Anda di halaman 1dari 10

ASCLEPIUS DAN HIGEIA

Disusun Oleh :
NANTI MARITO KRISTINA SITOHANG (N1A120024)
Kelas : 3A
Angkatan : 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Asclepius dan Hygeia"
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak panitia dan kakak komdis selaku Pembina
dan tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak bagian dari keluarga
asuh Asclepius dan Higeia yang telah berpartisipasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Karya ilmiah ini
memberikan panduan dalam pembelajaran bahasa indonesia.
Bagi teman-teman untuk memahami makalah ini dengan baik dan benar. Penulis
menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga makalah ini mampu
memberikan pengetahuan tentang sejarah kesehatan masyarakat.

Jambi, 10 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Kesehatan Masyarakat....................................................................................2
2.2 Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat................................................................................2
2.3 Tujuan Kesehatan Masyarakat.........................................................................................4
2.4 Prinsip Kesehatan Masyarakat.........................................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh
masyarakat kita saat ini . Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin banyak pula
macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu sajadi pengaruhi oleh faktor tingkah
laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya faktor tingkah laku saja yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat? Sebelum membahas tentang masalah kesehatan
masyarakat tentunya lebih baik jika kita memahami konsep dari kesehatan masyarakat itu
terlebih dahulu.
Kesehatan Masyarakat Sejarah Kesehatan Mayarakat Membicarakan kesehatan
masyarakat, tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani, yaitu Asclepius dan Higeia.
Berdasarkan mitos Yunani tersebut, Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama
yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah
ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia dapat menyembuhkan penyakit dan bahkan
melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.
Higea seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai istrinya, juga telah
melakukan upaya-upaya kesehatan.beda antara Asclepius dengan Higeia dalam

iv
pendekatan/penanganan masalah kesehatan sebagai berikut: 1) Asclepius melakukan
pendekatan (pengobatan penyakit) setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. 2) Higeia
mengajarkan pada orang-orang pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui
hidup seimbang, yaitu menghindari makanan dan minuman beracun, makan makanan yang
bergizi (baik), cukup istirahat, dan melakukan olahraga.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana sejarah kesehatan masyarakat dalam sudut pandang metologi Asclepius
dan Higeia ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetehaui sejarah kesehatan masyarakat dalam sudut pandang metologi
Asclepius dan Higeia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Masyarakat


Sudah banyak para ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat ini. Secara
kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit
sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas sebagai berikut.
Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk
mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain
kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan masyarakat.
Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakter-bakteri penyebab penyakit dan
beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang
terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit
melalui imunisasi.
Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan baik,
kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu
kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan integrasi antara ilmu biologi
dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, kesehatan masyarakat diartikan sebagai

v
aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan (kedokteran) dalam mencegah
penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat.

2.2 Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat


Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi Yunani,
yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan
sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah
atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat
mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu
(surgical procedure) dengan baik.

Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga telah
melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan /
penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan
penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan
kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”,
menghindari makanan / minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup
istirahat dan melakukan olahraga.

Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-
upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik
dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan pengobatan /
pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul 2 aliran
atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau aliran
pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut
pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter
gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik,
psikis, mental maupun sosial.

Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan


upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya
penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-
lulusan sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam
perkembangan selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok
profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan
atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan
pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :

Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara


individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara
petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung
jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan
perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang

vi
menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan
dengan masyarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien
datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada
masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan proaktif, artinya
tidak menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak
hanya menunggu pasien datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke
masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan
tindakan.

Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia
terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang
lainnya.

Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan
pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem
biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial.
Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara
menyeluruh atau holistik.

2.3 Tujuan Kesehatan Masyarakat


Tujuan kesehatan masyarakat menurut WHO adalah melindungi dan meningkatkan
kesehatan penduduk dengan menggunakan tiga cara utama yakni:
1. Melindungi pendududuk dari ancaman kesehatan (helath protection)
2. Pencegahan kejadian penyakit (disease prevention)
3. Peningkatan derajat kesehatan penduduk (helath promotion)
Ketiga hal tersebut dalam pelaksanaanya menjadi beragam fungsi:
a. Survailance dan penilaian status kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
b. Identifikasi (penilaian investigasi dan prediksi) masalah kesehatan anacaman
pada masyarakat.
c. Proteksi kesehatan termasuk didalamnya keselamatan dan penerapan peraturan
perundangan.
d. Kesiapsiagaan dan manajemen bencana serta kedaruratan.
e. Pencegahan penyakit dengan penerapan pencegahan primer dan pencegahan
sekunder
f. Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
g. Inisiasi dan dukungan serta penyelenggaraan penelitian kesehatan.
h. Evaluasi kualitas dan efektivitas pelayanan kesehatan
i. Kapasitas staf kesehatan masyarakat
vii
j. Inisiasi pengembangan dan perencanaan kebijakan kesehatan (Umar, 2013).

2.4 Prinsip Kesehatan Masyarakat


Prinsip- prinsip IKM secara garis besarnya ada enam yang perlu diketahui yaitu
1. IKM lebih menekankan pada pemikiran dan tindakan yang bersifat promotif dan
preventive daripada kuratif. Hal ini dapat dipahami karena pendekatan kuratif lebih
ditekankan untuk tenaga medis dan paramadis (dokter/drg dan perawat/bidan)
2. IKM menekankan pada masyarakat atau kumpulan orang, baik yang sehat maupun
sakit atau yang bermasalah daripada kumpulan individu (perorangan) yang sakit aja
3. Dalam IKM faktor lingkungan di anggap memegang peran yang sangat penting. Hal
ini mengingatkan bahwa adanya suatu masalah kesehatan atau penyakit yang ada di
masyarakat tidak hanya di lihat dari faktor dari dalam saja akan tetapi faktor dari luar
4. IKM melihant uapaya- upaya masyarakat yang terorganisasikan . pada prinsip nya,
pengorganisasian masyarakat itu mempunyai orientasi kepada sesuatu kegiatan-
kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
5. IKM menganggap masyarakat baik sebagai objek dan sekaligus subjek upaya
kesehatan. Hal ini diartikan bahwa walaupun masyarakat sebagai objek dalam
melaksanakan program kesehatan masyarakat, akan tetapi masyarakat juga harus
sebagai subjek yang berpartisipasi aktif dalam mendukung segala upaya yang
bertujuan menciptakan kesehatan masyarakat tanpa adanya dukungan dari
masyarakat, maka program kesehatan masyarakat tidak akan terlaksana dengan baik
6. IKM melihat masalah kesehatan sebagi masalah yang multi sektoral yang kait
mengait dengan permasalahan lainya (non kesehatan). Hal ini dimungkinkan karena
segala hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan selalu bersinggungan dengan
sector lainya. Mislanya masalah balita gizi buruk, tidak hanya sebagai masalah di
sector kesehatan saja akan tetapi menjadi masalah din sector pertanian sebagai
penyedia pangan dan sector ekonomi sebagai pengambil kebijakan dalam masalah
penanggulangan masalah ekonomi masyarakat ( kemiskinan)(Adnani Hariza, 2017).

viii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni memelihara, melindungi, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan
pelayanan kesehatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit.
Pendekatan masalah kesehatan melalui hidup seimbang, yaitu menghindari makanan
dan minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat, dan melakukan
olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit, Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-
upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik
dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan atau
pembedahan. 
Perbedaan pendekatan yang dilakukan, antara lain sebagai berikut: Pertama;
pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak
terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja.

ix
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Sejarah Perkembangan Kesehatan Masyarakat
diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang pembahasan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati,Eny Retna. 2009.Asuhan Kebidanan Komunitas.Yogyakarta: Nuha


Medika

Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) jilid I cetakan keenam; Jakarta; 2011

Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti

Kumpulan Materi Kesmas Bahan Bacaan Jurusan Kebidanan Politeknik Makassar.

Adnani Hariza. (2017). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Alamsyah Dedi, M. R. (2013). Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai