DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Nama Anggota : 1. Digna Amanda Widna R ( A1D019005 )
2. Novita Sari ( A1D019017)
3. Treska Mega Selvia ( A1D019029 )
4. Mia Auliani ( A1D019041 )
5. Atika Oktariza ( A1D019053 )
6. Nurul Asih Handayani ( A1D019065 )
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Drs. Aceng Ruyani, MS
Asisten Praktikum : 1. Deni Parlindungan, M.Pd.Si
2. Pani Aswin, M.Pd
3. Mustika Elmi Dayana (A1D017036)
4. Ririn Fardiyanti (A1D017085)
5. Anggun Diyan N (A1D018009)
6. Yunidar (A1D018027)
B. Tujuan
Untuk mempelajari perkembangan embrio pada ikan cupang
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Ikan cupang
2. Air
3. Makanan ikan cupang (jentik nyamuk)
4. Aquarium
5. Mikroskop
6. Kertas milliliter
7. Penggaris
A. Pembahasan
Tahap pertama untuk mengembangbiakkan ikan cupang (Betta splenders) adalah
memilih indukan. Indukan jantan dan betina dipelihara di tempat terpisah, bisa dalam
toples plastik ataupun akuarium kecil. Dilakukan pergantian air kira kira dua kali
seminggu. Selama pemeliharaan, ikan cupang diberi makan cacing sutra (chironomus sp)
atau kutu air (Daphnia sp), pemberian makan jentik nyamuk dihindari karena akan
berpengaruh pada produksi telur, hal ini karena walaupun jentik nyamuk memiliki
kandungan protein yang tinggi tetapi kandungan lemaknya pun tinggi sesuai dengan
pendapat Dutta (1973) yaitu pemberian pakan yang mengandung lemak tinggi pada ikan
hias akan menyebabkan kualitas telur yang di produksi menjadi rendah.
Perbandingan antara induk jantan dan betina adalah 1:1. Indukan jantan dan betina
yang telah ditetapkan disatukan pada wadah yang sama jika jantan telah mengeluarkan
gelembung udara yang diletakkan di permukaan. Setelah itu ditunggu hingga jantan dan
betina melakukan pembuahan. Proses pemijahan terjadi pada malam hari, pejantan
melakukan pembuahan dengan cara melilitkan tubuhnya pada betina hingga betina
mengeluarkan telur. Menurut Heru (1992) proses pemijahan berlangsung sekitar 0.5-1
jam . Telur yang dihasilkan pada kisaran 400-800 butir. Dalam satu induk ikan cupang
biasanya telur yang dihasilkan berkisar 400-1000 butir (Alderton, 1983). Ukuran ikan
juga berpengaruh pada kualitas telur, semakin besar ukuran ikan jumlah telur semakin
banyak dan ukuran telurnya relatif besar. Telur yang telah dikeluarkan betina akan
dipindahkan oleh jantan pada gelembung yang berada di permukaan air, terkadang ada
betina yang membantu memindahkan telur ada pula yang tidak. Faktor yang
mempengaruhi kualitas pembuahan telur adalah kemampuan jantan menghasilkan sperma
dan tingkat kematangan telur. Masa inkubasi telur hingga penetasan berkisar 25-31 jam.
Pada pengamtan embrio ikan cupang telur yang telah dibuahi diletakkan oleh
induk jantan di sarang busa. Untuk pengamatan, telur diambil sebanyak 20 butir dari
masing-masing baskom dan diletakkan dalam wadah inkubasi dengan suhu sekitar 27°C-
28°C. Telur yang diamati diambil sebanyak 20 butir untuk setiap pengamatan.
Pengamatan perkembangan embrio dilakukan setiap ada perubahan dari fase setiap
perkembangan. Menurut Putri (2013) Suhu memiliki peran penting dalam kelangsungan
hidup suatu ikan dan menunjang pertumbuhan rata-rata yang baik, serta suhu juga
berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan fisiologis dan biologis embrio dan
larva. Telur ikan cupang jika dilihat berwarna putih bening Hal ini sesuai dengan
literature Annur (2017) yang menyatakan bahwa telur ikan cupang berwarna bening
namun pada bagian tengah telur tersebut terlihat butiran kecil yang berwarna putih. telur
yang diamati secara langsung akan tampak berwarna putih keruh. Jika diamati dibawah
mikroskop, korion akan terlihat jelas dan tampak bening, sedang kuning telur terlihat
gelap karena tidak dapat ditembus oleh cahaya.
Menurut pengamatan Annur (2016) perkembangan embrio ikan cupang (Betta
splendens) dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu fase pembelahan, morula,
blastula, gastrula dan organogenesis. Fase pembelahan dimulai dari 1 sel menjadi 2 sel
hingga 64 sel. Fase pembelahan pertama dari 1 sel menjadi 2 sel terjadi 10 menit (Gambar
1B) setelah pembuahan. Pembelahan menjadi 4 sel (Gambar 1C) terjadi 15 menit setelah
pembuahan. Selanjutnya, 8 sel terbentuk 27 menit setelah pembuahan (Gambar 1D). Pada
menit ke-31 setelah pembuahan, sel membelah menjadi 16 sel (Gambar 1E).
Pembelahan sel menjadi 32 sel (Gambar 1F) terjadi 60 menit setelah pembuahan.
Menurut Duarte dkk. (2012), pembelahan embrio ikan cupang (B. splendens)
terjadi pada menit ke-90 setelah pembuahan. Pembelahan menjadi empat sel berlangsung
pada menit ke 120, dan pembelahan menjadi 8 sel terjadi pada menit ke-150. Sel
membelah menjadi 16 sel, terjadi 180 menit setelah pembuahan. Pembelahan sel menjadi
32 sel terjadi pada menit ke-210 setelah pembuahan dan pembelahan menjadi 64 sel
terjadi pada menit ke-240 atau 4 jam setelah fertilisasi. Perkembangan embrio B.
splendens selanjutnya adalah fase morula (Gambar 1G), fase ini terjadi pada menit
ke-62 setelah pembuahan. Fase morula ditandai dengan pembelahan sel menjadi 64 sel
hingga ratusan
Perkembangan larva ikan cupang kami amati hingga umur 29 hari. Sampel larva
kami ambil dengan menggunakan pipet plastik 3 mL untuk menghindari stres dan
kerusakan pada organ tubuh larva, selanjutnya sampel kami tempatkan di akuarium
bening, yang kemudian dibawah akuarium kami letakkan kertas milimiter agar lebih
mudah mengamati panjang total, perkembangan organ, dan lainnya yang bisa
dideskripsikan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami amati embrio ikan cupang yang berumur
satu hari masih berupa telur. Umur 3 hari larva sudah berukuran 4 mm sangat kecil dan
sudah memiliki bagian kepala, badan, dan ekor. Tidak jauh berbeda umur 5 hari panjang
larva bertambah 0,5 mm tampak mata ikan yang sedikit membesar. Umur 7 hari ukuran
juga bertambah 0,5 mm yakni menjadi 5 mm bentuk ikan sudah cukup jelas meskipun
sulit untuk dilihat karena masih sangat kecil. Umur 9 hari panjang larva bertambah 2 mm
yaitu 7 mm dari segi ukuran tidak jauh berbeda dari hari ke-7, untuk bagian seperti ekor,
badan dan kepala tampak jelas. Umur 11 hari ukuran bertambah 1 mm berukuran 8 mm
bentuk ikan masih mirip dengan hari sebelumnya, tidak terlalu banyak perbedaan, tetapi
untuk bagian kepala dan mata dapat dilihat dengan jelas. Umur 13 hari panjangnya 10 mm
bentuk masih sama seperti hari sebelumnya, hanya ukuran kepala tampak lebih besar,
beberapa ikan tampak memiliki pertumbuhan yang pesat karena perbedaan ukuran yang
cukup terlihat. Keaktifan ikan dalam berenang, hari ke-13 lebih banyak bergerak
dibanding hari hari sebelumnya. Umur 15 hari panjang berukuran 12 mm ukurannya
semakin besar, sirip ekor dan sirip punggung sudah tampak namun masih berukuran kecil,
mulut sudah mulai melebar dan keaktifan bergerak semakin meningkat. Umur 17 hari
larva ikan berukuran 14 mm perubahan yang paling nampak pada bagian mulut yang
sudah lebar dan juga untuk sirip ekor dan sirip punggung yang sudah nampak jelas.
Ditambah keaktifan bergerak yang semakin meningkat. Dan pada pengamatan terakhir
yakni berumur 29 hari berukuran 19 mm Ikan sudah tampak seperti ikan sempurna sudah
terlihat jelas mata, mulut sirip ekor dan sirip punggung, sisik sudah nampak serta warna
tubuh dari spesies ikan sudah terlihat. Dan tingkat keaktifan berang sudah sempurna.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perkembangan
embrio ikan cupang dimulai dari hari pertama masih berupa telur kemudian diamati lagi
pada hari ketiga sudah berupa larva artinya ikan cupang yang diamati menetas setelah
kurang dari 2 hari. Larva ikan cupang dari hari ke-5 sudah tampak jelas bagian kepala,
mata, dan ekor ikan cupang. Dari hari ke-5 sampai hari ke-17 larva ikan semakin
bertambah panjang dan ditambah keaktifan bergeraknya semakin meningkat. Dan pada
pengamatan terakhir yakni berumur 29 hari berukuran 19 mm Ikan sudah tampak seperti
ikan sempurna sudah terlihat jelas mata, mulut sirip ekor dan sirip punggung, sisik sudah
nampak serta warna tubuh dari spesies ikan sudah terlihat. Dan tingkat keaktifan berang
sudah sempurna.
B. Saran
Dengan adanya pengamatan yang telah dilakukan ini, maka diharapkan praktikan
dapat memahami perkembangan embrio pada ikan cupang dan tahapan-tahapan pada
perkembangan ikan cupang. Pada saat melakukan pengamatan sebaiknya dilakukan
dengan teliti agar didapat hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alderton. D. 1983. Caring For Aquarium Fish. London word Lock Limited, a Pentos Company
Annur, A., Madinawati, M., Mangitung, S. F., & Rusaini, R. 2016. Embriogenesis ikan cupang
(Betta splendens). AgriSains, 17(3).
Duarte, S. C., Vasconcellos, B. F.,Vidal., Júnior, M. V., Ferreira, A. V., Mattos, D.C., Branco, A.
T., 2012. Ontogeny and embryonic description of Betta splendens, Perciformes (Regan,
1910). Rev. Bras. Saúde Prod. Anim., Salvador, 13 (3): 880-893.
Dutta. R. 1973. The Right Way To Keep Pet Fish. Paterfrons. Ellrot Right Waybooks
Fauzan, M., Sugihartono, M., & Arifin, M. Y. (2018). Perbedaan waktu pemeliharaan telur dan
larva oleh induk jantan terhadap daya tetas dan kelangsungan hidup larva ikan cupang
(Betta splendens). Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau, 3(2), 76-81.
Groth, W. O. 1970. Embryology of Siamese Fighting Fish, Betta splendens. Tesis, The School of
Graduate studies. Iowa: Drake University.
Heru, Pras. 1992. Cara Mudah Memijahkan Ikan Cupang. TECHNER. Media Informasi
Perikanan. No. 4
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari dan S. Wirioatmodjo. 1993. Ikan-ikan Indonesia
Bagian Barat dan Sulawesi. Hongkong: Periplus Edition.
Lutz, C.G. 2001. Practical Genetics for Aquaculture. Fishing News Books. Blackwell. United
Kingdom. Kadarini, T. I Insan dan S Subandiyah. 2011. Pemeliharaan Larva Rainbow.
Makmur, Afran. 2004. Proses Metabolisme Protein Pakan Pada Ikan. Palembang : Balai Riset
Perikanan Umum.
Putri, K.H. Sukendi. Nuraini. 2016. Effect different incubation temperatures to the rate of catfish
(mystus nigriceps) yolk absorption. [Paper]. Riau (ID) : Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Riau.
Renita. Rachimi. Eka, I.R. 2012. Pengaruh suhu terhadap waktu penetasan, daya tetas telur dan
kelangsungan hidup larva ikan cupang (Betta splendens). Jurnal Aquakultur, 1 (2) : 1-3.
Wahyudewantoro.G.2017 :mengenal cupang (Betta spp.) ikan hias yang gemar bertarung. Warta
ikhtiologi. jurnal Vol 1(1) Mei 2017: 28-32.ISSN: 2579- 8626
LAMPIRAN PENGAMATAN
Proses pengambilan indukan jantan dan betina Pengamatan proses pemijahan jantan dan
ikan cupang betina ikan cupang