau kepala bersatu
dengan dada, memiliki kaki yang beruas-ruas, umumnya memiliki antena dan sayap, sistem
pencernaan sudah lengkap, sistem peredaran darah terbuka, pada spesies Arthropoda yang
hidup di darat bernapas dengan paru-paru buku, sedangkan pada spesies Arthropoda yang
hidup di air bernapas dengan insang.

2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut sehingga
dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan perbedaannya!
Jawaban: Perbedaannya yaitu pada jumlah kaki yang berbeda pada setiap kelas dari filum
Arthropoda, Centruroides sp. tidak memiliki antena, pada kelas Arachnida hampir
seluruhnya tidak memiliki sayap, sedangkan pada kelas Insecta terdapat beberapa spesies
yang bersayap. Kelas Chilopoda memiliki tubuh yang pipih memanjang, sedangkan kelas
Diploida memiliki tubuh yang bulat memanjang.

3. Tuliskan ciri khas setiap classis pada kolom berikut!


Jawaban :
Classis Ciri Khas
Chilopoda Tubuh pipih dorsoventral dan memanjang, terdapat sepasang
kaki pada tiap ruas tubuh
Diploida Tubuh bulat memanjang, terdapat dua pasang kaki pada tiap
ruas tubuh, kecuali pada tiga ruas pertama
Crustacea Tubuh terdiri atas cephalothorax dan abdomen, memiliki
lima pasang kaki pada ventral cephalothorax, bernapas
dengan insang buku.
Insecta Tubuh terdiri atas kepala, toraks dan abdomen, terdapat tiga
pasang kaki pada bagian ventral toraks, sedangkan pada spesies
yang bersayap, sayapnya terletak pada dorsal toraks.
Memiliki tipe mulut yang beragam.

4. Tuliskan peranan hewan Mollusca dalam kehidupan yang anda temukan!


Jawaban:
a. Udang: Udang merupakan makanan sumber protein yang sangat disenangi karena
dagingnya yang enak, udang memiliki banyak manfaat, seperti membantu pembentukan
sel dalam jaringan tubuh, membantu produksi hormon tiroid, menjaga kesehatan tulang
dan gigi, menyehatkan jantung, dan berbagai manfaat lainnya.
b. Jangkrik: memanfaatkan jangkrik sebagai pakan ternak dan umpan pancing, pakan burung
berkicau, pakan ikan arwana dan, pakan udang serta lele
c. Belalang: Secara ilmiah belalang sangat banyak mengandung protein dan mineral, belalang
bisa dijadikan lauk pengganti ikan atau daging sebagai penyedia protein yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh, selain berguna untuk dikonsumsi, belalang juga memiliki manfaat
bagi ekosistem alam yaitu sebagai bagian dari ekosistem alam.

5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Phylum Mollusca,
lengkapilah tabel berikut!

Phylum Mollusca
Pencernaan Makanan Sistem pencernaan makanan pada setiap subfilum terdiri dari:
mulut, faring, esofagus, lambung isap, lambung yang sebenarnya,
dan Intestine (Rusyana, 2013).
Ekskresi Sistem ekskresi pada Crustacea terdiri dari pasangan kelenjar hijau
(semacam nephridium) yang terletak di bagian ventral kepala
sebelah depan esophagus. Masing-masing kelenjar hijau terdiri dari
kelenjar-kelenjar yang berwarna hijau, kantung dan saluran yang
terbuka kebagian luar melalui lubang pembuangan pada bagian
dasar segmen antenna. Alat ekskresi pada laba-laba berupa saluran
malphigi. Alat ekskresi pada Insecta berupa saluran malphigi yang
terbuka ke bagian depan dari usus belakang (Rusyana, 2013).
Sistem Pernafasan Arthropoda darat umumnya memiliki permukaan internal yang
terspesialisasi untuk pertukaran gas. Kebanyakan serangga, misalnya
memiliki sistem trakea, yaitu saluran-saluran udara yang bercabang-
cabang yang menuju bagian interior dari pori-pori di kutikula. Pada
14 kebanyakan laba-laba, pertukaran gas dilakukan oleh paru-paru
buku, Sedangkan Crustacea kecil melakukan pertukaran gas melalui
kutikula yang tipis.
Sistem Syaraf Sistem saraf Arthropoda mirip dengan sistem saraf Annelida. Sistem
saraf pada laba-laba umumnya mengumpul, yang berasal dari
persatuan ganglionganglion. Pada kelas Insecta seperti belalang
sistem saraf terdiri dari: ganglion supra esophagus atau otak dua
buah dan ganglion di bawah esofagus yang kesemuanya terletak di
bagian kepala yang akan diteruskan oleh tali-tali saraf ventral
dengan 3 buah ganglion dada dan 5 buah ganglion perut. Sistem
saraf pusat meliputi: otak di bagian kepala, dan 2 buah saraf yang
mengelilingi esofagus masuk ke tali saraf ventral bagian otak
meneruskan sarafnya kebagian mata, ganglion dan meneruskan
sarafnya ke jaringan disekelilingnya, sedangkan ganglion dibawah
esophagus yang besar meneruskan ke saraf-sarafnya pada
mandibula, maksila dan maksileped (Campbell & Reece, 2008).
Reproduksi Arthropoda memiliki alat kelamin yang terpisah dan fertilisasi
internal (Kastawi, dkk, 2003).

I. KESIMPULAN
Arthropoda merupakan hewan yang memiliki ruas-ruas atau segmen pada tubuhnya.
Phylum ini merupakan yang terbanyak diantara yang lainnya. Ciri dari hewan-hewan pada phylum
Arthropoda adalah multiseluler, tripoblastik, memiliki simetri tubuh bilateral, memiliki bagian
tubuh kepala (chepal), dada (thorax), dan abdomen atau bersatu (chephalothorax), dan tubuhnya
ditutupi kutikula yang disebut eksoskeleton (kerangka luar) yang terdiri dari lapisan protein dan
kitin. Arthropoda terbagi menjadi lima classis, yaitu Crustacea, Arachnida, Chilopoda, Diplopoda
dan Insecta.
Crustacea memiliki tubuh yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu sefalotoraks dan abdomen,
kemudian pada tiap ruas abdomen nya terdapat satu atau beberapa pasang kaki. Hewan yang
termasuk Crustacea hidup di air misalnya Squilla mantis, Cambarus sp., Macrobrachium sp.,
Pagurus sp., Uca pugnax, Gammarus sp., Sesarmoides sp., Calappa hepatica, dan Balanus
balanoides. Arachnida Selanjutnya Arachnida, bagian tubuhnya dibagi menjadi dua sama seperti
Crustacea, namun mereka tidak memiliki antenna. Hewan ini habitatnya di darat, misalnya
Heterometrus sp., Limulus polyphemus, Argiope aurantia, dan Nephila sp. Classis Chilopoda
banyak ditemukan di daerah tropis dan habitatnya di darat, yang termasuk classis ini adalah
Scolopendra sp. Classis Diplopoda memiliki bagian tubuh yang terbagi atas cephal, thorax dan
abdomen, tetapi jumlah kakinya terdapat 2 pasang per segmen, contoh hewan yang termasuk
classis ini adalah Spirobolus sp. Yang terakhir classis Insecta, bagian tubuhnya terbagi atas cephal,
thorax, dan abdomen. Yang termasuk classis ini adalah Musca domestica, Mantis religiosa, Vespa
sp., Xylocopa latipes, Gryllus sp., Valanga sp., Oryctes rhinoceros, Dynastes neptunus, dan
Crocothemis sp.

Referensi
Fak, J. B., Uin, S., Gunung, S., & Bandung, D. (2017). Keanekaragaman serangga.
Kastawi, Y., dkk. (2005). Zoologi Invertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang
Kelly, T. P. M. F. (2020). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Odonata, K., & Rumput, P. (2018). Keanekaragaman Odonata pada Habitat Perairan dan Padang
Rumput di Telaga Madirda. Jurnal Mipa, 41(2), 105–110.
Radiopoetro. (1996). Zoologi. Jakarta : Erlangga
Rusyana, Adun. (2013). Zoologi Invertertebrata. Bandung: Alfabeta
Soares, A. P. (2013). Masalah Serangga Hama dan Pengendaliannya. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Soemiadji. (1986). Kapita selekta biologi sekolah II. Jakarta : karunia jakarta

Referensi Gambar

Gambar 1b

Musca domestica, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/musca-


domestica.html

Gambar 1b
Squilla mantis, diakses secara online pada https://en.wikipedia.org/wiki/Squilla_mantis

Gambar 3b

Mantis religiosa, diakses secara online pada https://www.researchgate.net/figure/Praying-mantis-


or-European-mantis-Mantis-religiosa-adult-female-in-Zalau-Ortelec-loc_fig2_293834520

Gambar 4b

Heterometrus sp., diakses secara online pada https://en.wikipedia.org/wiki/Heterometrus

Gambar 5b

Cambarus sp., diakses secara online pada


https://www.ncwildlife.org/Learning/Species/Crustaceans/Cambarus-P-sp-C

Gambar 6b

Macrobachium sp., diakses secara online pada https://singapore.biodiversity.online/species/A-


Arth-Crus-Decapoda-000415

Gambar 7b

Uca pugnax, diakses secara online pada


https://sites.google.com/site/yayforthatzoologystuff/home/uca-pugnax

Gambar 8b

Pagurus sp, diakses secara online pada https://en.wikipedia.org/wiki/Pagurus

Gambar 9b

Gamarus sp., diakses secara online pada https://en.wikipedia.org/wiki/Gammarus

Gambar 10b

Spirobolus sp., diakses secara online pada https://en.wikipedia.org/wiki/Spirobolidae

Gambar 11b

Scolopendra sp., diakses secara online pada https://id.wikipedia.org/wiki/Scolopendra

Gambat 12b
Limulus polyphemus, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-
photos/limulus-polyphemus.html

Gambat 13b

Argiope aurantia, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-


polyphemus.html

Gambat 14b

Vespa sp., diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-


polyphemus.html

Gambat 15b

Xylocopa latipes, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-


polyphemus.html

Gambat 16b

Gryllus sp, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-


polyphemus.html

Gambat 17b

Valanga sp., diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-


polyphemus.html

Gambat 18b

Oryctes rhinoceros, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-


photos/limulus-polyphemus.html

Gambat 19b

Dynastes neptunus, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-


photos/limulus-polyphemus.html

Gambat 20b

Crocothemis sp., diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-


polyphemus.html

Gambat 21b
Nephila sp., diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-
polyphemus.html

Gambat 22b

Sesarmoides sp., diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-


polyphemus.html

Gambat 23b

Calappa hepatica, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-photos/limulus-


polyphemus.html

Gambat 24b

Balanus balanoides, diakses secara online pada https://id.depositphotos.com/stock-


photos/limulus-polyphemus.html

Anda mungkin juga menyukai