Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENGGUNAAN EPIDEMIOLOGI DALAM PRAKTIK

KEBIDANAN
Dosen Pengampu : Siti Maryani, SST, MPh

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :
1. Trinita Arta Maefia (P1337424220017)
2. Rizka Khoirunnisa’ (P1337424220021)
3. Fadia Widya Hapsari (P1337424220027)
4. Naila Isyatir Rodhiyah (P1337424220033)
5. Isnia Nur Anifah (P1337424220048)

KELAS CHAMOMILE

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Salam Sejahtera.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Laporan Penggunaan Epidemiologi Dalam Praktik
Kebidanan” dengan baik dan lancar tanpa ada halangan dan berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Orang tua, Ibu Siti Maryani, SST, MPh
selaku dosen pembimbing, teman-teman dan semua pihak yang memberikan
dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam proses penyelesaian
makalah ini.
Semoga hasil makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Kami juga memohon maaf apabila terdapat kekurangan maupun
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami menerima
berbagai saran dan kritik dari pembaca agar kedepannya kami dapat melakukan
penyusunan makalah dengan baik.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

6 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memelihara dan meningkatkan mencegah dan memulihkan derajat kesehatan,
mengobati penyakit serta kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Service) yang baik, oleh karena itu
pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan (Health
Needs) dari masyarakat, namun dalam praktek sehari hari ternyata tidaklah mudah untuk
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal.

Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang
ada dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat beraneka ragam sehingga
mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam, untuk
mengatasinya telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan
dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Hal ini kemudian
dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui frekuensi, penyebaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat, maka tercakup dalam suatu
cabang ilmu khusus yang disebut dengan epidemiologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari epidemiologi dalam pelayanan kebidanan?
2. Apa tujuan dari epidemiologi dalam pelayanan kebidanan?
3. Apa manfaat dari epidemiologi dalam pelayanan kebidanan?
4. Bagaimana terjadinya masalah kesehatan dalam pelayanan kebidanan?
5. Apa saja faktor-faktor resiko dalam pelayanan kebidanan?
6. Bagaimana ukuran ukuran epidemiologi dalam pelayanan kebidanan?
7. Bagaimana epidemiologi dalam kesehatan reproduksi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari epidemiologi dalam pelayanan kebidanan.
2. Mengetahui tujuan dari epidemiologi dalam pelayanan kebidanan.
3. Mengetahui manfaat dari epidemiologi dalam pelayanan kebidanan.
4. Mengetahui terjadinya masalah kesehatan dalam pelayanan kebidanan.
5. Mengetahui faktor faktor resiko dalam pelayanan kebidanan.
6. Mengetahui ukuran ukuran epidemiologi dalam pelayanan kebidanan.
1
7. Mengetahui epidemiologi dalam kesehatan reproduksi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Epidemiologi berasal dari kata Yunani, dan secara harfiah berarti : epi yaitu tentang,
demos artinya masyarakat, dan logos berarti ilmu. Jadi epidemiologi secara bebas diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari sesuatu penyakit yang ada di antara masyarakat atau
mempelajari wabah mengendalikannya ilmu yang dengan tujuan dan mencegah terulangnya
kembali. (Slamet 2005).

Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan
maupun penanggulangannya. (Noor, 2000).

Epidemiologi kebidanan atau boleh disebut sebagai epidemiologi dalam layanan


kebidanan ialah epidemiologi yang mengkaji tentang distribusi dan determinan morbiditas
dan mortalitas dalam bidang kebidanan secara komprehensif. Artinya secara menyeluruh
menyangkut seluruh sistem kebidanan termasuk kesehatan ibu dan anak.

2.2 Tujuan

Tujuan epidemiologi dalam praktik kebidanan yaitu :

1. Untuk mengidentifikasi etiologi atau penyebab penyakit atau faktor-faktor risiko


terjadinya penyakit yang biasa menyerang ibu selama masa kehamilan, persalinan
dan masa nifas (42 hari setelah persalinan) serta pada bayi dalam kandungan hingga
dilahirkan sampai masa balita.
2. Bertolak dari nomer 1 tersebut diatas, diharapkan akan didapatkan teknik
pencegahannya.

2.3 Manfaat

1. Untuk mempelajari riwayat penyakit


 Epidemiologi mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit
yang mungkin akan terjadi.
2
 Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan
kesehatan dan kesehatan masyarakat.
2. Diagnosis masyarakat
Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa sajakah yang
menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam suatu komunitas
atau wilayah.
3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi
kelompok maupun populasi.
 Faktor risiko, masalah, dan perilaku apa sajakah yang dapat mempengaruhi
kelompok atau populasi.
 Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko
dan menggunakan tekhnik pemeriksaan kesehatan, misalnya risiko
kesehatan, pemeriksaan , skrining kesehatan, tes kesehatan, dll.
4. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian
 Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam
mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok.
 Untuk mengkaji keefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersediaan
layanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit, cedera,
ketidakmampuan atau kematian.
5. Melengkapi gambaran klinis
 Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi
memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu.
 Menentukan hubungan sebab akibat misalnya radang tenggorokan dapat
menyebabkan demam rematik.
6. Identifikasi sindrom
Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom,
misalnya sindrom down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi.
7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan, dan
pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau kematian.
(Timmreck, 2004).

3
2.4 Terjadinya Masalah Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan

Proses terjadinya penyakit atau masalah kesehatan di masyarakat meliputi beberapa


teori yaitu :

1. Penyakit timbul karena gangguan makhluk halus


2. Teori Hypocrates, bahwa penyakit timbul karena pengaruh lingkungan terutama : air,
udara, tanah, cuaca (tidak dijelaskan kedudukan manusia dalam lingkungan)
3. Teori Humoral, dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena keseimbangan cairan
dalam tubuh.
4. Teori Miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yan mati membusuk,m
meninggalkan pengotoran udara dan lingkungan.
5. Teori jasad renik (teori Germ) , terutama setelah ditemukannya mikroskop dan
dilengkapi teori imunitas
6. Teori nutrisi dan Resistensi, hasil pengamatan berbagai pengamatan epidemtologis.
7. Teori Ekologi lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab dalam
lingkungan tertentu dapat menimbulkan penyakit.

Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai
sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi aantar manusia (pejamu)
dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologi dan antropologis) dengan
penyebab (agent) serta dengan lingkungan ( environment).

1. Segitiga Epidemiologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran
tentang hubungan antara tiga faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah
kesehatan Iainnya. Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara host (penjamu),
agent (penyebab) dan Environment (lingkungan). Pada saat terjadi ketidakseimbangan
antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau
masalah kesehatan di masyarakat.

2. Jaring-jaring Sebab Akibat

Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri
melainkan sebagai akihat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka
timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada
berbagai titik.

4
3. Model Lingkaran atau Roda

Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identiflkasi
dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu
menekankan pentingnya agen. Disini dipentingkan hubungan antara manusia dengan
lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada
penyakit yang bersangkutan.

2.5 Faktor-Faktor Resiko Dalam Pelayanan Kebidanan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Kesehatan yaitu :

1. Pejamu (host)

Adatah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya
serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya, antara lain :

a. Faktor keturunan

Dalam dunia kedokteran dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti penyakit
alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.

b. Mekanisme pertahanan tubuh

Jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas-batas tertentu beberapa jenis penyakit akan
dapat diatasi.

c. Umur

Pada saat ini banyak dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan umur tertentu
misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.

d. Jenis kelamin

Beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja misalnya tumor
leher rahim ditemukan pada wanita.

e. Ras

Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu misalnya
penyakit hemofili yanglebih banyak ditemukan pada orang barat.

f. Status perkawinan

5
g. Pekerjaan

Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyalat ketegangan
jiwa daripada bawahan.

h. Kebiasaan hidup

Seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi.

2. Bibit Penyakit

Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadiran dapat
menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.

3. Lingkungan (Environment)

Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh – pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme.

Faktor-faktor resiko untuk ibu hamil diklasifikasi:

1. Faktor-faktor reproduksi

a. Usia

Umumnya usia wanita untuk hamil normal adalah 20-35 tahun. Jika kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun, maka akan terdapat faktor risiko yang lebih
tinggi yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi.

b. Paritas

Semakin banyak paritas dari seorang wanita, maka semakin tinggi resikonya
untuk mengalami komplikasi.

c. Kehamilan yang tak diinginkan

KTD atau kehamilan tak dinginkan, dalam hal ini sangat beresiko tinggi.
Karena bisa saja calon orang tua, terutama calon ibu akan berusaha untuk melakukan
terminasi kehamilan, yang selanjutnya akan menimbulkan komplikasi-komplikasi
lain.

2. Faktor-faktor akibat komplikasi kehamilan

6
a. Perdarahan pada abortus spontan

Dimana terjadi perdarahan ringan atau bercak yang menunjukkan ancaman


terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dimana sebagian atau keseluruhan hasil
konsepsi telah keluar melalui kavum uteri melalui kanalis servikalis.

b. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik ialah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi


terjadi di luar endometrium kavum uteri. Hampir 90% kehamilan ektopik terjadi di
tuba uterina.kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptura apabila masa
kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi (misalnya : tuba).

c. Perdarahan pada trimester III kehamilan

Untuk menurunkan angka kematian ibu di indonesia, departemen kesehatan


melakukan strategi agar semua asuhan antenatal dan sekitar 60% dari keseluruhan
persalinan dilayani oleh tenaga kesehatan terlatih. Strategi ini dilaksanakan untuk
dapat mengenali dan menaggulangi gangguan kehamilan dan persalinan sedini
mungkin. Penyiapan sarana pertolongan gawat darurat merupakan langkah antisipasi
terhadap komplikasi yang mungkin mengancam keselamatan ibu. Adapun masalah
yang sering ditemukan dalam trimester III kehamilan adalah Perdarahan pada
kehamilan diatas 22 minggu hingga menjelang persalinan, perdarahan intrapartum,
dan prematuritas serta mortalitas perinatal.

d. Perdarahan postpartum

Adalah perdarahan yang melebihi 500 ml. Ditandai dengan perubahan tanda
vital pasien mengeluh lemah, berkeringat dingin, mengigil, sesak nafas, sistolik
kurang dari 90 mmHg, nadi lebih dari 100 kali/menit, kadar HB kurang dari 8 gr % .

e. Infeksi pada saat nifas

Infeksi Puerperalis, dalah infeksi pada traktus genetalia setelah persalinan,


biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta.

f. Gestosis ( keracunan kehamilan )

7
g. Distosia

h. Abortus propokatus

Abortus yang terjadi dengan sengaja.

3. Faktor-faktor pelayanan kesehatan

a. Kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan maternal

b. Asuhan medis yang kurang baik

c. Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obatan esensial

4. Faktor-faktor sosial budaya

a. Kemisikinan sehinnga tidak mampu membayar pelayanan yang baik

b. Ketidaktahuan

c. Kesuliatan transportasi

d. Status wanita yang rendah dan mersa rendah diri

e. Pantang makan tertentu saat hamil

4. Faktor-faktor resiko untuk balita adalah:

1. Peranan nutrisi yang kurang sehat karena :

a. Kemisikinan

b. Ketidaktahuan

2. Perilaku tidak sehat misalnya:

a. Tempat dan bahan permainan yang kotor dan berbahaya contoh:

1) Mandi di sungai yang kotor

2) Bermain diatas tanah tanpa alas kaki serta bermain tanah kotor atau bermain
ditempat yang kotor

8
3) Bahan permainan yang tajam atau berbahaya, misalnya permainan kendaraan,
kapal mainan, dan lain-lain secara tradisional dengan bahan yang tajam

4) Bermain tanpa memperhatikan waktu dan kondisi udara yang panas terik

5) Membeli makanan dan kue dijalanan yang tidak higenis dan mengandung bahan
berbahaya dan beracun, (B-3)seperti dawet dan air mentah, minuman dengan pewarna
yang mengandung bahan berbahaya dan lain-lain.

b. Membersihkan gigi tidak memperdulikan waktu dan cara bersikat gigi yang benar

2.6 Ukuran-Ukuran Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan


1. Ukuran Fertilitas

a. Crude Birth Rate (CBR)


Tingkat Kelahiran Kasar atau CBR merupakan jumlah kelahiran setiap 1000 penduduk per tahun.
Rumus: CBR=(B/P)x1.000

Keterangan :
B= jumlah seluruh kelahiran
P= jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 = bilangan konstanta

Tingkat kelahiran ini dapat digolongkan dalam tiga tingkat kriteria sebagai berikut:
Tingkat kelahiran Golongan
> 30 : Tinggi
20-30 : Sedang
< 20 : Rendah

b. General Fertility Rate (GFR)


Tingkat kelahiran umum atau GFR adalah banyaknya kelahiran setiap 1000 penduduk wanita yang
berada dalam periode usia produktif (15-49 tahun) dalam kurun waktu setahun. Usia produktif
adalah usia reproduksi atau usia subur yang memungkinkan wanita untuk melahirkan.

Rumus: GFR=B/Pfx1000
Keterangan :
B=jumlah kelahiran selama setahun
Pf=jumlah penduduk wanita (berumur 15-49 tahun), pertengahan tahun
1.000=bilangan konstantat

c. Age Spesific Fertility Rate (ASFR)

Tingkat kelahiran menurut kelompok umur tertentu atau ASFR adalah banyaknya kelahiran yang
terjadi pada wanita dalam kelompok umur tertentu dalam unsur reproduksi per 1000 wanita.
Rumus : ASFR=Bi/Pfix1000

9
Keterangan:
Bi=banyaknya kelahiran dari wanita dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi=banyaknya penduduk wanita dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan
tahun.
1.000=bilangan konstanta

d. Total Fertility Rate (TFR)


Tingkat kelahiran total atau TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita
selama masa hidupnya (sampai akhir masa reproduksinya).
Rumus: TFR=5x7/i=1 ASFR
Keterangan:
i=kelompok umur 5 tahunan (15-19, 20-24, dst)

2. Ukuran Morbiditas

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit.
Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal yaitu
morbiditas.

Didalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah Angka Insidens dan Prevalensi dan berbagai
turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan
dapat diukur dengan angka Insiden dan angka prevalensi.

a. Insiden
Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insiden suatu
penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :
- Data jumlah penderita baru;
- Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (population at risk).
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Insiden Rate (IR)

Yaitu jumlah penderita bau suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu
(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

2) Attack Rate
Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan suatu saat dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.

b. Prevalensi
Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan
jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk
dengan resiko (Population of Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya
bukanlah suatu rate yang murni, karena penduduk yang tidak yang tidak mungkin terkena penyakit

10
juga dimasukan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu:

1) Period Prevalensi Rate


Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

2) Poin Prevalen Rate


Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah
penduduk saat itu.

3. Ukuran Mortalitas
Death Risk dan death rate menyatakan tingkat kematian secara umum tanpa memandang sebab
kematian, biasanya digunakan untuk populasi atau kelompok berukuran besar.

Istilah-istilah di bawah ini adalah yang lazim digunakan untuk ukuran standar dalam keputusan
epidemiologi untuk layanan kebidanan, walaupun seringkali tidak mencerminkan pengertian
mengenai rate sebagaimana mestinya :

Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate; MMR); Kematian ibu hamil : kematian yang terjadi
pada ibu hamil karena kehamilan, persalinan dan masa nifas. Dalam praktek, karena kesulitan untuk
memperoleh data, denominatornya biasa diganti dengan jumlah kelahiran hidup yang tercatat.

Angka kematian perinatal (Perinatal Mortality Rate, PMR); Kematian perinatal : kelahiran mati dan
kematian yang terjadi sebelum bayi mencapai usia 1 minggu.

Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate; IMR); Kematian bayi : kematian sebelum bayi mencapai
usia 1 tahun.

2.7 Epidemiologi Dalam Kesehatan Reproduksi

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

12
Epidemiologi berasal dari kata Yunani, dan secara harfiah berarti : epi yaitu
tentang, demos artinya masyarakat, dan logos berarti ilmu. Jadi epidemiologi secara bebas
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sesuatu penyakit yang ada di antara masyarakat
atau mempelajari wabah mengendalikannya ilmu yang dengan tujuan dan mencegah
terulangnya kembali.

Epidemiologi kebidanan ialah epidemiologi yang mengkaji tentang distribusi dan


determinan morbiditas dan mortalitas dalam bidang kebidanan secara komprehensif.
Artinya secara menyeluruh menyangkut pengidentifikasian adanya faktor risiko yang
dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan dapat menimbulkan adanya morbiditas dan
mortalitas.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://theicph.com/id_ID/id_ID/icph/peran-epidemiologi/
https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/10/konsep-epidemiologi-dalam-praktik.html
https://lung-zone.blogspot.com/2013/06/makalah-epidemiologi-dalam-pelayanan.html

13

Anda mungkin juga menyukai