Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103)

ANATOMI VERTEBRATA: Ikan Mas (Cyprinus carpio), Mencit


(Mus musculus), Burung Merpati (Columba livia), Kadal Kebun
(Eutropis multifasciata) , dan Katak (Rana sp.)

Tanggal praktikum : 9 September 2020

Tanggal pengumpulan : 15 September 2020

Disusun oleh:

Ryutari Yasya

10619010

Kelompok 5

Asisten:

M. Baihaki Kurniawan

10618066

PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Martini et al. (2015), ilmu anatomi merupakan ilmu yang


mempelajari struktur internal maupun eksternal suatu makhluk hidup dan
hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Pada praktikum ini, anatomi
yang diamati merupakan anatomi dari hewan vertebrata. Hewan vertebrata
memiliki ciri khas yang dapat membedakannya dengan hewan invertebrata yaitu
adanya tulang belakang sebagai penyangga tubuhnya. Hewan vertebrata sendiri
termasuk ke dalam filum Chordata yang memiliki tengkorak sehingga disebut
Craniata. Secara sistem organ, hewan vertebrata memiliki sistem yang lebih
kompleks dan juga terspesialisasi dibanding dengan kelompok hewan lainnya
(Kisia, 2016).

Hewan vertebrata yang diamati dalam praktikum ini adalah ikan mas
(Cyprinus carpio), mencit (Mus musculus), burung merpati (Columba livia.),
kadal kebun (Eutropis multifasciata) , dan katak (Rana sp.). Dengan mempelajari
dan melihat secara langsung anatomi internal dan eksternal dalam hewan
vertebrata, praktikan dapat mengetahui lokasi-lokasi organ dan hubungan antar
suatu organ dengan organ lainnya. Perbedaan hewan jantan dan betina juga dapat
diamati dalam praktikum ini. Selain itu, hewan vertebrata memiliki sistem organ
yang lebih kompleks dan terspesialisasi sehingga dapat dipelajari sistem organnya
yaitu seperti sistem kardiovaskuler, respirasi, pencernaan, dan reproduksi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Anatomi Hewan Vertebrata ini adalah untuk:

1. Menentukan anatomi, lokasi, dan nama-nama organ penyusun, sistem


kardiovaskuler, respirasi, pencernaan, dan repriduksi hewan vertebrata
pada ikan mas (Cyprinus carpio)
2. Menentukan anatomi, lokasi, dan nama-nama organ penyusun, sistem
kardiovaskuler, respirasi, pencernaan, dan repriduksi hewan vertebrata
pada mencit (Mus musculus)
3. Menentukan anatomi, lokasi, dan nama-nama organ penyusun, sistem
kardiovaskuler, respirasi, pencernaan, dan repriduksi hewan vertebrata
pada burung merpati (Columba livia)
4. Menentukan anatomi, lokasi, dan nama-nama organ penyusun, sistem
kardiovaskuler, respirasi, pencernaan, dan repriduksi hewan vertebrata
pada kadal kebun (Eutropis multifasciata)
5. Menentukan anatomi, lokasi, dan nama-nama organ penyusun, sistem
kardiovaskuler, respirasi, pencernaan, dan repriduksi hewan vertebrata
pada katak (Rana sp.)

1.3 Hipotesis

1. Ikan mas memiliki lima sirip, bernapas menggunakan insang, memiliki


gelembung renang, dan tubuhnya ditutupi sirip.
2. Mencit memiliki kumis, empat buah kaki, tubuhnya ditutupi oleh rambut,
dan bernapas menggunakan paru-paru.
3. Burung merpati memiliki sepasang sayap dan sepasang kaki, memiliki
tubuh yang berbulu, dan bernapas menggunakan paru-paru dibantu dengan
kantung udara.
4. Kadal kebun memiliki hemipenis pada kadal jantan, bernapas
menggunakan paru-paru, dan tubuhnya ditutupi oleh sisik yang keras.
5. Katak memiliki nictitating membrane dan bernapas menggunakan paru-
paru, kulit, dan insang saat berbentuk larva.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pisces

Pisces atau kelompok ikan adalah salah satu kelas dari subfilum vertebrata
yang hidupnya di air dan bernapas menggunakan insang. Selain itu tubuh pisces
memiliki tubuh yang bersisik dan licin atau berlendir. Pisces termasuk dalam
hewan berdarah dingin atau poikiloterm. Menurut Kotpal (2010), pisces memiliki
ciri khas berupa bentuk tubuhnya seperti gelondong dan terbagi menjadi tiga
bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pisces bergerak dengan menggunakan sirip
dibantu dengan otot pada bagian ekor. Saluran pencernaan berupa perut dan
pankreas yang nantinya akan berakhir di kloaka atau anus. Celah insang yang
dimiliki pisces berjumlah 5 hingga 7 pasang. Jantung pada ikan memiliki 2 bilik
yaitu 1 auricle dan 1 ventrikel. Fertilisasi pada pisces terjadi secara internal atau
eksternal. Pisces dapat berupa hewan ovipar, ovovivipar, dan vivipar.

Pisces terbagi menjadi tiga kelas yaitu Agnatha, Chondrichthyes, dan


Osteichthyes. Kelas Agnatha memiliki ciri khas yaitu tidak memiliki rahang.
Contoh hewan yang termasuk ke dalam kelas ini adalah belut laut, lamprey laut,
dan lamprey sungai. Chondrichthyes merupakan kelompok ikan yang memiliki
tulang rawan. Tubuhnya ditutupi dengan sisik-sisik plakoid kasar yang berisi
dentin (mesodermal) serta dilapisi email (ektodermal). Hewan yang termasuk
dalam kelas ini yaitu ikan hiu dan beberapa kelompok ikan pari. Osteichthyes
merupakan kelompok ikan yang memiliki tulang sejati. Tubuhnya ditutupi sisik
yang memiliki empat tipe yaitu ganoid, sikloid, stenoid, dan plakoid (Kotpal,
2010). Contoh hewan yang termasuk ke dalam kelas ini yaitu ikan lele, ikan mas,
salmon, ikan gurame, dan sarden.
Gambar 2.1 Macam-macam bentuk sisik pada pisces
(Kotpal, 2010)

2.2 Mamalia

Mamalia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang memiliki ciri khas
mempunyai kelenjar susu dan rambut. Mamalia termasuk ke dalam hewan
berdarah panas atau homoioterm. Jantung mamalia terdiri dari dua serambi dan
dua bilik. Mamalia bernapas menggunakan paru-paru. Mamalia juga merupakan
hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar). Menurut Kotpal
(2010), tubuh mamalia terbagi menjadi empat bagian yaitu kepala, leher, badan,
dan ekor. Mamalia juga termasuk ke dalam kelompok tetrapoda. Berdasarkan
ukurannya, mamalia dibedakan menjadi dua yaitu mamalia besar dan mamalia
kecil (Suyanto, 2004).

Mamalia terbagi menjadi beberapa ordo, diantaranya yaitu ordo Marsupialia,


Insektivora, Dermoptera, Chiroptera, Primata, Rodentia, Carnivora,
Laghomorpha, Cetacea, Proboscidea, Perissdactyla, dan Artiodactyla. Marsupialia
merupakan mamalia yang memiliki kantung khususnya pada hewan betinanya
seperti contohnya kangguru dan koala. Insektivora adalah mamalia yang makanan
utamanya merupakan serangga. Contoh hewan yang termasuk ke dalam ordo ini
adala Scalopus sp. dan Echinosorex albus. Dermoptera adalah kelompok mamalia
yang memiliki struktur seperti parasut di antara empat kakinya. Gakopithecus sp.
merupakan salah satu hewan yang termasuk dalam ordo ini. Chiroptera
merupakan kelompok mamalia yang dapat terbang dan memiliki membrane
interdigital pada kaki depan dan belakangnya. Salah satu hewan yang termasuk
dalam ordo ini yaitu Pteropus sp. atau kalong Jawa. Primata merupakan kelompok
mamalia yang memiliki kebiasaan memanjat pohon dan memiliki kuku yang rata
pada jari tangan dan kakinya seperi contohnya monyet, kera, dan orang utan.
Rodentia merupakan kelompok mamalia yang tidak memiliki taring sehingga
sering disebut sebagai hewan pengerat seperti Mus musculus atau mencit,
Marmota sp. atau marmut, dan Rattus sp. atau tikus. Carnivora merupakan
kelompok mamalia yang makanan utamanya berupa daging seperti pada Felis
tigris atau harimau, Felis leo atau singa, dan Canis lupus atau serigala.
Laghomorpha merupakan kelompok mamalia yang memakan tumbuhan seperti
contohnya kelinci. Cetacea merupakan kelompok mamalia yang hidup di laut
seperti paus biru dan lumba-lumba. Proboscidea merupakan semua jenis gajah
yang ada di dunia. Perissdactyla merupakan kelompok mamalia yang memiliki
jumlah jari kaki ganjil seperti pada kuda, keledai, dan tapir. Artiodactyla
merupakan mamalia yang memiliki jumlah jari kaki genap seperti jerapah,
kambing, dan banteng.

2.3 Amfibi

Amfibi merupakan salah satu kelas dari subfilum Vertebrata yang memiliki
ciri khas dapat hidup di di dua alam. Hal ini sesuai dengan namanya, amfibi
berasal dari bahasa yunani yaitu amphi yang berarti ganda dan bios yang berarti
hidup. Dalam menjaankan hidup di dua alam, amfibi menggunakan kelenjar
lakrimal dan kelopak mata untuk mencuci dan melindungi mata ketika berada di
darat. Ketika berada di air, amfibi menggunakan nictitating membrane untuk
melindungi mata.

Amfibi juga memiliki kulit yang halus dan lembab. Amfibi memiliki tiga
sistem pernapasan yaitu melalui kulit, insang dan paru-paru. Dalam masa larva,
kebanyakan amfibi menggunakan insang dan ketika mengalami metamorfosis
menjadi dewasa, amfibi akan menggunakan paru-paru sebagai sistem
pernapasannya.

Menurut Helmer (2005), amfibi terbagi menjadi tiga ordo yaitu Anura
(Salientia), Claudata (Urodela), dan Gymnophiona (Apoda). Anura memiliki ciri
khas yaitu tidak memiliki ekor. Hewan yang termasuk dalam ordo ini yaitu katak
dan kodok. Sedangkan Claudata memiliki ciri khas yaitu memiliki ekor. Hewan
yang termasuk dalam ordo ini salah satunya yaitu salamander. Apoda memiliki
ciri khas yaitu tidak memiliki kaki. Hewan yang termasuk dalam ordo ini yaitu
sesilia.

2.4 Reptil

Reptil merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang memiliki ciri khas
yaitu bergerak dengan cara melata. Hal yang membedakan reptil dengan amfibi
ada pada kulitnya di mana kulit reptil cenderung kering, bagian integumennya
memiliki sedikit kelenjar, dan tubuhny ditutupi sisik yang terbuat dari keratin
(Hickman Jr, 2008). Ada beberapa reptil yang tubuhnya ditutupi oleh struktur
lempeng kulit bertulang seperti pada kura-kura. Reptil termasuk ke dalam hewan
berdarah dingin atau poikioterm. Beberapa reptil memiliki lima jari yang terdapat
kuku. Reptil memiliki jantung yang terdiri dari empat ruang yang belum terpisah
secara sempurna. Reptil merupakan hewan yang mengalami fertilisasi internal.
Cara berkembang biak reptil yaitu bertelur melahirkan atau ovovivipar. Telur
reptil memiliki cangkang. Reptil bernapas menggunakan paru-paru di mana paru-
paru reptil merupakan paru-paru yang lebih berkembang dibandingan dengan
amfibi (Hickman Jr, 2008).

Reptil terbagi menjadi beberapa ordo, diantaranya yaitu Chelonia, Squamata,


Crocodilia,dan Rhyncocepholia. Chelonia merupakan kelompok reptil yang
memiliki cangkang sebagai pertahanan tubuh seperti pada kura-kura dan penyu.
Squamata merupakan ordo reptil yang paling banyak dan memiliki ciri khas
berupa tubuhnya bersisik seperti kadal, bunglon, dan ular. Crocodilia merupakan
kelompok reptil yang memiliki sisik tebal mengandung keratin yang diperkuat
dengan lempengan tulang sebagai pelindung seperti pada berbagai jenis buaya.
Rhyncocepholia merupakan kelompok reptil yang memiliki duri di sepanjang
tulang belakangnya seperti pada tuantara.
2.5 Aves

Aves merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang memiliki ciri khas
berupa tubuh yang berbulu serta kaki depannya yang telah termodifikasi menjadi
sayap yang digunakan untuk terbang (Kotpal, 2010). Aves merupakan kelompok
hewan berdarah panas atau homoioterm. Aves merupakan hewan yang
berkembang biak secara bertelur atau ovipar. Tubuh aver terbagi menjadi empat
bagian yaitu kepala, leher, badan, dan ekor. Aves tidak memiliki kelanjar keringat.
Sistem ekskresi aves menggukanan ginjal metanephric yang nantinya dikeluarkan
melalui kloaka. Ciri khas aves lainnya yaitu memiliki paruh yang beragam sesuai
dengan jenis makanan yang dimakan. Aves memiliki kaki yang ditutupi oleh sisik.
Kaki ini biasanya digunakan untuk bertengger, berjalan, dan berenang (Kotpal,
2010). Aves juga memiliki ciri khas berupa sistem respirasi berupa paru-paru
yang sediki membesar (parabronkus) dengan kantung udara tipis yang berada di
antara organ visceral dan kerangka, syrinx (kotak suara) dekar dengan
persimpangan trakea dan bronkus (Hickman Jr, 2008).

Gambar 2.2 Sistem respirasi pada Aves


(Hickman, 2008)

Aves diklasifikasikan mejadi beberapa ordo diantaranya yaitu Passeriformes,


Apodiformes, Pociformes, Columbiformes, dan Falconiformes. Passeriformes
merupakan ordo yang paling banyak ditemukan di alam dengan ciri khas berupa
perkembangan vokal yang cukup baik seperti burung gereja, burung gagak, dan
mockingbird. Apodiformes merupakan kelompok aves yang memiliki ciri khas
berupa kaki yang pendek, tubuh yang kecil, dan kepakan sayap yang cepat seperti
pada burung kolibri. Pociformes merupakan kelompok aves yang memiliki ciri
khas berupa kakinya yang digunakan sebagai penggenggam, memiliki paruh yang
tajam yang biasanya digunakan untuk mematuk kayu seperti pada toucans.
Columbiformes merupakan kelompok burung yang memiliki ciri kas berupa tubuh
yang bulat dan gemuk serta kaki yang biasanya dugunakan untuk bertengger.
Falconiformes merupakan kelompok hewan yang memiliki ciri khas berupa paruh
yang tajam dan melangkung ke bawah seperti pada burung elang.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan selama praktikum Anatomi Hewan


Vertebrata yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum

Alat Bahan
Scalpel atau cutter Ikan mas (Cyprinus carpio)
Gunting bedah atau gunting biasa Mencit (Mus musculus)
Pinset Burung merpati (Columba livia)
Jarum pentul Kadal kebun (Eutropis multifasciata)
Jarum jara Katak (Rana sp.)
Benang kasur Eter Alkohol
Papan Styrofoam
Gloves
Masker
Tisu
Plastik limbah
Toples atau wadah tertutup
Kapas

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Prosedur pembedahan ikan mas

Ikan diletakkan dalam papan Styrofoam dengan bagian anterior terletak


di sebelah kiri dan posterior di sebelah kanan. Anatomi eksternal ikan mas
diamati. Bagian ekor dan dekat insang ditusuk dengan jarum pentul . Ikan
digunting mulai dari anus hingga bagian anterior dekat insang. Selanjutnya
digunting kembali menuju bagian dorsal hingga sejajar vertebra. Setelah itu
gunting diarahkan ke bagian posterior dan ikan digunting mengikuti batas
abdomen hingga kembali ke anus. Bagian otot yang terpotong dilepaskan hingga
anatomi hewan dapat dilihat. Anatomi internal ikan diamati.

3.2.2 Prosedur pembedahan mencit

Anatomi eksternal mencit diamati. Mencit diperlakukan euthanasia


dengan metode dislokasi atau diberi eter. Mencit diposisikan pada papan
styrofoam dengan bagian ventral dihadapkan ke atas. Jarum pentul ditancapkan
pada papan styrofoam dengan jarak beberapa centimeter dari tangan dan kaki
mencit. Kaki dan tangan mencit direggangkan lalu diikat dengan tali kasur pada
pergelangan tangan dan kaki mencit. Ujung lain benang kasur diikatkan dengan
jarum pentul yang sudah ditancapkan ke papan styrofoam. Tali kasur dipastikan
tidak kendur. Bagian posterior digunting menuju anterior. Pada bagian ujung
ditarik secara horizontal hingga terbentuk seperti daun jendela. Kulit mencit
ditahan dengan jarum pentul. Bagian peritoneum disobek secara hati-hati dan
dipastikan tidak terkena bagian organ dalam. Anatomi internal mencit diamati.

3.2.3 Prosedur pembedahan burung merpati

Anatomi eksternal burung merpati diamati. Burung merpati diposisikan di


papan styrofoam dengan bagian ventral dihadapkan ke atas. Bulu yang berada
pada daerah ventral burung dicabut. Kulit perut burung merpati dipotong mulai
dari bagian posterior ke arah anterior , dimulai dari kloaka hingga ke thorax. Saat
dipotong, kulit perut burung merpati ditarik ke atas dengan menggunakan pinset
untuk mencegah tertusuknya organ dalam. Kulit burung merpati diporong dari
ujung-ujung sayatan ke arah lateral (dextral dan sinistral), dan kemudian kulit
perut burung merpati dapat dibuka seperti jendela. Perut burung merpati ditusuk
dengan jarum pentul untuk memudahkan pembedahan. Bagian keel disingkirkan
dengan cara dipotong bagian-bagian samping keel. Anatomi internal burung
merpati diamati.
3.2.4 Prosedur pembedahan kadal kebun

Anatomi eksternal kadal diamati. Kadal diposisikan pada papan styrofoam


dengan bagian ventral dihadapkan ke atas. Jarum pentul ditancapkan ke papan
styrofoam. Tali kasur dipastikan tidak kendur. Kulit perut kadal dipotong mulai
dari bagian posterior ke arah anterior , dimulai dari kloaka hingga ke thorax. Saat
dipotong, kulit perut kadal ditarik ke atas dengan menggunakan pinset untuk
mencegah tertusuknya organ dalam kadal. Kulit dan otot pada perut kadal
dipotong lagi dari ujung-ujung sayatan ke arah lateral (dextral dan sinistral), dan
kemudian kulit perut kadal dapat dibuka seperti jendela. Kulit perut kadal ditusuk
dengan jarum untuk mempermudah pembedahan. Ujung gunting diarahkan sedikit
ke atas agar organ dalam dari kadal tidak tertusuk. Anatomi internal kadal
diamati.

3.2.5 Prosedur pembedahan katak

Anatomi eksternal katak diamati. Katak diposisikan pada papan styrofoam


dengan bagian ventral dihadapkan ke atas. Jarum pentul ditancapkan ke papan
styrofoam. Tali kasur dipastikan tidak kendur. Kulit perut katak dipotong mulai
dari bagian posterior ke arah anterior , dimulai dari kloaka hingga ke thorax. Saat
dipotong, kulit perut katak ditarik ke atas dengan menggunakan pinset untuk
mencegah tertusuknya organ dalam katak. Kulit dan otot pada perut katak
dipotong lagi dari ujung-ujung sayatan ke arah lateral (dextral dan sinistral), dan
kemudian kulit perut katak dapat dibuka seperti jendela. Kulit perut katakditusuk
dengan jarum untuk mempermudah pembedahan. Ujung gunting diarahkan sedikit
ke atas agar organ dalam dari katak tidak tertusuk. Anatomi internal katak
diamati.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Berikut adalah hasil pengamatan situs habitus, situs solitus, dan situs vicerum
hewan-hewan vertebrata serta perbandingannya dengan literatur.

Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Anatomi Hewan Vertebrata

Hasil Pengamatan Literatur

Mulut Mata

Operkulum
Gurat
Pectoral sisi
fin

Pelvic
fin

Anus Dorsal
fin
Anal
fin
Caudal
fin

Gambar 4.1 Situs habitus Cyprinus carpio


Gambar 4.2 Situs habitus Cyprinus carpio
jantan
jantan (Pulera, 2007)
Hepatopankreas

Swim
bladder
Stomach

Testis
Ginjal

Gambar 4.3 Situs solitus Cyprinus carpio Gambar 4.4 Situs solitus Cyprinus carpio
jantan jantan (Miskani, 2019)

Jantung
Insang

Swim
Hati bladder

Testis
Intestine

Gambar 4.5 Situs vicerum Cyprinus carpio Gambar 4.6 Situs vicerum Cyprinus carpio
jantan jantan (Pulera, 2007)
Mulut Mata

Operkulum
Gurat
sisi
Pectoral
fin

Pelvic Dorsal
fin fin

Anus
Caudal
Anal fin
fin

Gambar 4.7 Situs habitus Cyprinus carpio


betina Gambar 4.8 Situs habitus Cyprinus carpio
betina (Pulera, 2007)

Swim
bladder

Ginjal

Intestine

Ovary

Gambar 4.9 Situs solitus Cyprinus carpio Gambar 4.10 Situs solitus Cyprinus carpio

betina betina
Hepatopankreas Jantung

stomach

Swim
bladder
Ovary

Gambar 4.11 Situs vicerum Cyprinus carpio


betina Gambar 4.12 Situs vicerum Cyprinus carpio
betina (Pulera, 2007)

Pinna Whisker

Mouth

Forelimb Hindlimb

Penis

Ekor Skrotum

Gambar 4.14 Situs habitus Mus musculus


Gambar 4.13 Situs habitus Mus musculus
jantan (Lőw et al, 2016)
jantan
Lung Heart

Liver

Stomach

Intestine

Gambar 4.15 Situs solitus Mus musculus Gambar 4. 16 Situs solitus Mus musculus
jantan jantan (ScienceSource.com)

Liver
Stomach

Heart
Kidney

Intestine

Gambar 4.17 Situs vicerum Mus musculus Gambar 4.18 Situs vicerum Mus musculus
jantan jantan(Treuting, 2011)
Mouth
Whisker

Hindlimb
Forelimb

Ekor

Gambar 4.20 Situs habitus Mus musculus


Gambar 4.19 Situs habitus Mus musculus
betina (Treuting, 2011)
betina

Lung Heart

Liver

Intestine

Gambar 4.21 Situs solitus Mus musculus


Gambar 4.22 Situs solitus Mus musculus
betina
betina (ScienceSource.com)
Stomach

Kidney

Gambar 4.24 Situs vicerum Mus musculus


Gambar 4.23 Situs vicerum Mus musculus betina (Treuting, 2011)
betina

Gambar 4.25 Situs habitus Columba livia


(Kotpal, 2010)
Gambar 4.26 Situs solitus Columba livia
(Pulera, 2007)

Gambar 4.27 Situs vicerum Columba livia


(Pulera, 2007)
Gambar 4.28 Situs habitus Rana sp.
(Kotpal, 2010)

Gambar 4.29 Situs solitus Rana sp


(Pulera, 2007).
Gambar 4.30 Situs vicerum Rana sp.
(Pulera, 2007)

Gambar 4.31 Situs habitus Eutropis


multifasciata (Kotpal, 2010)
Gambar 4.32 Situs solitus Eutropis
multifasciata

Gambar 4.33 Situs vicerum Eutropis


multifasciata
4.2 Pembahasan

Alasan pemilihan hewan berupa ikan mas, mencit, burung merpati, katak
dan kadal dalam praktikum ini karena hewan-hewan tersebut merupakan
hewan vertebrata. Selain itu, hewan-hewan tersebut mewakili lima kelompok
hewan secara berturut turut pisces, mamalia, aves, amfibi, dan reptil. Hewan
vertebrata ini telah memiliki sistem organ yang lebih terspesialisasi dan
kompleks dibandingkan hewan invertebrata sehingga penting untuk
mempelajari anatomi serta sistem organnya seperti sistem kardiovaskular,
respirasi, pencernaan, dan reproduksi.

Ikan mas merupakan kelompok pisces yang memiliki ordo Osteichthyes


yaitu kelompok ikan yang memiliki tulang sejati. Ikan mas memiliki lima
pasang sirip. Dorsal fin, anal fin, dan pelvic fin berfungsi sebagai stabilisasi
tubuh ikan. Caudal fin berada di bagian posterior ikan yang berfungsi sebagai
penggerak utama saat berenang. Pectoral fin berfungsi untuk mengatur arah
saat berenang. Ikan mas juga memiliki gurat sisi yang berfungsi sebagai
sensori, persepsi tekanan, arah, dan gerakan. Ikan mas bernapas menggunakan
insang. Pada bagian kepala ikan mas terdapat operkulum yang berfungsi
sebagai pelindung insang. Ikan mas juga memiliki nares/ nostril yang
berfungsi sebagai indra penciuman. Ikan mas memilki swim bladder yang
berfungsi untuk mengatur gaya apung.

Gambar 4.2.1 Jantung Columba livia


(Kotpal, 2010)
Sistem kardiovaskuler pada ikan mas berupa jantung yang memiliki dua
ruang yatiu auricle dan ventrikel. Sistem pencernaan ikan mas terdiri dari
lambung, hati, usus, dan anus. Ikan mas juga memiliki gonad untuk
menghasilkan gamet. Pada jantan terdapat testis dan pada betina terdapat
ovarium.

Mencit (Mus musculus) merupakan hewan yang termasuk ke dalam ordo


Rodentia yang memiliki ciri khas yaitu tidak memiliki taring. Mencit
merupakan hewan pengerat degan ukuran gigi seri yang besar dan juga tebal.
Mencit memiliki whiskers atau kumis yang berfungsi sebagai sensor dalam
keadaan gelap karena mencit memiliki pengelihatan yang lemat serta
fotofobik. Mencit memiliki ekor yang berfungsi sebagai termoregulasi dan
mengatur keseimbangan tubuh. Mencit memiliki daun telinga yang sering
disebut dengan pinna. Seluruh tubuh mencit ditutupi oleh rambut kecuali
bagian ekor dan ujung kaki (Aspinall, 2015).

Pada mencit jantan terdapat penis yang digunakan untuk fertilisasi internal
serta pembuangan urin. Terdapat juga skotrum yang berfungsi sebagai
pelindung testis. Terdapat juga vesikula seminalis pada mencit jantan yang
dapat memproduksi semen. Pada mencit betina terdapat vagina yang
merupakan bagian dari sistem reproduki sebagai tempat kopulasi. Mencit
bernapas menggunakan paru-paru dan memiliki jantung yang terdiri dari
empat bilik. Sistem pencernaan mencit terdiri dari mulut, lambung, hati,
pankreas, cecum, usus, dan anus. Caecum berfungsi sebagai fermantasi
makanan.

Burung merpati merupakan kelompok aves yang termasuk dalam ordo


Columbiformes. Kaki depan burung merpati telah terspesialisasi menjadi
sayap untuk terbang. Burung merpati memiliki sepasang kaki yang bersisik
dan juga terdapat kuku atau claw yang berfungsi untuk mencakar serta
membantu mengais makanan. Pada burung merpati juga terdapat paruh yang
strukturnya dilapisi zat tanduk serta berfungsi untuk mengambil makanan.
Daerah diantara mata dan paruh dinamakan lores. Burung merpati juga
memiliki telinga yang tidak dilindungi oleh daun telinga atau sering disebut
dengan Auricularis yang berfungsi sebagai indra pendengar. Terdapat juga
keel/ Carina yang merupakan perpanjangan sternum yang berfungsi sebagai
tempat melekatnya otot sayap. Sistem reproduksi pada burung merpati berupa
testis pada merpati jantan dan ovarium pada merpati betina. Jantung pada
burung merpati memiliki empat bilik.

Gambar 2.2.2 Jantung Columba livia


(Kotpal, 2010)

Sistem respirasi pada burung merpati dimulai dari nostril sebagai tempat
masuknya udara yang nantinya udara akan mengalir melalui trakea. Terdapat
dua organ pernapasan yang digunakan yaitu paru-paru dan kantung udara yang
mana kantung udara digunakan untuk mendinginkan tubuh saat terbang.
Kantung udara dinamakan sesuai lokasinya seperti interclavicular, cervical,
anterior thoracic, posterior thoracic dan abdominal (Kotpal, 2010).
Gambar 4.2.3 Sistem respirasi Columba livia
(Kotpal, 2010)

Burung merpati memiliki sistem pencernaan berupa crop atau tembolok


yang berfungsi untuk menghaluskan makanan dan mengatur aliran makanan ke
dalam sistem pencernaan dengan cara menyimpan makanan untuk sementara.
Makanan dari crop akan masuk ke bagian proventrikulus untuk dicerna secara
kimiawi. Terdapat juga gizzard atau ventrikulus yang berfungsi sebagai
pencernaan secara mekanis. Selain itu terdapat caeca yang berfungsi sebagai
pencernaan enzimatis pada material seperti selulosa. Zat sisa hasil pencernaan
akan dibuang melalui kloaka yaitu saluran pembuangan zat sisa pencernaan,
reproduksi, dan urinaria.

Gambar 4.2.4 Sistem pencernaan Columba livia


(Kotpal, 2010)
Burung merpati memiliki kulit yang ditutupi oleh bulu. Kulit Burung
merpati terdiri dari dua lapisan epidermis dan dermis. Pada bagian epidermis
terdapat lapisan paling luar bernama epitrichium, lapisan tengah bernama straturm
corneum yang bertanduk dan besifat protektif, serta lapisan terdalam yaitu stratum
germinativum atau stratum Malphigi yang terbentuk dari epitel silindris. Pada
dermis terdapat jaringan saraf, kapiler darah, jaringan otot dan jaringan ikat.
Terdapat preen gland dan uropygial gland yang mengeluarkan sekresi untuk
membuat bulunya bersinar dan kedap air (Kotpal, 2010).

Gambar 4.2.5 Struktur kulit (Columba livia)


(Kotpal, 2010)

Katak memiliki anatomi eksternal berupa kaki belakang yang terdiri atas
femur, crus, dan pes. Terdapat juga kaki depan yang terdiri atas branchium,
antebrancium, dan digit. Katak juga memiliki membrane timpani yang berfungsi
untuk meneruskan getaran suara. Dalam melindungi mata ketika berada di air,
kata menggunakan nictitating membrane pada matanya. Sistem reproduksi pada
katak berupa testis pada katak jantan dan ovarium pada katak betina.

Dalam sistem kardiovaskular, katak memiliki jantung yang terdiri dari 3 bilik,
yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Pada katak, sistem sirkulasi dimulai dengan
masuknya darah yang berasal dari tubuh ke sinus venous, yang dapat memaksa
darah memasuki atrium kanan. Setelah itu atrium kanan menerima darah yang
mengandung oksigen dari paru-paru dan kulit. Atrium kanan dan kiri berkontraksi
secara asingkron. Sebagian besar darah akan tetap terpisah saat memasuki
ventrikel meski hanya satu ruang. Saat ventrikel berkontraksi, darah oksi
memasuki pembuluh sistemik dan darah deoksi memasuki pembuluh pulmonari.
Pemisahan dibantu dengan katup spiral yang membagi antara aliran sistemik dan
paru-paru di bagian konus arteriosus dan perbedaan tekanan di pembuluh
pulmonari, pembuluh darah sistemik meninggalkan bagian konus arteriosus
(Hickman, 2008).

Gambar 4.2.6 Jantung pada katak


(Hickman, 2008)

Dalam bernapas, katak menggunakan kulit sebagai pertukaran gas, namun


dalam bentuk lain, katak menggunakan sistem respirasi berupa insang dan paru-
paru. Saat berbentuk kecebong, katak bernapas menggunakan insang. Ketika
mengalami metamorfosis menjadi katak dewasa, sistem respirasi yang digunakan
adalah paru-paru dan kulit. Namun, paru-paru primitif ini cenderung tidak efisien
dibandingkan dengan hewan vertebrata lainnya (Helmer, 2005).
Gambar 4.2.7 Sistem respirasi katak
(Kotpal, 2010)

Sistem pencernaan pada katak dimulai dari mulut yang biasanya berukuran
besar dengan gigi yang kecil pada bagian atas. Gigi ini tidak berfungsi untuk
mengunyah, namun digunakan untuk mencegah kaburnya mangsa (Hickman,
2008). Lidah dijulurkan untuk menangkap mangsa yang mana di bagian ujung
lidah terdapat suatu sekresi lengket yang dapat melekat mangsa. Makanan ini akan
diteruskan ke ventrikulus yang nantinya otot ventrikulus meremas makanan
dibantu dengan sekresi enzim. Enzim tersebut digunakan untuk mencerna protein,
karbohidrat, dan lemak. Kotoran nantinya dikeluarkan menuju kloaka yaitu lubang
untuk pengeluaran sistem pencernaan, saluran kemih, dan juga reproduksi.
Pencernaan amfibi dewasa relatif lebih pendek dibandingkan pada saat berbentuk
larva karena kebanyakan amfibi merupakan herbivora ketika berbentuk larva
sehingga memiliki sistem pencernaan yang panjang untuk proses fermentasi
(Hickman, 2008).

Katak memiliki kulit yang lembab dan licin. Sisten integument katak terdiri
atas banyak kelenjar penghasil mucus yang membuat tubuhnya tetap lembab
ketika berada di darat. Terdapat juga kelenjar yang dapat mengeluarkan racun
pada beberapa jenis katak lain yang berfungsi untuk sistem pertahanan.
Gambar 4.2.8 Sistem integumen pada katak
(Hickman, 2008)

Kadal kebun merupakan hewan yang termasuk dalam hewan vertebrata yang
memiliki ordo Squamata yang memiliki ciri khas yaitu tubuhnya ditutupi sisik.
Kulit kadal berbeda dengan kulit katak dimana kulit kadal cenderung kering dan
keras. Sisik kadal terbuat dari zat keratin yang membuatnya lebih keras. Selain itu
bagian dermis kadal cukup tebal dan kaya akan kolagen. Selain itu katak juga
tidak memiliki banyak kelenjar pada sistem integumennya. Struktur kulit seperti
ini berfungsi untuk mengurangi dehidrasi saat berada di darat dan juga melindungi
tubuh dari gesekan.

Gambar 4.2.9 Sistem integumen pada katak


(Hickman, 2008)

Kadal memiliki anatomi luar berupa tungkai kaki depan yang terdiri dari
branchium, antebranchium, dan manus. Tungkai kaki belakang terdiri dari toes
pes, crus, dan thigh. Kadal memiliki lima jadi pada kempat tungkainya yang
terdapat claw atau kuku untuk mencakar sebagai alat pertahanan diri. Kadal juga
memiliki nostril yang berfungsi sebagai bukaan saluran pernapasan dan juga
sebagai indra penciuman. Pada kadal terdapat membrane timpani yang melapisi
rongga timpani dan berfungsi sebagai pendeteksi tinggi rendahnya suara. Sistem
reproduksi pada kadal jantan dinamakan hemipenis yaitu sepasang alat kopulasi
berbentuk tonjolan dekat diding kloaka. Sedangkan pada katak betina, sistem
reproduksinya berupa ovarium dan pada dinding saluran telur terdapat kelenjar
yang mensekresi albumen dan cangkan telur.

Gambar 4.2.10 Hemipenis pada katak jantan


(Kotpal, 2010)

Sistem pencernaan katak dimulai dari bagian mulut yang terdiri dari gigi
berbentuk kerucut yang tidak digunakan untuk mengunyah. Makanan ini
selanjutnya diterusnya ke kerongkongan, lambung, usus, dan dikeluarkan menuju
kloaka. Kloaka merupakan saluran pembuangan dari sistem pencernaan, respirasi,
dan reproduksi.

Kadal bernapas menggunakan paru-paru yang lebih efektif dibandingnan


dengan paru-paru pada amfibi (Kotpal, 2010). Terdapat otot interkostal dan tulang
rusuk yang membantu proses respirasi pada kadal. Saat inspirasi, otot tersebut
akan berkontraksi sehingga rongga dada membesar, udara akan masuk melalui
hidung menuju paru-paru. Saat ekspirasi, tulang rusuk akan ditarik kembali ke
posisi semula.
Gambar 4.2.11 Sistem respirasi kadal
(Kotpal, 2010)

Jantung kadal terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna.
Terdapat dua ruang auricle dan satu ruang ventrikel yang pada permukaan
kanannya sedikit mencekung. Terdapat otot prominen atau interventricular
septum yang seakan-akan membelah rongga ventrikel menjadi dua dimana bagian
kiri memiliki ruang yang lebih besar dibandingkan ruang di bagian kanan.

Gambar 4.2.12 Jantung kadal


(Kotpal, 2010)
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan


bahwa:

1. Ikan mas memiliki lima sirip yaitu dorsal fin, anal fin, pelvic fin, caudal
fin, dan pectoral fin. Ikan mas terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala,
badan, dan ekor. Tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik yang pada sisik
tersebut terdapat gurat sisi. Ikan mas memiliki jantung yang terdiri atas
dua ruang. Ikan mas bernapas menggunakan insang yang dilindungi oleh
operkulum. Ikan mas memiliki gelembung renang atau swim bladder.
Sistem pencernaan ikan terdiri dari lambung, hati, usus, dan anus. Sistem
reproduksi ikan mas berupa testis pada ikan mas jantan dan ovarium pada
ikan mas betina.
2. Mencit memiliki tubuh yang ditutupi oleh rambut. Tubuh mencit terbagi
menjadi empat bagian yaitu kepala, leher, badan, dan ekor. Terdapat
telinga yang sering disebut pinna, mulut, dan kumis pada bagian
kepalanya. Mencit memiliki empat kaki. Mencit memiliki jantung yang
terdiri atas empat ruang seperti pada manusia. Sistem pencernaan pada
mencit terdiri dari mulut, lambung, hati, pancreas, caecum, usus, dan anus.
Sistem respirasi pada mencit terdiri dari lubang hidung, trakea, dan paru-
paru. Pada mencit jantan terdapat testis yang dilindungi oleh skotrum dan
juga terdapat penis sebagai sistem reproduksi. Sedangkan pada betina
terdapat ovarium dan vagina.
3. Burung merpati memiliki tubuh yang berbulu. Burung merpati memiliki
sepasang sayap berbulu dan sepasang kaki bercakar yang ditutupi oleh
sisik. Burung merpati memiliki Auricularis pada bagian kepada dekat
dengan mata. Burung merpati memiliki paruh serta lores yang berada di
antara paru dan mata. Burung merpati juga memiliki keel/ carina. Burung
merpati memiliki jantung yang terdiri atas empat bilik. Sistem pernapasan
burung merpati terdiri atas paru-paru yang dibantu dengan kantung udara
ketika sedang terbang. Sistem pencernaan burung merpati terdiri dari
paruh, esofagus, lambung, hati, pankreas, usus, tembolok, proventrikulus,
ventrikulus, caeca, dan kloaka. Sistem reproduksi burung merpati terdiri
dari testis pada jantan dan ovarium pada betina.
4. Kadal memiliki kulit yang kering, tebal, dan ditutupi oleh sisik. Kadal
memiliki empat kaki dengan lima jari bercakar. Katak memiliki nostril
sebagai indra pernapasan dan membrane timpani sebagai indra
pendengaran. Kadal memiliki jantung dengan empat bilik yang belum
terpisah sempurna. Kadal bernapas menggunakan paru-paru. Kadal
memiliki hemipenis sebagai alat reproduksi pada jantan dan ovarium pada
kadal betina. Sistem pencernaan kadal terdiri dari mulut, esophagus,
kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka.
5. Katak memiliki kulit yang lembab dan licin karena sistem integumennya
terdiri atas banyak kelenjar. Katak memiliki empat kaki. Katak memiliki
nictitating membrane pada matanya dan juga membrane timpani pada
bagian kepalanya. Katak memiliki sistem kardiovaskular berupa jantung
yang terdiri atas tiga ruang. Katak bernapas menggunakan kulit dan paru-
paru serta insang saat berbentuk kecebong. Katak memiliki lidah yang
lengket untuk menangkap mangsa. Makanan akan dicerna dan zat sisanya
dikeluarkan melalui kloaka. Sistem reproduksi pada katak berupa testis
pada jantan dan ovarium pada betina.
DAFTAR PUSTAKA

Aspinall, V. a. (2015). Introduction to veterinary anatomy and physiology textbook.


Elsevier Health Sciences.

Helmer, P. d. (2005). Clinical Anatomy and Physiology of Exotic Species: Structure and
Functional of Mamals, Birds, Reptiles and Amphibians. Elsevier.

Hickman Jr, C. R. (2008). Integrated Principles of Zoology. Fourteenth Edition. New


York: McGraw-Hill Companies, Inc. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Kisia, S. (2016). Vertebrates: Structures and functions. CRC Press.

Kotpal, R. (2010). Modern Text Book of Zoology Vertebrates: Animal Diversity II. New
Delhi: RASTOGI.

Martini, Frederich H et al. (2015). Fundamentals of Anatomy sn Physiology 10th


Edition.San Fransisco:Pearson. San Fransisco: Pearson.

Pulera, d. I. (2007). The Dissection of Vertebrates. A Laboratory.

Suyanto, A. S. (2004). Keragaman mamalia kecil di sekitar Daerah Penyangga Taman


Nasional Gunung Halimun, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak. Berita
Biologi 7.

Treuting, P. a. (2011). Comparative Anatomy and Histology: A Mouse and Human Atlas
(Expert Consult). Academic Press.

Website:

Harper, D. (n.d.). Online Ethymology Dictionary “Arts and Humanities Community


Resource. www.etymonline.com Diakses September 2020.

Miskani. (2019). Struktur Morfologi dan Anatomi Ikan Mas.


https://struktur.shareinspire.me/2019/09/struktur-morfologi-dan-anatomi-ikan-mas.html.
Diakses 15 September 2020.

ScienceSource.com Diakses September 2020

Anda mungkin juga menyukai