Kegiatan belajar 1
Konsep Dasar Epidemiologi
A. Tujuan pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat
menjelaskan Konsep Dasar Epidemiologi meliputi:
1. Pengertian epidemiologi
2. Komponen dalam epidemiologi
3. Tujuan dan kegunaan epidemiologi
4. Ruang lingkup epidemiologi
5. Prinsip prinsip yang dipelajari dalam epidemiologi
6. Studi Epidemiologi
7. Perjalanan penyakit
8. Proses terjadinya penyakit
9. Pencegahan penyakit
10. Ukuran dalam epidemiologi
11. Kejadian Luar biasa
b. Kegunaan epidemiologi
Banyak kegunaan dan manfaat dari pada pekerjaan epidemiologi
dalam kesehatan diantaranya adalah:
6. Studi Epidemiologi
Secara umum studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu:
a. Studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan
distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat
dan waktu yang disebut epidemiologi deskriptif. Epidemiologi deskriptif
mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan
8
Selain hal tersebut di atas, studi epidemiologi juga sangat berkaitan erat
dengan penelitian-penelitian epidemiologi. Dikenal dua macam
penelitian epidemiologi yaitu:
a. Penelitian Epidemiologik Intervensi
Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan
terhadap masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi
pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut diobservasi, baik
secara individual maupun kelompok dalam kaitan fungsi penelusuran
patogenesis penyakit. Penelitian intervensi mempunyai potensi untuk
mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor risiko (penyebab
penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan
tertentu). Sebagai contoh, penelitian terhadap pengaruh "kampanye"
jamban keluarga terhadap angka kematian anak balita di suatu daerah.
b. Survei Epidemiologi
Berbeda dengan penelitian intervensi, pada survei epidemiologik baik
deskriptif maupun analitik (sebagai penelitian epidemiologi non-
9
2) Survei Analitik
Pada survei epidemiologi analitik, peneliti mencoba menggali bagaimana
dan mengapa fenomena kesehatan masyarakat itu terjadi, yaitu dengan
menganalisis dinamika korelasi antar fenomena, baik antara faktor risiko
dengan efek, antar faktor risiko maupun antar efek. Dari analisis korelasi
tersebut dapat didekati seberapa besar kontribusi faktor risiko tertentu
terhadap kejadian efek yang dipelajari. Dikenal tiga macam survei
epidemiologi analitik, yaitu:
a) Penelitian Cross Sectional
Survei cross sectional merupakan penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan model
pendekatan atau observasi sekaligus pada satu saat, atau point time
approach. Dengan pendekatan "satu saat" bukan dimaksudkan semua
subjek diamati tepat pada saat yang sama, melainkan tiap subjek hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.
10
c) Penelitian Cohort
Pada penelitian cohort bukan efek yang "dipegang' dulu, tetapi kausa
(faktor risiko) diidentifikasi, kemudian diikuti secara prospektif sampai
periode tertentu untuk kemudian ditentukan ada tidaknya efek (penyakit
atau status kesehatan tertentu yang diteliti). Berbeda dengan case control
pada penelitian cohort yang diidentifikasi dulu jutsru individu yang tidak
berpenyakit (karakter efek negatif), kemudian dari mereka dipilih subjek
dengan faktor risiko (kausa) positif. Sebagai kelompok kontrol, diambil
individu yang tanpa faktor risiko, tetapi kondisi lainnya diusahakan sama
dengan kelompok kasus. Kedua kelompok diikuti perkembangannya
sampai periode tertentu, selanjutnya dibandingkan banyaknya subjek
vang kemudian menjadi berpenyakit (efek positif) antar kedua kelompok
tersebut.
11
Sampai di sini, coba sekali lagi pahami tentang beberapa metode penelitian
yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan Epidemiologi. Apabila sudah,
Anda dapat melanjutkan mempelajari uraian berikut ini.
7. Perjalanan penyakit
Perjalanan penyakit yang terjadi pada manusia dapat digolongkan
menjadi 5 tahap, yaitu:
a. Tahap pre-patogenesis
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit
penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti
bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk
kedalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-
tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat
menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
b. Tahap inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh
penjamu, tetapi gejala penyakit belum nampak. Tiap penyakit
mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat seperti
influenza dan penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1-2 hari saja,
tetapi ada juga yang bersifat menahun misalnya kanker paru-paru,
AIDS dan sebagainya
c. Tahap penyakit dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala penyakit,
pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih dalam tahap
yang ringan. Dan penjamu masih dapat menjalankan akitifitas
12
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor,
maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka, yang
berakibat akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang
bersangkutan.
3. Model roda
Host Agent
Enviroment
Agent
Host Enviroment
Host
Enviroment Agent
LINGKUNGAN
Agent
Penjamu (host)
Penjamu adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang
dapat mempengaruhi dan timbulnya suatu perjalanan penyakit.
16
2. Genetik
Ada beberapa penyakit keturunan yang dapat ditularkan dari kedua
orang tua, misal penyakit diabetes melitus, asma bronkiale dan
sebagainya.
3. Umur
Penyakit dapat menyerang seseorang pada umur-umur tertentu,
misalnya: penyakit morbili, difteria banyak menyerang anak-anak.
Rheumatik pada orang lanjut usia, dsb.
4. Jenis kelamin
Ada beberapa penyakit tertentu hanya menyerang jenis kelamin
tertentu, sebagai contoh: kanker payudara banyak ditemukan pada
wanita, sedangkan kanker prostat diderita oleh pria.
5. Adat kebiasaan
Kebiasaan-kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman
kesehatan bagi orang tersebut, sebagai contoh:
a. Seseorang yang kurang dapat memelihara higiene personalnya,
seperti kulit, gigi dan mulut, akan mudah untuk terserang
penyakit.
b. Kebiasaan merokok akan dapat menimbulkan penyakit kanker
paru.
17
6. Ras
Ada beberapa ras tertentu yang diduga lebih sering menderita
beberapa penyakit tertentu, penyakit hemofili banyak ditemukan
pada orang Eropa
7. Pekerjaan
Situasi pekerjaan tertentu akan dapat menimbulkan penyakit
tertentu, misalnya orang yang bekerja di pabrik asbes kemungkinan
besar akan menderita penyakit asbestosis, dan para manager
perusahaan sering mengalami stres daripada bawahannya. Dan
banyak lagi faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia.
Agent
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau
ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau
mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
2. Golongan gizi
Gizi sangat pcnting artinya untuk kehidupan manusia, untuk
mempertahankan hidupnya manusia memerlukan berbagai unsur
gizi yang sangat diperlukan diantaranya protein, karbohidrat,
18
3. Golongan fisik
Yang termasuk golongan fisik adalah suhu yang terlalu tinggi atau
rendah, suara yang terlalu bising, tekanan udara, kelembaban
udara, radiasi, atau trauma mekanis yang dialami seseorang yang
dapat menimbulkan berbagai penyakit. Golongan fisik akan dapat
menimbulkan penyakit apabila berada dalam keadaan luar biasa
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Misalnya suhu yang
terlalu panas akan dapat menimbulkan heat stroke.
4. Golongan kimia
Ada beberapa zat kimia yang dapat menimbulkan penyakit terhadap
seseorang, baik yang berasal dari luar tubuh maupun yang berasal
dari dalam tubuh seseorang. Zat kimia yang berasal dari luar tubuh
dapat berupa logam berat, bahan-bahan insektisida yang dapat
membunuh serangga dan banyak lainnya. Sedangkan yang berasal
dari dalam tubuh adalah hasil metabolisme yang tak dapat
dikeluarkan tubuh misal urium yang seharusnya dikeluarkan
melalui urine.
5. Golongan mekanik
Golongan mekanik sering dikategorikan ke dalam golongan fisik,
tetapi sebenarnya golongan mekanik lebih banyak disebabkan oleh
karena kelalaian manusia, seperti kecelakaan lalu lintas, pukulan,
kecelakaan dalam pekerjaan dan sebagainya.
19
Lingkungan (environment)
Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu
yang berada disekitar manusia sserta pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan dapat dibagi dalam 2 macam, yaitu:
l. Lingkungan fisik
Yang merupakan lingkungan alamiah yang terdapat disekitar
manusia, seperti: Cuaca, Musim, Keadaan geografis, Struktur
geologi
3. Lingkungan biologis
Lingkungn biologis adalah segala bentuk kehidupan yang berada
disekitar manusia seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, juga termasuk
mikroorganisme seperti kuman yang dapat menimbulkan penyakit
pada manusia.
Peranan lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit adalah
sebagai reservoir bibit penyakit. Yang dimaksud dengan reservoir
di sini adalah tempat hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit
penyakit untuk berkembang biak.
1. Human reservoir
Human reservoir adalah bibit penyakit yang hidup dalam tubuh
manusia. Timbul atau tidak nya penyakit pada manusia tersebut akan
sangat tergantung kepada sifat bibit penyakit tersebut, dan sangat
tergantung pula daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit.
20
2. Animal Reservoir
Animal reservoir adalah bibit penyakit yang hidup dalam tubuh
binatang, yang karena satu hal dapat menyerang manusia.
3. Antropode Reservoir
Sama dengan animal reservoir, bibit penyakit tersebut hidup dalam
tubuh binatang yang termasuk dalam kelompok antropode.
9. Pencegahan penyakit
Salah satu kegunaan pengetahuan riwayat alamiah penyakit adalah untuk
melakukan upaya pencegahan. Dikenal ada empat tingkat pencegahan
penyakit:
Wabah
Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang
telah meluas secara cepat, baik jumlah kasus maupun luas daerah
terjangkit. Penyakit-penyakit yang berpotensi untuk menjadi
wabah/KLB, diantaranya diare/kolera, DHF, polio, campak, difteri,
pertusis, malaria, hepatitis, typhus abdominalis, enchephalitis,
meningitis, tetanus, keracunan, antrax.
Kriteria KLB
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak pemah ada
atau tidak dikenal di suatu daerah.
b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian dua kali atau lebih
dibandingkan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun
waktu sebelumnya (jam, hari, minggu) tergantung jenis penyakitnya.
c. Adanya peningkatan kejadian kesakitan secara terus menerus selama 3
kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
26
Kasus Penyakit A
Tgl..... Bulan ....... Tahun .........
di ……...
Kecamatan Bulan
1 2 3 4 5 6
A 2 2 4 9 3 6
B - - - 2 - -
C 2 3 4 3 2 1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada bulan ke-4 di kecamatan A
dan B terjadi KLB, dan sedangkan pada kecamatan C walaupun ada
angka kejadian tetapi tidak bermakna secara epidemiologi dan
merupakan kejadian biasa.
Penanggulangan KLB/wabah
Sebelum penanggulangan perlu dilakukan penyelidikan untuk
mengetahui besarnya masalah dan sebab-sebabnya sehingga dapat
disusun suatu rencana penanggulangan yang tepat.
c. Di tingkat kabupaten
1) data/laporan dinas kesehatan
2) data/Iaporan rumah sakit/laboratorium
3) data/laporan praktek swasta
4) data/laporan pemerintah daerah
d. Di tingkat propinsi
1) data/laporan dinas kesehatanlkanwil propinsi
2) instansi lain
3) data dari propinsi lain
b. Faktor tempat
1) Penyebaran penderita dan kasus
2) Penentuan lokasi sumber infeksi atau awal KLB dan penyebarannya
3) Data lingkungan: geografis, biologis (vektor, hewan, turnbuhan), fisik,
kimia, sosial, ekonomi dan lain-lain.
c. Faktor waktu
1) Timbulnya kasus pertama
2) Perkiraan masa tunas yang diperhitungkan dari tanggal jatuh sakit
korban/penderita (date of onset).
3) Fluktuasi penderita
28
Rencana penanggulangan:
a. Tempat/sasaran
1) Menentukan daerah yang akan ditanggulangi
2) Jumlah penduduk dan penduduk terancam yang dicakup
b. Metode penanggulangan
Tergantung padajenis penyakit yang sedaug berjangkit
c. Sarana
1) Tenaga sesuai dengan kegiatan penanggulangan
2) Bahan, alat, transportasi, obat-obatan
3) Biaya
4) Dan lain-lain
d. Waktu
Perlu dibuat jadual kegiatan penanggulangan
b. Faktor tempat
1) Penyebaran penderita dan kasus
2) Penentuan lokasi sumber infeksi atau awal KLB dan penyebarannya
3) Data lingkungan: geografis, biologis (vektor, hewan, turnbuhan), fisik,
kimia, sosial, ekonomi dan lain-lain.
c. Faktor waktu
1) Timbulnya kasus pertama
2) Perkiraan masa tunas yang diperhitungkan dari tanggal jatuh sakit
korban/penderita (date of onset).
29
c. Sarana
1) Tenaga sesuai dengan kegiatan penanggulangan
2) Bahan, alat, transportasi, obat-obatan
3) Biaya , dll.
d. Waktu
Perlu dibuat jadual kegiatan penanggulangan.
Di tingkat Puskesmas
KLB/wabah yang dapat diatasi di Puskesmas adalah menyusun rencana
kegiatan penanggulangan, dengan sarana yang tersedia di Puskesmas,
dengan cara:
a. Segera memberitahukan keadaan KLB/wabah pada unit-ann kesebatan
yang ada di daerah kerja Puskesmas tersebur (BP, dokter praktek,
dsb), camat dan perangkatnya, organisasi masyarakat, sekolah-
sekolah, pemuka masyarakat
b. Melaporkan adanya KLB/wabah dalam waktu 24 jam ke Dati II
c. Melaksanakan penanggulangan sesuai dengan kemampuan, termasuk
memberikan penyuluhan kesehatan pada masyatakat agar ikut
berperan serta dalam penanggulangan KLD/wabah.
d. Melaporkan kegiatan penanggulangan ke Dati II. Apabila Puskesmas
tidak mampu melaksanakan penanggulangan, perlu segera meminta
bantuan pada Dati II dengan mengajukan rencana penangguiangan
30
Di tingkat Dati II
Langkah-Iangkah sama seperti di tingkat Puskesmas, hanya dilakukan
penyesuaian:
a. Memberikan bantuan sarana (bahan, biaya, tenaga sesuai dengan
perhitungan) dan memberi bimbingan tekhnis pada Puskesmas dalam
penyelidikan dan penanggulangan.
b. Apabila sarana yang tersedia pada Dinkes Tingkat II tidak mencukupi,
maka Dokabu/dokodya berkewajiban meminta bantuan pada
Bupati/Walikota/Perangkat pemerintah dan bila perlu ke tingkat
propinsi.
Di tingkat Pusat
a. Menganalisa laporan dari Dati I
b. Melaporkan kejadian wabah pada Menkes.
31
b. Tim Dati II
Dipimpin Kepala Dinas Kesehatan Dati II dengan dibantu Kepala Seksi
Pencegahan Penyakit
1) Surveilans epidemiologi
2) Pembina Kesehatan Lingkungan
3) Rumah Sakit
4) Penyuluh Kesehatan
c. Tim Dati I
Dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan tingkat I
1) Surveilans epidemiologi
2) Penyuluh Kesehatan
3) Pembina Kesehatan Lingkungan
4) Rumah Sakit
32
d. Tim Pusat
Dipimpin oleh Dirjen P2M PLP
1) Dirjen Epidemiologi
2) Dirjen P2M PLP
3) Dirjen P2 DB
4) F.K
5) Sekretaris Ditjen P2M PLP
C. Rangkuman
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan
pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam
perkembangannya masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit
menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenerasi,
kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, peledakan
penduduk dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih
berkembang. Untuk mempelajarinya Anda diharapkan memahami lebih jauh
tentang beberapa hal yang berkaitan dengan konsep dasar epidemiologi yang
nantinya sangat dalam mengaplikasikan keperawatan kesehatan masyarakat,
meliputi: pengertian, penerapan konsep epidemiologi, pengukuran dalam
epidemiologi dan beberapa hal yang berhubungan dengan penyebaran penyakit.
Demikian pula pemahaman tentang kejadian luar biasa yang harus dimengerti
dan diurai lebih lanjut seperti yang telah Anda pelajari diatas.
D. Test Formatif I
1. Frekuensi masalah kesehatan menunjukkan pada....
a. Besarnya masalah kesehatan yang ada di masyarakat
b. Banyaknya masyarakat yang sakit
c. Sejumlah angka yang menunjukkan adanya penyakit
d. Pengukuran terjadinya wabah
e. Kejadian yang menunjukkan adanya kejadian luar biasa
33
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Bagus Sekali! Jika nilai Anda di
bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 ini, terutama bagian
yang belum Anda kuasai !
35
Kegiatan belajar 2
Surveilans Epidemiologi
A. Tujuan pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan
surveilans epidemiologi meliputi:
1. Pengertian surveilans epidemiologi
2. Jenis surveilans
3. Kegunaan surveilans epidemiologi
4. Kegiatan dalam surveilans epidemiologi
5. Konsep dasar penyaringan/penapisan masalah
B. Surveilans Epidemiologi
1. Pengertian surveilans
Surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
2. Jenis surveilans
Surveilance dibedakan atas dua macam yakni:
a. Surveillans Aktif (Active Surveillance)
Surveilans Aktif : data dikumpulkan oleh petugas kesehatan yang telah
ditugaskan secara teratur yaitu : data kasus baru, data yang telah ditentukan,
data tambahan yang diperlukan. Pengamatan kasus dilakukan secara langsung
ke lapangan. Hasil yang diperoleh jauh lebih baik. Hanya saja untuk
melakukan survailen aktif dibutuhkan tersedianya dana dan tenaga pelaksana
khusus yang dalam banyak hal tidak mudah untuk dipenuhi.
Surveilans aktif dilakukan apabila :
1) Ada penyakit baru ditemukan
2) Bentuk penularan yang sedang dalam pengamatan
3) Perkiraan peningkatan risiko krn perubahan musim
4) Ada penyakit baru yang muncul pd populasi tertentu
5) Masa transisi penyakit yang baru dibasmi
36
Untuk mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini dan menemukan
penyakit sebelum menimbulkan gejala dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Deteksi tanda dan gejala dini
Untuk dapat mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini dibutuhkan
pengetahuan tentang tanda dan gejala tersebut yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dan masyarakat.
Dengan cara demikian, timbulnya kasus baru dapat segera diketahui dan
diberikan pengobatan. Biasanya, penderita datang untuk mencari pengobatan
setelah penyakit mcnimbulkan gejala dan mengganggu kegiatan sehari-hari
yang berarti penyakit telah berada dalam stadium lanjut. Hal ini disebabkan
ketidaktahuan dan ketidakmampuan penderita.
Jenis data :
1) Data primer : untuk tk menjawab tujuan surveilans
2) Data sekunder : harus akurat dan valid.
c.Penyebaran informasi
Penyebaran informasi/ dessiminasi yaitu penyebar luasan informasi kepada
individu atau kelompok tertentu yang berkaitan / berkepentingan.
Disseminasi dapat dalam bentuk :Laporan, Buletin, Seminar / simposium
Kongres, dll.
Isinya tergantung kepada siapa disseminasi dilakukan.
39
Tes
Pemeriksaan Diagnostik
Pengobatan intensif
Pemeriksaan yang biasa digunakan dalam uji tapis dapat berupa pemeriksaan
laboratoriurn atau radiologis, misalnya pemeriksaan BTA dan pemeriksaan
radiologis untuk uji tapis penyakit TBC. Pemeriksaan tersebut harus dapat
dilakukan:
1) dengan cepat dapat memilah sasaran untuk perneriksaan lebih lanjut
(pemeriksaan diagnostik)
2) tidak mahal
3) mudah dilakukan oleh petugas kesehatan
4) tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa
e. Sasaran
Sasaran utama uji tapis adalah penvakit kronis seperti:
1) infeksi bakteri (lepra, TBC, dll)
2) infeksi virus (hepatitis)
3) penyakit non infeksi antara lain: hipertensi, karsinoma serviks, diabetes
melitus, prostat, penyakit jantung, glaukoma.
4) AIDS
Uji tapis karsinoma serviks yang dhakukan terhadap wanita berumur 29 tahun
ke atas. Uji tapis dilakukan dengan pemeriksaan pap smear, inspeksi portio
dan palpasi ginekologis. Dari uji tapis ini ditemukan sebanyak 11% dengan
kelainan pap smear, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan histologis tidak
ditemukan kelainan yang menunjukkan adanya tanda-tanda keganasan. Selain
itu juga diternukan displasia sebanyak 23%, tetapi dalam pemeriksaan
selanjutnya 34% tidak mcnunjukkan tanda-tanda karsinoma invasif atau in
situ.
C. Rangkuman
Survailen merupakan suatu pengamatan terhadap suatu masalah kesehatan yang
dilakukan secara terus menerus. Sama halnya dengan pencarian kasus (case
finding), maka pekerjaan survailen ini banyak dilakukan pada keadaan wabah.
Tujuan utama survailen adalah untuk menganalisa keadaan wabah yang dihadapi.
Jika dalam pengamatan tersebut masih ditemukan kasus-kasus baru berarti keadaan
wabah belum berhasil diatasi. Walaupun dilakukan secara terus menerus, namun
pekerjaan survailen bisa dihentikan bila dalam waktu dua kali masa tunas, tidak
ditemukan lagi kasus kasus baru.
43
D. Test Formatif 2
1. Yang dimaksud dengan surveilans aktif adalah ....
a. pengamatan dilakukan melalui hasil laporan
b. petugas melakukan pengkajian secara berkelompok
c. pengamatan secara langsung pada kasus
d. analisa kasus dilakukan dalam pengamatan dilapangan
e. pengamatan sesaat pada kejadian wabah
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Bagus Sekali! Jika nilai Anda di
bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2 ini, terutama bagian yang
belum Anda kuasai !
45
Kegiatan belajar 3
Konsep Dasar Demografi
A. Tujuan pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan
Konsep Dasar Demografi meliputi:
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
4. Ukuran – ukuran dalam kependudukan
5. Struktur kependudukan
2. Tujuan
Ada empat tujuan pokok dari demografi yaitu:
a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu,
b. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya
dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
47
Migrasi
Positif Negatif Nol
M>F N,T,S T
T
M<F N N,T,S N
M=F N T S
Keterangan;
M = mortalitas (kematian)
F = fertilitas (kelahiran)
N = naik
T = turun
S = stabil
Dari model ini maka dapat dilihat secara jelas bagaimana pengaruh masing-
rnasing komponen demografi terhadap pertumbuhan penduduk.
Di Indonesia pada tahun 1979 tercatat 35 kelahiran per 1000 penduduk. Angka
kelahiran yang tertinggi di dunia adalah di negara Kenya yaitu 51 per 1000,
sedangkan yang terendah di Republik Federasi Jerman yaitu 10 per 1000.
Bx
ASFR x k
Pfx
45 49
TFR 5. ASFR
x 15 19
b. Mortalitas
D = jumlah kematian
k = konstanta (1000)
Angka ini menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu per
1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama. ASDRx
Dx
ASDRx k
Px
c. Migrasi
a) Pertumbuhan Geometri: Pt = Po . (1 + r) ⁿ
b) Pertumbuhan Eksponensial: Pt = Po . e m
e = angka eksponensial 2,71828
Contoh:
Jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1992 adalah
2.163.000 jiwa. Sedangkan pada tahun 2002 adalah 2.490.000 jiwa. Hitung
besarnya angka pertumbuhan penduduk selama periode 1992 - 2002.
Jawab:
Cara a)
Pt Po1 r
n
= 0,0611429 (a.7tilog)
(1 + r) = 1,014.78
r = 0,01478 atau 1,42%
Cara b)
Pt = Po.e m
0,061143
10.r
0,434295
= 0,14079
R = 0,014079
=1,41%
5. Struktur kependudukan
Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan
penduduk di masa mendatang. Misalnya dalam suatu negara terdapat penduduk
umur tua (45 tahun lebih) lebih banyak, maka dapat diharapkan negara tersebut
mempunyai angka kelahiran yang rendah dan angka kematian yang tinggi, sehingga
mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang rendah. Demikian pula
ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita, bisa mengakibatkan
rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan. Ketidakseimbangan itu
akan mempengaruhi pula keadaan, sosial, ekonomi dan keluarga.
53
Penduduk tua, berarti sebagian besar penduduk negara tersebut berada pada
umur tua, sedangkan pada penduduk muda, sebagian besar penduduknya berada
pada umur muda. Ciri komposisi dan distribusi umur ini dapat pula dipakai
sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan
perbandingan banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun
dan umur di atas 65 tahun) dengan banyaknya orang yang termasuk produktif
secara ekonomi (15 - 64 tahun). Ini berarti setiap 100 orang penduduk yang
produktif, harus menanggung beban 150 orang penduduk nonproduktif. Jadi,
semakin besar pembilang (orang-orang yang tidak menghasilkan) makin
besarlah angka ketergantungan ini. Makin besar angka ketergantungan, makin
besar pula beban tanggungan suatu negara.
Angka ketergantungan penduduk Indonesia dewasa ini tercatat 47%, artinya
setiap 100 penduduk produktif menanggung beban 47 jiwa tidak produktif
sehingga pendapatan keluarga tersedot untuk memenuhi kebutuhan pokok.
C. Rangkuman
Demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu
wilayah yang meliputi jumlah, penyebaran dan komposisi penduduk. Struktur
penduduk selalu berubah-ubah, yang disebabkan karena proses demografi yaitu
kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Demografi lebih menekankan untuk dapat
56
D. Test Formatif 3
1. Pengertian dari demografi adalah ilmu yang mempelajari....
a. perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya
b. pertambahan jumlah penduduk didaerah pedesaan
c. pertambahan penduduk dalam wilayah yang resiko tinggi penyakit
d. struktur dan proses penduduk di suatu wilayah
e. kelahiran penduduk baru dalam waktu satu tahun
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Bagus Sekali! Jika nilai Anda di
bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3 ini, terutama bagian
yang belum Anda kuasai !
59
Epidemi
Epidemi adalah keadaan di mana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit)
yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada
dalam frekuensi(jumlah) yang meningkat.
Pandemi
Suatu keadaan di mana suatu masalah kesehatan (umunya penyakit) ensinya
(jumlah) dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang sangat
tinggi serta penyebarannya mencakup suatu wilayah yang sangat luas.
Endemi
Endemi adalah suatu keadaan di mana suatu masalah kesehatan (umumnya
penyakit) frekuensinya (jumlah) pada suatu wilayah tertentu, menetap dalam
waktu yang lama.
Sporadik
Sporadik adalah suatu keadaan di mana suatu masalah kesehatan (umumnya
penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensi (jumlahnya) berubah-
ubah menurut perubahan waktu.
Patogenisitas
Patogenesis adalah kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada
penjamu sehingga timbul penyakit.
Virulensi
Virulensi adalah ukuran keganasan atau derajat kerusakan yang ditimbulkan
bibit penyakit.
Antigenesitas
Antigenesitas adalah kemampuan bibit penyakit merangsang timbulnya
mekanisme pertahanan tubuh pada diri penjamu.
Infektivitas
Infektivitas adalah kemampuan bibit penyakit mengadakan invansi dan
menyesuaikan diri bertempat tinggal dan berkembang biak dalam diri penjamu.
Vektor
Vektor adalah binatang yang dapat memindahkan atau menularkan penyakit.
61
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Nies, AM, (2001) Community Nursing, Promoting The Health of Population third
edition, WB Saunder,Company, USA
Notoatmodjo S,. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta; rineka cipta.
Pender, N.J., Murdaugh, C.L., & Parsons, M.A. (2002). Health promotion in nursing
practice. (4th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Stanhope, M., & Lancaster, J. (2004). Community Health Nursing: Theory and
Practice. Philadelphia : WB Saunder Company
Tomey,M. (2006) Nursing Theorist and Their Work. Toronto. Mosby Company