DOSEN PENGAMPUH :
NAMA KELOMPOK
1. Vionna Angellia
2. Yolanda Putri
3. Dinda Selse
4. Ananta Prawira
5. Eca Elestra Manita
6. Lussi Febriani
7. M. Nuzul Nopriansyah
8. Cinta Adinda
9. Shalu Melda Carolit
10. Tri Utami
11. Riri Hartika
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini
yang berjudul Konsep Komunikasi kesehatan.
Makalah ini berisikan tentang Latar Belakang, rumusan masalah, tujuan juga
manfaat yang nantinya diharapkan Makalah ini memberikan informasi kepada kita
semua tentang Konsep Komunikasi kesehatan.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kata “sempurna”, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembacanya umumnya, semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala urusan kita. Amiin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
1. Pengantar Komunikasi Kesehatan........................................................................................6
1.1 Konsep Komunikasi...........................................................................................................6
1.2 Pengertian Komunikasi Kesehatan....................................................................................6
1.3 Unsur-Unsur Komunikasi...................................................................................................7
1.4 Fungsi dan Manfaat Mempelajari Komunikasi Kesehatan................................................9
1.5 Komunikasi Kesehatan Bagi Tenaga Kesehatan..............................................................10
2. Teori Dalam Komunikasi Kesehatan..................................................................................13
2.1 Teori Komunikasi Kesehatan...........................................................................................13
3. Model-Model Komunikasi Kesehatan................................................................................16
3.1 Model Komunikasi Kesehatan.........................................................................................16
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................23
A. Kesimpulan.........................................................................................................................23
B. Saran...................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi
dibuat untuk menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak
dan menggambarkan kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media
menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk
memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui
kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui
aktivitas komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam
berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan,
aktivitas komunikasi sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat.
Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi
satu sama lain.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada
khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi
komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah
salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu
sebagai alat atau saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar
tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi
dua, yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk
meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non
komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,
menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non
komersil lebih dikenal dengan iklan layanan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa Itu Pengantar Komunikasi Kesehatan ?
2. Teori Teori dalam Komunikasi Kesehatan ?
3. Apa saja Model Model Komunikasi Kesehatan ?
C. Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah diatas maka didapatkan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu Pengantar komunikasi kesehatan.
2. Mempelajari Teori-teori komunikasi kesehatan.
3. Mengetahui Model-model komunikasi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
3) Instruksi
Fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi
(mewajibkan atau melarang) penerima melakukan atau tidak melakukan
sesuatu yang diperintahkan.
4) Persuasi
Fungsi persuasi kadang disebut fungsi memengaruhi. Fungsi persuasi adalah
fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat memengaruhi
(mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku yang
sesuai dengan kehendak pengirim.
5) Menghibur
Fungsi menghibur adalah fungsi pengirim untuk mengirimkan pesan-pesan
kesehatan yang mengandung hiburan kepada para penerima agar penerima
menikmati apa yang diinformasikan.
A. Model Lasswell
Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang
untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell (Forsdale, 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale
University. Dia menggunakan ilmu pertanyaan yang perlu ditanyakan dan
dijawab dalam proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan
apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa,
dan dengan what effect atau apa efeknya.
B. Model Shannon
Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver (1948) mengembangkan
salah satu model komunikasi linear yang disebut dengan Model Komunikasi
Shannon dan Weaver. Model komunikasi lain yang banyak digunakan
adalah model komunikasi dari Claude Shannon atau lebih terkenal dengan
model Shannon Wever. Model ini berbeda dengan model Lasswell mengenai
istilah yang digunakan bagi masing-masing komponen.
a) Sumber Informasi (Information Source)
Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak.
Pada otak ini terdapat kemungkinan message/pesan yang tidak terbatas
jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau
suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada. Sering kali dalam
kehidupan sehari-hari pesan itu merupakan tugas yang sederhana bagi
otak seperti bila kita berjumpa dengan teman mengucapkan selamat pagi,
selamat sore, mau ke mana, dan sebagainya. Tetapi dalam keadaan pesan
yang kompleks menghendaki otak untuk lebih memikirkan dan
mempertimbangkan pesan yang akan dikirimkan seperti menerangkan
sesuatu pemacahan masalah kepada orang lain. Dalam setiap kejadian,
otak harus memilih pesan yang tepat atau cocok dengan situasi. Proses
pemilihan ini sering kali merupakan perbuatan yang tidak disadari
manusia.
b) Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter.
Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang
digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu
komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunakan mesin. Pada
komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat
pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh
lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal. Adapun pada
komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat-alat komunikasi yang
berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti telepon, radio,
televisi, foto dan film.
c) Penyandian (Econding) Pesan
Penyandian (enconding) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam
otak ke dalam suat sandi yang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi
tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal
yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indra adalah anggukan kepala,
sentuhan dan kontak mata.
Pengirim pesan menyandi pesan dan mengirimkannya kepada
penerima pesan melalui media. Pengirim mengubahpesan ke dalam berbagai
kode yang dapat dipahami ke dalam mesin. Pesan dikirim dalam bentuk
kode melalui media. Penerima harus menerima sandi pesan sebelum
memahami dan menginterpretasikannya. Mesin penerima dapat juga
berperan sebagai penerima sandi dalam beberapa kasus. Media dapat
mengalami gangguan dan penerima bisa saja tidak memiliki kapasitas untuk
melakukan sandi-awa sehingga menyebabkan masalah dalam proses
komunikasi.
d) Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian
pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi
tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan
menggunakan alat-alat suara dan otot-otot tubuh. Penerimaan dalam hal ini
adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal,
misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata
menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata
dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu
pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka
penerimaan pesan akan menjadi macet.
e) Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shannon adalah destination (tujuan) yang
dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang
menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran
mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima
signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, dan
sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f) Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber
gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si
penerima. Misalnya pada waktu Anda berbicara dengan teman di jalan
kedengaran suara mobil lewat, anak-anak berteriak, yang semuanya itu
mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.
g) Karakteristik Model Komunikasi Shannon dan Weaver
Model komunikasi Shannon dan Weaver memiliki beberapa karakteristik,
yaitu:
1. Komunikasi berlangsung dalam dua proses yang membuatnya sebagai
model yang dapat diterapkan dalam semua bentuk komunikasi.
2. Konsep gangguan atau noise membantu dalam membuat komunikasi
efektif dengan cara menghilangkan gangguan atau masalah yang
menyebabkan berbagai gangguan.
3. Hanya dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi interpersonal
dibandingkan dengan komunikasi massa atau komunikasi kelompok.
d. Penerima pesan berperan sebagai bagian yang pasif dalam proses
komunikasi.
4. Pengirim pesan berperan aktif dalam mengirim pesan.
5. Umpan balik tidak begitu penting jika dibandingkan dengan pesan yang
dikirimkan oleh pengirim.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi kesehatan merupakan elemen penting dalam upaya
meningkatkan pemahaman dan perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
2. Komunikasi kesehatan yang efektif memerlukan strategi yang sesuai
dengan konteks dan audiens yang dituju, serta penggunaan media yang
tepat.
3. Kualitas pesan kesehatan dan cara penyampaiannya memiliki dampak
signifikan terhadap penerimaan, pemahaman, dan tindakan yang diambil
oleh individu atau masyarakat.
4. Komunikasi kesehatan yang efektif membutuhkan kolaborasi antara
berbagai pemangku kepentingan, termasuk profesional kesehatan,
penyedia layanan kesehatan, pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan
masyarakat.
B. Saran
1. Identifikasi audiens target: Pahami siapa yang akan menerima pesan
kesehatan dan pelajari karakteristik, kebutuhan, dan preferensi mereka.
Dengan memahami audiens dengan baik, pesan kesehatan dapat
disesuaikan agar lebih relevan dan efektif.
2. Guna media yang tepat: Gunakan berbagai media komunikasi yang tepat,
seperti internet, media sosial, brosur, poster, atau pertemuan langsung,
sesuai dengan karakteristik audiens target. Pilih media yang paling sesuai
untuk mencapai dan berinteraksi dengan mereka.
3. Klarifikasi pesan: Pastikan pesan kesehatan disampaikan secara jelas,
ringkas, dan mudah dipahami oleh audiens target. Hindari penggunaan
bahasa teknis yang sulit dimengerti oleh masyarakat umum.
4. Sumber yang dapat dipercaya: Pastikan pesan kesehatan didukung oleh
sumber yang kredibel, seperti organisasi kesehatan resmi, institusi
pendidikan, atau penelitian terkait. Transparansi dalam sumber informasi
akan membantu membangun kepercayaan dan mencegah penyebaran
informasi yang salah.
5. Evaluasi dan umpan balik: Lakukan evaluasi berkala terhadap efektivitas
pesan kesehatan yang disampaikan. Dapatkan umpan balik dari audiens
dan gunakan informasi tersebut untuk memperbaiki dan meningkatkan
komunikasi kesehatan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA