Anda di halaman 1dari 19

KAPITA SELEKTA 1

PENGAMATAN GEJALA ALAM

DOSEN PENGAMPU
Dra. Sri Irawati, M.Pd

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Kelas 4A

1. Zahrotin Saleha (A1D019013)


2. Treska Mega Selvia (A1D019029)
3. Lusie Maharani Malik (A1D019049)
4. Renata Sinaga (A1D019063)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengamatan Gejala Alam” dengan
baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca, khususnya
dalam bidang pendidikan mengenai Pengamatan Gejala Alam dan proses yang berlangsung di
dalamnya.

Kami juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................................3

A. Hakikat Pengamatan Gejala Alam .....................................................................................................3

B. Metode Ilmiah pada Pengamatan Gejala Alam ..................................................................................5

C. Sikap Ilmiah pada Pengamatan Gejala Alam .....................................................................................9

D. Mikroskop sebagai Alat Penunjang Pengamatan Gejala Alam ..........................................................9

E. Keselamatan Kerja Laboratorium dalam Pengamatan Gejala Alam ................................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................................................................14

A. Kesimpulan ......................................................................................................................................14

B. Saran.................................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Contoh Gejala Alam .....................................................................................................................3

Gambar 2 Pengamatan Gejala Alam Biotik berupa Pertumbuhan dan Perkembangan.................................4

Gambar 3 Pengamatan Gejala Alam Abiotik berupa Hujan .........................................................................5

Gambar 4 Data dapat diperoleh dari berbagai sumber ..................................................................................6

Gambar 5 Proses Pengamatan untuk Membuktikan Kebenaran Hipotesis ...................................................7

Gambar 6 Dua Jenis Data Hasil Pengamatan ................................................................................................8

Gambar 7 Pengamatan Gejala Alam Biotik menggunakan Mikroskop .......................................................10

Gambar 8 Beberapa Simbol Bahaya dalam Laboratorium ...........................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena alam sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Alam memberikan
suatu penghidupan manusia. Namun, di sisi lain alam dapat menyebabkan dampak yang
menguntungkan ataupun merugikan. Dampak yang merugikan ini bisa diartikan sebagai
bencana. Bencana tersebut bisa dicontohkan seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi
ada pula bencana non alam seperti kebakaran gagal teknologi, gagal modernisasi, konflik
sosial antar kelompok dan teror.
Gejala alam adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam. Gejala alam yang
membawa kerugian bagi manusia disebut sebagai bencana alam. Bencana merupakan
suatu rangkaian peristiwa yang mengancam kehidupan manusia baik faktor alam, faktor
non alam, dan faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, maupun dampak psikologis. Untuk mengatasi dampak
kerugian maka manusia diharuskan memiliki pengetahuan dan keterampilan
kesiapsiagaan untuk mencegah, mendeteksi dan mengantisipasi bencana sejak dini.
Untuk mengetahui adanya bencana alam, dapat dilakukan berbagai cara,
diantaranya adalah dengan melakukan metode ilmiah. Metode ilmiah dari suatu ilmu
pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut untuk mencapai
suatu kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan bukanlah
suatu ilmu, melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang berbagai gejala alam
atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang hubungan antara gejala-gejala yang terjadi.
Oleh karena itu, untuk mengetahui ilmu tentang bencana alam, perlu dipahami lagi
tentang gejala alam dan metode-metode ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pengamatan gejala alam?
2. Bagaimana langkah-langkah dari metode ilmiah dalam kegiatan ilmiah?
3. Apa saja macam-macam dari sifat ilmiah?
4. Apa saja yang dimaksud mikroskop dan bagian-bagiannya?
5. Bagaimana keselamatan kerja di dalam laboratorium?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat pengamatan gejala alam.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dari metode ilmiah
3. Untuk mengetahui macam-macam sikap ilmiah
4. Untuk mengetahui mikroskop dan bagian-bagian nya.
5. Untuk mengetahui keselamatan kerja di dalam laboratorium.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pengamatan Gejala Alam

1. Pengertian Gejala Alam


Gejala alam diartikan sebagai berubahnya keadaan atau kondisi alam yang
menandakan akan terjadinya suatu peristiwa yang dapat dirasakan oleh makhluk hidup.
Menurut Ramli (2009), gejala-gejala alam dalam ilmu Biologi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu gejala benda dan gejala peristiwa. Dimana gejala benda merupakan gejala-
gejala yang berhubungan dengan bentuk, ukuran, warna jumlah, atau kedudukan yang
dimiliki objek-objek biologi. Sedangkan gejala peristiwa dapat ditemukan dan diamati
dengan berbagai proses, kejadian atau aktivitas yang dialami, terjadi atau dilakukan oleh
objek-objek biologi. Menurut Wijaya, dkk (2006), gejala peristiwa terjadi dan
berlangsung melalui interaksi antara objek biologi dengan lingkungannya.

Gambar 1
Contoh Gejala Alam
Sumber : https://images.app.goo.gl/wTAvYX7hKYi5G4GZA

2. Pengamatan Gejala Alam


Setiap pengamatan, termasuk pengamatan gejala alam tidak akan berjalan dengan baik
apabila pengamatan yang dilakukan tidak melalui metode yang terencana dan sistematis.
Kompetensi Dasar pengamatan gejala alam berupa pelaksanaan pengamatan objek secara
terencana dan sistematis untuk memperoleh infiormasi gejala alam biotik dan abiotik.
Indikator yang hendak dicapai diantaranya, pelaksanaan pengamatan objek secara
kualitatif melalui langkah-langkah terencana dan sistematis, pelaksanaan pengamatan

3
objek secara kuantitatif melalui langkah-langkah terencana dan sistematis serta
pelaksanaan pengamatan untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik.
Gejala alam tidak sama dengan bencana alam, dimana bencana alam merupakan
gejala alam yang merugikan atau berdanpak negatif terhadap makhluk hidup. Sedangkan
gejala alam tidak seluruhnya menimbulkan kerugian. Gejala alam dibedakan menjadi dua
jenis, sebagai berikut:

a. Gejala Alam Biotik

Gejala alam biotik merupakan gejala yang terdapat pada objek yang memiliki ciri-
ciri atau sifat hidup. Dengan kata lain, gejala alam biotik merupakan gejala yang
berhubungan dengan organisme atau makhluk hidup, seperti:
1) Tumbuh dan berkembang
2) Bergerak
3) Bernafas
4) Berkembang biak dan meneruskan keturunan
5) Peka terhadap rangsangan

Gambar 2
Pengamatan Gejala Alam Biotik berupa Pertumbuhan dan Perkembangan

Sumber : https://images.app.goo.gl/rA4aptuXp3awipFo7

b. Gejala Alam Abiotik


Gejala alam abiotik merupakan gejala-gejala alam yang muncul karena adanya
hubungan antar komponen abiotik dalam ekosistem. Menurut Wijaya, dkk (2006),
gejala peristiwa terjadi dan berlangsung melalui interaksi antara objek biologi dengan
lingkungannya Dengan kata lain, gejala alam abiotik merupakan gejala yang

4
berhubungan dengan objek/benda tak hidup, seperti air, oksigen, dan tanah. Contoh
gejala alam abiotik ialah hujan, banjir, gunung meletus serta gempa bumi.

Gambar 3
Pengamatan Gejala Alam Abiotik berupa Hujan
Sumber: https://images.app.goo.gl/DpvNfSiCJTkKnCfP8

B. Metode Ilmiah pada Pengamatan Gejala Alam


Kegiatan pengamatan akan berjalan dengan baik jika pelaksanaannya menggunakan
langkah dan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang dapat
digunakan dalam memecahkan atau mencari jawaban atas gejala alam yang sedang
dihadapi secara teratur dan terencana. Pengamatan gejala alam dilakukan melalui
pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala
alam biotik dan abiotik. Pengamatan gejala alam melalui metode ilmiah dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan dan merumuskan masalah


Langkah pertama dalam pengamatan berupa penentuan dan perumusan gejala
alam yang akan diamati. Langkah ini menitikberatkan pada hal-hal apa saja yang perlu
diselidiki, diamati dan dipelajari untuk memperoleh jawaban. Biasanya diawali
dengan kata apa, mengapa, siapa, bagaimana dan dimana. Contoh masalah yang
diangkat pada pengamatan gejala alam ialah:
a. Mengapa tanaman tumbuh ke arah datangnya sinar matahari?
b. Bagaimana proses terjadinya hujan?

5
c. Dimana daerah dengan intensitas gempa bumi terbanyak di Indonesia?

2. Mengumpulkan data
Pada tahap ini dilakukan kegiatan untuk mencari, mengamati serta mengumpulkan
segala data yang berhubungan dengan gejala alam yang diamati, baik itu data
kualitattif maupun kuantitatif. Lebih tepatnya ialah pencarian berbagai literatur seperti
jurnal di Internet berupa hasil pengamatan terdahulu. Contohnya, bila kita mengamati
gejala alam berupa gempa bumi, fakta bahwa Indonesia berada di Cincin api, busur
gunung berapi dan garis patahan di cekungan sehingga rawan terjadi gempa bumi
merupakan data yang penting.

Gambar 4
Data dapat diperoleh dari berbagai sumber
Sumber: https://images.app.goo.gl/nTWCAixFyT5FTY1u8

3. Membuat hipotesis
Dibuat dugaan sementara terhadap gejala alam yang akan diamati. Hipotesis
bertujuan untuk memberikan arah dalam pengamatan, mencegah pengamat melakukan
pengamatan coba-coba (trial and error research) yang akan membuang waktu dan
tenaga serta hipotesis dapat membantu pengamat menghindari berbagai variabel
pengganggu dan variabel yang membingungkan dalam pengamatan gejala alam.
Contoh hipotesis, arah pertumbuhan tanaman tidak dipengaruhi oleh arah angin.
4. Melakukan pengamatan
Setelah data literatur terkumpul serta dibuat hipotesis, maka dilakukan
pengamatan (eksperimen) terhadap gejala alam, langkah ini bertujuan untuk menguji

6
kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat. Pengamatan atau eksperimen dilakukan
berulang kali sehingga dapat menghasilkan data yang tepat dan kaya. Contohnya,
pada pengamatan gejala alam pertumbuhan tanaman, disediakan empat perlakuan
yang berbeda-beda terhadap tanaman sehingga variabel terikatnya dapat diketahui.
Variabel dalam pengamatan dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel bebas
Merupakan variabel yang sengaja diubah-ubah. Contohnya, peletakkan tanaman
di tempat gelap, tempat terang (lampu) serta dibawah cahaya matahari langsunh.
b. Variabel terikat
Merupakan variabel yang timbul akibat dari perlakuan yang berbeda-beda, diukur
atau diketahui dari pengamatan pada variabel bebas. Contohnya, arah tumbuh
tanaman, kecepatan tumbuh tanaman dan sebagainya.
c. Variabel kontrol
Variabel yang dibuat sama (konstan) untuk menetralkan pengaruhnya terhadap
variabel terikat. Contohnya, pada pengamatan pengaruh arah tumbuh tanaman
terhadap cahaya matahari, variabel kontrol yang digunakan ialah intensitas
penyiraman tanaman.

Gambar 5
Proses Pengamatan untuk Membuktikan Kebenaran Hipotesis
Sumber: https://images.app.goo.gl/wTAvYX7hKYi5G4GZA

7
5. Analisis data hasil pengamatan

Gambar 6
Dua Jenis Data Hasil Pengamatan

Sumber: https://images.app.goo.gl/83kUjrBVcf7oAdQo6

Data pengamatan akan dianalisis dan dibahas sehingga menjadi data yang dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan. Dari pengamatan gejala alam yang dilakukan,
data yang diperoleh dapat berupa:
a. Data kualitatif, merupakan data bukan angka. Contohnya, arah gerak daun serta
warna daun.
b. Data kuantitatif, merupakan data berupa angka. Contohnya, panjang tanaman.
6. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan analisis data yang diperoleh, kesimpulan yang
dikatakan baik dan benar apabila didapat dari data beberapa kali hasil pengulangan
yang dilakukan pada saat pengamatan. Pada kesimpulan akan ditekankan apakah
hipotesis sesuai atau tidak.
Dalam melakukan pengamatan gejala alam, keterampilan melakukan pengamatan
dan mencoba menemukan hubungan-hubungan yang diamati secara sistematis
sangatlah penting. Dengan keterampilan, kita dapat mengetahui bagaimana
mengumpulkan fakta dan menghubungkan fakta-fakta untuk membuat suatu
penafsiran atau kesimpulan.Keterampilan ini juga merupakan keterampilan belajar
sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam
ilmu, tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

8
C. Sikap Ilmiah pada Pengamatan Gejala Alam
Sikap ilmiah merupakan sikap-sikap yang harus dimiliki pengamat pada saat
melakukan keterampilan melakukan pengamatan gejala alam untuk menghasilkan produk
ilmu biologi , baik konsep, prinsip, teori atau hukum. Sikap ilmiah sangat berpengaruh
pada dinamika/perkembangan ilmu Biologi dan juga ilmu-ilmu lain. Jika sikap ilmiah
seorang ilmuwan rendah atau tidak baik, maka ilmunya akan sulit berkembang, bahkan
mungkin tidak akan berkembang karena ia enggan untuk terus berkarya. Sebaliknya, jika
sikap ilmiah seorang ilmuwan tinggi, maka ilmu pengetahuannya dapat berkembang pesat
dan maju. Ada beberapa sikap ilmiah yang penting dan harus dimiliki serta dikembangkan
oleh seseorang yang akan melakukan pengamatan, yaitu:

1. Peka dan kritis terhadap lingkungan, khususnya terhadap masalah yang ada di
lingkungan seperti peka terhadap masalah munculnya gejala alam berupa gempa bumi
yang kian marah terjadi.
2. Objektif, apa adanya, sesuai dengan fakta yang ditemukan dalam pengamatan gejala
alam dan tidak memihak pada pandangan/pendapat orang/ pihak lain yang belum jelas
dasar atau alasannya.
3. Cermat, teliti, tidak menganggap sepele sesuatu yang diamati/ditemukan dalam
pengamatan gejala alam. Tidak ceroboh baik dalam merencanakan, menggunakan alat
dan bahan, mengukur, mencatat data, mengolah data maupun menarik kesimpulan.
4. Terbuka, berkenan untuk menerima kritik, saran, atau pendapat orang lain, serta segala
perubahan atau keadaan yang mungkin terjadi.
5. Jujur, menyampaikan apa adanya, tidak memanipulasi informasi.
6. Tidak skeptic, tidak mudah puas atas apa yang sudah ditemukan/didapat, karena pada
dasarnya masih ada masalah yang belum seluruhnya ditemukan jawabannya dari suatu
objek/gejala biologi.

D. Mikroskop sebagai Alat Penunjang Pengamatan Gejala Alam


Pengamatan gejala alam biotik ada beberapa yang memerlukan alat bantu seperti
mikroskop. Hal ini karena gejala alam biotik merupakan gejala yang terdapat pada objek
yang memiliki ciri-ciri atau sifat hidup, contohnya Tumbuh dan berkembang, bergerak,
bernafas, berkembang biak dan meneruskan keturunan serta peka terhadap rangsangan.
Mikroskop adalah alat bantu untuk melihat benda-benda yang sangat kecil dengan cara
9
memperbesar ukuran bayangan benda beberapa kali lipat. Terdapat dua jenis mikroskop
berdasarkan sumber pembentukan bayangan yang digunakan, yaitu mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya sebagai sumber
pembentukan bayangan, sedangkan mikroskop elektron menggunakan elektron

Pengamatan gejala alam yang memerlukan mikroskop contohnya ialah pengamatan


mengenai Penurunan populasi mikroalga di sungai yang terjadi akibat pembuangan
limbah perusahaan secara langsung ke sungai tanpa pemurnian. Untuk mengetahui jenis
mikroalga yang masih tersedia tentunya tidak dapat dilakukan dengan mata telanjang,
oleh karena itu diperlukan alat bantu yang dapat membuat mikroorganisme dapat terlihat
dan dikenali jenisnya.

Gambar 7
Pengamatan Gejala Alam Biotik menggunakan Mikroskop
Sumber: https://images.app.goo.gl/rA4aptuXp3awipFo7

Sebelum menggunakan mikroskop sebagai alat bantu pengamatan gejala alam biotik,
pemahaman mengenai prinsip kerja serta bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya.
Mikroskop terdiri atas dua bagian, yaitu bagian optik dan bagian mekanik.

1. Bagian optik
Bagian optik adalah bagian yang membuat proyeksi bayangan benda di mata kita.
Bagian optik terdiri dari lensa objektif, lensa okuler, reflektor, dan kondensor.
a. Lensa objektif merupakan lensa yang dekat dengan objek dan berfungsi
memperbesar benda 10×, 40×, atau 100×.
b. Lensa okuler merupakan lensa yang dekat dengan mata pengamat dan berfungsi
memperbesar benda 5×, 10×, atau 12,5×.

10
c. Cermin pengatur cahaya (reflektor) terdiri atas cermin datar dan cermin cekung
yang berfungsi memantulkan cahaya ke dalam diafragma.
d. Kondensor berfungsi memfokuskan cahaya pada objek.
2. Bagian mekanik merupakan bagian yang menunjang bagian optik. Bagian mekanik
terdiri dari tabung mikroskop, pengatur fokus, revolver, diafragma, penjepit objek,
meja objek, lengan mikroskop, dan kaki mikroskop.
a. Tabung mikroskop (tubus) menghubungkan lensa okuler dengan lensa objektif.
Tubus berfungsi mengatur fokus.
b. Sekrup pengatur fokus berfungsi menaikkan dan menurunkan tubus; memiliki dua
pemutar, yaitu pemutar kasar (makrometer) dan pemutar halus (mikrometer)
c. Pemutar lensa (revolver) berfungsi untuk memilih lensa objektif yang sesuai
dengan pembesaran yang diinginkan.
d. Diafragma berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk.
e. Penjepit objek berfungsi untuk menekan dan memegang kaca objek sehingga
mudah digerakkan saat diamati
f. Meja objek berfungsi untuk meletakkan benda yang diamati.
g. Lengan mikroskop berfungsi untuk memegang mikroskop saat dibawa
h. Kaki mikroskop berfungsi untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan
mantap di atas meja yang datar.

E. Keselamatan Kerja Laboratorium dalam Pengamatan Gejala Alam


Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan kimia yang berbahaya. Beberapa dapat
menyebabkan timbulnya penyakit seperti asam sianida yang dapat menimbulkan pusing.
Pengamat harus berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan-bahan kimia yang ada di
laboratorium dan menaati tata tertib di laboratorium sehingga keselamatan kerja dapat
terjamin. Alat dan bahan kimia yang biasa dipergunakan di dalam laboratorium umumnya
diberi simbol, misalnya simbol huruf S yang berarti safety atau aman dan simbol R yang
berarti risk atau berbahaya.

11
Gambar 8
Beberapa Simbol Bahaya dalam Laboratorium
Sumber: https://images.app.goo.gl/rA4aptuXp3awipFo7

Beberapa prinsip keselamatan kerja laboratorium, di antaranya:

1. Mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang harus ditaati dalam pemakaian


laboratorium.
2. Perlunya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses
serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
laboratorium.
3. Sebelum pengamatan, prosedur dan cara kerja harus dipahami.
4. Selalu menggunakan perlengkapan pelindung tubuh untuk keamanan saat kerja di
laboratorium, terutama jas labooratorium, sarung tangan, dan masker;
5. Menggunakan semua peralatan saat kerja di laboratorium secara hati-hati untuk
perlindungan diri maupun perlindungan terhadap alat tersebut;
6. Memperhatikan sifat dan penggunaan bahan-bahan kimia secara tepat.

Biasanya di dalam laboratorium, praktikan diminta menggunakan jas laboratorium. Jas


laboratorium yang berwarna putih ini akan melindungi praktikan dari tumpahan zat
12
berbahaya, melindungi pakaian agar tidak kotor dan sifatnya mudah dibersihkan.
Demikian juga halnya apabila diminta memakai sepatu atau mengganti alas kaki dengan
alas kaki khusus, alas kaki ini berfungsi untuk melindungi.

Menurut Furqonita (2006), jika berada di dalam laboratorium, tidak diperbolehkan


membawa makanan atau minuman karena dikhawatirkan terkena zat berbahaya.Setelah
selesai menggunakan laboratorium, pastikan semua alat pembakar telah dimatikan. Begitu
juga dengan peralatan listrik dan kran air. Menurut Wijaya (2006), terjadinya kecelakaan
di laboratorium dapat dikurangi sampai tingkat paling minimal jika setiap orang yang
menggunakan laboratorium mengetahui prinsip-prinsip keselamatan kerja dan tanggung
jawabnya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Gejala-gejala alam dalam ilmu Biologi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu gejala benda dan gejala peristiwa. Kompetensi Dasar pengamatan gejala
alam berupa pelaksanaan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk
memperoleh infiormasi gejala alam biotik dan abiotik
2. Beberapa proses yang harus dapat dikuasai dalam melakukan penyelidikan IPA yaitu
melakukan pengamatan, membuat inferensi, dan mengomunikasikan hasil
penyelidikan tersebut baik lisan ataupun tulisan. Kemampuan ini tidak hanya
digunakan untuk mempelajari berbagai macam ilmu, tetapi juga dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Adapun beberapa sikap yang harus dikembangkan dalam mempelajari ilmu biologi
seperti peka dan kritis terhadap lingkungan, objektif, cermat, terbuka, jujur, dan tidak
skeptic.
4. Mikroskop adalah alat bantu untuk melihat benda-benda yang sangat kecil dengan
cara memperbesar ukuran bayangan benda beberapa kali lipat. Bagian pada mikroskop
dibedakan menjadi bagian optik dan bagian mekanik.
5. Untuk menjamin keselamatan kerja di dalam laboratorium, maka sebaiknya praktikan
harus berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan-bahan kimia yang ada di
laboratorium dan menaati tata tertib di laboratorium

B. Saran
1. Sebaiknya pembaca dapat mempelajari dan memahami dengan baik mengenai isi
makalah agar ilmunya dapat bermanfaat di kemudian hari.
2. Kesalahan yang terdapat pada makalah diharapkan dapat dijadikan pembelajaran baik
untuk penyusun maupun pembaca untuk dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Furqonita, D. 2006. Seri Ipa Biologi 1. Jakarta: Yudhistira

Kemendikbud. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Sugiyarto, Teguh. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS Kelas VII. BSE

Tim Abdi Guru. IPA Terpadu Untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga

Utina, Ramli. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
Press

Wijaya, A., dkk. 2006. IPA Terpadu VII. Jakarta: PT Grasindo

15

Anda mungkin juga menyukai