Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI DAN GIZI MASYARAKAT


RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II

1. ALVIANTY LINGGA PUTRI NPM 41220009


2. CHUSNUL BARIAH NPM 41220012
3. ELY FITRIATI NPM 41220013
4. ENDAH ARGIANI NPM 41220020
5. ELENA NPM 41220015
6. FINTA AFRIAN NPM 41220017
7. MARLIA SARINAEX NPM 41220010

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Epidemiologi Dan Gizi Masyarakat yang berjudul “Riwayat Alamiah Penyakit” dengan tepat
waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Baik dalam
teknik penulisan,penyajian materi dan lain sebagainya. Maka dari itu kami sebagai penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini, serta kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.

Batam, 03 Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................. 2
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 2
1.3 TUJUAN ................................................................................................. 2
BAB 11 LANDASAN TEORI................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT............................ 3
2.2 TAHAPAN RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ................................. 3
2.3 MANFAAT RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT................................. 8
2.4 MASA TUNAS PENYAKIT................................................................... 9
2.5 UPAYA PENCEGAHAN........................................................................ 11
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................... 12
3.2 SARAN ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proses terjadinya penyakit memang komplek sehingga diperlukan pemahaman


terhadap multidisiplin ilmu diantaranya anatomi, fisiologi, histology, biokimia, mikrobiologi,
dan tentunya ilmu lingkungan. Dasarnya bahwa penyakit merupakan suatu konsep yang sulit
untuk dipahami dan tidak jelas serta memiliki definisi yang berlainan baik secara sosial,
budaya, maupun secara ilmu pengetahuan. Sehingga pendefinisian penyakit lebih difokuskan
pada disfungsional organ tubuh.
Menurut Timmreck (2005), penyakit didefinisikan sebagai suatu pola respons yang
diberikan oleh organisme hidup terhadap beberapa bentuk invasi benda asing atau terhadap
cedera, yang mengakibatkan berubahnya fungsi normal organisme tersebut. Lebih jauh lagi
didefinisikan sebagai suatu keadaan abnormal saat tubuh tidak dapat merespon atau
menjalankan fungsi normalnya. Maka penyakit timbul sebenarnya akibat dari beroperasinya
berbagai faktor baik dari agen, induk semang, dan lingkungan.
Setiap penyakit memiliki perjalanan alamiahnya sendiri jika tidak diganggu dengan
intervensi medis atau jika penyakit dibiarkan sampai melengkapi perjalanannya. Proses suatu
penyakit dimulai dari seorang yang rentan terhadap penyakit dan diserang oleh agen patogen
yang cukup virulen untuk menimbulkan penyakit.
Perjalanan alamiah penyakit dimulai dari perjalanan seseorang yang rentan pada suatu
patogen. Kuman patogen akan memperbanyak dirinya dan kemudian menyebar dalam tubuh
pejamu. Setiap penyakit, setiap patogen, dan setiap pejamu memiliki perbedaan dalam hal
respon pada penyakit, cara penyakit menyebar, dan pengaruh penyakit pada tubuh.
Perkembangan suatu penyakit dapat dihentikan dititik manapun, baik oleh kekuatan
respon yang diberikan oleh imun alami tubuh atau melalui intervensi yang menggunakan
antibiotik, terapeutik, atau intervensi medis lainnya. Tubuh pertama kali akan merespon
perubahan yang tidak terdeteksi atau tidak dirasakan.
Didalam tubuh penyakit akan memberikan reaksi yang sebenarnya ganjil bagi
penyakit itu sendiri. Kemudian tubuh akan merespon dan penderita pada umumnya mulai
sembuh dan semakin membaik atau sebaliknya semakin sakit. Jika sakit memburuk pada

1
akhirnya akan menguasai tubuh dan penderita menjadi semakin lemah atau bahkan
meninggal dunia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian riwayat alamiah penyakit ?
2. Apa tahapan riwayat alamiah penyakit ?
3. Apa manfaat riwayat alamiah penyakit ?
4. Apa itu masa tunas penyakit ?
5. Apa upaya pencegahannya ?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian riwayat alamiah penyakit
2. Menjelaskan tahapan riwayat alamiah penyakit
3. Menjelaskan manfaat riwayat alamiah penyakit
4. Menjelaskan masa tunas penyakit
5. Menjelaskan upaya pencegahannya

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Riwayat alamiah penyakit (natural history of desease) adalah deskripsi tentang


perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya
paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau
kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik. Riwayat
alamiah penyakit merupakan salah satu elemen utama epidemiologi deskriptif (Bhopal, 2002,
dikutip Wikipedia, 2010)
Riwayat alamiah penyakit adalah deskripsi perkembangan penyakit pada individu
yang terjadi secara alami tanpa adanya intervensi secara sengaja yang dilakukan oleh
manusia.
Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit sama pentingnya dengan kausa
penyakit untuk upaya pencegahan dan pengendalian penyakit. Dengan mengetahui perilaku
dan karakteristik masing-masing penyakit maka bisa dikembangkan intervensi yang tepat
untuk mengidentifikasi maupun mengatasi problem penyakit tersebut (Gordis, 2000,
Wikipedia, 2010). Dengan mengetahui riwayat alamiah suatu penyakit, kita dapat
menentukan upaya pengendalian dan pencegahan penyakit tersebut dengan tepat.

2.2 TAHAPAN RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

1. Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal (sehat), tetapi mereka pada
dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (satge of
susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini, telah terjadi interaksi antara penjamu
dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia. Dalam arti bibit
penyakit berada diluar tubuh penjamu dimana para kuman mengembangkan potensi
infektivitas untuk siap menyerang penjamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-
tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit.
Namun begitu penjamunya lengah ataupun bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambahn

3
dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan penjamu, maka keadaan dapat
segera berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya.
 Kondisi Host masih normal/sehat
 Sudah ada interaksi antara Host dan Agent, tetapi Agent masih diluar Host
 Jika interaksi Host, Agent dan Environment berubah → Host jadi lebih rentan atau
Agent jadi lebih virulen → Agent masuk ke Host (memasuki tahap patogenesis)

2. Tahap Patogenesis
Tahap ini meliputi tiga sub-tahap, yaitu Tahap Inkubasi, Tahap Dini, dan Tahap
Lanjut.
a. Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam
tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit sampai timbulnya gejala penyakit. Tiap-tiap
penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jika
daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan
terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin
bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan
tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik. Pengetahuan tentang
lamanya masa inkubasi ini sangat penting untuk informasi diagnosis.
Tabel Berbagai Jenis Penyakit Menular dan Masa Inkubasinya
Jenis Penyakit Masa Inkubasi
AIDS 2 bulan – 10 tahun
Amoebiasis 2-4 minggu
Anthrax 2-7 hari
Botulism 12-36 jam
Chikungunya 3-12 hari
Kholera 1-5 hari
Dipteri 2-5 hari
Filariasis 3-12 bulan
Hepatitis A 15-50 minggu
Hepatitis B 7-26 minggu
Leptospirosis 4-18 hari
Campak 10-14 hari
Poliomyelitis 5-30 hari
4
Tetanus 4-21 hari
b. Tahap Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit yang
kelihatannya ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari
dan karena itu sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya
tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat,
terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka
tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah parahnya
penyakit yang di derita, sehingga saat datang berobat sering talah terlambat.
c. Tahap Lanjut
Merupakan tahapan dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin bertambah berat
dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada tahap ini
penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas sehingga diagnosis
sudah relatif mudah ditegakkan sehingga dapat diberikan pengonatan yang tepat untuk
menghindari akibat lanjut yang kurang baik.

 Tahap Inkubasi → tahap mulai masuknya Agent kedalam Host, sampai timbul
gejala sakit
 Tahap penyakit dini → tahap mulainya timbul gejala penyakit dalam keadaan
awal (ringan)
 Tahap penyakit lanjut → tahap penyakit telah berkembang pesat dan
menimbulkan kelainan patologis dan gejalanya

3. Tahap Post Patogenesis


Setelah melalui proses patogenesis, penyakit akan memasuki tahap akhir atau post-
patogenesis. Perjalanan penyakit tersebut dapat berakhir dalam lima keadaan, yaitu : 
 Sembuh sempurna, penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna,
artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita
penyakit. Menjadi sembuh setelah menderita suatu penyakit adalah harapan utama
dan menjadi target utama epidemiologis dalam menangani suatu penyakit. Jika

5
penyakit tidak sembuh sempurna, maka ada kemungkinan bibit penyakit masih
tersisa dan penyakit berpotensi untuk menular.
 Sembuh dengan cacat, penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh.
Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada
pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik
yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat
mental dan cacat sosial.
 Karier, pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala
penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan
bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang,
penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya membahayakan diri
pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya, karena dapat menjadi sumber
penularan
 Kronis, perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah,
dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan
yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap
berada dalam keadaan sakit.
 Meninggal dunia, terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh,
tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari
setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.

6
Tabel Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit

Status
Patogenesi Post- Upaya
Kesehata Pre-patogenesis
s patogenesis Epidemiologi
n
Interaksi Normal
Status
Host-Agent- Upaya Primordial
Sehat
Environment
Status Interaksi Kerentanan
Promosi
Rentan Host-Agent-
Kesehatan
Sakit Environment
Status  Tahap  Pencegahan
Klinis Inkubas Khusus
i  Deteksi Dini
 Tahap  Diagnosis
Dini Awal
 Tahap  Pengobatan
Lanjut Tepat
Status  Sembuh
Pasca-  Karier
 Pembatasan
klinis  Imun/kebal
kecacatan
 Kronik
 Rehabilitas
 Cacat
 Meninggal

• Tahap penyakit akhir → tahap berakhirnya perjalanan penyakit, dapat dalam bentuk;
• Sembuh sempurna → Agent hilang, Host pulih dan sehat kembali
• Sembuh dengan cacat → Agent hilang, penyakit tidak ada → Host tidak pulih
sempurna (ada bekas gangguan/cacat)
• Karier → Agent masih ada, Host pulih → gangguan Agent masih ada (minimal)
• Mati

7
2.3 MANFAAT RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Dari riwayat alamiah penyakit diperoleh beberapa informasi penting seperti:


 Masa inkubasi atau masa latent, masa atau waktu yang diperlukan selama perjalanan
suatu penyakit untuk menyebabkan seseorang jatuh sakit.
 Kelengkapan keluhan (symptom) yang menjadi bahan informasi dalam menegakan
diagnosis.
 Lamanya dan beratnya keluhan dialami oleh seorang penderita.
 Kejadian penyakit menurut musim (season) kapan penyakit itu lebih frekuen
kejadiannya.
 Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit sehingga dapat dengan mudah
dideteksi lokasi kejadian penyakit.
 Sifat-sifat biologis kuman pathogen sehingga menjadi bahan informasi untuk
pencegahan penyakit, khususnya untuk pembunuhan kuman penyebab.

Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit merupakan langkah awal yang perlu
dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek lain yang terkait dengan penyakit. Dengan
mengetahui riwayat alamiah dapat ditarik beberapa manfaat seperti:
 Untuk diagnostic, masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit,
misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa)
 Untuk Pencegahan, dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan
mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
 Untuk terapi, terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan
awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih awal terapi akan
lebih baik hasil yang diharapkan.

 Untuk diagnostik → masa inkubasi → berguna untuk Dx penyakit atau masalah


kesehatan dalam KLB
 Untuk pencegahan → rantai penyakit → memotong rantai → pemberantasan/
pencegahan penyakit

8
 Untuk terapi → makin awal Tx diberikan → hasil makin baik

2.4 MASA TUNAS PENYAKIT

Masa tunas penyakit/masa inkubasi adalah masa antara waktu terjadinya infeksi dan
timbulnya gejala-gejala penyakit. Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan dari saat
masuknya patogen (penyebab penyakit) ke dalam tubuh, sampai mulai menimbulkan gejala
pertama kali. Proses masuknya patogen yang berupa mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia disebut dengan infeksi. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, virus, jamur, atau
parasit. Selain mikroorganisme, patogen dapat berupa paparan bahan kimia, radiasi, dan
sebagainya.

Dalam dunia medis, ada pembahasan khusus tentang riwayat alamiah penyakit
(natural history of disease) yakni deskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan
penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen kausal hingga
terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu
intervensi preventif maupun terapetik.

Perjalanan penyakit diawali dengan terpaparnya individu sebagai penjamu yang


rentan (suseptibel) oleh penyebab penyakit (patogen). Paparan (exposure) adalah kontak atau
kedekatan (proximity) dengan sumber agen penyakit. Sebagai contoh seseorang yang
terpapar virus influenza karena berdekatan dengan sumber (penderita influenza), maka virus
akan masuk ke dalam tubuh dan berpotensi menimbulkan penyakit flu. Paparan tidak hanya
berlaku pada penyakit infeksi, tetapi juga non-infeksi, misalnya paparan stres, zat beracun,
dan lain-lain.

Setelah terpapar dan agen penyebab berhasil masuk, maka fase selanjutnya adalah
masa inkubasi. Ini merupakan waktu yang diperlukan mulai dari paparan patogen hingga
timbulnya manifestasi klinis atau masa laten pada penyakit kronis. Pada fase inkubasi ini
penyakit belum menampakkan tanda dan gejala, maka dari itu disebut juga penyakit subklinis
(asimtomatis).

9
Pada proses infeksi, masa inkubasi ini dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
berkembang biak sampai akhirnya dapat menimbulkan gejala pada manusia. Setiap
mikroorganisme memiliki masa inkubasi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Secara umum, untuk infeksi mikroorganisme yang sama, masa inkubasi pada orang dewasa
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan anak-anak atau bayi.

Masa inkubasi bisa berlangsung dalam hitungan detik pada reaksi keracunan ataupun
alergi (hipersentivitas). Sebagai contoh, pada seseorang yang terpapar bakteri Vibrio cholera
yang toksigenik, gejala kolera bisa timbul beberapa jam hingga 2-3 hari sejak paparan.
Sedangkan pada penyakit kronis masa inkubasi (masa laten) bisa berlangsung sampai
beberapa dekade. Ada dua faktor yang mempengaruhi masa laten (masa inkubasi), yakni
faktor risiko (faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit secara klinis) dan faktor
protektif (faktor yang menurunkan risiko terjadinya penyakit secara klinis).

Faktor yang memengaruhi kecepatan masa inkubasi

Masa inkubasi dari suatu penyakit infeksi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Dosis atau jumlah patogen yang masuk ke dalam tubuh

Semakin banyak jumlah patogen yang masuk ke dalam tubuh, maka kemungkinan untuk
menimbulkan gejala penyakit semakin cepat. Karena terlalu banyak pathogen yang masuk
tidak dapat dimusnahkan oleh sistem imun tubuh.

2. Jalur masuk patogen

Tergantung dari jenis mikroorganisme dan rute penyebarannya. Mikroorganisme paling cepat
menyebar ke seluruh tubuh apabila masuk melalui pembuluh darah mengikuti sirkulasi aliran
darah.

3. Kecepatan suatu mikroorganisme untuk bereplikasi (berkembang biak)

Siklus hidup suatu mikroorganisme untuk bereplikasi berbeda-beda antara yang satu dengan
yang lain, ada yang membutuhkan waktu cepat, ada juga yang membutuhkan waktu lama.
Ada juga mikroorganisme yang membutuhkan hewan perantara untuk berkembangbiak,
sebagai contoh parasit. Sebagian besar jenis parasit akan berkembang atau menjadi parasit

10
dewasa di dalam tubuh nyamuk, kemudian akan masuk kembali ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk.

4. Daya tahan tubuh atau kemampuan sistem imun seseorang

Dalam keadaan normal, seluruh permukaan tubuh manusia dijaga oleh sistem kekebalan
tubuh, seperti permukaan kulit dan lapisan mukosa bertugas untuk mencegah masuknya
patogen. Pada saat ada luka di kulit atau mukosa, maka patogen akan mudah masuk ke dalam
tubuh. Adanya pengaruh dari penyakit tertentu dan efek samping penggunaan obat, juga
dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang sehingga mudah terjadi infeksi.

2.5 UPAYA PENCEGAHAN

PRIMORDIAL PREVENTION (PENCEGAHAN TINGKAT AWAL)


 Menghindari obesitas
 Menghindari rokok
 Perilaku hidup bersih dan sehat
 Mengindari bahan pengawet, pewarna
 Makan bergizi seimbang
 Istirahat cukup
 Olah raga teratur

PRIMARY PREVENTION (PENCEGAHAN TK PERTAMA)


 Pendidikan kesehatan
 Imunisasi
 PSN-3M
 Konsul genetika
 Sterilisasi alat
 Memakai sarung tangan
 Memaki masker

SECONDARY PREVENTION (PENCEGAHAN TK KEDUA)


 Diagnosis awal
 Pengobatan cepat dan tepat
 Kemo-profilaksis

11
 Screening (pencarian penderita dengan gejala umum)

TERTIARY PREVENTION (PENCEGAHAN TK KETIGA)


 Mencegah penyakit agar tidak bertambah parah
 Mencegah: kematian, kecacatan
 Rehabilitasi: fisik, mental, sosial

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Riwayat alamiah penyakit adalah deskripsi perkembangan penyakit pada individu


yang terjadi secara alami tanpa adanya intervensi secara sengaja yang dilakukan oleh
manusia. Tahapan riwayat alamiah penyakit ada tiga yaitu tahapan prepatogenesis, tahapan
patogenesis, dan tahapan pasca patogenesis. Tiga faktor yang menjadi bagian penting dari
perjalanan penyakit pada manusia : host, agent, environment. Adapun manfaat riwayat
alamiah penyakit adalah untuk diagnostik, pencegahan dan therapi.

3.2 SARAN

Dari pembahasan tentang riwayat alamiah penyakit kita dapat mengetahui pola
penyebaran penyakit. Kita dapat menekan suatu penyakit agar tidak menjadi penyakit
menular. Dengan pengetahuan tentang manfaat riwayat alamiah penyakit kita dapat
mengetahui informasi tentang aspek-aspek yang terkait dengan penyakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nadjib, M.Bustan. 2012.Pengantar Epidemiologi.Jakarta : Rineka Cipta


Dr. Suparyanto.blogspot.com, “Riwayat Alamiah Penyakit”, 08 Maret 2012,
https://www.google.com/search?
q=riwayat+alamiah+penyakit&oq=riwayat+alamiah+penyakit&aqs=chrome.0.69i59l2j0l3j69
i60l3.36227j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8, di akses tanggal 29 juni 2020
www.slideshare.net/najwahusman, “Konsep Riwayat Alamiah Penyakit dan Tingkat
Pencegahan”, 30 Agustus 2016, https://www.slideshare.net/najmahusman/bab-2-konsep-
riwayat-alamiah-penyakit-dan-tingkat-pencegahan#:~:text=6.%20Riwayat%20Alamiah
%20Penyakit%20%E2%80%A2,sengaja%20yang%20dilakukan%20oleh%20manusia., di
akses tanggal 29 juni 2020
Agus34drajat.files.wordpress.com, “Riwayat Alamiah Penyakit”, Maret 2011,
https://agus34drajat.files.wordpress.com/2011/03/riwayat-alamiah-penyakit-oleh-agus.pdf,
diakses tanggal 29 juni 2020
Repository.ipb.ac.id, “Bab IV Riwayat Perjalanan Alamiah Penyakit”
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/54966/8/BAB IV Riwayat Perjalanan
Alamiah Penyakit....pdf, diakses tanggal 30 juni 2020
Bustan, M.N. 1997. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta: Jakarta.
Bustan, M.N.2006. Pengantar Epidemiologi, Edisi Revisi. Rineka Cipta: Jakarta.
Nasri, Noor,1997. Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta: Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta:Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai