Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

SARAH ENJELINA SIAHAAN G1D122024


ROSIANA PUTRI G1D122111
SONYA THERESIA YOLANDA L. TOBING G1D122203

DOSEN PENGAMPU :

MARTA BUTAR BUTAR, S.K.M., M.EPID.

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2022

BAB I
PENDAHULUAN

Komunikasi kesehatan merupakan suatu seni dan teknik penyebarluasan informasi


kesehatan yang bermaksud untuk mempengaruhi serta memotivasi individu, ataupun
lembaga yang mengatur perhatian terhadap kesehatan. Menurut Health Communication
Partnership’s M/MC Health Communication Material Database, komunikasi kesehatan
meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanaan
pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin
mengubah dan membaharui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan
mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika (Liliweri, 2013). Salah satu ruang
lingkup komunikasi kesehatan adalah promosi kesehatan (Liliweri, 2013). Promosi kesehatan
merupakan suatu program yang memanfaatkan jasa komunikasi untuk menyukseskan
kesehatan masyarakat melalui pemberian informasi kesehatan.

Komunikasi kesehatan memiliki beberapa peran penting yang diungkapkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention adalah sebagai berikut:

• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan masalah kesehatan, masalah, dan solusi
kesehatan
•Mempengaruhi persepsi, kepercayaan, sikap, dan norma sosial
• Tindakan cepat
• Menunjukkan atau mengilustrasikan keterampilan
•Tunjukkan manfaat dari perubahan tingkah laku
• Tingkatkan permintaan untuk layanan kesehatan
• Memperkuat pengetahuan, sikap, dan perilaku
• Sangkal mitos dan kesalahpahaman
• Membantu menyatukan hubungan organisasi
•Advokat untuk masalah kesehatan atau kelompok populasi

BAB II
KONSEP TEORITIS
BAB III
PEMBAHASAN
I. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
A. DEFINISI KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Menurut Notoatmodjo (2007), komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis
untuk memengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan
berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal,
maupun komunikasi massa. Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan
penyakit, promosi kesehatan, kebijakan pemeliharaan kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan
kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan
membarui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan
mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika (Health Communication Partnership’s
M/MC Health Communication Materiels Database, 2004).
Komunikasi kesehatan merupakan bagian dari human communication yang lazim
terjadi antartenaga kesehatan, klien, atau keluarga klien. Makna dan area komunikasi lebih
difokuskan pada masalah kesehatan sehingga efek dari komunikasi ini diharapkan adanya
pengaruh positif
tentang kesehatan. Sebagai contoh aplikasi dari komunikasi kesehatan ini adalah komunikasi
antara perawat dengan klien atau keluarga klien tentang masalah kesehatan klien, prosedur
rawat inap, tata tertib atau ketentuan yang ada dalam ruang rawat inap, prosedur tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan, penyuluhan kesehatan, dan sebagainya.

B. TUJUAN KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT


Tujuan utama dari sebuah komunikasi kesehatan diantaranya adalah untuk mengubah
prilaku kesehatan pada individu sasaran agar mengarah ke kondisi yang kondusif sehingga
memungkinkan terjadinya peningkatan status kesehatan sebagai dampak atau efek dari
program komunikasi kesehatan. Menurut Liliweri (2009: 52 – 53) tujuan komunikasi
kesehatan
terbagi dua, diantaranya adalah:
a. Tujuan strategis
Program – program yang berhubungan dengan kesehatan dalam komunikasi kesehatan pada
umumnya diagendakan dalam bentuk acara atau modul yang berfungsi sebagai:
1. Relay information, yakni melanjutkan informasi mengenai kesehatan dari suatu sumber
kepada pihak lain secara berpautan (hunting).
2. Enable informed decision making, ialah memberikan informasi cermat untuk
memungkinkan pengambilan keputusan.
3. Promote peer information exchange and emotional support, adalah mendukung pertukaran
informasi seputar kesehatan dan juga yang mendukung secara emosional.
4. Promote healthy behavior, merupakan informasi untuk mengkampanyekan pola hidup
sehat.
5. Promote selfcare, ya kni bagaimana mensosialisasikan perihal pemeliharaan kesehatan diri
sendiri.
6. Manage demand for health services, ialah untuk memenuhi permintaan berbagai layanan
kesehatan

b. Tujuan Praktis
Taibi Kahler dalam Liliweri (2009: 53 – 54) menyatakan bahwa sesungguhnya secara praktis
tujuan khusus dari komunikasi kesehatan ialah meningkatkan kualitas dari sumber daya
manusia
melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar mampu:
1. Meningkatkan pengetahuan yang meliputi:

a. Prinsip serta proses dari hakikat komunikasi antar manusia.


b. Menjadi komunikator yang memiliki kualitas seperti ethos dan kredibilitas yang
dimilikinya.
c. Mengorganisasikan pesan berupa verbal dan nonverbal dalam komunikasi kesehatan.
d. Memilih media yang tepat dan sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
e. Menentukan segmen komunikasi yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
f. Mengelola umpan balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak
komunikator dan komunikan.
g. Mengelola hambatan – hambatan yang ada dalam kegiatan komunikasi kesehatan.

2. Menambah serta kemampuan dalam berkomunikasi yang efektif


3. Membentuk sikap serta perilaku berkomunikasi yang menyenangkan dan meningkatkan
empati dalam berbicara dengan orang lain, tidak hanya itu tetapi juga mampu menciptakan
kepercayaan publik.

C. FUNGSI KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT


fungsi komunikasi yang diungkapkan oleh Harold Lasswell yang dikutip dalam buku
Pengantar Ilmu Komunikasi, Hafied Cangara 2014, diantaranya:
“1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya
2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada
3. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.” (Cangara, 2014:67).
Fungsi lain yaitu berkaitan dengan perannya dalam mempermudah proses pengambilan suatu
keputusan. Komunikasi mengalirkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh individu atau
kelompok dalam hal mengambil keputusan dengan menitikberatkan pada data guna
mengenali dan menilai berbagai pilihan alternative.
D. JENIS KOMUNIKASI KESEHATAN MASYARAKAT
 Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan berfokus pada mendidik audiens tentang topik kesehatan seperti
penularan HIV atau pencegahan bunuh diri. Ini menggabungkan pengalaman belajar yang
berbeda yang menginformasikan orang tentang masalah kesehatan sehingga mereka dapat
mengambil tindakan. Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai lingkungan.
Sekolah dapat menggabungkan kampanye kesadaran bunuh diri yang mencakup kurikulum
yang melibatkan pembicara yang menceritakan kisah pribadi, serta pelajaran tentang tanda-
tanda peringatan depresi dan sumber daya untuk bantuan.
 Advokasi Kesehatan
Advokasi kesehatan mempromosikan kesehatan dengan bekerja untuk memastikan orang
dapat mengakses perawatan kesehatan, mengadvokasi kebijakan dan reformasi perawatan
kesehatan yang efektif, dan mengembangkan cara untuk membuatnya lebih mudah untuk
menavigasi sistem perawatan kesehatan. Individu dan komunitas mungkin merasa bingung
ketika harus menemukan dokter yang berkualitas. Mereka mungkin tidak tahu cara
memeriksa keakuratan tagihan medis. Advokasi kesehatan bertujuan untuk menciptakan
program dan alat yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Dalam kesehatan masyarakat,
advokasi kesehatan berusaha untuk mengatasi faktor-faktor penentu kesehatan – kombinasi
faktor sosial, fisik, dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat – melalui
intervensi masyarakat luas.
 Komunikasi Risiko
Komunikasi risiko melibatkan penyampaian informasi tentang risiko perilaku tertentu, seperti
tidak mendapatkan imunisasi. Ini melibatkan keterlibatan audiens untuk memberi tahu
mereka tentang masalah kesehatan utama yang menimbulkan risiko kesehatan, serta
menanggapi pertanyaan dari audiens. Penanganan komunikasi risiko tergantung pada persepsi
audiens. Memahami bagaimana orang memandang risiko kesehatan tertentu akan membentuk
bagaimana pakar komunikasi kesehatan membingkai pesan mereka.
 Komunikasi Krisis dan Wabah
Komunikasi krisis dan wabah melibatkan penanganan situasi mendesak dan kejadian tak
terduga. Komunikasi krisis mungkin memerlukan pemberian informasi setelah kecelakaan
industri, bencana alam, atau serangan teroris, sedangkan komunikasi wabah menyampaikan
informasi tentang peningkatan mendadak penyakit seperti campak atau virus corona di daerah
tertentu.
E. UNSUR KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
1. Pesan
Unsur yang selanjutnya adalah pesan. Sama halnya dengan proses komunikasi pada
umumnya, dalam komunikasi kesehatan pun harus ada pesan. Apabila tidak ada pesan yang
akan dikirimkan kepada penerima dari sumber, maka tidak mungkin proses tersebut bisa
disebut sebagai proses komunikasi. Pesan juga dikenal sebagai content. Pesan menjadi bagian
yang penting juga dalam prinsip komunikasi terapeutik.

2. Media (channel)

Media atau channel adalah unsur dari komunikasi kesehatan yang juga tidak kalah
pentingnya. Bagaiman sebuah pesan bisa dikirimkan kepada penerima tentu membutuhkan
media. Bentuk media komunikasi pun bisa bermacam-macam. Ini tergantung dengan jenis
pesan dan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi kesehatan itu apa. Komunikasi
kesehatan juga memiliki karakteristik komunikasi terapeutik yang khas dimana penggunaan
medianya akan berbeda antara satu pasien dengan lainnya.

3. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran dari pengiriman pesan oleh sumber. Proses
komunikasi tidak akan lengkap apabila tidak ada unsur penerima. Pesan yang akan
disampaikan tentu harus memiliki tujuan. Di sini penerima pesan akan menelaah pesan atau
informasi baru yang didapatkannya. Penerima pesan biasa disebut juga
sebagai receiver atau decoder.

4. Pengaruh (decoding)

Pengaruh juga menjadi unsur yang akan terlihat dari proses komunikasi. Terjadi
proses decoding, yaitu proses menelaah pesan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima.
Perbedaan pemahaman terhadap pesan yang diterima oleh penerima inilah yang kemudian
disebut sebagai pengaruh. Misalnya, pada komunikasi terapeutik dalam keperawatan perlu
adanya strategi dari perawat supaya unsur decoding ini tidak begitu banyak mempengaruhi
pesan.

5. Umpan balik (feedback)

Umpan balik menjadi sebuah unsur yang juga akan muncul dari komunikasi kesehatan. Di
sini apa yang telah disampaikan sumber, akan diberikan umpan balik atau feedback dari
penerima. Tidak peduli apakah ada pengaruh atau tidak dalam penyampaian pesan,
biasanya feedback tetap akan muncul sebagai bentuk respon dari penerima.

6. Lingkungan

Lingkungan termasuk ke dalam unsur-unsur komunikasi kesehatan yang juga turut andil
dalam proses komunikasi. Latar atau setting dari terjadinya proses komunikasi merupakan
bentuk dari unsur komunikasi yang bisa saja terjadi dalam komunikasi kesehatan. Ini juga
bisa ikut mempengaruhi apakah komunikasi yang efektif bisa atau tidak untuk dilakukan.

F. PROSES KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

1. Assesment (Pengkajian)

Assesment (pengkajian) adalah langkah awal dari program komunikasi kesehatan. Tahap ini
merupakan bagian terpenting dari seluruh program komunikasi kesehatan di mana kunci
keberhasilan program terletak pada sejauh mana tahap ini dirancang. Pada tahap ini yang
dilakukan adalah menganalisis situasi masalah kesehatan dan profil audiens. Upaya sistematis
harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang hendak ditanggulangi dengan
mengumpulkan data dasar, membuat rumusan masalah, mencari akar masalah, dan prioritas
masalah

2. Plan (Perencanaan)

Setelah tahap assesment telah dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menyusun tujuan,
mendesain pesan, dan memilih media. Tentunya kegiatan–kegiatan ini disesuaikan dengan
hasil analisis masalah dan karakteristik audiens yang sebelumnya telah dilakukan. Pesan
(message) adalah formulasi ide atau konsep yang disampaikan oleh komunikator kepada
audiens. Pesan disusun berdasarkan tujuan yang telah dibuat dan diharapkan dapat menarik
perhatian, menimbulkan rasa percaya,

3. Pre-test

Pre-test adalah pengujian bahan draft atau konsep dan pesan kepada perwakilan target
audiens sebelum bahan tersebut diproduksi dalam bentuk final. Adapun bahan-bahan
kominikasi yang sebaiknya diuji coba adalah media, saluran komunikasi, konsep, produk dan
ide-ide produk, kemasan, simbol, dan slogan. Tahap pre-test atau uji coba bertujuan untuk
menghindari kesalahan dan meyakinkan bahwa materi dan media yang telah dikembangkan
dapat menarik perhatian dan diterima kelompok sasaran.

II. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI KESEHATAN


MASYARAKAT

a) Model pengobatan baru


b) Kebangkitan Konsumerisme
c) Diskriminasi dalam Perawatan Kesehatan
d) Munculnya Kesadaran padaPencegahan
e) Masuknya konsep marketing dalam dunia pelayanan kesehatan

III. KOMUNIKASI ASERTIF

Anda mungkin juga menyukai