Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 1

Muhammad Dandi K.P 172110101090


Retno Dwi Melianingrum 192110101040
Zanuba Arifah Khafshah 192110101092
Amelia Agustiningrum 192110101175
KONSEP,DEFINISI,RUANG
LINGKUP, DAN MODEL STRATEGI
KOMUNIKASI KESEHATAN
Komunikasi (Hovland, Janis, Kelly, 1995) adalah
suatu proses melalui seseorang (komunikator)
yang menyampaikan stimulus (dalam bentuk
kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya
(khalayak).

Konsep Definisi
Komunikasi
Kesehatan
Kesehatan dari kata dasar sehat yang berarti
keadaan sehat baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. (Undang-Undang nomer 36 tahun
2009 tentang kesehatan) (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia)
Komunikasi Kesehatan
Pada hakikatnya komunikasi kesehatan adalah komunikasi yang dilakukan di ranah kesehatan yang
dilakukan untuk mendorong tercapainya keadaan atau situasi yang sehat secara utuh, baik fisik,
mental, maupun sosial. Karena fokus kajiannya hanya berkisar pada komunikasi yang berhubungan
dengan dunia kesehatan (Junaedi, 2018).
RUANG LINGKUP KOMUNIKASI
KESEHATAN
1. Pencegahan Penyakit ( Preventif )
Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
1. Usaha pencegahan (usaha preventif)
2. Usaha pengobatan (usaha kuratif)
3. Usaha promotif
4. Usaha rehabilitative
2. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion. Sesungguhnya,
penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia
pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima
tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku
preventive medicine for the doctor in his community. Menurut leavell dan clark (1965), dari sudut
pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :  
1. Promotion of healt,
2. Specific protection,
3. Early diagnosis and prompt treatment,
4. Limitation of disability, dan
5. Rehablitation.
3. Kebijakan Kesehatan
Ilmu kebijakan adalah ilmu yang mengembangkan kajian tentang hubungan antara pemerintah dan
swasta, distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai level pemerintah, hubungan antara
penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya, ideologi kebijakan makna reformasi kesehatan.
Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan      
                        
  I.  Dasar Hukum Menimbang
1.      SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem Kesehatan Nasional.
2.       TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
3.      Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4.       Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
5.      Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
6.      Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun
2010.
7.       Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

                             II.  Memutuskan Menetapkan :


1.      Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional.
2.      Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar digunakan sebagai pedoman semua pihak dalam
penyelenggaran pembangunan kesehatan di Indonesia
3.       Keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).
KONSEP KOMUNIKASI
1. Komponen Komunikasi

a. Komponen Komunikan
b. Komponen Komunikator
c. Komponen Pesan
d. Komponen Umpan Balik
a. Komponen Komunikan
Seseorang dapat dan akan menerima pesan apabila dalam kondisi sebagai berikut:
1. Pesan komunikasi benar-benar dimengerti oleh penerima pesan.
2. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan.
3. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk kepentingan pribadinya.
4. Mampu menempatkan baik secara mental atau fisik.
b. Komponen Komunikator
Komunikasi dapat berjalan efektif bila ada kepercayaaan dalam diri komunikator(self credibility) dan
kepercayaan kepada komunikator mencerminkan pesan yang diterima komunikan dianggap benar
serta sesuai kenyataan dan daya tarik komunikator (source attractiviness).
c. Komponen Pesan
Pesan dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, informasi dan lain-
lain. Pesan dapat disampaikan lisan maupun non verbal.
d. Komponen Umpan Balik
Merupakan respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang diterimanya. Umpan
balik dapat digunakan untuk mengukur besarnya informasi yang diterima dibandingkan dengan
yang diterima.
2. Saluran Komunikasi

 Jenis-jenis saluran komunikasi


 Para ahli komunikasi kesehatan 1. Saluran Komunikasi Interpersonal
mendefinisikan saluran komunikasi
2. Saluran berbasis masyarakat
sebagai cara pengiriman pesen
yang memungkinkan terjadinya 3. Saluran media sosial
pertukaran pesan antara
“pengirim” dan “penerima”.
3. Cara pemilihan saluran yang paling
menjangkau sasaran.
1. Mengembangkan jangkuan khalayak cepat
2. Menekankan frekuensi (kekerapan pengulangan) pesan
3. Kombinasi jangkauan dan frekuensi
4. Menjangkau khalayak dengan cara efisien
5. Pendekatan dengan banyak saluran
6. Mencapai bauran masyarakat tanpa batas
7. Pemilihan saluran utama dan saluran pendukung
4. Karakteristik Komunikasi
Kesehatan
Komunikasi strategis didasarkan
Karakteristik Spesifik
pada kombinasi

Data, ide-ide dan teori- teori yang dipadukan 1. Berorientasi pada hasil
oleh sebuah rancangan penuh visi untuk 2. Berdasarkan ilmu pengetahuan
mencapai tujuan yang diuji dengan cara
mempengaruhi sumber daya yang paling 3. Berfokus pada klien
memungkinkan dan hambatan terhadap 4. Partisipatif
perubahan perilaku melalui partisipasi aktif
5. Berorientasi pada manfaat
stakeholder dan pihak penerima komunikasi
strategis juga memanfaatkan ilmu 6. Berkaitan dengan pelayanan
pengetahuan dan fakta, di samping ide dan 7. Berbagai saluranberkualitas tinggi secara
konsep, guna menyusun suatu visi jangka teknis dalam merancang, memproduksi
panjang dan tujuan perubahan perilaku dan memastikan kegiatan dilakukan
realities untuk isu-isu kesehatan. sesuai dengan baik.
MODEL UNTUK STRATEGI
PERUBAHAN PERILAKU
1. Inforcement (paksaan)
Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaaan, atau menggunakan peraturan atau perundangan.
Seperti perilaku merokok di tempat-tempat umum, dibatasi dengan peraturan daerah tentang
merokok ditempat umum dengan sanksi yang telah ditentukan. Perilaku dirubah dengan keharusan
serta lebih bersifat memaksa. Tidak berubahnya perilaku akan diberikan sangsi berupa teguran dalam
bentuk teguran tulisan lisan dan tertulis, denda sejumlah uang atau bahkan kurungan penjara.
Strategi ini menitikberatkan pada faktor paksaan dan kekuasaan.
2. Edukasi
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau
penyuluhan-penyuluhan. Perilaku makan makanan cepat saji akan menyebabkan banyak penyakit.
Informasi tentang penyakit yang bisa dialami, komplikasi yang dapat terjadi bahkan dapat
mengakibatkan kematian perlu diinformasikan. Selain itu, juga perlu diberikan diberikan informasi
berupa solusi makanan dan minuman sehat, seperti mengkonsumsi makanan dan minuman yang
berserat tinggi, serta sayur dan buah yang mengandung vitamin yang cukup. Makanan dengan
kandungan kolestrol yang rendah sampai dengan berbagai macam buah yang bisa digunakan
dalam terapi jus, adalah informasi yang akan merubah perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
3. Persuasi
Perubahan perilaku dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi, dan argumentasi. Diskusi
adalah bagian dari strategi yang berperan penting dalam merubah proses pikir individu untuk
mempercepat perubahan perilakunya. Diskusi bahaya rokok bagi kesehatan akan lebih bermakna
apabila saat proses diskusi, individu tersebut diajak membicarakan penyakit yang bisa ditimbulkan
dari merokok. Diskusi akan menuntut individu terus berpikir, dengan diskusi pengetahuan akan
bertambah. Semakin banyak info baru yang diyakini kebenarannya, maka semakin cepat pula
perubahan perilaku terjadi.
4. Fasilitatif
Strategi ini dengan penyediaan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan sarana dan
prasarana ini akan meningkatkan knowledge (pengetahuan) untuk melakukan strategi ini memerlukan
beberapa proses yakni, kesediaan, identifikasi, dan internalisasi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai