Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen Pengajar : Hosiana L Sombuk, SST., MKM

“ INFEKSI IATROGENIK “

OLEH:
Kelompok 5
1. Anjelia Widya Santi (61447120003)
2. Nurul Bariyah (61447120041)
3. Rina Rumbruren (61447120045)
4. Robeka Awom (61447120047)
5. Wulan Kusumadewi (61447120059)
(Tingkat 2B)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG
PRODI D-III KEPERAWATAN MANOKWARI
2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Infeksi Iatrogenik”. Makalah ini kami
buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas . Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manokwari, 25 Maret 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................4
A. Latar Belakang .......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................5
C. Tujuan ....................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN .........................................................................................................6
A. Konsep Iastrogenik .................................................................................................6
1. Definisi .............................................................................................................6
2. Etiologi .............................................................................................................6
3. Penatalaksanaan Medis ....................................................................................7
4. Pemeriksaan Fisik .............................................................................................7
5. Pemeriksaan Penunjuang .................................................................................8
B. Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................................9
BAB 3
PENUTUP ...............................................................................................................11
A. Kesimpulan ..........................................................................................................11
B. Saran ....................................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran reproduksi adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dan
tersembunyi yang berdampak kepada laki-laki dan perempuan. Dampak negatif dari infeksi
saluran reproduksi terutama bagi perempuan antara lain:
a. Komplikasi kehamilan
b. Kemandulan dan rasa sakit yang berkepanjangan.
c. Peningkatan penyakit menular infeksi saluran reproduksi.
d. Kematian
Banyak infeksi saluran reproduksi yang gejala dan tanda-tandanya tidak dirasakan,
terutama pada perempuan, hingga terlambat untuk menghindari penyakit pada organ
reproduksi. Berdasarkan penyebabnya penyakit infeksi saluran reproduksi dibagi menjadi:
a. Infeksi endogen oleh flora normal komensal yang berlebihan termasuk didalamnya
kandidias yang dapat dengan mudah disembuhkan. Infeksi endogen persalinan
prematur.
b. Penyakit menular seksual yaitu infeksi saluran reproduksi yang sebagian besar ditularkan
melalui hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi trikomoniasis, gonore,
klamidia, sifilis, ulkus mole, kondiloma akuminata, herpes genital.
c. Infeksi iatrogenik yaitu infeksi saluran reproduksi yang disebabkan oleh prosedur medis.
Timbul ketika penyebab infeksi (bakteri dan mikroorganisme lainya) masuk kedalam
saluran reproduksi karena tidak sterilnya alat-alat medis.
Infeksi saluran reproduksi tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan tetapi juga
tingkat produktifitas dan kualitas hidup perempuan maupun laki-laki, yang pada akhirnya
keseluruh masyarakat.
Dengan pendeteksian dini ini akan menguntungkan bagi perempuan karena besar
kemungkinan infeksi saluran reproduksi yang didiagnosis dan dengan adanya pengobatan
secara benar pada awal akan menambah harapan dan kesembuhan bagi penderita.
Dalam hal ini peran computer dibidang medis sangat dibutuhkan untuk memberikan
informasi tentang penyakit infeksi saluran reproduksi. Diharapkan pencegahan terhadap
penyakit dapat dilakukan dengan cepat.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang bisa dirumuskan berdasarkan latar belakang diatas
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana merancang dan membangun aplikasi yang digunakan untuk mendiagnosa
infeksi saluran reproduksi pada wanita.
b. Bagaimana masyarakat yang hanya sekedar untuk mendetekesi secara dini apa yang
meraka menderita gangguan infeksi saluran reproduksi berserta saran yang diberikan
oleh system.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam pembuatan aplikasi ini adalah:
a. Membuat aplikasi yang mampu mendiagnosa infeksi saluran reproduksi dengan melihat
gejala yang tampak.
b. Mempermudah dan membantu orang awam dalam bidang infeksi saluran reproduksi
dengan menyelesaikan masalah dan menggambil keputusan sesuai saran yang diberikan.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Iatrogenik
1. Definisi Iatrogenesis
Berasal dari bahasa Yunani “ iatros” yang berarti medis dan “genes” yang berarti
origin/asal, iatrogenik didefinisikan sebagai terjadinya efek negatif yang disebabkan oleh
prosedur medis. Iatrogenesis mengarah pada ketidaksengajaan efek samping atau kompliksi
yang disebabkan oleh intervensi kedokteran atau peresepan obat.Iatrogenic juga mengarah
pada pekerja professional kesehatan yang lain seperti psikologis, farmasis, terapis, perawat
dan dokter gigi. Ketika seorang dokter (atau tenaga medis lain) dalam usahanya
menyembuhan, memperbaiki, atau mengobati pasien menimbulkan kelainan psikologis,
fungsional, atau organik dalam bentuk nyeri, penyakit atau gangguan, ia bersifat iatrogenik.
Jadi, penyakit iatrogenik didefinisikan sebagai tindakan medis, terapetik, diagnostik, atau
profilaksis apapun, yang secara tidak sengaja menyebabkan gejala yang membutuhkan
terapi, menyebabkan perawatan di rumah sakit, meningkatkan lama rawat inap di rumah
sakit, menyebabkan ketidamampuan permanen atau perlukaan, atau mengarah pada
kematian.

2. Etiologi
Penyakit iatrogenik adalah akibat dari prosedur terapi dan diagnosis yang diterima
oleh pasien. Dengan berbagai macam jenis obat pada satu orang pasien maka reaksi efek
samping obat dapat terjadi.
Gangguan iatrogenik terjadi ketika efek samping dari regimen diagnosis atau terapi
menyebabkan sebuah kondisi patologis. Prosedur diagnostik (mekanik dan radiologis),
regiment terapi (obat, pembedahan, atau prosedur invasif lainnya), hospitalisasi dapat
menyebabkan gangguan iatrogenik.
Dari beberapa studi yang telah dilakukan, terdapat beberapa predictor penting untuk
terjadinya iatrogenesis seperti usia tua, jumlah obat yang diminum per hari, kondisi
patologis yang berhubungan, kondisi medis yang buruk saat masuk rumah sakit, gangguan
fungsi ginjal dan penggunaan akses intravena. Beberapa faktor resiko lain yang diketahui
menyebabkan kejadian iatrogenesis di rumah sakit antara lain :
1) Kesalahan medis, penulisan resep obat yang buruk (tidak terbaca)
2) Kealpaan tenaga kesehatan
3) Prosedur, teknik, informasi dan metode yang tidak tepat
4) Interaksi obat akibat kesalahan peresepan dan polifarmasi
5) Efek samping obat
6) Penggunaan obat yang berlebihan dan ketidakpatuhan sehingga menyebabkan
resistensi obat

6
7) Infeksi nosokomial
8) Tranfusi darah
9) Distress emosi yang membahayakan

3. Penatalaksanaan medis
Pendekatan multidimensi berusaha untuk menguraikan berbagai masalah pada
pasien geriatri, mengidentifikasi semua aset pasien, mengidentifikasi jenis pelayanan
yangdibutuhkan, dan mengembangkan rencanna asuhan yang berorientasi pada
kepentingan pasien. Beberapa penatalaksaan secara umum sindrom geriatrik diantaranya
a. Pemberian asupan diet protein , vitamin C,D,E dan mineral yang cukup.
Orang usia lanjut umumnya mengkonsumsi protein kurang dari angka kecukupan gizi.
Proporsi protein yang adekuat merupakan faktor penting, bukan dalam jumlah besar
pada sekali makan. Protein sebaiknya mengandung asam aminoesensial. Leusin adalah
asam amino esensial dengan kemampuan anabolisme protein tertinggi sehingga dapat
mencegah sarkopenia.
b. Pengaturan olahraga secara teratur
Kemampuan dasar seperti berjalan, keseimbangan, fungsi kognitif. Aktivitas fisik dapat
menghambat penurunan massa dan fungsi otot dengan memicu peningkatan masa dan
kapasitas metabolik otot sehingga memengaruhi energi expenditure, metabolis glukosa
dan cadangan protein
c. Pencegahan infeksi dengan vaksin
d. Antisipasi kejadian yang dapat menimbulkan stres misalnya pembedahan elektif dan
reconditioning cepat setelah mengalami stres dengan renutrisi dan fisioterapi individual
e. Terapi pengobatan pada lansia berbeda dari pasien pada usia muda, karena adanya
perubahan kondisi tubuh yang disebabkan oleh usia, dan dampak yang timbul dari
penggunaan obat-obatan yang digunakan sebelumnya.

4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan pemeriksaan tanda vital
1) Pemeriksaan fisik tekanan darah, dilaksanakan dalam keadaan tidur, duduk dan berdiri,
masing-masing dengan selang 1-2 menit, untuk melihat kemungkinan terdapatnya
hipotensi ortostatik
2) Pemeriksaan fisik untuk menilai sistem. Pemeriksaan organ dan sistem ini disesuaikan
dengan tingkat kemampuan pemeriksa.Yang penting adalah pemeriksaan secara sistem
ini menghasilkan dapatan ada atau tidaknya gangguan organ atau sistem.
3) Pemeriksaan fisik dengan urutan seperti pada anamnesis penilaian sistem, yaitu :
a. Pemeriksaan susunan saraf pusat (Central Nervous System).
b. Pemeriksaan panca indera, saluran nafas atas, gigi-mulut.
c. Pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, bising arteri karotis.
d. Pemeriksaan dada, paru-paru, jantung dan abdomen perlu dilakukan dengan cermat.

7
e. Pemeriksaan ekstremitas, refleks-refleks, gerakan dan kelainan sendi-sendi perlu
diperiksa :sendi panggul, lutut dan kolumna vertebralis.
f. Pemeriksaan kulit-integumen, juga perlu dilakukan.
Pemeriksaan fisik perlu dilengkapi dengan beberapa uji fisik seperti “get up and go” (jarak 3
meter dalam waktu kira-kira 20 detik), mengambil benda di lantai, beberapa tes
keseimbangan, kekuatan, ketahanan, kelenturan, koordinasi gerakan.Bila dapat mengamati
cara berjalan (gait), adakah sikap atau gerakan terpaksa.Pemeriksaan organ-sistem adalah
melakukan pemeriksaan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki secara sistematis
(Kuswardhani, RAT. 2011).

5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan disesuaikan dengan keperluan penegakan kepastian diagnosis,
tetapi minimal harus mencakup pemeriksaan rutin.
a) X-foto thorax, EKG
b) Laboratorium :- DL,UL, FL
Apabila terdapat kecurigaan adanya kelainan yang belum jelas atau diperlukan
tindakan diagnostik atau terapi, dapat dilakukan konsultasi (rujukan) kepada sub-
bagian atau disiplin lain, atau pemeriksaan dengan alat yang lebih spesifik : FNB,
EKG, CT-Scan.

8
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IATROGENIK
PENGKAJIAN
Data Subjektif
1. Apakah pasien mengeluh :
a. Demam, terus menerus atau intermitten
b. Infeksi sebelumnya
c. Nyeri atau pembengkakan
2. Riwayat terkena penyakit infeksi
a. Kontak udara (banyak pada masa anak-anak infeksi akibat penyakit yang dapat
dipindahkan, contoh : cacar, tuberkulosis)
b. Infeksi berkenaan dengan vektor & vektor lain yang ditularkan (malaria)
c. Makanan & peralatan yang ditularkan & air terinfeksi (hepatitis A & salmonella)
d. Kontak menyebar
 Langsung (orang ke orang)
 Tidak langsung (peralatan, pakaian, dll ke orang)
 Droplet (pneumonia, pilek)
Data Objektif
1. Adanya luka (pembedahan, tindak invasif, terbakar)
2. Suhu ↑
3. Status nutrisi
4. Data Lab (SDP ↑ , LED ↑, serta kultur darah, urine, dan sekret yang menunjukkan
adanya patogen)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. RESIKO INFEKSI
DEFINISI : Suatu kondisi dimana individu yg mengalami : peningkatan resiko terserang
organisme patogenik.
Berhubungan dengan :
1. Pertahanan diri seseorang yang berbahaya sekunder terhadap penyakit kronis
2. Sisi masuknya organisme sekunder terhadap pembedahan, dialisis, nutrisi parenteral
total, jalur invasif, intubasi
3. Pertahanan hospes yang membahayakan sekunder terhadap radiasi, transplantasi
organ, medikasi (kemoterapi, imunosupresi)

2. RESIKO TERHADAP PENULARAN INFEKSI


DEFINISI : Kondisi dimana individu beresiko : menularkan agen oportunitis atau patogen ke
orang lain
Berhubungan dengan :
1. Pemajanan pada penularan melalui alat
2. Luka yang terkontaminasi
3. Alat-alat yang terkontaminasi drainase

9
INTERVENSI
Diagnosa 1
TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien terbebas dari infeksi selama masa perawatan
dengan kriteria hasil :
1. Mengetahui tentang tanda atau gejala infeksi
2. Melaporkan tanda atau gejala infeksi
3. Status imun yang adekuat
4. Menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat
5. Terbebas dari tanda atau gejala infeksi
6. TTV normal

INTERVENSI
OBSERVASI .
1. Monitor tanda / gejala infeksi (rubor, calor, dolor, tumor, functio laesa) penampilan
luka, lesi kulit
2. Monitor TTV (terutama suhu dan nadi)
3. Monitor hasil lab (SDP, LED, kultur urine&darah, kultur luka, sputum, & tenggorok)
MANDIRI
1. Lindungi pasien dari kontaminasi
2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan
4. Terapkan kewaspadaan universal
5. Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan pasien
KOLABORASI
1. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik, bila diperlukan
HE
1. Instruksikan pada pasien / keluarga untuk menjaga hygiene pribadi utk melindungi
tubuh terhadap infeksi
2. Jelaskan pada pasien & keluarga tentang tanda / gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya ke pusat kesehatan
3. Ajarkan metode aman penanganan makanan / penyiapan / penyimpanan
4. Ajarkan pasiewn teknik mencuci tangan yang benar
5. Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk & meninggalkan
ruang pasien

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit iatrogenik didefinisikan sebagai tindakan medis, terapetik, diagnostik, atau
profilaksis apapun, yang secara tidak sengaja menyebabkan gejala yang membutuhkan
terapi, menyebabkan perawatan di rumah sakit, meningkatkan lama rawat inap di rumah
sakit, menyebabkan ketidamampuan permanen atau perlukaan, atau mengarah pada
kematian. Kaskade iatrogenesis didefinisikan sebagai serangkaian perkembangan berbagai
komplikasi medis yang dapat dicetuskan oleh kejadian awal yang nampaknya tidak
berbahaya. Gangguan iatrogenik terjdi ketika efek samping dari regimen diagnosis atau
terapi menyebabkan sebuah kondisipatologis. Prosedur diagnostik (mekanik dan radiologis),
regiment terapi (obat, pembedahan, atau prosedur invasif lainnya), hospitalisasi dapat
menyebabkan gangguan iatrogenik.

B. Saran
Dengan adanya makalah yang berjudul " Iatrogenik “ ini, kelompok mengharapkan dapat
menambah wawasan pembaca khususnya bagi para perawat pemula yang sedang kiat-
kiatnya dalam menambah wawasan untuk menuju perawat yang ahli, professional dan
berwawasan luas dalam menangani masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat.

11
Daftar Pustaka

 https://id.scribd.com/doc/308556531/iatrogenik
 https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Iatrogenesis?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,sc
 https://id.scribd.com/doc/314466769/Patofisiologi-Iatrogenik
 Kuswardhani, RAT. 2011. Relationship between age and metabolic disorders in the
population of Bali. Journal of Clinical Gerontology and Geriatrics Volume 2, Issue 2,
June 2011, Pages 47-52
 Stanley, Mickey.2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
 Darmono,B . 2010. Geriatri, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4. Balai penerbit FK UI.
Jakarta
 Kozier, B., et al. 2004. Fundamental of Nursing: Concepts, Process and Practice.(7th
ed). New Jersey: Prentice -Hall, Inc.
 Meridean,L., Maas et al, 2011. Asuhan Keperawatan Geriatrik: Diagnosis Nanda,
Kriteria Hasil NOC dan Intervensi NIC. Jakarta: EGC
 Boedhi, Darmojo, R. (2011).Buku Ajar Geriatic (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) edisi
ke4.Jakarta :BalaiPenerbit FKUI

12

Anda mungkin juga menyukai