Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti
”permukaan, diatas, menimpa, atau tentang”, demos yang berarti ”orang, populasi,
penduduk, manusia ” serta ologi berarti “ilmu tentang”. Secara etimologis,
epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada
populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua,
penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor
preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai
populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat
didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan –
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan
ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran
yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang
dipelajari hubungannya dengan penyakit. Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu
mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan
status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia, bukan
individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik
dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu,
jaringan, atau organ.
Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari
tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi
klinis dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan
faktor lain yang berdampak pada status kesehatan penduduk. Epidemiologi
penyakit juga daapt menyertakan deskripsi keberadaannya di dalam populasi dan
faktor – faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu secara harfiah terdiri dari
Epi (pada/tentang), Demos (penduduk) dan Logos (Ilmu). Jadi Epidemiologi
dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang penduduk.
Beberapa definisi Epidemiologi:
1. Hirach (1883)
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, distribusi, dan tipe penyakit
manusia.
2. Frost (192)
Epidemiologi adalah suatu ilmu induktif yang tidak hanya mendeskripsikan
distribusi penyakit, melainkan kesesuaiannya dalam suatu filosofi yang
konsisten.
3. Grewood (1934)
Epidemiologi adalah suatu penyakit sebagai fenomena massal.
4. Lilienfeld (1957)
Epidemiologi adalah studi distribusi suatu penyakit atau kondisi dalam
populasi dan faktor yang mempengaruhi distribusi.
5. Taylor (1963)
Epidemiologi adalah studi kesehatan atau penyakit dalam populasi.
6 McMahon, Pugh & Ipsen (1970)
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan frekuensi penyakit pada
manusia.
7. Last (1988)
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari penyebaran dan penentu
dari keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan dalam suatu
populasi tertentu dan penerapan dari hasil studi tersebut untuk
penanggulangan masalah kesehatan.

2
8. Noor Nasri Noor, 1997
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis serta
berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan pada suatu populasi
tertentu.
9. Mac Mahon, 1970 ; Omran, 1974
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan
status kesehatan dan kejadiannya dalam suatu populasi.
10. Azrul Azwar, 1988
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor- faktor
yang mempengaruhinya.
11. WHO
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari epidemiologi dan determinan
dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan
kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat serta menerapkan ilmu
tersebut untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

B. Ruang Lingkup Epidemiologi


Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat
menular/infeksi dan akut. Pada perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga
mempelajari penyakit tidak menular juga kronis, masalah sosial/prilaku, penilaian
terhadap pelayanan kesehatan, serta di luar bidang kesehatan. Ruang lingkup
epidiomologi meliputi :
a. Epidiomolgi Penyakit Menular
b. Epidiomologi Penyakit Tidak Menular
c. Epidemiologi Klinik, Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi
yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali
para klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu
epidemiologi.
d. Epidemiologi Kependudukan, Merupakan salah satu cabang ilmu
epidemiologi yang menggunakan sistem pendekatan epidemiologi dalam

3
menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi
serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang
terjadi di dalam masyarakat.
e. Epidemiologi Gizi, Digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat dimana
masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola
hidup masyarakat.
f. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan, Bentuk ini merupakan salaah satu sistem
pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab
timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah
tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
g. Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja, Bentuk ini merupakan salah
satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan
kesehtan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan
kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja
h. Epidemiologi Kesehatan Jiwa, Merupakan salah satu dasar pendekatan dan
analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat yang mempengaruhi
timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
i. DLL

C. Macam-Macam Metode Epidemiologi


Metode Epidemiologi adalah cara pendekatan ilmiah dalam mencari faktor
penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu
kelompok penduduk tertentu. Pada dasarnya metode epidemiologi dibagi 3, :
a. Deskriptif
Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu
masalah kesehatan dalam masyarakat. Keterangan tentang frekuensi dan
distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan menunjukan tentang
besarnya masalah itu dalam pertanyaan mengenai faktor who (siapa), where
(dimana) dan when (kapan).
1) Siapa, Merupakan pertanyaan tentang faktor orang yang akan di jawab
dengan mengemukakan perihal mereka yang terkena masalah. Bisa

4
mengenai variable umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan pendapatan. Faktor-faktor ini biasa disebut sebagai
variabel epidemiologi/demografi. Kelompok orang yang potensial atau
punya peluang untuk menderita sakit atau mendapatkan resiko, biasanya
disebut population at risk (populasi berisiko).
2) Dimana, Pertanyaan ini mengenai faktor tempat dimana masyarakat
tinggal atau bekerja atau dimana saja ada kemungkinan mereka
menghadapi masalah kesehatan. Faktor tempat ini dapat berupa kota
(urban), dan desa (rural), pantai dan pegunungan, daerah pertanian,
industri, tempat bermukim atau bekerja.
3) Kapan, Kapan kejadian penyakit berhubungan juga dengan waktu. Faktor
waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, musim hujan
dan musim kering. Contoh : “Banyaknya penderita TBC di daerah
Sulawesi Selatan adalah 25.000 lelaki pada tahun 1992. ”
b. Analitik
Adalah menegakkan hipotesis tentang hubungan sebab akibat terjadinya
keadaan kesehatan atau penyakit serta menguji hipotesis melalui pengamatan
langsung dengan menilai sifat penyebaran alamiah dalam masyarakat.
Menjawab : Why. Epidemiologi Analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi
untuk menganalisis faktor penyebab ( determinant) msalah kesehatan. Disini
diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan kenapa ( why ) apa
penyebab terjadinya masalah itu. Contoh : “Setelah ditemukan secara
deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita kanker paru, maka perlu
dianalisis lebih lanjut apakah rokok itu merupakan faktor
determinan/penyebab terjadinya kanker paru.”
c. Eksperimental
Adalah melakukan analisis secara langsung tentang hubungan sebab akibat
melalui percobaan-percobaan, baik di laboratorium maupun di masyarakat.
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor
sebagai penyebab terjadinya suatu luaran (output = penyakit), adalah diuji
kebenaranya dengan percobaan (eksperimen). Contoh : “Jika rokok dianggap

5
sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen jika rokok
dikurangi maka kanker paru akan menurun atau sebaliknya. Untuk ini
dilakukan perbandingan antara kelompok orang yang merokok dengan orang
yang tidak merokok, kemudian dilihat jumlah penderita penyakit kanker paru
untuk masing- masing kelompok. Dari perbedaan yang ada dapat disimpulkan
ada atau tidaknya pengaruh rokok terhadap penyakit kanker paru tersebut.
Ketiga jenis epidemiologi ini tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya
saling berkaitan dan mempunyai peranan masing-masing sesuai tingkat
kedalaman pendekatan epidemiologi yang dihadapi. Secara umum dapat
dikatakan bahwa pengungkapan dan pemecahan masalah epidemiologi
dimulai dengan epidemiologi deskriptif, lalu diperdalam dengan epidemiologi
analitik dan disusul dengan melakukan epidemiologi eksperimental. Jenis-
jenis epidemiologi dapat juga dilihat dari aspek lain sehingga ditemukan
berbagai jenis epidemiologi lainya. Misalnya ada epidemiologi penyakit
menular, kependudukan, kesehatan reproduksi, statistik, farmasi, dll.

D. Kegunaan Atau Peranan Epidemiologi


Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-
faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan
maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan
masyarakat berupa :
a. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan
atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data
untuk pencegahan dan penanggulangannya.
b. Menyiapkan data atau informasi untuk keperluan perencanaan program
dengan menilai status kesehatan masyarakat serta memberi gambaran tentang
kelompok penduduk yang terancam.
c. Membantu menilai berbagai hasil dari setiap bentuk program kesehatan
d. Mencari dan mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakut serta
cara menanggulanginya, baik penyakit perorangan (dianalisis dalam
kelompok) maupun Kejadian Luar Biasa dalam masyarakat.

6
E. Prinsip-Prinsip Epidemiologi
Adapun prinsip-prinsip epidemiologi adalah :
a. Mempelajari sekelompok manusia atau masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan.
b. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada
populasi yang dinyatakan dengan frekuensi atau rasio
c. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang diperinci menurut
keadaan tertentu (waktu, tempat, orang yang mengalami masalah)
d. Merupakan kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji masalah
kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah tersebut.

F. Terjadinya Penyakit / Masalah Kesehatan


Proses terjadinya penyakit atau masalah kesehatan di masyarakat meliputi
beberapa teori yaitu:
a. Penyakit timbul karena gangguan makhluk halus.
b. Teori Hypocrates, bahwa penyakit timbul karena pengaruh lingkungan
terutama: air, udara, tanah, cuaca (tidak dijeIaskan kedudukan manusia dalam
lingkungan).
c. Teori Humoral, dimana dikatakan bahwa penyakit timbul karena gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh.
d. Teori Miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati
membusuk, meninggalkan pengotoran udara dan Iingkungan.
e. Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop dan
dilengkapi teori imunitas.
f. Teori nutrisi dan Resistensi, hasil pengamatan berbagai pengamatan
epidemiologis.
g. Teori Ekologi lingkungan, bahwa manusia berinteraksi dengan penyebab
dalam Iingkungan tertentu dapat menimbulkan penyakit.
Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi
berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni
proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis,

7
Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis) dengan penyebab ( agent )
serta dengan lingkungan (e nviroment).
1) Segitiga Epidemiologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang
memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yang berperan
dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Segitiga
epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent
(penyebab) dan Environment (lingkungan). Pada saat terjadi
ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan
menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di
masyarakat
2) Jaring-jaring Sebab Akibat
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang
berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan
akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau
dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.
3) Model Lingkaran atau Roda
Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda
memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam
timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agen.
Disini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan
hidupnya.

G. Faktor Resiko Terjadinya Masalah Kesehatan


Dengan menggunakan paradigma epidemiologi klasik yang menganggap
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan sebgai hasil akhir dari interaksi
pejamu ( host ), agent (bibit penyakit) dan lingkungan ( environment).
a. Pejamu ( Host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Macam- macam faktor pejamu,
antala lain :

8
1) Faktor keturunan, Dalam dunia kedokteran dikenal dengan berbagai
penyakit yang dapat diturunkan seperti riwayat alergis, kelainan jiwa dan
beberapa penyakit kelainan darah.
2) Mekanisme pertahanan tubuh, Jika pertahahn tubuh baik maka
dalam batas-batas tertentu jenis penyakit akan dapat diatasi.
3) Umur, Pada saat ini dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang
golongan umur tertentu. Misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang
banyak ditemukan pada anak-anak.
4) Jenis kelamin, Beberapa penyakit tertentu hanya pada jenis kelamin
tertentu saja. Misalnya tumor leher rahim.
5) Ras, Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa
penyakit tertentu. Misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak
ditemukan pada orang barat.
6) Status perkawinan
7) Pekerjaan, Melihat dari tingkat stress dan beban masalah yang dihadapi,
serta kejiwaanya.
8) Kebiasaan hidup
b. Bibit Penyakit ( Agent)
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya
dapat menimbulkan atau mempengaruhi penyakit. Agent adalah faktor yang
menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan. Dan penyebab agent menurut
model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis.
1) Biotis , khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan :
a) Protozoa : misalnya Plasmodium, amodea
b) Metazoa : misalnya arthopoda , helminthes
c) Bakteri : misalnya Salmonella, meningitis
d) Virus misalnya : dengue, polio, measies, lorona
e) Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis
2) Abiotis, terdiri dari :
a) Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat,
lemak, mineral, protein dan vitamin).

9
b) Chemical Agent , misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan
c) Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi,
kebisingan.
d) Mechanical Agent, misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan,
gesekan, dan getaran
e) Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi
f) Phycologis Agent, misalnya gangguan genetik.
c. Lingkungan (Environment)

Agregat adalah dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang


mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Unsur lingkungan
memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat
karakteristik individu sebagai pejamu dan itu memegang peranan dalam proses
kejadian penyakit.
1) Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara lain
meliputi :
a) Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen
b) Vektor pembawa infeksi
c) Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obat-
obatan), maupun sebagai reservoir /sumber penyakit atau pejamu antara
(host intermedia)
d) Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu
terutama penyakit menular. Lingkungan biologis tersebut sangat
berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi antara
manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai
unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber
kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia.

10
2) Lingkungan Fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara
langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial
manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
a) Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
b) Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran
pada air
c) Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain
sebagainya. Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi
banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri.
3) Lingkungan Sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi.
Serta instusi/ peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk
masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
a) Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem
ekonomi yang berlaku;
b) Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
c) Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat
setempat
d) Kebiasaan hidup masyarakat
e) Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem
kehidupan sosial lainnya.

H. Ukuran-Ukuran Epidemiologi
Dalam pengertian dan tujuan dari epidemiologi tertuang bahwa
epidemiolog dipakai untuk melihat bagaimana penyebaran penduduk dan masalah
kesehatan (penyakit). Untuk itu epidemiologi membagi ukuran ke dalam dua tipe
yaitu :
a. Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kesakitan Atau Morbiditas
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1
tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka ini dapat

11
digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan secara umum,
mengetahui keberhasilan program-program pemberantasan penyakit, dan
sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk
terhadap pelayanan kesehatan. Secara umum ukuran yang banyak digunakan
dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan proporsi.
b. Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kematian, Meliputi :
1) Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama 1
tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut
kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan
kelompok- kelompok tertentu di dalam populasi dengan tingkat kematian
yang berbeda-beda.
2) Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Menurut
Golongan Umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara
jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan
umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada pertengahan tahun
3) Cause Disease Specific Death Rate (CDSDR) atau Angka Kematian
Akibat Penyakit Tertentu
Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu adalah Jumlah kematian karena
TBC di satu daerah dalam waktu satu tahun dengan jumlah penduduk rata-
rata (pertengahan tahun) pada daerah dan tahun yang sama.
4) Under Five Mortality Rate (UFMR) atau Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi
dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita
yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang
sama.
5) Neonatal Mortality Rate (NMR) atau Angka Kematian Neonatal
Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian
Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari

12
yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama.
6) Perinatal Mortality Rate (PMR) atau Angka Kematian Perinatal
Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yangdilahirkan
pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian
bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000
kelahiran kelahiran hidup pada tahun yang sama.
7) Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang
berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.
8) Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
c. Ukuran Yang Dipakai Untuk Menghitung Angka Kesuburan Atau Fertilitas,
meliputi :
1) Crude Birth Rate (CBR) atau Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1
tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
2) Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) atau Angka Fertilitas Menurut
Golongan Umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu
pada golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per
1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda tahun yang
sama.
3) Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Fertilitas Total
Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang
dicatat selama 1 tahun.

13
BAB III
PE N UTU P

A. Kesimpulan
Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit
pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua,
penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor
preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai
populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat
didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan –
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi
dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran
epidemiologi adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang
membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik,
yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ.

B. Saran
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan
dalam mempelajari tentang epidemiologi. Dan harapan penulis makalah ini tidak
hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir
dari penulis walaupun makalah ini kurang sempurna penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://hilyatulhusnaazizah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-konsep-
epidemiologi.html

Azwar, asrul.dr.m.ph.1988. Pengantar epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa Aksara

Sutrisna, Bambang.dr.M.h.SC.1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. Jakarta :


PT. Dian Rakyat

Modul Materi Dasar Epidemiologi FKM UNDIP 2010

Budioro.B.2007. Pengantar Epidemiologi edisi II. Semarang : Badan Penerbit


Undip

KATA PENGANTAR

15
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Konsep Dasar Epidemiologi”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas kuliah.
Upaya serta usaha telah kami berikan untuk makalah ini, namun kami
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
waktu dan keadaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Atas bantuan dan bimbingan yang kami peroleh dari berbagai pihak, maka
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat
bermafaat bagi pembacanya.

Ranto Peureulak, 2017


Penulis,

DAFTAR ISI

16
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Epidemiologi......................................................... 2
B. Ruang Lingkup Epidemiologi............................................. 3
C. Macam-Macam Metode Epidemiologi............................... 4
D. Kegunaan Atau Peranan Epidemiologi............................... 6
E. Prinsip-Prinsip Epidemiologi.............................................. 7
F. Terjadinya Penyakit / Masalah Kesehatan.......................... 7
G. Faktor Resiko Terjadinya Masalah Kesehatan.................... 8
H. Ukuran-Ukuran Epidemiologi............................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 14
B. Saran................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 15

ii

17
MAKALAH
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Wan Isma Juliana, Amd.Keb


Dosen Pembimbing : Pratiwi, SSI, M. Kes
Kelas : B Ekstensi
Program Studi : D-IV Kebidanan

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA - MEDAN


TAHUN 2017

18

Anda mungkin juga menyukai