Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI KESEHATAN

Dosen pengampu:

Vivien Dwi P., S.KM., M.Kes

Nama kelompok :

1. Novi Nuur Sa’aadah (10318046)


2. Rahma Puspita Ayu (10318049)
3. Rihaadatul Aisy (10318053)
4. Sayidatun Nisak (10318059)
5. Setia Firda Nurfita (10318061)
6. Ulfa Rodhatul Z. (10318069)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019

1
2
KOMPONEN
KOMUNIKASI
KESEHATAN

TUJUAN
PROSES
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI KESEHATAN
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
KESEHATAN

BENTUK- MANFAAT
BENTUK KOMUNIKASI
KOMUNIKASI KESEHATAN

3
PENGERTIAN KOMUNIKASI
KESEHATAN

APA ITU

KOMUNIKASI ?
Komunkasi dapat dirtikan sebagai
pengalihan suatu pesan dari satu sumber
kepadapenerima agar dapat dipahami.
Proses yang melibatkan dua pihak,
individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelopmok
dengan kelompok dengan aturan yang
disepakati bersama. (Liliweri, 2008)

4
PENGERTIAN KOMUNIKASI KESEHATAN

 Menurut Healthy People 2010 dalam Liliweri (2009), komunikasi kesehatan yaitu seni menginformasikan,
mempengaruhi dan memotivasi individu, institusi, serta masyarakat tentang isu-isu penting di bidang
kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam masyarakat.

 Menurut Cline, R. dalam Liliweri (2009), komunikasi kesehatan merupakan sebuah


bidang teori, riset dan praktek yang berkaitan dengan pemahaman dan saling ketergantungan mempengaruhi
komunikasi (interaksi simbolik dalam bentuk pesan dan makna) dan kepercayaan kesehatan terkait, perilaku
dan hasil.
 Komunikasi kesehatan menurut Notoatmodjo (2007), merupakan usaha yang sistematis untuk mempengaruhi
secara positif perilaku kesehatan masyarakat dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi,
baik menggunakan komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa.
5
KOMPONEN KOMUNIKASI KESEHATAN

Menurut Lasswel, komponen komunikasi ialah:

1. Komunikator
Komunikator adalah orang atau lembaga kesehatan yang
menyampaikan pesan.
Misalnya berisikan himbauan untuk melakukan program
KB.

KOMUNIKATOR KOMUNIKAN 2. Komunikan


Komunikan ialah sebagai orang yang menerima pesan.
Komunikan bisa berupa masyarakat yang diberikan
sosialisasi dari pihak lembaga kesehatan.

6
3. Pesan
Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti
Contohnya slogan tentang hindari HIV/AIDS.

4. Media
Media dalam komunikasi kesehatan ialah 5. Efek
sebagai sarana atau saluran yang mendukung Efek pada komunikasi kesehatan yakni dampak
proses penyampaian pesan. atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan. Efek
Media dalam komunikasi kesehatan ada atau dampak ialah ketercapaian kita dalam
dua yakni media (saluran) interpersonal dan penyampaian pesan.
kelompok. Media bisa berupa cetak maupun
elektronik yang biasa dilakukan dengan
kegiatan penyuluhan.

7
TUJUAN KOMUNIKASI KESEHATAN

Menurut Liliweri (2009:52-53) tujuan komunikasi kesehatan terbagi dua, diantaranya:

A. Tujuan strategis B. Tujuan praktis


Pada umumnya program-program yang Menurut Taibi Kahler dalam Liliweri (2009:53-
berkaitan dengan komunikasi kesehatan yang 54) menyatakan bahwa sebenarnya secara
dirancang dalam bentuk paket acara atau modul praktis tujuan khusus komunikasi kesehatan itu
dapat berfungsi untuk: meningkatkan kualitas sumber daya manusia
1. Relay information melalui beberapa usaha pendidikan dan
2. Enable informed decision making pelatihan agar dapat :
3. Promote peer information exchange and 1. Meningkatkan pengetahuan
emotional support 2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
4. Promote healthy behavior berkomunikasi efektif.
5. Promote self care 3. Membentuk sikap dan perilaku
6. Manage demand for health services berkomunikasi

8
MANFAAT KOMUNIKASI KESEHATAN

Manfaat mempelajari komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri (2009:56-59) adalah:

1. Memahami interaksi antara kesehatan dengan 6. Menjawab permintaan terhadap layanan


perilaku individu. kesehatan (mengetahui dan melakukan analisis
2. Meningkatkan kesadaran kita tentang isu kebutuhan).
kesehatan. 7. Memperkuat infrastruktur kesehatan
3. Melakukan strategi intervensi pada tingkat masyarakat di masa yang akan datang bagi hasil
komunitas. yang memuaskan masyarakat umum.
4. Menghadapi disparitas pemeliharaan kesehatan 8. Membarui peranan para profesional di bidang
antar etnik atau ras dalam suatu masyarakat. kesehatan, misalnya meningkatkan pengetahuan
5. Menampilkan ilustrasi ketrampilan, dan ketrampilan para petugas medis,
menggambarkan berbagai jenis keterampilan memperkuat infrastruktur kesehatan,
untuk memelihara kesehatan, pencegahan, membangun kemitraan, mengembangkan
advokasi atau sistem layanan kesehatan kepada akuntabilitas, dan mengembangkan pembuktian
masyarakat. atas layanan.

9
BENTUK KOMUNIKASI KESEHATAN

Menurut Mulyana (2012:80-84) indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan
konteksnya adalah jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi yaitu :

a. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi yang dilakukan diri sendiri sehingga dalam konteks inilah tidak
diperlukan orang lain untuk menjadikan lawan bicara.

b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi yang dilakukan antara dua orang secara tatap
muka yangmemungkinkan setiap orang dapat menangkap reaksi
orang lain secara langsung.

10
c. Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang dilakukan oleh sekumpulan orang
saling berinteraksi satu sama lain memiliki tujuan
sama atau saling bergantung satu sama lain dan
mengenal satu sama lain meskipun setiap orang
memiliki peran berbeda.

d. Komunikasi Publik
Komunikasi antara satu orang dengan memiliki lawan
bicara dengan jumlah lebih banyak namun tidak saling
mengenal dan biasanya bersifat informal.

11
e. Komunikasi Organisasi
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi,
bersifat formal atau informal dan langsung dalam
jaringan yang lebih besar dari komunikasi
kelompok.

f. Komunikasi Massa
Komunikasi yang dilakukan dengan bantuan media massa
baik cetak maupun elektronik dan memiliki biaya relatif
mahal. Biasanya dikelola oleh suatu lembaga atau orang
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang di banyak
tempat, anonym dan heterogen.

12
PROSES KOMUNIKASI KESEHATAN

13
Program komunikasi kesehatan terdiri dari lima langkah, yakni :

1. Assesment (Pengkajian)
Assesment (pengkajian) adalah langkah awal yang dilakukan untuk menganalisis situasi masalah kesehatan
dan profil audiens. Upaya sistematis harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang hendak
ditanggulangi dengan mengumpulkan data dasar, membuat rumusan masalah, mencari akar masalah, dan
prioritas masalah. (Notoatmodjo, 2010).

2. Plan (Perencanaan)
Tahap menyusun tujuan, mendesain pesan, dan memilih media. Kegiatan ini disesuaikan dengan hasil analisis
masalah dan karakteristik audiens yang sebelumnya telah dilakukan. Pesan disusun berdasarkan tujuan yang
telah dibuat dan diharapkan dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa percaya, dan merangsang
kelompok sasaran untuk mengadopsinya

3. Pre-test
Pre-test adalah pengujian bahan draft atau konsep dan pesan kepada perwakilan target audiens sebelum
bahan tersebut diproduksi dalam bentuk final. Tahapan ini dibutuhkan untuk mencari kelemahan yang ada
dan atau menemukan sebab kegagalan dalam suatu program komunikasi kesehatan. Dengan melakukan
tahap uji coba, maka akan diperoleh umpan balik (feedback) dari masyarakat.
14
4. Deliver Message
Bahan komunikasi yang telah diperbaiki berdasarkan hasil uji coba kemudian didistribusikan kepada
audiens. Pada fase setelah pre-test, dilakukan uji coba materi komunikasi dan sebelum penyampaian pesan
secara lebih luas, pelatihan menjadi kegiatan yang menjembatani proses keduanya.

5. Monitor (Evaluasi)
Kegiatan monitoring merupakan kajian menyeluruh, kegiatan supervisi, serta pemanfaatan hasil temuan
untuk meningkatkan implementasi program. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
kekurangan atau kesalahan yang mungkin terjadi dalam tahap komunikasi kesehatan. Komponen yang
dipantau pada pelaksanaan monitoring adalah logistik, interim effect (pengetahuan, reaksi), perubahan
perilaku, dan peningkatan status kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Liliweri, Alo. 2008. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Jakarta:Pustaka Pelajar


2. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
3. Rahmadiana, M.(2012). Komunikasi Kesehatan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai