DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi kesehatan memiliki beberapa peran penting yang diungkapkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan masalah kesehatan, masalah, dan solusi
kesehatan
•Mempengaruhi persepsi, kepercayaan, sikap, dan norma sosial
• Tindakan cepat
• Menunjukkan atau mengilustrasikan keterampilan
•Tunjukkan manfaat dari perubahan tingkah laku
• Tingkatkan permintaan untuk layanan kesehatan
• Memperkuat pengetahuan, sikap, dan perilaku
• Sangkal mitos dan kesalahpahaman
• Membantu menyatukan hubungan organisasi
•Advokat untuk masalah kesehatan atau kelompok populasi
BAB II
KONSEP TEORITIS
BAB III
PEMBAHASAN
I. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
A. DEFINISI KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Menurut Notoatmodjo (2007), komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis
untuk memengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan
berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal,
maupun komunikasi massa. Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan
penyakit, promosi kesehatan, kebijakan pemeliharaan kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan
kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan
membarui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan
mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika (Health Communication Partnership’s
M/MC Health Communication Materiels Database, 2004).
Komunikasi kesehatan merupakan bagian dari human communication yang lazim
terjadi antartenaga kesehatan, klien, atau keluarga klien. Makna dan area komunikasi lebih
difokuskan pada masalah kesehatan sehingga efek dari komunikasi ini diharapkan adanya
pengaruh positif
tentang kesehatan. Sebagai contoh aplikasi dari komunikasi kesehatan ini adalah komunikasi
antara perawat dengan klien atau keluarga klien tentang masalah kesehatan klien, prosedur
rawat inap, tata tertib atau ketentuan yang ada dalam ruang rawat inap, prosedur tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan, penyuluhan kesehatan, dan sebagainya.
b. Tujuan Praktis
Taibi Kahler dalam Liliweri (2009: 53 – 54) menyatakan bahwa sesungguhnya secara praktis
tujuan khusus dari komunikasi kesehatan ialah meningkatkan kualitas dari sumber daya
manusia
melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar mampu:
1. Meningkatkan pengetahuan yang meliputi:
2. Media (channel)
Media atau channel adalah unsur dari komunikasi kesehatan yang juga tidak kalah
pentingnya. Bagaiman sebuah pesan bisa dikirimkan kepada penerima tentu membutuhkan
media. Bentuk media komunikasi pun bisa bermacam-macam. Ini tergantung dengan jenis
pesan dan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi kesehatan itu apa. Komunikasi
kesehatan juga memiliki karakteristik komunikasi terapeutik yang khas dimana penggunaan
medianya akan berbeda antara satu pasien dengan lainnya.
3. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran dari pengiriman pesan oleh sumber. Proses
komunikasi tidak akan lengkap apabila tidak ada unsur penerima. Pesan yang akan
disampaikan tentu harus memiliki tujuan. Di sini penerima pesan akan menelaah pesan atau
informasi baru yang didapatkannya. Penerima pesan biasa disebut juga
sebagai receiver atau decoder.
4. Pengaruh (decoding)
Pengaruh juga menjadi unsur yang akan terlihat dari proses komunikasi. Terjadi
proses decoding, yaitu proses menelaah pesan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima.
Perbedaan pemahaman terhadap pesan yang diterima oleh penerima inilah yang kemudian
disebut sebagai pengaruh. Misalnya, pada komunikasi terapeutik dalam keperawatan perlu
adanya strategi dari perawat supaya unsur decoding ini tidak begitu banyak mempengaruhi
pesan.
Umpan balik menjadi sebuah unsur yang juga akan muncul dari komunikasi kesehatan. Di
sini apa yang telah disampaikan sumber, akan diberikan umpan balik atau feedback dari
penerima. Tidak peduli apakah ada pengaruh atau tidak dalam penyampaian pesan,
biasanya feedback tetap akan muncul sebagai bentuk respon dari penerima.
6. Lingkungan
Lingkungan termasuk ke dalam unsur-unsur komunikasi kesehatan yang juga turut andil
dalam proses komunikasi. Latar atau setting dari terjadinya proses komunikasi merupakan
bentuk dari unsur komunikasi yang bisa saja terjadi dalam komunikasi kesehatan. Ini juga
bisa ikut mempengaruhi apakah komunikasi yang efektif bisa atau tidak untuk dilakukan.
1. Assesment (Pengkajian)
Assesment (pengkajian) adalah langkah awal dari program komunikasi kesehatan. Tahap ini
merupakan bagian terpenting dari seluruh program komunikasi kesehatan di mana kunci
keberhasilan program terletak pada sejauh mana tahap ini dirancang. Pada tahap ini yang
dilakukan adalah menganalisis situasi masalah kesehatan dan profil audiens. Upaya sistematis
harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang hendak ditanggulangi dengan
mengumpulkan data dasar, membuat rumusan masalah, mencari akar masalah, dan prioritas
masalah
2. Plan (Perencanaan)
Setelah tahap assesment telah dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menyusun tujuan,
mendesain pesan, dan memilih media. Tentunya kegiatan–kegiatan ini disesuaikan dengan
hasil analisis masalah dan karakteristik audiens yang sebelumnya telah dilakukan. Pesan
(message) adalah formulasi ide atau konsep yang disampaikan oleh komunikator kepada
audiens. Pesan disusun berdasarkan tujuan yang telah dibuat dan diharapkan dapat menarik
perhatian, menimbulkan rasa percaya,
3. Pre-test
Pre-test adalah pengujian bahan draft atau konsep dan pesan kepada perwakilan target
audiens sebelum bahan tersebut diproduksi dalam bentuk final. Adapun bahan-bahan
kominikasi yang sebaiknya diuji coba adalah media, saluran komunikasi, konsep, produk dan
ide-ide produk, kemasan, simbol, dan slogan. Tahap pre-test atau uji coba bertujuan untuk
menghindari kesalahan dan meyakinkan bahwa materi dan media yang telah dikembangkan
dapat menarik perhatian dan diterima kelompok sasaran.