Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Epidemiologi

Disusun Oleh:
Kelompok I
M. YAFI HAMMAMI (G1D123007)
KHALILULLAH (G1D123042)
ALFIN WICAKSONO (G1D123078)
SYLVA PUTRI SHINTA SINAGA (G1D123050)
NUR AROHMAH (G1D123093)
REZA ZAHPIRA (G1D123112)

Kelas 1C

Dosen Pengampu:
Marta Butar Butar, S.K.M., M.Epid.

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Perjalanan
Alamiah Penyakit” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Marta Butar
Butar, S.K.M., M.Epid. sebagai dosen pengampu mata kuliah Dasar Epidemiologi
yang telah membantu memberikan arahan dan bimbingan dalam pengerjaan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa saja yang ditulis
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jambi, 17 Februari 2024

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Perjalanan Alamiah Penyakit ........................................................................ 3
2.1.1 Pengertian Perjalanan Alamiah Penyakit ................................................ 3
2.1.2 Tahapan Perjalanan Alamiah Penyakit.................................................... 4
2.1.3 Pola Penyebaran Penyakit ....................................................................... 7
2.2 Tingkat Pencegahan Penyakit ....................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Riwayat alamiah penyakit mencakup pemahaman tentang proses alamiah
yang terjadi dalam tubuh manusia. Hal ini melibatkan interaksi kompleks antara
faktor genetik, lingkungan, dan imunologi yang memengaruhi perkembangan
penyakit. Dengan memiliki konsep dasar yang kuat, kita dapat lebih memahami
bagaimana penyakit alamiah terjadi dan berkembang. Definisi penyakit alamiah
adalah kondisi medis yang muncul secara alami tanpa campur tangan dari luar
seperti infeksi virus atau bakteri. Penyakit ini dapat bersifat genetik, akibat faktor
lingkungan, dan interaksi kompleks antara keduanya. Memahami definisi ini
penting dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit alamiah.
Banyak faktor menyebabkan munculnya berbagai penyakit. Studi Riwayat
Alamiah Penyakit (RAP) adalah studi tentang faktor-faktor yang dapat
menyebabkan penyakit muncul dan menyebar. Diperkirakan studi ini akan
bermanfaat untuk mengetahui cara terbaik untuk mencegah penyakit. Jika ada
alasan, pasti ada sumbernya. Pada handout ini, penyusun akan menjelaskan
bagaimana suatu penyakit berkembang, termasuk struktur kejadian seperti masa
inkubasi, dan berusaha menerapkan tingkat pencegahan dalam penjabarannya agar
penyakit tersebut dapat ditangani dan ditangani. Mereka akan melakukan ini tanpa
mengabaikan dasar ilmu epidemiologi yang sudah ada.
Telah diketahui bahwa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
memiliki dampak lingkungan yang signifikan terhadap lingkungan. Akibatnya,
penyakit yang dulunya biasa menjadi lebih patogen, dan transisi epidemiologi
adalah salah satu buktinya. Untuk memprediksi penyakit, Anda perlu memahami
semua aspeknya. Adanya ketidakseimbangan antara ketiga komponen ini dapat
menyebabkan penyakit. Karena peran agen, yaitu mikroba, dapat dengan mudah
dipisahkan dari lingkungan, model ini, yang lebih dikenal sebagai "Triangle
Epidemiologi" atau "Triad Epidemiologi", cocok untuk menjelaskan penyebab
penyakit infeksi. Faktor penyebab penyakit alamiah dapat berasal dari berbagai
aspek mulai dari genetik, lingkungan, gaya hidup, hingga kebiasaan makan.

1
Penyakit ini tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan kombinasi
dari berbagai faktor yang kompleks. Memahami faktor penyebab tersebut dapat
membantu dalam penanganan dan pencegahan penyakit alamiah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu riwayat alamiah penyakit?
2. Apa saja Tingkat pencegahan penyakit?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Riwayat alamiah penyakit.
2. Untuk mengetahui apa saja tingkatan pencegahan penyakit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perjalanan Alamiah Penyakit


2.1.1 Pengertian Perjalanan Alamiah Penyakit
Riwayat alamiah penyakit, juga disebut sebagai "natural history of
disease" adalah deskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit
seseorang, dimulai sejak paparan dengan agen kausal hingga akibat penyakit,
seperti kesembuhan atau kematian, tanpa dihentikan oleh pengobatan atau
pencegahan (Lisa & Joe, 2023). Salah satu komponen penting dalam deskripsi
epidemiologi adalah riwayat alamiah penyakit. Singkatnya, "riwayat alamiah
perjalanan penyakit (natural history of disease)" adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan proses yang terjadi pada orang yang sehat, terutama dalam
hal penyakit infeksi. Jika penyakit tidak diobati atau ditangani dengan cara lain, itu
disebut riwayat alamiah. Sumber alamiah penyakit harus diperiksa. Untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit, penting untuk memahami sejarah penyakit.
Dengan mengetahui perilaku dan karakteristik masing-masing penyakit maka bisa
dikembangkan intervensi yang tepat untuk mengidentifikasi maupun mengatasi
problem penyakit tersebut.
Riwayat alamiah perjalanan penyakit (natural history of disease) adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejarah peristiwa yang terjadi pada
individu yang sehat, termasuk kemunculan penyakit dan penurunan penyakit. Ini
terutama berlaku untuk penyakit infeksi (Ahmadi, 2023). Jika penyakit tidak diobati
atau ditangani dengan cara lain, itu disebut riwayat alamiah. Berikut adalah tujuan
materi ini:
a. Memahami model segitiga epidemiologi yang menggambarkan hubungan
tiga komponen penyakit;
b. Memahami definisi riwayat alamiah penyakit;
c. Memahami alasan mempelajari riwayat alamiah penyakit;
d. Memahami manfaat mempelajari perjalanan riwayat alamiah penyakit;
e. Menjelaskan tahapan riwayat alamiah penyakit;
f. Mengetahui jenis penyakit menular dan masa inkubasinya;

3
g. Mengetahui tingkat pencegahan penyakit.
Pengetahuan tentang Riwayat Alamiah Penyakit (RAP) sangat penting
untuk pencegahan. Hasil pemeriksaan fisik dan RAP akan membantu tenaga
kesehatan menetapkan diagnosis dan memahami perkembangan penyakit. Ini
penting untuk dapat menjelaskan tindakan pencegahan, keganasan penyakit, lama
kelangsungan hidup penderita, atau gejala sisa seperti carrier atau cacat. Informasi
ini akan berguna untuk strategi pencegahan, perencanaan perawatan yang lama, dan
model pelayan yang akan dibutuhkan di masa mendatang (Ismah, 2018).
Pemaparan agen infeksius yang dapat menyebabkan penyakit dimulai dengan
proses penyakit menular. Jika tidak diobati, penyakit dapat berakhir dengan kondisi
sembuh sempurna, carrier, cacat, atau meninggal. Sebagian besar penyakit memiliki
riwayat alamiah yang jelas, tetapi beberapa penyakit tidak diketahui riwayat
alamnya. Sifat-sifat menular RAP memiliki kerangka waktu dan manifestasi yang
berbeda-beda, dan masing-masing individu tidak sama. Namun, dengan memberi
tahu orang tentang penyakit mereka, perkembangan penyakit dapat dicegah dengan
tindakan pencegahan dan pengobatan, meningkatkan faktor kesehatan pejamu dan
faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit.

2.1.2 Tahapan Perjalanan Alamiah Penyakit


Tahap awal penyakit merupakan fase dimana tubuh pertama kali terinfeksi
oleh agen penyebab penyakit. Infeksi penyebab dapat berasal dari berbagai sumber
seperti virus, bakteri, atau parasit. Gejala pertama yang muncul pada tubuh biasanya
merupakan tanda awal adanya penyakit dan dapat bervariasi tergantung pada jenis
penyakit yang terjadi. Periode inkubasi adalah waktu yang dibutuhkan bagi agen
penyebab untuk berkembang dalam tubuh sebelum timbulnya gejala pertama
penyakit.
1. Tahap pre-Patogenesa
Tahap Pre-Patogenesa, juga dikenal sebagai Tahap Pra-Patogenesa, adalah
saat interaksi antara pejamu dan bibit penyakit terjadi. Namun, interaksi ini terjadi
di luar tubuh manusia, sehingga bibit penyakit belum masuk ke dalam tubuh
pejamu. Pada kondisi ini, tidak ada tanda-tanda penyakit dan pejamu memiliki daya
tahan tubuh yang kuat untuk melawan penyakit atau kondisi sehat pada tahap pra-

4
patogenesis. Meskipun host tetap sehat, manusia telah terpajan dan rentan terhadap
penyakit yang ada di sekitarnya. Penyebabnya adalah karena telah terjadi interaksi
dengan bibit penyakit (agen), bibit penyakit belum masuk ke manusia (host),
manusia masih sehat atau tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit atau belum
terdeteksi secara klinis atau laboratorium. Pada tahap pre-patogenesa, seseorang
tampak sehat dan normal tetapi pada dasarnya rentan terhadap serangan agen
penyakit. Walaupun demikian, pada tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu
dan bibit penyakit yang terjadi di luar tubuh, sehingga bibit penyakit tetap berada
di luar tubuh pejamu. Di sana, kuman dapat tumbuh menjadi kuman yang dapat
menular dan menyerang penjamu. Pada tahap ini, tidak ada gejala sakit sampai
tubuh penjamu cukup kuat. Namun, keadaan dapat berubah segera jika penjamunva
"lengah" atau bibit penyakit menjadi lebih ganas, serta kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan penjamu yang selanjutnya penyakit akan berkembang hingga
tahap patogenesis (Rojali, 2019).
2. Tahap Patogenesis
Tahap patogenesis dalam perjalanan alamiah penyakit merupakan fase
klinis dimana bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia dan gejala-gejala
penyakit mulai terlihat. Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:
a. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu yang berlalu antara masuknya bibit
penyakit ke dalam tubuh seseorang sampai gejala penyakit muncul. Pada
tahap ini, penyakit belum menunjukkan gejala atau tanda-tanda apa pun,
sehingga dikenal sebagai penyakit subklinis atau asimtomatis (Wanadriani,
2021). Masa inkubasi penyakit berbeda-beda, tergantung pada jenis patogen
penyebab penyakit dan kondisi tubuh orang yang terinfeksi. Untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit, sama pentingnya dengan
memahami sejarah alamiah penyakit, termasuk masa inkubasi. Masa
inkubasi dapat digunakan untuk menentukan jenis penyakit, seperti KLB
(Kejadian Luar Biasa). Terapi yang tepat harus dimulai pada awal penyakit
karena keterlambatan diagnosis berkorelasi dengan keterlambatan terapi
(Muhlisin, 2020).
b. Tahap Penyakit Dini

5
Tahap penyakit dini (stage of clinical disease) adalah fase penyakit
dimana gejala-gejala penyakit mulai muncul, namun sifatnya masih ringan.
Penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan sering tidak
memerlukan perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat
jalan. Tahap ini merupakan fase yang penting dalam pencegahan penyakit,
karena deteksi dini lebih efektif untuk pencegahan penyakit daripada
pengobatan setelah penyakit berkembang dan menjadi simptomatik.
c. Tahap penyakit lanjut
Di tahap penyakit lanjut (stage of advanced disease) adalah fase di
mana gejala penyakit menjadi lebih parah. Pada titik ini, penyakit semakin
parah, penderita tidak dapat bekerja, dan biasanya membutuhkan perawatan
intensif. Tahap ini dapat berakhir dengan kesembuhan sepenuhnya,
kesembuhan dengan cacat, penyakit jangka panjang, atau kematian. Pada
tahap ini, penyakit menjadi lebih jelas dan gejalanya mungkin menjadi lebih
parah. Pada titik ini, penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinis
yang jelas, sehingga diagnosisnya cukup mudah. Setelah diagnosis
ditegakkan, pengobatan yang tepat diperlukan untuk mencegah efek
samping yang buruk.
d. Tahap akhir penyakit (Pasca Patogenesis)
Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima
keadaan, yaitu sembuh sempurna, sembuh tapi cacat, karier, kronis, dan
meninggal dunia. Pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah berakhir
karena gejalanya tidak tampak lagi. Namun, virus penyakit yang ada dalam
pejamu akan muncul kembali jika daya tahan tubuh berkurang. Keadaan
karier ini dapat menjadi sumber penularan dan membahayakan pejamu
sendiri dan masyarakat sekitarnya.

Namun, ada beberapa penyakit yang tidak sesuai dengan bagan di atas,
sehingga dikenal dengan istilah Self limiting desease atau proses penyakit berhenti
sendiri dan semua fungsi tubuh normal kembali, dan inapparent disease atau
penyakit yang berlangsung tanpa gejala klinis, penderita penyakit tertentu sudah
mulai menularkan penyakitnya sebelum masa inkubasi selesai (misal campak,

6
polio, rubella, cacar air), atau penderita penyakit tertentu menularkan penyakitnya
setelah gejala klinis muncul (misal filariasis, batuk rejan, malaria).

2.1.3 Pola Penyebaran Penyakit


Suatu penyakit yang dikenal sebagai penyakit menular tidak hanya berakhir
dengan penyakit itu sendiri, tetapi juga memiliki kecenderungan untuk menyebar.
Jika seseorang jatuh sakit sebagai hasil dari suatu rangkaian peristiwa, penyakit dan
kumannya dapat berpindah dan menyebar ke orang lain atau masyarakat. Kuman
memulai aktivitasnya di pintu masuk (portal of entry) potensial penderita baru dan
kemudian keluar melalui pintu keluar (portal of exit) jika ingin berpindah ke
penderita baru. Ini adalah proses perjalanan penyakit. Setiap jenis kuman memiliki
cara unik untuk masuk dan keluar dari tubuh manusia melalui "pintu" tertentu dalam
tubuh yang sesuai dengan jenis penyakitnya. Misalnya, kuman harus masuk melalui
kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, atau saluran kemih. Faktor-faktor
penyebab dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Faktor Predisposisi, seperti: umur, jenis kelamin, riwayat penyakit
terdahulu, dll.
2. Faktor Pencetus, seperti: pemaparan oleh agen penyakit yang spesifik.
3. Faktor Pendorong, seperti: paparan yang berulang, beban kerja yang berat.
4. Faktor Pemberat, seperti: pendapatan rendah, status gizi, kondisi
perumahan, dll.

2.2 Tingkat Pencegahan Penyakit


Pengetahuan tentang sejarah alamiah penyakit dapat digunakan untuk
merancang dan melakukan strategi pencegahan. Artinya, dengan mengetahui
bagaimana penyakit berkembang dan bagaimana perubahan terjadi di setiap
fasenya, kita dapat mempertimbangkan upaya pencegahan apa yang tepat dan dapat
dilakukan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah atau bahkan dapat
disembuhkan. Semua upaya pencegahan yang dapat dilakukan akan beradaptasi
dengan perkembangan penyakit sesuai dengan perjalan penyakit (Toronto, 2015).
Dikenal ada 4 (empat) tingkat utama pencegahan penyakit, yaitu:
1. Pencegahan tingkat awal (primordial prevention)

7
Pencegahan tingkat awal diperkenalkan oleh WHO sebagai salah satu
bentuk upaya pencegahan yang didapatkan berdasarkan pengalaman epidemiologis
dalam menangani masalah penyakit kardiovaskuler. Ditemukan bahwa terjadinya
penyakit jantung pada masyarakat luas hanya jika terdapat kausal dasar (basic
underlying cause) yang berupa makanan tinggi lemak jenuh binatang. Jika bentuk
penyebab dasar ini tidak ada, seperti halnya di China dan Jepang, penyakit jantung
jarang ditemukan meskipun ditemukan banyak faktor resiko lainnya seperti
merokok dan tekanan darah tinggi. Tujuan primordial prevention ini adalah untuk
menghindari terbentuknya pola hidup sosial-ekonomi dan cultural yang mendorong
peningkatan resiko penyakit. Upaya ini terutama sesuai untuk ditujukan kepada
masalah penyakit tidak menular yang dewasa ini cenderung menunjukkan
peningkatannya.
Upaya primordial diperlukan dalam hal pengendalian peningkatan polusi
udara (green house effect, hujan asam, ozone-layer depletion) dan pengaruh asap di
daerah perkotaan dalam pencegahan penyakit jantung dan paru-paru. Pencegahan
tingkat dasar (primordial prevention) adalah usaha mencegah terjadinya risiko atau
mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara
umum. Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan
atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah
meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan
hidup sehat sehingga dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap
penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit. Umpamanya memelihara cara
makan masyarakat pedesaan yang kurang mengkonsumsi lemak hewani dan banyak
mengkonsumsi sayuran, kebiasaan berolahraga dan kebiasaan lainnya dalam usaha
mempertahankan tingkat risiko yang rendah terhadap berbagai penyakit tidak
menular. Bentuk lain pencegahan ini adalah usaha mencegah timbulnya kebiasaan
baru dalam masyarakat atau mencegah generasi yang sedang tumbuh untuk tidak
meniru/ melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan risiko terhadap
berbagai penyakit.
2. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) adalah upaya untuk
mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat

8
menjadi sakit. Pada pencegahan primer diarahkan dalam memutuskan rantai
penularan host-agent-environment. Pencegahan tingkat pertama (primary
prevention) merupakan suatu usaha pencegahan penyakit melalui usaha mengatasi
atau mengontrol faktor-faktor risiko (risk factors) dengan sasaran utamanya orang
sehat/ yang rentan melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara umum
dengan promosi kesehatan serta usaha pencegahan khusus terhadap penyakit
tertentu. Pencegahan primer diarahkan pada tahap kerentanan (susceptibility) yaitu
pada orang sehat atau yang belum sakit dimana agent penyebab penyakit belum
masuk ke tubuh host tersebut.
3. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Pencegahan tingkat kedua ini dilakukan dalam fase patologis dengan cara
mengetahui perubahan klinik atau fisiologis yang terjadi dalam awal penyakit
(early symptoms) atau semasa masih dalam presymtomatic, masa sangat awal
kelainan klinik. Pencegahan ini ditunjukkan untuk mendeteksi penyakit sedini
mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian,
pencegahan ini sekurang-kurangnya dapat menghambat atau memperlambat
progresifitas penyakit, mencegah komplikasi penyakit, dan membatasi
kemungkinan kecacatan. Bentuk utama pencegahan tingkat ke dua adalah:
“Penyaringan (Skrening)”. Adapun dengan skrening diharapkan dapat dideteksi
indikator fisiologi awal yang ada sebelum orang menunjukkan keluhan (Indraswati,
2023).
4. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
Upaya pencegahan tingkat ketiga, juga dikenal sebagai upaya rehabilitasi,
bertujuan untuk mengurangi jumlah kecacatan sehingga tidak ada cacat tambahan
dan untuk membantu orang yang mengalami cacat atau kelainan karena penyakit
mereka. Dalam situasi ini, kerusakan patologis tidak dapat diperbaiki lagi dan tidak
dapat diperbaiki.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perjalanan alamiah penyakit merujuk pada tahapan perkembangan penyakit
pada individu, mulai dari onset patologisnya hingga resolusinya. Tahapan ini
meliputi beberapa fase, yaitu prepatogenesis (sebelum timbulnya penyakit), tahap
penyakit dini (munculnya gejala ringan), tahap penyakit lanjut (gejala penyakit
menjadi lebih parah), dan tahap akhir penyakit (pasca patogenesis). Pencegahan
penyakit dapat lebih efektif jika dilakukan sejak tahap prepatogenesis atau tahap
penyakit dini. Upaya pencegahan pada tahap ini termasuk promosi kesehatan dan
pencegahan khusus.
Tingkatan pencegahan penyakit dapat dibagi menjadi tiga tingkat utama,
yaitu pencegahan tingkat pertama (primary prevention) adalah upaya untuk
mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat
menjadi sakit; pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) adalah upaya
untuk mengurangi dampak negatif dari penyakit yang telah terjadi, seperti
mengurangi risiko komplikasi atau mengurangi durasi penyakit; pencegahan
tingkat ketiga (tertiary prevention) adalah upaya untuk mengurangi dampak negatif
yang mungkin terjadi dari suatu penyakit, seperti mengurangi risiko kematian atau
mengurangi risiko cacat yang dihasilkan oleh penyakit.

3.2 Saran
Mempelajari perjalanan alamiah penyakit dan tingkatan pencegahannya
untuk memahami bagaimana penyakit berkembang dan bagaimana mencegahnya.
Menerapkan strategi pencegahan yang tepat pada tahap yang tepat untuk
memaksimalkan efektivitasnya. Melibatkan berbagai pihak dalam upaya
pencegahan penyakit, termasuk individu, keluarga, komunitas, dan pemerintah.
Memahami perjalanan alamiah penyakit dan menerapkan strategi pencegahan yang
tepat pada tahap yang tepat merupakan kunci untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan meminimalkan dampak penyakit.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2023). Riwayat Alamiah Penyakit. Epidemiolog.Id.


https://www.epidemiolog.id/riwayat-alamiah-penyakit/
Indraswati, D. (2023). Riwayat perjalanan penyakit. KEMENKES RI.
http://repo.poltekkesdepkes-sby.ac.id/6927/1/Diktat Riwayat Perjalanan
Penyakit.pdf
Ismah, Z. (2018). Dasar Epidemiologi. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Lisa, & Joe. (2023). Prevention Strategies. National Library of Medicine.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537222/
Muhlisin, A. (2020). Masa Inkubasi Dalam Riwayat Alamiah Penyakit.
Honestdocs. https://www.honestdocs.id/masa-inkubasi-dalam-riwayat-
alamiah-penyakit
Rojali. (2019). Riwayat alamat penyakit1. Slideshare.Net.
https://www.slideshare.net/HMRojali/riwayat-alamat-penyakit1
Toronto. (2015). Pencegahan primer, sekunder dan tersier. Institute for Work &
Health. https://www-iwh-on-ca.translate.goog/what-researchers-mean-
by/primary-secondary-and-tertiary-
prevention?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Wanadriani, L. (2021). Apa itu masa inkubasi dan mengapa dikatakan penting?
Antaranews. https://www.antaranews.com/berita/2616889/apa-itu-masa-
inkubasi-dan-mengapa-dikatakan-penting

11

Anda mungkin juga menyukai