Disusun Oleh
Kelompok 3
Lili Amalia
Muhamad Irwana fauzi
Siti Nurfazriyah
Siti Nurlaela
Wasjem
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran Tenaga Kesehatan .............................................................................
B. Interaksi social antar komponen tenaga kesehata .......................................
C. Pengaruh Sosial Budaya terhadap Kesehatan Masyarakat ..........................
D. Masalah Kesehatan Masyarakat yang berhubungan dengan aspek ...........
Daftar Pustaka
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Tenaga Kesehatan
masing-masingprofesi.
Masyarakat.
5
d.Sistem pemberian pelayanan asuhan kedokteran
a. .Pendidik
1) membantu klien belajar tentang kesehatan dan cara memulihkan
atau memelihara kesehatan mereka.
2) mengkaji kebutuhan pembelajaram dan kesiapan klien untuk
belajar, menetapkan tujuan belajar yang spesifik, menerapkan strategi
penyuluhan dan mengukurnya.
b. .Pembela
1) Bertindak melindungi klien
2) Memberikan informasi yang diperlukan klien atau memfasilitasi
agar tenaga kesehatan lain memberikan informasi yang diperlukan
klien
3) Menjelaskan kepada klien tentang hak mereka dan membantu
mereka untuk berbiacara.
c. Konselor
1) proses membantu klien untuk mengetahui dan mengatasi masalah
psikologi atau sosial, meningkatkan hubungan interpersonal, dan
meningkatkan pertumbuhan personal.
2) memberikan dukungan emosianal, intelektual dan psikologik
6
3) membantu klien untuk mengembangkan sikap, perasaan dan perilaku
dengan melihat alternatif perilaku dengan melihat alternatif perilaku
lain yang lebih sehat dan meningkatkan kemampuan pengendalian diri.
2. Kesadaran dan pengertian terhadap makna simbolis Hal ini menjadi penting
dalam seseorang mengerti komunikasi yang disampaikan. Komunikasi
seringkali disampaikan secara non verbal atau lebih dikenal dengan body
7
language. Pengertian akan body language, yang bisa berbeda sesuai dengan
kultur, ini akan memberikan kelebihan dalam komunikasi.
3. Penentuan waktu yang tepat dan umpan balik Hal ini sangatlah penting
terutama dalam mengkomunikasikan keadaan yang bersifat sensitif. Umpan
balik menjadikan komunikasi lebih efektif karena dapat memberikan
kepastian mengenai sejauh mana komunikasi yang diadakan oleh seseorang
sumber (source) dapat diterima oleh komunikan (receiver).
8
perawatan pasien berpusat ( interprofessional Pendidikan
Collaborative Panel Ahli, 2011). kolaborasi interprofessional bekerja di
profesikesehatanuntukbekerjasama,berkolaborasi,berkomunikasi,danmengin
tegrasikan pelayanan dalam tim untuk memastikan perawatan yang terus
menerus dan dapat diandalkan.
9
a.Bahasa
b.Sistem pengetahuan
f. Sistem religi,
g. kesenian
a. Didalam semua religi atau agama ada kepercayaan tertentu yang berkaitan
dengan kesehatan, gizi. Misal orang yang beragama islam tidak makan babi
sehingga dalam rangka untuk memperbaiki status gizi, seorang kesehatan dapat
menganjurkan makanan lain yang bergizi yang tidak bertentangan dengan
agamanya.
d. Petugas kesehatan juga perlu mempelajari bahasa local agar lebih mudah
berkomunikasi, menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan bersama, dan rasa
persaudaraan.
4. Aspek social yang mempengaruhi status kesehatan dan prilaku kesehatan Ada
beberapa aspek social yang mempengaruhi status kesehatan antara lain:
10
a.Umur Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur. Misalnya balita lebih banyak menderita penyakit
infeksi, sedangkan golongan usia lebih banyak menderita penyakit kronis
seperti hipertensi, penyakit jantung coroner, kanker dan lain-lain.
d.Social ekonomi Keadaan social ekonomi juga berprngaruh pada pola penyakit
misalnya menderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan
masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih
banyak ditemukan di kalangan masyarakat yang status ekonominya rendah.
5. Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan prilaku kesehatan Aspek
budaya dapat mempengaruhi kesehatan :
2)Sikap fatalistis Sikap fatalistis hal lain adalah yang juga mempengaruhi
prilaku kesehatan. Contoh beberapa anggota masyarakat dikalangan
kelompok tertentu (fanatic) yang beragama islam percaya bahwa anak
adalah titipan tuhan dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat
kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi
anaknya yang sakit.
11
makan kambing dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat
disamakan dengan kambing.
4) Pengaruh norma Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan
antar dokter yang memberikan pelayanan dengan ibu hamil sebagai
pengggunaan pelayanan.
6) Pengaruh unsur budaya yang di pelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap prilaku kesehatan
12
Pantangan terhadap perilaku Menurut masyarakat, perilaku ibu sangat
menentukan akan kesehatan bayi yang dikandungnya. Seorang wanita hamil
tidak boleh melilitkan handuk di leher karena akan mengakibatkan bayi lahir
dengan terlilit plasenta, sebagaimana diungkapkan salah seorang ibu,
" nggak boleh lilit handuk di leher, nanti anaknya bisa telilit tali pusar " (wawan
caramen dalam dengan sanro) Pantangan lain yaitu ibu hamil tidak boleh tidur
memakai guling karena akan menyebabkan bayi lahir dengan kepala besar, serta
tidak boleh tidur dengan posisi melintang karena akan menyebabkan bayi lahir
sungsang. Hal tersebut terungkap lewat pernyataan ibu hamil didukung pendapat
para tokoh masyarakat. " nggak boleh pake guling, nanti anaknya kepalanya
besar sama kalau tidur ga boleh sungsang sama suami nanti takut anaknya
sungsang juga" (wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat) " juga tidak
boleh duduk di depan pintu karena akan mempersulit proses persalinan " (DKT
dengan ibu hamil)" ada pantangan, nggak boleh duduk dekat pintu " (DKT
dengan ibu hamil) Terdapat pula larangan mandi sore di atas jam lima sore
karena akan menyebabkan bayi lahir menderita sakit influenza, sebagaimana
diungkapkan salah seorang ibu, "nggak boleh mandi sore lewat dari jam 5, nanti
bisa ingusan.
6. Aspek supranatural .
Hal ini merupakan kepercayaan yang umum ditemukan pada berbagai suku
bangsa di Indonesia yaitu keyakinan mengenai roh-roh halus. Pada saat hamil,
seorang wanita dianggap mudah terkena gangguan yang datang dari unsur gaib
atau roh jahat. Seorang wanita yang sedang mengandung dipercaya menimbulkan
bau harum yang khas yang akan mengundang mahluk halus untuk datang
menghampiri si ibu. Kehadiran mahluk halus tersebut ditakutkan akan menganggu
sehingga terdapat cara-cara budaya untuk menangkalnya. Masyarakat desa
Tanjung Limau memiliki kepercayaan ada roh halus yang mengganggu ibu hamil
yang dapat mengakibatkan si ibu menjadi bisu dan tuli. Roh halus tersebut diberi
nama "gadis tujuh", sebagaimana diungkapkan salah seorang ibu,
" kata orang tua, orang hamil nggak boleh jalan senja soalnya nanti diikutin
barang halus karena orang hamil bawaannya harum jadi senang roh halus.
13
Katanya si orang sini roh halusnya gadis tujuh namanya " (DKT dengan ibu
hamil) Untuk menghindari gangguan dari roh halus tersebut maka ada sejumlah
pantangan perilaku yang harus dipatuhi si ibu hamil, yaitu tidak boleh jalanjalan
menjelang senja hari atau menjelang waktu maghrib. Terdapat juga larangan
untuk mengurai rambut dan mengenakan baju yang terbuka karena hal itu akan
mengundang datangnya gangguan mahluk halus yang disebut kuntilanak. E. Al-
Quran Dan Hadits Dalam Berbicara Kesehatan Menurut dr. Raehanul Bahraen di
website muslim.or.id (2017) Semua ayat AlQur`an adalah obat yang bisa
menyembuhkan. Namun, ada beberapa ayat atau surat dari Al-Qur`an yang lebih
dikhususkan karena memiliki keutamaan sebagai obat penyembuh, misalnya surat
Al-fatihah. Allah berfirman“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-
Israa’:82).Syaikh MuhammadAl-AminAsy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud
obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata:
“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan,
kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan
ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena
sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah
yanh shahih dan masyhur” (Tafsir Adhwaul Bayan).
14
DAFTAR PUSTAKA
15