Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan
masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakannya pelayanan kesehatan masyarakat
(public health services) yang sebaik-baiknya. Untuk mengatasinya, telah diperoleh
semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika
diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Ukuran dasar yang digunakan dalam
epidemiologi mencakup Rate (angka), Rasio dan Proporsi. Ketiga bentuk perhitungan
ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian, dan
nilai statistik vital lainnya. Misalnya kesakitan bisa di ukur dengan angka insidensi
dan prevalensi, sedangkan kematian bisa diukur dengan angka kematian.
Salah satu unsur pokok penting dalam epidemiologi adalah pengukuran
kejadian penyakit. Terdapat beberapa ukuran yang dipakai dalam mengukur kejadian
penyakit dan ukuran yang dipakai tergantung tujuan dari pengukuran. Pengukuran
kejadian penyakit dapat dilakukan dari hasil penemuan masalah kesehatan yang ada di
masyarakat. Secara umum, tujuan pengukuran kejadian penyakit digunakan untuk
menilai keadaan kesehatan, mengetahui potensi-potensi untuk menanggulangi
masalah kesehatan, dan mendeteksi kelompok mana yang berisiko terkena penyakit.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengukuran kejadian penyakit antara lain:
ketepatan pengukuran, sensitivitas, spesivitas, dan isu etika (Hasmi, 2011).
Ukuran epidemiologis selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya
faktor person atau orang, yang dinilai di sini adalah dari aspek jumlah atau frekuensi
orang yang berkaitan dengan suatu peristiwa, selain itu faktor place atau tempat
adalah faktor yang berkaitan dengan darimana orang-orang yang mengalami peristiwa
tersebut berasal. Faktor time atau waktu adalah periode atau waktu kapan orang-orang
tersebut mengalami suatu peristiwa.
B. TUJUAN PENULIS
1. Tujuan umum
Untuk memahami konsep dasar pengukuran dalam epidemiologi
2. Tujuan khusus

1
Agar mahasiswa/i dapat mengetahui konsep dasar pengukuran dalam
epidemiologi yaitu :
1. Pengertian epidemiologi
2. Ruang lingkup epidemiolgi
3. Macam macam epidemiologi
4. Kegunaan atau peranan dari epidemiologi
5. Manfaat epidemiologi
6. Prinsip prinsip epidemiologi
7. Terjadinya penyakit atau masalah kesehatan
8. Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan
9. Ukuran ukuran epidemiologi
C. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu
menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik dari buku perpustakaan
maupun di internet yang tertera dengan konsep dasar pengukuran dalam epidemiologi

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan Makalah Konsep dasar pengukuran dalam
epidemiologi ini terdiri dari 3 bab, yang mana dari perbab dan isi dalam bab tersebut
diuraikan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab yang memberikan gambaran awal dari Makalah Konsep dasar pengukuran
dalam epidimiologi yang berisikan: latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II : PEMBAHASAN

Bab yang berisi tentang isi dari makalah yang terdiri dari Pengertian,ruang
lingkup,macam macam epidemiologi, kegunaan atau peranan, manfaat, prinsip-
prinsip,terjadinya penyakit atau maslah kesehatan,faktor resiko terjadinya masalah
kesehatan,dan ukuran ukuran epidemiologi.

BAB III : PENUTUP

Mencakup kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-
determinan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian pada populasi
tertentu dan menerapkan studi ini untuk mengendalikan masalah masalah
kesehatan.
Epidemiologi secara komprehensif merupakan ilmu yang mempelajari
distribusi dan determinan-determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan
pada populasi manusia. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi
pada dasarnya adalah ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan
pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan
sejumlah faktor-faktor yang dipelajari berhubungan dengan penyakit. Kebutuhan
akan analisis kuantitatif, mulai dari perhitungan yang paling sederhana hingga
analisis yang paling canggih, menyebabkan epidemiologi berhubungan erat
dengan sebuah ilmu yang disebut biostatistik (Murti, 2013).
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat
dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta
mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk
tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. Epidemiologi merupakan disiplin
ilmu-ilmu kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu proses yang logis antara
proses fisik, biologis dan fenomena social yang berhubungan erat dengan derajat
kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya.
Metode epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mencari factor
penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu
kelompok penduduk tertentu.
Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok objek tertentu baik
yang bersifat organisme hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan maupun
yang bersifat benda/ material hasil produk industri serta benda lainnya. Dengan
demikian tidaklah mengherankan bila metode epidemiologi tidak terbatas pada
bidang kesehatan saja tetapi pada bidang lainnya termasuk bidang manajemen.
Oleh sebab itu dalam penggunaannya, epidemiologi sangat erat hubungannya
dengan berbagai disiplin ilm diluar kesehatan, baik disiplin ilmu eksata maupun

3
ilmu social. Epidemilogi merupakan ilmu yang kompleks dan senantiasa
berkembang. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menentukan suatu batasan yang
baku.
B. RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat
menular/infeksi dan akut. Pada perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga
mempelajari penyakit tidak menular juga kronis, masalah sosial/prilaku, penilaian
terhadap pelayanan kesehatan, serta di luar bidang kesehatan. Ruang lingkup
epidiomologi meliputi :
a.       Epidemiolgi Penyakit Menular
b.      Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
c.       Epidemiologi Klinik, Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi
yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali
para klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu
epidemiologi.
d.      Epidemiologi Kependudukan, Merupakan salah satu cabang ilmu
epidemiologi yang menggunakan sistem pendekatan epidemiologi dalam
menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi
serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang
terjadi di dalam masyarakat.
e.       Epidemiologi Gizi, Digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat
dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut
pola hidup masyarakat.
f.       Epidemiologi Pelayanan Kesehatan, Bentuk ini merupakan salaah satu
sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor
penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah
tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
g.      Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja, Bentuk ini merupakan salah
satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehtan
tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja,serta kebiasaan
hidup para pekerja
h.      Epidemiologi Kesehatan Jiwa, Merupakan salah satu dasar pendekatan dan
analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya
gangguan jiwa dalam masyarakat.

4
C. MACAM MACAM EPIDEMIOLOGI
Metode Epidemiologi adalah cara pendekatan ilmiah dalam mencari faktor
penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu
kelompok penduduk tertentu. Pada dasarnya metode epidemiologi dibagi 3, :
a) Deskriptif
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu
masalah kesehatan dalam masyarakat. Keterangan tentang frekuensi dan
distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan menunjukan tentang
besarnya masalah itu dalam pertanyaan mengenai faktor who (siapa),
where (dimana) dan when (kapan).
1) Siapa, Merupakan pertanyaan tentang faktor orang yang akan di jawab
dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena masalah. Bisa
mengenai variable umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan pendapatan. Faktor-faktor ini biasa disebut sebagai variabel
epidemiologi/demografi. Kelompok orang yang potensial atau punya
peluang untuk menderita sakit atau mendapatkan resiko.
2) Dimana, Pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat
tinggal atau bekerja atau dimana saja ada kemungkinan mereka
menghadapi masalah kesehatan. Faktor tempat ini dapat berupa kota
(urban), dan desa (rural), pantai dan pegunungan, daerah pertanian,
industri,tempat bermukim.
3) Kapan, Kapan kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu.
Faktor waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, musim
hujan dan musim kering. Contoh : “Banyaknya penderita TBC di daerah
Sulawesi Selatan adalah 25.000 lelaki pada tahun 1992. ”
b) Analitik
Adalah menegakkan hipotesis tentang hubungan sebab akibat terjadinya
keadaan kesehatan atau penyakit serta menguji hipotesis melalui
pengamatan langsung dengan menilai sifat penyebaran alamiah dalam
masyarakat. Menjawab : Why. Epidemiologi Analitik berkaitan dengan
upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor penyebab ( determinant)
msalah kesehatan. Disini diharapkan epidemiologi mampu menjawab
pertanyaan kenapa ( why ) apa penyebab terjadinya masalah itu. Contoh :
“Setelah ditemukan secara deskriptif bahwa banyak perokok yang

5
menderita kanker paru, maka perlu dianalisis lebih lanjut apakah rokok itu
merupakan faktor determinan/penyebab terjadinya kanker paru.”
c) Eksperimental
Adalah melakukan analisis secara langsung tentang hubungan sebab akibat
melalui percobaan-percobaan, baik di laboratorium maupun di masyarakat.
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu
faktor sebagai penyebab terjadinya suatu luaran ( output = penyakit),
adalah diuji kebenaranya dengan percobaan (eksperimen). Contoh : “Jika
rokok dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan
eksperimen jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun atau
sebaliknya. Untuk ini dilakukan perbandingan antara kelompok orang yang
merokok dengan orang yang tidak merokok, kemudian dilihat jumlah
penderita penyakit kanker paru untuk masing- masing kelompok. Dari
perbedaan yang ada dapat disimpulkan ada atau tidaknya pengaruh rokok
terhadap penyakit kanker paru tersebut. Ketiga jenis epidemiologi ini tidak
bisa dipisahkan satu dengan yang lainya saling berkaitan dan mempunyai
peranan masing-masing sesuai tingkat kedalaman pendekatan epidemiologi
yang dihadapi. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengungkapan dan
pemecahan masalah epidemiologi dimulai dengan epidemiologi deskriptif,
lalu diperdalam dengan epidemiologi analitik dan disusul dengan
melakukan epidemiologi eksperimental. Jenis-jenis epidemiologi dapat
juga dilihat dari aspek lain sehingga ditemukan berbagai jenis
epidemiologi lainya. Misalnya ada epidemiologi penyakit menular,
kependudukan, kesehatan reproduksi, statistik, farmasi, dll.
D. KEGUNAAN ATAU PERANAN
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor
penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka
epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan
masyarakat berupa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan
atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk
pencegahan dan penanggulangannya.

6
2. Menyiapkan data atau informasi untuk keperluan perencanaan program
dengan menilai status kesehatan masyarakat serta memberi gambaran tentang
kelompok penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai berbagai hasil dari setiap bentuk program kesehatan
4. Mencari dan mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakut serta
cara menanggulanginya, baik penyakit perorangan (dianalisis dalam kelompok)
maupun Kejadian Luar Biasa dalam masyarakat.
E. MANFAAT EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi sebagai kumpulan metoda pengamatan yang mencakup berbagai
bidang ilmu juga mempunyai manfaat yang cukup luas, terutama dalam ilmu
kesehatan masyarakat maupun ilmu kedokteran pada umumnya. Meskipun
demikian manfaat utama epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya
dapat epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat dikelompokkan
antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya.


Sesuai dengan batasannya ,maka epidemiologi bermanfaat untuk dapat
menguraikan dan memahami proses terjadinya dan penyebarannya penyakit dan
masalah kesehatan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’. Suatu
pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya ‘penelitian’ yang
hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat alamiah penyakit’
yang sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau masalah
kesehatan yang bersangkutan.
3. Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan
penyakit atau maslah kesehatan. Segala upaya untuk selalu lebih melengkapi
pemahaman kita tentang ‘riwayat alamiah penyakit’ tidak lain maksudnya adalah
agar kita dapat menemukan jalan keluar dalam upaya menanggulangi masalah
penyakit tadi.
F. PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI
Adapun prinsip-prinsip epidemiologi adalah :
a. Mempelajari sekelompok manusia atau masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan.

7
b. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada
populasi yang dinyatakan dengan frekuensi atau rasio
c. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang diperinci menurut
keadaan tertentu (waktu, tempat, orang yang mengalami masalah)
d. Merupakan kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah
kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah tersebut.
G. TERJADINYA PENYAKIT ATAU MASALAH KESEHATAN
Proses terjadinya penyakit atau masalah kesehatan di masyarakat meliputi
beberapa teori yaitu:
a. Penyakit timbul karena gangguan makhluk halus.
b. Teori Hypocrates, bahwa penyakit timbul karena pengaruh lingkungan
terutama: air, udara, tanah, cuaca (tidak dijeIaskan kedudukan manusia dalam
lingkungan).
c. Teori Humoral, dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh.
d. Teori Miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati
membusuk, meninggalkan pengotoran udara dan Iingkungan.
e. Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan
dilengkapi teori imunitas.
f.       Teori nutrisi dan Resistensi, hasil pengamatan berbagai pengamatan
epidemiologis.
g.      Teori Ekologi lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab
dalam Iingkungan tertentu dapat menimbulkan penyakit.
Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi
berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni
proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis,
Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis) dengan penyebab ( agent )
serta dengan lingkungan (e nviroment).
1)      Segitiga Epidemiologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi
gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yang berperan dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Segitiga epidemiologi
merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan
Environment (lingkungan). Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host,

8
Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau
masalah kesehatan di masyarakat
2)      Jaring-jaring Sebab Akibat
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang
berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan
akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau
dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.
3)      Model Lingkaran atau Roda
Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda
memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya
penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agen. Disini
dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya.
H. FAKTOR RESIKO TERJADINYA MASALAH KESEHATAN
Dengan menggunakan paradigma epidemiologi klasik yang menganggap
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sebgai hasil akhir dari interaksi
pejamu ( host ), agent (bibit penyakit) dan lingkungan ( environment).
a. Pejamu ( Host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Macam- macam faktor pejamu,
antala lain :
1)Faktor keturunan, Dalam dunia kedokteran dikenal dengan berbagai
penyakit yang dapat diturunkan seperti riwayat alergis, kelainan jiwa dan
beberapa penyakit kelainan darah.
2) Mekanisme pertahanan tubuh, Jika pertahahn tubuh baik maka
dalam batas-batas tertentu jenis penyakit akan dapat diatasi.
3) Umur, Pada saat ini dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang
golongan umur tertentu. Misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang
banyak ditemukan pada anak-anak.
4) Jenis kelamin, Beberapa penyakit tertentu hanya pada jenis kelamin tertentu
saja. Misalnya tumor leher rahim.
5) Ras, Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit
tertentu. Misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang
barat
6) Status perkawinan

9
7) Pekerjaan, Melihat dari tingkat stress dan beban masalah yang dihadapi,
serta kejiwaanya.
8) Kebiasaan hidup
b. Bibit Penyakit ( Agent)
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau
ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi penyakit. Agent
adalah faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan. Dan
penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan
abiotis.
1)      Biotis , khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan:
a)      Protozoa : misalnya Plasmodium, amodea
b)      Metazoa : misalnya arthopoda , helminthes
c)      Bakteri : misalnya Salmonella, meningitis
d)     Virus misalnya : dengue, polio, measies, lorona
e)      Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
2)      Abiotis, terdiri dari:
a)      Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat,
lemak, mineral, protein dan vitamin).
b)      Chemical Agent , misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
c)      Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi,
kebisingan.
d)     Mechanical Agent, misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan,
gesekan, dan getaran
e)      Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi
f)       Phycologis Agent, misalnya gangguan genetik.
c. Lingkungan ( Environment)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Unsur
lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan
terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan itu memegang
peranan dalam proses kejadian penyakit.
1)      Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain
meliputi :

10
a)      Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen
b)      Vektor pembawa infeksi
c)      Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan
obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu
antara ( host intermedia )
d)     Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit
tertentu terutama penyakit menular. Lingkungan biologis tersebut sangat
berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi antara
manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai
unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber
kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.
2)      Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik
secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan
sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi)
meliputi :
a)      Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
b)      Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk
pemencaran pada air
c)      Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan
lain sebagainya. Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah
tetapi banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri.
3)      Lingkungan Sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem
organisasi. Serta instusi/ peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang
membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
a)      Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta
sistem ekonomi yang berlaku;
b)      Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
c)      Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat
setempat
d)     Kebiasaan hidup masyarakat

11
e)      Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai
sistem kehidupan sosial lainnya.
I. UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
Dalam pengertian dan tujuan dari epidemiologi tertuang bahwa
epidemiologi dipakai untuk melihat bagaimana penyebaran penduduk dan masalah
kesehatan (penyakit). Untuk itu epidemiologi membagi ukuran ke dalam dua tipe
yaitu :
a. Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kesakitan Atau
Morbiditas
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1
tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka ini dapat
digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan secara umum,
mengetahui keberhasilan program-program pemberantasan penyakit, dan
sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk
terhadap pelayanan kesehatan. Secara umum ukuran yang banyak digunakan
dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan proporsi.
1) Rate
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan
antara pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam suatu populasi teterntu
dengan jumlah penduduk dalam populasi tersebut dalam batas waktu tertentu.
Rate memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
X = pembilang, adalah jumlah kasus penyakit yang terdapat di dalam populasi
atau dalam sub group satu populasi
Y = penyebut, adalah populasi atau sub group di dalam populasi yang
mempunyai resiko untuk mendapatkan penyakit yang bersangkutan
Waktu, misalnya jam 12.00 tanggal 23 September 2005 atau jarak waktu,
misalnya: 1 hari, 1 bulan, 1 tahun dll.
Contoh:
Pada tanggal 23 September 2005 di Solo terdapat 50.000 kasus GO. Di antara
penduduk yang berjumlah 5.000.000 orang, maka Rate kasus GO di Solo pada
tanggal 23 september 2005 adalah:

 Rate   =50.000  = 0,01


              5.000.000                                                      

12
Di kabupaten Klaten terdapat 5.000 kasus GO diantara 1.000.000 penduduk
pada tanggal yang sama di atas, maka rate kasus GO di Klaten adalah:
                                                                                                  
Rate  = 5.000 =0.005
            1.000.000                                                             
Ini berarti bahwa penduduk Solo mempunyai kemungkinan (probability) untuk
menderita GO adalah seperseratus dan penduduk Klaten hanya seperduaratus.
Populasi dalam rate tidak selalu populasi dalam arti demografi, tetapi bisa
dalam bentuk lain, misalnya jumlah kematian ibu pada ibu-ibu yang
melahirkan di rumah sakit.

Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diantaranya adalah :


a)    Incidence Rate
Incidence Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang
terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
b)    Attack Rate
Attack Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus selama epidemi
atau incidence rate pada suatu epidemi yang terjadi di kalangan penduduk.
c)    Prevalence Rate
Prevalence Rate suatu penyakit tertentu adalah mengukur jumlah orang di
kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu
tertentu.
d)   Period Prevalence
Period Prevalence suatu penyakit tertentu adalah mengukur jumlah rata-
rata orang di kalangan penduduk ( mid period population ) yang menderita
suatu penyakit selama periode tertentu. Period Prevalence terbentuk dari
prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus- kasus baru ( incidence),
dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.
2) Ratio
Ratio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif
yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
Dari pengertian di atas, ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
 

13
               Kuantitas Numerator
 Ratio  = --------------------------
              Kuantitas Denominator
Contoh:
Dalam suatu kejadian KLB penyakit Hepatitis, jumlah penderita laki-
laki sebanyak 20 orang dan jumlah penderita perempuan sebanyak 10
orang. Maka Ratio penderita laki-laki : perempuan adalah = 20:10 =
2:1
Ratio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua
nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari
penyebut. Misalnya, sebuah nilai kuantitatif A dan nilai kuantitatif lain
adalah B; maka ratio kedua nilai tersebut adalah A/B.
 
Contoh:  Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat
32 orang penderita dan 12 diantaranya adalah anak-anak maka ratio
anak terhadap orang dewasa adalah:
 
12:20 =0,6

3)    Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut.
Rumusan dari Proporsi:
                       X
 Proporsi  =------------
                   X+ Y
Contoh soal di atas, berapa proporsi penderita laki-laki ?
Jawab:
Proporsi= ---------- X 100 % = 66,6 % 20 + 10
Seperti contoh di atas, proporsi dapat dinyatakan dalam bentuk prosentase.
Jadi nilai proporsi adalah 0 < proporsi < 1 atau 0 % < proporsi < 100 %
b.    Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kematian, Meliputi :
1)    Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar

14
Angka keamtian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama 1
tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut
kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan
kelompok- kelompok tertentu di dalam populasi dengan tingkat kematian
yang berbeda-beda.
2)    Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Menurut
Golongan Umur Angka kematian menurut golongan umur adalah
perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada
penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x
pada pertengahan tahun
3)   Cause Disease Specific Death Rate (CDSDR) atau Angka Kematian
Akibat Penyakit Tertentu Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu
adalah Jumlah kematian karena TBC di satu daerah dalam waktu satu
tahun dengan jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun) pada daerah
dan tahun yang sama.
4)   Under Five Mortality Rate (UFMR) atau Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi
dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita
yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang
sama.
5)    Neonatal Mortality Rate (NMR) atau Angka Kematian Neonatal
Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari.
Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang
berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.
6)    Perinatal Mortality Rate (PMR) atau Angka Kematian Perinatal
Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yangdilahirkan
pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian
bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000
kelahiran kelahiran hidup pada tahun yang sama.
7)    Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang
berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.

15
8)    Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
c.       Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kesuburan Atau
Fertilitas, meliputi :
1)      Crude Birth Rate (CBR) atau Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1
tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
2)    Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) atau Angka Fertilitas Menurut Golongan
Umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada
golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000
penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda tahun yang sama.
3)    Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Fertilitas Total
Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat
selama 1 tahun.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Epidemiologi secara komprehensif merupakan ilmu yang mempelajari
distribusi dan determinan-determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan
pada populasi manusia. Pada dasarnya metode epidemiologi dibagi 3, :
1. Deskriptif
2. Analitik
3. Eksperimental
Kemudian adapun manfaat dari epidemiologi ini adalah :
1. Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
2. Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah penyakit’.
3. Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan
penyakit atau maslah kesehatan.
Dan pengukuran epidemiologi ada 3 tipe yaitu :
1. Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kesakitan Atau Morbiditas
 Rate
 Ratio
 proporsi

2. Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kematian, Meliputi :


 Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar
 Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Menurut umur
 Cause Disease Specific Death Rate (CDSDR) atau Angka Kematian
Akibat
 Under Five Mortality Rate (UFMR) atau Angka Kematian Balita
 Neonatal Mortality Rate (NMR) atau Angka Kematian Neonatal
 Perinatal Mortality Rate (PMR) atau Angka Kematian Perinatal
 Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi
 Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu
3. Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kesuburan Atau Fertilitas,
meliputi :

17
 Crude Birth Rate (CBR) atau Angka kelahiran kasar
 Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) atau Angka Fertilitas Menurut
Golongan Umur
 Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Fertilitas Total

B. SARAN
Kami sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang materi epidemiologi.
Dan harapan kami makalah ini tidak hanya berguna bagi kami tetapi juga
berguna bagi semua pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, asrul.dr.m.ph.1988. Pengantar epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa Aksara
Sutrisna, Bambang.dr.M.h.SC.1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. Jakarta: PT. Dian
Rakyat
Modul Materi Dasar Epidemiologi FKM UNDIP 2010
Budioro.B.2007. Pengantar Epidemiologi edisi II. Semarang : Badan Penerbit Undip

19

Anda mungkin juga menyukai