Anda di halaman 1dari 34

SISTEM RANGKA DAN SISTEM OTOT PADA

HEWAN VERTEBRATA

Disusun dalam rangka memenuhi mata kuliah


“STRUKTUR HEWAN”

Dosen pengampu: Efrida Pima Sari Tambunan M.Pd

Oleh:

KELOMPOK 2
MAIDA ANINDYA (0704222061)
RAHMADINI SYAFITRI (0704223071)
M RASYID SAM LUBIS (0704223069)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh
komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia
khususnya para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sabtu, 11 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 5
A. Latar Belakang ..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 7
A. SISTEM RANGKA ......................................................................................7
1. Definisi Rangka ........................................................................................... 7
2. Struktur Rangka dan Bagian-Bagian Sistem Rangka.................................. 8
3. Fungsi Rangka ........................................................................................... 17
4. Membedakan Susunan dan Struktur Anatomi Rangka Sumbu Vertebrata 18
5. Membedakan Susunan dan Struktur Rangka Anggota Vertebrata ............ 19
B. SISTEM OTOT ...........................................................................................20
1. Struktur dan Fungsi ................................................................................... 20
2. Macam Otot Berdasarkan Morfologi ........................................................ 28
3. Macam-Macam Otot Berdasarkan Fungsi ................................................ 29
4. Membedakan Otot Rangka, Otot Polos, dan Otot Jatung ......................... 30
5. Terminologi Otot....................................................................................... 31
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 33
A. Kesimpulan .................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tipe Sirip Ekor .................................................................................... 10


Gambar 2 Kerangka Ikan ..................................................................................... 11
Gambar 3 Kerangka Katak ................................................................................... 13
Gambar 4 Kerangka Kadal ................................................................................... 14
Gambar 5 Kerangka Burung Merpati ................................................................... 15
Gambar 6 Kerangka Kelinci................................................................................. 17
Gambar 7 Otot Pisces ........................................................................................... 21
Gambar 8 Otot Kata Tempral dan Dorsal ............................................................ 22
Gambar 9 Otot Reptilia ........................................................................................ 23
Gambar 10 Otot Aves........................................................................................... 24
Gambar 11 Otot Mamalia..................................................................................... 27

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di dunia ini dikelompokkan menjadi 2 bagian
berdasarkan ada tidaknya tulang belakang. Makhluk hidup yang memiliki
tulang belakang disebut vertebrata dan yang tidak memiliki tulang belakang
disebut invertebrata. Vertebrata sendri memiliki 2 sistem rangka, yaitu
endoskeleton dan eksoskeleton. Contoh hewan vertebrata adalah ikan, katak,
burung, kadal, marmot, dan lain sebagainya.
Sistem rangka merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari
morfologi, serta memegang peran utama dalam analisis struktur vertebrata.
Rangka vertebrata merupakan endoskeleton (rangka dalam), terdiri atas tulang
dan tulang rawan yang saling berhubungan. Selain mempunyai endoskeleton,
pada pisces, reptilia dan aves terdapat pula sisik, dan pada golongan kura-kura
terdapat karapas dan plastron yang dapat dianggap sebagai rangka luar atau
eksoskeleton. Sistem rangka mempunyai fungsi antara lain sebagai: (1)
pelindung organ dalam, (2) penunjang tubuh, (3) tempat melekatnya otot
rangka, (4) alat gerak pasif (penyalur gerakan), dan (5) tempat pembentukan
sel-sel darah.1
Karakteristik rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata
terestrial. Tubuh pisces ditopang oleh lingkungan air sekelilingnya, karena itu
rangkanya tidak perlu sekuat rangka hewan-hewan darat. Struktur tulang
vertebrata merupakan adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya,
struktur tulang burung spesifik dan berongga. Struktur sedemikian
menyebabkan berkurangnya massa rangka, yang sangat menguntungkan untuk
terbang.
Kerangka dibagi menjadi 2, yaitu kerangka somatik dan kerangka
visceral. Kerangka somatik (Yunani, soma, tubuh); terletak dalam dinding
tubuh dan anggota tubuh. Kerangka ini terdiri atas tulang dermal dan tulang

1
MELLY, A. (2022). MODUL TAKSONOMI VERTEBRATA (KELAS
REPTIL) (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

5
pengganti tulang rawan. Kerangka somatik dapat dibagi menjadi 2, yaitu
kerangka aksial dan kerangka apendikular.
Kerangka aksial terdiri dari 4 bagian, yaitu tulang belakang (kolumna
vertebralis), tulang iga atau rusuk (kosta), tulang dada (sternum), dan sebagian
besar tengkorak (kranium dan tulang-tulang wajah). Sedangkan kerangka
apendikular dibagi menjadi 2, yaitu tulang kaki dan gelang bahu (gelang
pektoral) atau gelang pinggul (gelang pelvis) dan anggota gerak depan.
Sedangkan kerangka viseral (Latin, viscera, usus); terletak dalam tahapan
primitif berkaitan dengan dinding faring dan insang. Kerangka ini hanya
terdapat tulang pengganti tulang rawan.2
Selama perkembangan embrio, sebagian besar kerangka vertebrata terdiri
atas tulang rawan, tetapi pada sebagian vertebrata dewasa tulang rawan tersebut
diganti dengan tulang (tulang keras). Tulang ini disebut tulang pengganti tulang
rawan untuk membedakan dari tulang dermal yang berkembang tepat dibawah
kulit tanpa melalui tahap tulang rawan. Kedua jenis tulang ini hanya berbeda
dalam cara perkembangan, namun secara histologis kedua tulang itu sama.
Menurut bentuk permukaan sentrum, vertebrata dibagi menjadi 5 jenis
yaitu Amfisol (Amphicelous) yaitu permukaan anterior dan posterior cekung,
Opistosol (Opisthocelous) yaitu permukaan posterior cekung, Prosol
(Procelous) yaitu permukaan anterior cekung, Asol (Acelous) yaitu bila kedua
permukaan datar, dan Heterosol (Heterocelous) yaitu bila kedua permukaan
berbentuk pelana.

2
Handayani, H., Mubarok, H., Bachry, S., Ayu, F., Rostini, T., Maya, S., ... & Muh, R.
Y. (2023). TAKSONOMI HEWAN VERTEBRATA.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM RANGKA
1. Definisi Rangka
Rangka merupakan alat gerak pasif dalam tubuh manusia, karena sifatnya
hanya sebagai tempat melekatnya otot. Fungsi rangka diantaranya memberi
postur tubuh, melekatnya otot, pelindung organ-organ bagian dalam yang lunak,
bekerja secara simultan dengan otot dan sistem saraf.3
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan
bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka,
melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak,
tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang
tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh
membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama
menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh
manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua
terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena
tulang. Terdapat 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-
tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi
paling murni di dalam tubuh.
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan
fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe:
eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem
rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis
lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Sistem rangka pada hewan vertebrata sama seperti pada manusia, yaitu
otot sebagai alat gerak aktif dan tulang sebagai alat gerak pasif. Hewan yang
hidup di darat memiliki struktur tulang dan otot yang tidak jauh berbeda dengan
manusia.

3
Nisa, G. K. STRUKTUR HEWAN VERTEBRATA. Alinea Media Dipantara.

7
2. Struktur Rangka dan Bagian-Bagian Sistem Rangka
Sistem rangka pada hewan dibagi menjadi 2 yaitu rangka sumbu (rangka aksial)
dan rangka anggota:4
a. Rangka aksial meliputi tengkorak (cranium), tulang belakang (kolumna
vertebralis), tulang rusuk (costae) dan tulang dada (sternum)
b. Rangka anggota (rangka apendikular) meliputi gelang bahu (gelang
pectoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang pinggul (gelang pelvic)
dengan rangka anggota belakang.
Hewan Vertebrata sendiri adalah kelompok hewan tertentu dengan tulang
belakang yang terpantau tersusun dari vertebra. Hewan jenis ini sangat mudah
untuk dikenali karena ciri fisiknya yang mencolok. Melihat dari pengertian di
atas, sudah jelas yah vetebrata itu berbeda dengan invertebrata. Secara
sederhana, invertebrata adalah kebalikannya yakni kelompok hewan yang tidak
memiliki tulang belakang. Berikut bagian-bagian hewan vertebrata:
Sistem Rangka Pisces (Ikan)
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala,
batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri
atas dua belahan yang sama apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan
yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada
ujung depan terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung yang
sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup
insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar,
kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk
menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat.
Rangka ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
eksoskeleton dan endoskeleton. Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskleton,
sedang endoskeleton terdiri atas tulang tempurung kepala, columna
vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang
menyokong sirip.

4
Leksono, A. S., & Hakim, L. (2021). Sistematika Hewan Vertebrata. Universitas
Brawijaya Press.

8
Struktur rangka pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan
rangka apendikular. Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang
tengkorak (terdiri 180 tulang), dan kolumna vertebralis. Tulang-tulang
tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk
tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan
skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan
penyokong lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala
melekat dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan tidak
bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang premaxillary
dentary, vomer dan tulang palatine.
Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra
badan dan vertebra ekor yang tersusun dari belakang tengkorak sampai ke
pangkal ekor. Daerah abdominal (badan) memiliki tulang rusuk (kosta) kiri
dan tulang rusuk (kosta) kanan. Kosta berguna untuk melindungi organ-
organ di dalam rongga badan. Ikan Telostei primitif mempunyai 2 rangkaian
rusuk yang berhubungan dengan masing-masing sentrum kolumna
vertebralis, yaitu rusuk dorosal dan rusuk ventral. Rusuk ventral kiri dan
kanan pada bagian ekor bertemu dibawah arteri dan vena ekor untuk
membentuk lengkung hemal.
Rangka apendikular tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis.
Gelang pektoral pada ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang
biasanya tereduksi. Struktur dari tulang membran (tulang dermal) meliputi
klavikula yang tereduksi, kleitrum dan supra kleitrum. Gelang pelvis pada
ikan terdiri dari keeping-keping pelvis bertulang atau bertulang rawan yang
bersendian dengan sirip pelvis. Pada ikan bertulang rawan, keping-keping
tersebut bertemu dibagian tengah membentuk simfisis pubis.
Tulang-tulang anggota badan bebas pada ikan (extremis liberare)
berupa sirip (pinna). Terdapat 2 macam sirip pada ikan, yaitu sirip tunggal
dan sirip berpasangan.
1) Sirip tunggal pada ikan disebut juga sirip median. Sirip ini terdiri dari:
• Sirip dorsal atau sirip punggung (pinnal dorsalis); terdapat pada
sepanjang garis medio dorsal.

9
• Sirip anal (pinna analis); terdapat diantara anus dan ekor.
• Sirip ekor (pinna kaudalis); terdapat pada ujung ekor.
Tipe sirip ekor pada ikan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1 Tipe Sirip Ekor

2) Sirip berpasangan terdiri dari:


• Sirip dada (pinnae torakales/pektorales).
• Sirip pelvis atau sirip perut (pinnae abdominales). Sirip ini tidak
dimiliki oleh belut.
Struktur rangka pisces/ikan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

10
Gambar 2 Kerangka Ikan

Sistem Rangka Amfibi (Katak)


Skeleton pada katak/amfibi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Skeleton aksial: tempurung kepala, vertebrae, dan sternum.
2. Skeleton apendikular : kaki.
3. Tempurung kepala yang besar dan pipih terdiri atas:
4. cranium yang sempit,
5. beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengaran dan
kapsula yang besar untuk mata, dan
6. tulang-tulang rahang yang terdiri dari os hyoid dan tulang rahang dari
larynx (skeleton viseral).
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara
proporsional. Tengkorak amfibi modern mempunyai tulang-tulang
premaksila (rahang atas), nasal (tulang hidung), frontal, parietal, dan
skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum sekunder pada amfibi.
Akibatnya, neres internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian
ventral otak ditutupi oleh tulang dermal yang dinamakan parasfenoid. Gigi

11
amfibi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan
tulang dental.
Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi
pada rahang bawah mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang
pada amfibi bervariasi dari 10 ruas pada Salientia sampai 200 pada
Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah
vertedrata kaudalnya bervariasi.
Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai
sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang
iga hanya pendek dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan
dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung, atau mamalia.
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari
(digiti) kaki pada kaki depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti
pada amfibi mungkin ada yang berkurang 2 buah. Tungkai belakang
berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada
Caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tetapi ada semacam
tanduk pada jari-jarinya. Tulang punggung bersambung dengan kepala dan
ekstrimitas berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri
atas 9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing vertebrae
merupakan satu segmen pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri
dari centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis)
sebagai tempat semsum. Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis yang
terdapat pada sepasang processus articularis yang membuat vertebrae
sedikit bergerak. Namun, beberapa amfibi memliki tulang tempurung
kepala bersenyawa yang tidak dapat digerak-gerakkan.

12
Struktur rangka katak dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3 Kerangka Katak

Sistem Rangka Reptil (Kadal)


Sistem rangka pada kadal kebun dapat di bedakan menjadi dua bagian
yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
1) Eksoskeleton; berasal dari epidermis, berupa sisik (squama) menanduk
yang menyelubungi permukaan tubuhnya dan posisi seperti sususnan
genting. Bentuk squama kadal berbeda antara bagian kepala, badan,
ekor.
2) Endoskeleton; terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton
aksial terdiri tengkorak, kolumna vertebralis, sternum dan rusuk.
Vertebrae ekor pada kadal tidak menulang secara sempurna, ekor
mudah putus, tetapi dapat mengalami regenerasi. Kolumna vertebralis kadal
terbagi menjadi servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Pada kadal juga
terdapat tulang rusuk yang bebas. Sebagian tulang-tulang reptil terdiri atas
kartilago.

13
Struktur rangka reptil dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4 Kerangka Kadal

Sistem Rangka Aves (Burung)


Struktur rangka pada burung banyak mengalami diferensiasi,
misalnya pada bagian kolumna vertebralis atau tulang belakang. Vertebra
pada burung (misalnya burung dara) dibagi menjadi 4 bagian, yaitu vertebra
torakalis terakhir (posterior), vertebra lumbalis, vertebra sakralis dan
vertebra kaudalis anterior. Keempat vertebra tersebut bersatu membentuk
sinsakrum.
Tidak hanya pada bagian vertebra, bagian sternum (dada)
berdiferensiasi menjadi lebar dan kuat, yang disebut karina sterni. Sternum
tersebut berfungsi untuk perlekatan otot-otot pektoral yang kuat, yang
berperanan penting untuk terbang. Rusuk sterna (rusuk ventral) pada aves
tersusun dari jaringan tulang rawan.
Pada aves terdapat tulang-tulang gelang bahu yang meliputi pola dasar
gelang pektoral yang terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang
rawan), meliputi korakoid dan skapula, dan tulang-tulang membran (berasal
dari jaringan ikat), yaitu klavikula.

14
Pada aves yang dapat terbang, kedua klavikula bersatu dibagian
tengah dengan interklavikula, membentuk furkula yang berbentuk huruf V.
Bagian ujung furkula dilekatkan dengan sternum oleh suatu ligamen. Aves
memiliki korakoid sepasang, kokoh, dan bersendian dengan sternum,
sedangkan skapula tersusun sepasang, panjang, dan bersendian dengan
kosta. Struktur rangka Aves dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah.

Gambar 5 Kerangka Burung Merpati

Sistem Rangka Mamalia


Struktur anatomi mamalia (marmot “Cavia cobaya”) terdiri dari 4
bagian utama, yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan
extremitas (anggota gerak).
Pada bagian caput terdapat rima oris (celah mulut) yang dibatasi oleh
labium (bibir) yang terdiri dari labium superior (bibir atas) dan labium
inferior (bibir bawah). Di atas mulut terdapat nares anteriores (lubang
hidung luar) atau nares yang merupakan dua celah condong. Organon visus
(mata) dilindungi oleh kelopak mata atas (pelpebrae superior atau frontalis)
dan kelopak mata bawah (palpebrae inferior).

15
Di sekitar moncong dan mata terdapat vibrissae berupa rambut-rambut
kasar dan panjang. Umumnya memiliki rambut halus, membrane nictitans
pindah di sudut dekat hidung dari biji mata atau sering sudah disebut pilica
seminularis. Di belakang organon visus terdapat pinna auricularis (daun
telinga) sebagai corong dari porus acusticus externa (lubang telinga luar)
yang selanjutnya ke alat pendengar.
Bagian truncus terdiri atas thorox (dada), dorsum (punggung),
abdomen (perut), glutea (pantat), perineum (daerah antara kelamin luar dan
anus), dan cauda yaitu bagian ekor.
Cavia memiliki anggota gerak depan (extremitas anterior atau
cranialis) yang berjari empat dan anggota gerak belakang (extremitas
posterior atau caudalis) yang berjari empat (Raharjo, 2009). Tulang pada
bagian extremitas anterior marmot sama dengan tulang pada bagian
extremitas superior pada manusia, sedangkan tulang pada bagian extremitas
posterior marmot sama dengan extremitas inferior pada manusia.
Extremitas cranialis marmot terdiri dari:
• Brachium (lengan atas) berupa os humerus.
• Antibracium (lengan bawah) berupa os radius dan os ulna.
• Manus (tangan) berupa digiti yang berupa ossa karpal (tulang
pergelangan tangan), ossa metakarpal (tulang telapak tangan) dan
phalangus (ruas jari-jari).
• Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara
kokoh ada sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu
terdiri atas: os iskhium (sebelah posterior) dan os pubis (sebelah
ventral). Pertemuan ketiga tulang itu membentuk manglokan yang
terkenal sebagai anterior dorsalis bersatu secara senyawa, disebelah
ventral dibagian vertebrae.
Extremitas caudalis terdiri dari:
• Femur sebagai tungkai atas.
• Crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula.

16
• Pes (kaki) terdiri atas ossa tersalia (tulang pergelangan tangan), ossa
metacarpalia (telapak kaki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada
yang berfucula (cakar) dan berunggula (telacak).
Struktur rangka mamalia dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6 Kerangka Kelinci

3. Fungsi Rangka
Rangka pada hewan memiliki beberapa fungsi utama, dan sistem rangka
berperan dalam memberikan dukungan struktural dan perlindungan. Berikut
adalah beberapa fungsi utama rangka dan sistem rangka pada hewan:5
a. Dukungan Struktural
Rangka memberikan kerangka yang kokoh untuk mendukung tubuh hewan.
Ini memungkinkan hewan untuk berdiri, bergerak, dan melakukan aktivitas
lainnya.
b. Perlindungan
Beberapa bagian rangka, seperti tengkorak dan kerangka dada, berfungsi
sebagai pelindung bagi organ vital. Misalnya, tengkorak melindungi otak,
dan tulang rusuk melindungi organ-organ dalam rongga dada.

5
SYARIF HIDAYAT AMRULLAH, S. P. SISTEM GERAK. KONSEP DASAR
BIOLOGI, 95.

17
c. Pergerakan
Rangka bekerja sama dengan sistem otot untuk memungkinkan pergerakan
hewan. Otot melekat pada tulang dan bekerja secara koordinatif untuk
menyebabkan gerakan tubuh.
Penyimpanan Mineral
d. Tulang hewan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan mineral,
terutama kalsium dan fosfor. Mineral-mineral ini dapat dilepaskan ke dalam
darah ketika tubuh membutuhkannya.
e. Hematopoiesis
Beberapa tulang, seperti sumsum tulang, berperan dalam produksi sel darah,
proses yang disebut hematopoiesis. Sel darah merah, sel darah putih, dan
platelet diproduksi dalam sumsum tulang.
f. Perubahan Bentuk
Rangka memberikan kerangka tubuh hewan dan menentukan bentuk
umumnya. Pada beberapa hewan, rangka juga dapat mengalami perubahan
bentuk seiring pertumbuhan atau sebagai respons terhadap lingkungan.
g. Dukungan Organ dan Jaringan Lainnya
Selain memberikan dukungan untuk organ-organ tubuh, rangka juga
berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya organ-organ dan jaringan lain,
seperti otot, tendon, dan ligamen.

4. Membedakan Susunan dan Struktur Anatomi Rangka Sumbu Vertebrata


a. Tulang Belakang (Spinal Column atau Columna Vertebralis)
Sumbu vertebrata memiliki tulang belakang yang terdiri dari serangkaian
vertebra. Vertebra ini membentuk saluran tulang yang melindungi sumsum
tulang belakang.
b. Tengkorak (Cranium)
Melindungi otak dan struktur kepala lainnya. Tengkorak terbentuk dari
beberapa tulang, termasuk tengkorak wajah dan tengkorak otak.6

6
Chaeri, A., & Susatyo, P. Ciri-ciri dan Pola Perkembangan Tubuh Hewan Vertebrata.

18
c. Tulang Rusuk (Ribs)
Rangka sumbu vertebrata memiliki tulang rusuk yang melekat pada vertebra
dan membentuk kerangka dada. Tulang rusuk membantu melindungi organ-
organ dalam rongga dada, seperti paru-paru dan jantung.
d. Sendi-sendi
Vertebra saling terhubung melalui sendi-sendi, memungkinkan gerakan dan
fleksibilitas. Sendi-sendi ini membentuk tulang belakang yang dapat
menekuk dan memutar.
e. Tulang Ekor (Caudal Vertebrae)
Beberapa vertebrata memiliki tulang ekor yang memanjang dari bagian
belakang tubuh. Tulang ekor dapat berfungsi sebagai alat keseimbangan
atau sebagai organ tambahan untuk keperluan tertentu.

5. Membedakan Susunan dan Struktur Anatomi Rangka Anggota


Vertebrata
a. Lengan dan Kaki
Anggota vertebrata terdiri dari lengan (pada vertebrata darat) atau sirip
(pada vertebrata air). Pada vertebrata darat, lengan terhubung dengan tulang
bahu (humerus), tulang pergelangan tangan (radius dan ulna), dan tulang
jari-jari (metakarpus dan falang).7
b. Panggul dan Kaki
Panggul terhubung dengan anggota bawah melalui tulang paha (femur),
tulang kering (tibia), dan tulang betis (fibula). Tulang-tulang ini berlanjut
ke tulang kaki (metatarsus dan falang).
c. Sendi-sendi
Sendi-sendi pada anggota vertebrata memungkinkan gerakan dan
fleksibilitas. Contohnya adalah sendi siku, lutut, pergelangan tangan, dan
pergelangan kaki.

7
Mega, P. (2022). MODUL PEMBELAJARAN STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN
HEWAN (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

19
d. Tulang Penyangga (Supporting Bones)
Beberapa hewan memiliki tulang-tulang penyangga tambahan, seperti
tulang-tulang sayap pada burung atau tulang-tulang sirip pada ikan, yang
memberikan dukungan tambahan selama gerakan.
e. Adaptasi Khusus
Terkadang, anggota vertebrata mengalami adaptasi khusus untuk
lingkungan dan gaya hidup tertentu. Contohnya adalah tulang kaki yang
sangat kuat pada mamalia pemangsa untuk mengejar dan menangkap
mangsa.

B. SISTEM OTOT
1. Struktur dan Fungsi
Pada hewan vertebrata, seperti halnya pada manusia, otot-otot yang
menyusun tubuhnya terdiri atas otot rangka (otot skelet), otot polos dan otot
jantung. Fungsi sistem otot pada hewan vertebrata juga serupa seperti halnya
pada manusia sebagai alat gerak aktif melalui kontraksinya.
Pada hewan-hewan vertebrata umumnya otot memegang peranan penting
dalam menggerakkan organ-organ tubuh yang berkoordinasi dengan sistem
rangka. Gerakan-gerakan tersebut disebabkan terjadinya kontraksi otot (proses
memendeknya otot). Apabila otot berkontraksi, maka otot akan memendek,
sehingga ujungnya beserta struktur yang dilekati oleh ujungnya mendekat satu
dengan lain. Adanya ujung otot yang melekat pada bagian yang tidak bergerak
disebut origo, sedangkan ujung lain yang melekat pada bagian yang bergerak
disebut insersio. Beberapa ciri sistem otot yaitu8:
a. Kontraktilitas: Kemamapuan otot untuk menegang atau memendek. Bila
otot diberi rangsang maka otot akan memendek hingga 1/6 kali panjang
semula.
b. Ekstensibilitas: Kemampuan otot untuk memanjang bila otot mendapat gaya
tarik. Otot-otot perut akan memanjang bila perut berisi penuh makanan.
c. Elastisitas: Kemampuan otot untuk kembali kepada bentuk dan ukuran
semula setelah mengalami pemanjangan ataupun pemendekan.

8
Isnaeni, W. (2006). Fisiologi hewan. PT Kanisius.

20
d. Iritabilitas: Kemampuan otot untuk memberi tanggapan atau respon bila
otot diberi rangsangan.

Otot Pisces

Gambar 7 Otot Pisces

Otot-otot badan ikan bertahan dalam karakteristik primitifnya, yaitu


tersusun dari suatu seri myomer, yang dipisahkan oleh suatu myosepta,
membentuk struktur zigzag seperti huruf V. pada otot badan terdapat suatu
sekat samping (septum laterale) yang memisahkan otot badan menjadi dua
bagian yaitu otot epaksial di bagian dorsal dan otot hipaksial di bagian
ventral. Otot epaksial membentuk dua berkas membujur yang besar, dari
tengkorak sampai ke ekor. Di bawah septum lateral otot hipaksial dibagi
menjadi berkas membujur yang ikut mengenai sirip perut dan cabang
samping. Linea Alba, merupakan jaringan ikat yang berwarna putih,
memisahkan berkas membujur yang mengenai sirip perut.
Ditemukan otot rectus abdominis, satu otot terletak pada sisi atas
linea alba terdapat beberapa elasmobranchii. Otot branchial dibedakan
menjadi a) otot konstriktor (constrictor) merupakan otot yang kompleks
terdapat pada hulu kerongkongan dan berperan untuk menutup celah insang
dan menutup mulut, b) otot levator yang berperan menaikkan maxilla dan
lengkung insang; dan c) otot interarcual yang berperan merapatkan
lengkung insang yang bersebelahan dan memperluas hulu kerongkongan.
Di bawah hulu kerongkongan dan diantara rami rahang bawah terdapat otot
hypobranchial yang berperan untuk mengangkat dasar hulu kerongkongan,
membuka mulut, dan memperluas hulu kerongkongan.

21
Otot Amphibi

Gambar 8 Otot Kata Tempral dan Dorsal

22
Otot epaksial terdiri dari beberapa miomer pada sisi dorsal tubuh,
ukurannya lebih besar dibanding ikan. Serabut miomernya menyusup ke
garis melintang dan neural vertebra. Pada salientia, otot longissimus
punggung, otot superficial punggung meluas dari tengkorak sampai ekor
(urostyle). Otot hipaksial pada urodela terdiri dari beberapa segmen, tetapi
pada salientia tidak demikian. Dua otot rectus abdominalis, terletak di sisi
atas linea alba, meluas dari dada sampai pubis.
Dalam kondisi hulu kerongkongan yang tertutup, otot constrictor
menaikkan, mengangkat dan menekan rahang, mengangkat dasar mulut.
Otot levator dimodifikasi ke dalam rangkaian seri trapesius pharing dan
laring yang diinervasi oleh syaraf cranial yang dimulai dari lengkung
insang.
Otot apendik masih berhubungan dengan otot ekstensor punggung dan
otot fleksor ventral. Hewan amphibi mempunyai otot intrinsic yang terdapat
diantaranya otot lengan tangan pindah gerakan ke lengan bawah, dan lengan
bawah pindah gerakan ke tangan dan telapak tangan (digit). Otot secara
individu lebih kokoh dan mempunyai pergerakan lebih kuat dibanding ikan.
Otot ekstrinsik menyertakan kaki pada tubuh untuk pindah gerakkan.

Otot Reptilia

Gambar 9 Otot Reptilia

23
Otot epaksial terdiri atas berkas lateral dan median. Berkas lateral
menyatu dengan iliocostalis, di bagian bawah berhubungan dengan tulang
ilium dan longissimus, di bagian atas berhubungan dengan tulang sacrum,
dan vertebra. Iliocostalis dan longissimus menunjukkan bentukan metameri
dan berinsersi di bagian anterior dari tulang tengkorak. Berkas median
mempunyai median spinalis dan semispinalis, keduanya memulai dari
neural spinal dan lengkung vertebra. Otot hipaksial terletak di dinding
abdomen, serupa dengan amphibi. Sekitar tulang rusuk terdapat suatu otot
antar tulang-tulang rusuk, berfungsi menghubungkan tulang rusuk yang
bersebelahan, selain itu juga ditemukan otot miring eksternal dan internal.
Binatang melata mempunyai kebebasan gerak lebih besar dan
mempunyai otot lebih berat dibanding amphibi. Otot intrinsik dan ekstrinsik
lebih banyak dibanding binatang amphibi dan lebih kuat. Otot ekstrinsik
berupa otot bahu dan pinggul, susunannya rumit. Otot lengan bawah dan
kaki lebih sesuai untuk pindah gerakan berturut-turut dari tangan, ke kaki
dan jari. Pergerakan hewan melata lebih baik perkembangannya, jika
dibanding dengan amphibi dan dapat diperbandingkan dengan binatang
menyusui.

Otot Aves

Gambar 10 Otot Aves

Golongan burung mempunyai otot yang telah teradaptasi secara nyata


pada sebagian dari otot sayap dan otot anggota paling belakang. Otot paling
besar yang terdapat pada burung adalah otot dada, besarnya seperlima dari
berat badan seluruhnya.

24
Otot dada merupakan otot penerbangan yang utama, dimulai dari atas
tulang dada dan furcula yang berinsersi dengan tulang lengan atas atau kaki
depan, berfungsi untuk menekan sayap. Di bawah otot dada utama, terdapat
otot dada sekunder yang lebih kecil (supracoracoideus), dimulai pada
bagian atas tulang dada, melewati foramen triosseum dan berinsersi pada
bagian atas tulang lengan atas atau kaki depan, berfungsi untuk mengangkat
sayap.
Serabut otot dada merupakan bagian yang dominan bagi burung
layang-layang (swifts), burung laut (terns). Walaupun yang utama
bergeraknya sayap dioperasikan oleh dua otot ini, penerbangan itu lebih dari
mengepakkan sayap-sayap untuk naik turun. Otot pada bahu yang melekat
pada tulang belikat berkemampuan untuk berputar, menukik (abduktor), dan
adduktor tulang lengan atas atau kaki depan. Otot di dalam lengan tangan
yang sesuai meluas dan melipat sayap serta mengubah posisi selama
terbang. Trisep besar membantu memelihara sayap selama terbang. Bisep
kecil berperan untuk melenturkan sayap.
Extensor carpi radialis dan extensor carpi ulnalis sayap di pergelangan
tangan. Flexor carpi ulnalis melipat sayap. Suatu sistem otot mengendalikan
perputaran radius dan kendali lain bergeraknya jari sayap. Otot sayap
terbang adalah suatu contoh spesialisasi sempurna dan dari ukuran dan
posisi otot, seseorang dapat menyimpulkan bahwa tindakan mereka
melarikan diri.
Burung adalah bipedal, untuk memungkinkan berdiri pada dua kaki,
poros badan telah dipendekkan dan pusat gravitasi diturunkan dan pindah
jauh ke belakang. Kebanyakan kaki untuk berpindah maju mundur dan
sedikit adduktor dan abduktor. Otot anterior dan posterior di sekitar pinggul
perkembangannya baik, tetapi di bagian samping dan tengah kurang baik.
Otot penggerak yang utama terdapat pada kelompok retraktor, yang
tersembunyi di gelang pinggul, berfungsi menarik tulang paha. Otot betis
mempunyai kaitan dengan bergeraknya jari kaki. Otot paha merupakan
sistem otot daging yang komplek, terpusat pada tarsometatarsus dan menuju
jari kaki dengan perantaraan urat otot.

25
Otot flexor dari jari kaki terletak di atas lutut, dan ketika hubungan
lutut dibengkokkan, menjadi dipererat. Jika kaki burung diluruskan, jari
kaki menjadi lebih luas, dan jari kaki menjadi dilenturkan jika kaki
dibengkokkan.

Otot Mamalia
Otot epaksial tidak banyak berbeda dengan binatang melata. Otot
epaksial meluas menjadi dua masa padat pada sisi masing-masing neural
vertebra, dari daerah sacral dan lumbar sampai ke leher dan kepala. Otot
epaksial yang paling besar adalah sacrospinalis, mulai dari sacrum dan
vertebra posterior. Di daerah dada sacrospinalis dibagi dalam tiga massa:
spinalis dorsi, median, dan otot yang berkaitan dengan vertebra yang meluas
sepanjang ke kolumna vertebra, pertengahan longissimus dorsi,
melanjutkan ke daerah cervical dan tengkorak.
Otot hipaksial di daerah abdomen serupa dengan binatang melata.
Dinding abdomen disusun dari otot miring eksternal, otot miring internal,
dan transversalis. Otot compres dan constrict abdomen, berperan
menurunkan tulang rusuk, dan memaksa diafragma ke atas. Di daerah
thorak, otot intercostral dibedakan tiga lapisan, secara membujur
mengerahkan rectus abdomis meluas dari simphisis pubis ke tulang dada
yang berada pada sisi linea alba. Di daerah leher sternothyroid, sternohyoid
dan thyrohyoid dibangun dari rectus abdominalis.

26
Gambar 11 Otot Mamalia

Anggota badan binatang menyusui dapat melaksanakan hampir


setiap tindakan. Otot intrinsik dan ekstrinsik dari anggota telah meningkat
sejalan dengan kepentingan dan kompleksitasnya. Otot intrinsik memberi
kebebasan dan kekuatan lebih besar. Otot bahu dan pinggul menjadi sangat
luas, mengalami pertumbuhan di atas otot badan. Otot pinggul dan kaki,
yang di atasnya daya penggerak tergantung, adalah lebih berat dibandingkan
dengan bahu dan anggota bagian depan. Otot binatang menyusui seperti
halnya binatang melata. Otot Serratus, intercostalis, berinsersi pada otot
miring eksternal, rectus abdominis. Beberapa otot masih menunjukkan
tanda segmentasi.
Banyak otot baru yang berkembang pada permukaan badan. Otot
wajah adalah sangat rumit, bibir adalah berotot, dan bagian luar mata
dibangun oleh otot. Semua mamalia mempunyai beberapa otot yang
berhubungan dengan kulit. Tubuh landak, Armadillo, dan kuda, otot kulit
dibentuk secara intensif berupa lembaran, bahkan pada orang laki-laki otot
kulit berkembang lebih baik.

27
2. Macam Otot Berdasarkan Morfologi
Menurut bentuk morfologi dan sistem kerja, otot dibagi menjadi tiga tipe
yaitu otot polos, otot rangka dan otot jantung.9
a. Otot Polos
• Otot polos memiliki struktur sel yang tidak memiliki garis-garis
melintang yang terlihat di bawah mikroskop, sehingga tampak halus dan
seragam.
• Bersifat involunter, artinya bekerja tanpa adanya kontrol sadar.
• Terdapat pada organ-organ tubuh seperti dinding pembuluh darah,
saluran pencernaan, dan organ-organ internal lainnya.
• Berkontraksi secara lambat dan tahan lama, menjaga kestabilan fungsi
organ.
b. Otot Rangka (Skeletal Muscle)
• Otot rangka memiliki struktur serat otot panjang dan silindris yang
tampak bergaris-garis melintang di bawah mikroskop, disebut sarkomer.
• Bersifat volunter, artinya dapat dikontrol secara sadar.
• Melekat pada tulang rangka dan memungkinkan gerakan tubuh,
pemeliharaan postur, dan dukungan struktural.
• Kontraksi otot rangka bersifat cepat dan kuat, memungkinkan gerakan
yang presisi dan efisien.
c. Otot Jantung
• Otot jantung memiliki struktur serat otot bercabang yang membentuk
jaringan berstrip dan memiliki disk interkalamat.
• Bersifat involunter, berkontraksi secara otomatis dan terus-menerus.
• Ditemukan di dinding jantung dan berfungsi sebagai pompa yang
mendorong darah ke seluruh tubuh.
• Kontraksi otot jantung dikendalikan oleh impuls listrik yang dihasilkan oleh
nodus sinoatrial, menjaga ritme detak jantung.

9
Handayani, H., Afkar, A., Ulinniam, U., Maya, S., Sumario, S., Ridzal, D. A., ... &
Ceriana, R. (2023). STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN.

28
3. Macam-Macam Otot Berdasarkan Fungsi
Susunan otot tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian besar menurut
letaknya, yaitu otot somatis dan otot visera.10
a. Otot somatis
Otot somatis disebut juga rangka, karena otot-otot tersebut umumnya
melekat pada tulang rangka. Jenis otot ini membina perototan dinding tubuh
secara keseluruhan, meliputi daerah kepala, badan dan anggota. Otot somatis
merupakan otot lurik. Bersifat volunter, bekerja dibawah pengaruh saraf kranial
dan saraf spinal.
Fungsi:
- Otot somatis, yang melekat pada tulang rangka, memungkinkan pergerakan
tubuh secara keseluruhan. Otot-otot ini bekerja secara koordinatif untuk
memberikan kemampuan tubuh bergerak, berjalan, dan melakukan aktivitas
fisik lainnya.
- Otot somatis berkontribusi pada pemeliharaan postur tubuh. Mereka
membantu menjaga keseimbangan dan dukungan struktural,
memungkinkan hewan vertebrata untuk berdiri tegak atau mengambil posisi
tubuh tertentu.
- Otot somatis terlibat dalam menggerakkan anggota tubuh, seperti tangan
dan kaki. Ini melibatkan otot-otot bahu, lengan, pinggul, dan tungkai.
- Otot somatis bersifat volunter, yang berarti mereka berada di bawah kendali
sadar. Hewan vertebrata memiliki kemampuan untuk mengontrol gerakan
otot-otot somatis sesuai dengan kehendaknya.
b. Otot visera
Jenis otot ini membina perorotan organ dalam. Terdapat pada dinding
berbagai saluran, yaitu pernafasan, pencernaan, kelamin, kemih dan pembuluh
darah. Selain itu terdapat pula pada mata, mulut, tekak, kulit dan jantung.
Kebanyakan otot visera tersusun dari otot polos yan bersifat involunter, disarafi
oleh saraf otonom. Ada pula otot visera yang berhubungan dengan lengkung
visera (otot brankhial) dan otot jantung yang terdapat pada dinding jantung.

10
Sari, D. N. R., & Anitasari, S. D. (2021). Sistem Musculoskeletal: Seri Struktur
Anatomi Hewan. Nusamedia.

29
Fungsi:
- Otot visera, yang terdapat di dinding saluran pencernaan, pernapasan,
kemih, dan pembuluh darah, berperan dalam mendorong bahan-bahan
melalui organ-organ tersebut. Misalnya, otot pada dinding usus
menghasilkan gerakan peristaltik untuk mendorong makanan.
- Otot visera mengendalikan fungsi organ-organ internal, seperti kontraksi
jantung dan pernapasan paru-paru. Mereka juga terlibat dalam fungsi organ-
organ lain, seperti kontraksi otot pada dinding kandung kemih.
- Otot visera bersifat involunter, artinya mereka bekerja tanpa kendali sadar.
Mereka dikontrol oleh saraf otonom, yang mengatur fungsi otomatis tubuh
seperti detak jantung, pernafasan, dan pencernaan.
- Otot visera dapat terdiri dari otot polos (seperti pada dinding pembuluh
darah) dan otot brankhial yang berhubungan dengan lengkung visera,
memberikan dukungan struktural pada organ-organ tertentu.

4. Membedakan Otot Rangka, Otot Polos, dan Otot Jatung

Otot Rangka Otot Jantung Otot Polos

▪ bentuk sel silindris ▪ bentuk selnya ▪ bentuk selnya seperti


atau serabut panjang silindris atau serabut gelendong, bagian
▪ memiliki banyak inti pendek dan tengah besar dan
di tepi bercabang11 ujung meruncing
▪ serabutnya sangat ▪ memiliki satu inti di ▪ memiliki satu inti di
panjang sehingga tengah tengah
jarang ditemukan ▪ memiliki
ujungnya sekat/pembatas antar

11
Maya, S., & Nur, R. A. (2021). Zoologi Vertebrata.

30
▪ letaknya melekat sel disebut diskus ▪ terletak di organ-
pada rangka interkalaris organ tubuh bagian
▪ berfungsi ▪ letaknya di dinding dalam
melindungi rangka organ jantung ▪ berfungsi memberi
dari benturan dan ▪ berfungsi gerakan di luar
menggerakkan menimbulkan kehendak
tulang kontraksi pada ▪ kontraksinya lambat
▪ bekerja di bawah jantung untuk dan lemah, tidak
kehendak (sadar) memompa darah mudah lelah
▪ kontraksinya cepat, dari jantung ke
tidak teratur dan pembuluh darah
mudah lelah ▪ bekerja di luar
kehendak
▪ kontraksinya
otomatis, teratur,
tidak pernah lelah,
dan bereaksi lambat.

5. Terminologi Otot
Berikut adalah beberapa terminologi yang terkait dengan otot dan sistem otot:12
• Sarkomer:Unit kontraktif dasar dari otot rangka, terdiri dari serangkaian
protein yang memungkinkan kontraksi otot.
• Kontraksi Otot: Pemendekan dan penguatan otot saat serat otot
berkontraksi.
• Relaksasi Otot: Memanjangnya otot setelah kontraksi, ketika tidak ada lagi
stimulus untuk berkontraksi.
• Fasia: Lapisan jaringan ikat yang meliputi otot dan membentuk struktur
penyangga.

12
Yasilda, B. P. (2022). IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PERILAKU HEWAN
VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN
LAMPUNG).

31
• Tendon: Struktur serat ikat yang menghubungkan otot ke tulang,
memungkinkan transmisi gaya dari kontraksi otot ke gerakan tulang.
• Otot Agonis dan Antagonis: Otot agonis adalah otot yang berkontraksi
untuk menyebabkan gerakan tertentu, sedangkan otot antagonis adalah otot
yang bekerja berlawanan dengan otot agonis untuk menyebabkan gerakan
yang berlawanan.
• Hipertrofi Otot: Peningkatan ukuran otot sebagai respons terhadap latihan
atau stimulasi berulang.
• Atrofi Otot: Penurunan ukuran otot sebagai hasil dari ketidakaktifan atau
kurangnya penggunaan.
• Peristaltik: Gerakan gelombang otot yang mendorong bahan melalui saluran
pencernaan atau organ lainnya.
• Laktat: Senyawa yang dihasilkan selama metabolisme anaerobik dan dapat
menyebabkan kelelahan otot.
• Tonus Otot: Tingkat tegangan otot yang berada dalam keadaan istirahat,
memberikan kestabilan postur tubuh.
Pemahaman tentang terminologi ini membantu dalam membahas dan
memahami berbagai aspek anatomi, fisiologi, dan fungsi otot serta sistem otot
pada hewan vertebrata. Pemberian nama suatu otot dapat didasarkan pada
beberapa hal, antara lain:
- menurut susunan serabut-serabut otot: obligus, rektus
- menurut lokasi atau posisi: pektoralis, superfisial
- menurut jumlah belahan/ bagian: biseps, triseps
- menurut bentuk: romboideus, trapezius
- menurut ukuran: mayor, longisimus
- menurut perlekatan (origo dan insersio): sternomastoideus,
koksigeoiliakus
- menurut kerjanya: levator maksilaris, aduktor mandibularis.

32
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem rangka dan sistem otot pada hewan vertebrata bekerja secara
sinergis untuk memberikan dukungan struktural, memungkinkan pergerakan,
dan menjaga stabilitas tubuh. Sistem rangka, melalui tulang dan struktur
penyangganya, memberikan kerangka tubuh dan melindungi organ-organ vital.
Sementara itu, sistem otot, yang terdiri dari otot rangka, otot jantung, dan otot
polos, memungkinkan pergerakan, menjaga postur, dan mengatur fungsi organ
internal. Keselarasan antara sistem rangka dan otot membentuk dasar penting
untuk mobilitas, adaptasi lingkungan, dan kelangsungan hidup hewan
vertebrata.

33
DAFTAR PUSTAKA

Chaeri, A., & Susatyo, P. Ciri-ciri dan Pola Perkembangan Tubuh Hewan
Vertebrata.
Handayani, H., Afkar, A., Ulinniam, U., Maya, S., Sumario, S., Ridzal, D. A., ... &
Ceriana, R. (2023). STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN.
Handayani, H., Mubarok, H., Bachry, S., Ayu, F., Rostini, T., Maya, S., ... & Muh,
R. Y. (2023). TAKSONOMI HEWAN VERTEBRATA.
Isnaeni, W. (2006). Fisiologi hewan. PT Kanisius.
Leksono, A. S., & Hakim, L. (2021). Sistematika Hewan Vertebrata. Universitas
Brawijaya Press.
Maya, S., & Nur, R. A. (2021). Zoologi Vertebrata.
Mega, P. (2022). MODUL PEMBELAJARAN STRUKTUR DAN
PERKEMBANGAN HEWAN (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN
LAMPUNG).
MELLY, A. (2022). MODUL TAKSONOMI VERTEBRATA (KELAS
REPTIL) (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).
Nisa, G. K. STRUKTUR HEWAN VERTEBRATA. Alinea Media Dipantara.
Sari, D. N. R., & Anitasari, S. D. (2021). Sistem Musculoskeletal: Seri Struktur
Anatomi Hewan. Nusamedia.
SYARIF HIDAYAT AMRULLAH, S. P. SISTEM GERAK. KONSEP DASAR
BIOLOGI, 95.
Yasilda, B. P. (2022). IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PERILAKU HEWAN
VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA (Doctoral dissertation, UIN RADEN
INTAN LAMPUNG).

34

Anda mungkin juga menyukai