Anda di halaman 1dari 17

Komunikasi Keperawatan

1. Komunikasi Verbal
2. Komunikasi Non Verbal
3. Komunikasi Efektif dalam Hubungan Interpersonal
dengan Klien
4. Komunikasi Efektif dalam Hubungan Interpersonal
dengan Kelompok
5. Komunikasi Efektif dalam Hubungan Interpersonal
dengan sesame Perawat dan Tenaga Ksehatan

KELOMPOK IV
Anita Agustina
Dede Rahmawati
Ismi Hanifah
Ria Sari
Sugesti
Latar Belakang

 Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam


kehidupan manusia. Komponen-komponen yang ada dalam
komunikasi adalah komunikator, komunikan, pesan, media, dan
umpan balik. Tujuan dari komunikasi adalah menyampaikan idea
atau gagasan, tujuan itu tercapai apabila seorang komunikan
mengalami beberapa perubahan seperti perubahan tingkah laku,
perubahan social, dan perubahan cara pandang. Komunikasi
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia sejak lahir.
Analisa Komunikasi Verbal
 Komunikasi verbal adalah pesan yang disampaikan dalam bentuk
kata-kata atau ucapan, berisi informasi melalui pembicaraan atau
bahasa tulisan. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu
memungkinkan tiap individu untuk merespon secara langsung. Contoh
penggunaan komunikasi verbal adalah ketika perawat memberi
penjelasan pada pasien. Komunikasi Verbal yang efektif harus:
a. Jelas dan ringkas
b. Perbendaharaan Kata
c. Arti Denotatif dan Konotatif
d. Selaan dan Kesempatan Berbicara
e. Waktu dan Relevansi
f. Humor
g. Intonasi Suara
Berdasarkan pengamatan, 10 kalimat yang paling sering disampaikan
oleh seorang perawat

1. Salam
Salam dilakukan untuk menyapa pasien dan keluarganya, hal ini dilakukan untuk
lebih mendekatkan diri kepada pasien dan keluarganya. Akan sangat tidak sopan
bila seorang memasuki ruangan pasien tanpa mengucapkan salam. Salam yang
sering sampaikan adalah selamat pagi, selamat siang selamat sore, dan selamat
malam.
2. “Nama anda siapa?”
Kalimat ini diucapkan untuk menanyak identitas dari sang pasien.
3. Memperkenalkan diri
Ini dilakukan untuk memberitahu identitas seorang perawat kepada pasien.
Perkenalan juga membuat hubungan antara perawat dan pasien lebih akrab.
4. “Apa kabar?”
Hal ini dilakukan untuk menanyakan kabar dari pasien, apakah baik atau buruk. Ini
juga dapat mendekatkan perawat dengan pasien.
5. “Bagaimana keadaannya?”
Hal ini ditanyakan untuk mengetahui keluhan-keluhan yang pasien rasakan.
6. “Permisi”
Kalimat ini sering diucapkan ketika perawat akan masuk ataupun
keluar dari ruangan pasien.
7. “Ada yang ingin ditanyakan?”
Seorang perawat menanyakan hal tersebut untuk memenuhi peran
perawat sebagai edukator.
8. “Selamat beristirahat kembali”
Kalimat ini diucapkan ketika perawat selesai memeriksa keadaan
pasien dan akan meninggalkan ruangan pasien. Hal ini dilakukan
untuk mempersilahkan pasien beristirahat kembali.
9. “Ada yang bisa saya lakukan?”
Ini ditanyakan untuk menunjukan rasa simpati seorang perawat
terhadap pasien.
10. “Apakah obatnya sudah diminum”
Kalimat ini ditanyakan untuk memastikan apakah pasien sudah
meminum obatnya atau belum.
Analisa Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah pemindahan pesan tanpa


menggunakan kata-kata atau pesan yang disampaikan dengan
gerakan tubuh (tidak diucapkan). Merupakan cara yang paling
meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Komunikasi nonverbal meliputi mimik wajah, sorot mata, bentuk bibir,
jarak, gerakan anggota tubuh dan posisi tubuh, tekanan suara, objek
yang selalu diperhatikan, serta sentuhan. Mimik wajah dapat
menunjukkan emosi seseorang secara universal. Sorot mata dapat
menunjukan sikap bersahabat atau marah. Untuk dapat memahami
bahasa nonverbal, perawat harus berlatih secara optimal.
Yang termasuk komunikasi nonverbal:
a. Metakomunikasi
b. Penampilan Personal
c. Intonasi (Nada Suara)
d. Ekspresi Wajah
e. Sikap Tubuh dan Langkah
f. Sentuhan
g. Kontak Mata
Berdasarkan pengamatan, 10 komunikasi nonverbal yang sering dilakukan oleh seorang perawat:
• Tersenyum kepada pasien
• Menyentuh pundak pasien
• Mengelus puncak kepala
• Menggunakan tutur kata yang halus
• Mendekat kepada pasien
• Tatapan mata mengarah kepada pasien
• Berpakaian sopan
• Mengerakkan tangan
• Menegakkan badan
• Memegang tangan pasien
Komunikasi Intrapersonal Antara Perawat
Dengan Klien
Komunikasi keperawatan ditujukan untuk profesi perawat untuk mengubah
atau mengendalikan pola pikir pasien dalam meningkatkan kesehatannya.
Seorang perawat bertugas untuk membangun pola pikir positif pasien ketika
pasien dihadapi dengan rasa cemas. Komunikasi menjadi solusi seorang
perawat untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasiennya.
Adapun contoh komunikasi interpersonal dalam keperawatan adalah sebagai
berikut:
1. Kehangatan dan Ketulusan
2. Menjadi Pendengar yang Baik
3. Membantu Dalam Segala Hal
4. Dapat Memahami Perasaan
5. Memberikan Motivasi
6. Memberi Kesempatan Untuk Berbagi
7. Memberi Informasi yang Akurat
Contoh

Suster : Perkanalkan saya dengan suster ismi, bagaimana bu keadaan hari ini,
ada keluhan apa ?
Pasien : saat ini saya merasakan mual, pusing, muntah
Suster : sudah berapa lama ?
Pasien : sudah dari kemarin, makan sedikit lalu muntah
Suster : ibu punya sakit magh engga ?
Pasien : iya saya punya sakit magh sudah lama
Suster : pola makan nya bagaimana ?
Pasien : saya makan tidak teratur, suka makanan yang pedas
Suster : oh begitu, nah karena pola makna ibu yang tidak teratur maka magh
nya kambuh, sebaik nya ibu menghindari makanan yang bersantan, pedas dan
dengan pola makan yang teratur di waktu yang tepat. Seperti jam saat
sarapan, makan siang maupun makan malam. Jika pola makan sudah teratur,
makan makanan yang bergizi, insyaAllah tidak akan kambuh lagi sakit magh
nya
Pasien : Baik Sus, terimakasih …
Komunikasi Efektif Dalam Hubungan Interpersonal Dengan
Kelompok

Yaitu Komunikasi kesehatan antar manusia yang memiliki fokus pada


bagaimana dalam suatu kelompok/masyarakat menghadapi isu-isu yang
berhubungan dengan kesehatan serta berupaya untuk memelihara
kesehatannya.
Komunikasi terhadap kelompok masyarakat tentang kesehatan meliputi
informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanaan
pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan yang
sejauh mungkin mengubah dan memperbaharui kualitas individu dalam suatu
komunitas masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan
dan etika.
Komunikasi kesehatan untuk masyarakat Komunikasi kesehatan untuk
masyarakat lebih mengarah pada bentuk promosi kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perbaikan berupa perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat
maupun lingkungan organisasi. Strategi adalah cara yang digunakan dalam
mencapai apa yang diinginkan dalam promosi kesehatan
Strategi ini diperlukan dalam mewujudkan promosi kesehatan, dan
tercermin dalam tiga langkah :

a. Advokasi merupakan kegiatan memberikan bantuan informasi


kesehatan kepada masyarakat
b. Dukungan sosial. Promosi kesehatan akan mudah dilakukan bila
mendapat dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat.
c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment community).
Pemberdayaan masyarakat dibutuhkan supaya masyarakat
memperoleh kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Upaya ini antara lain dapat dilakukan melalui penyuluhan
kesehatan.
KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DENGAN TENAGA
KESEHATAN LAINNYA.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi


antar tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting.
Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah,
sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila hubungan
atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik. Hubungan perawat
dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat
diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan
hubungan intrapersonal.
Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan
hubungan yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab
yang sama dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan
jabatan atau struktur masing- masing perawat dalam menjalankan tugas
berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya dalam memberikan
pelayanan keperawatan. Laporan perawat pelaksana tentang kondisi klien
kepada perawat primer, laporan perawat primer atau ketua tim kepada
kepala ruang tentang perkembangan kondisi klien, dan supervisi yang
dilakukan kepala ruang kepada perawat pelaksana merupakan contoh
hubungan struktural.

Hubungan interpersonal perawat dengan perawat merupakan


hubungan yang lazim dan terjadi secara alamiah. Umumnya, isi komunikasi
dalam hubungan ini adalah hal- hal yang tidak terkait dengan pekerjaan
dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas dan
wewenangnya
1. Komunikasi antara Perawat dengan Dokter
Contoh. Ketika perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa
diabetes pulang kerumah, perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan
klien dan keluarga begaimana perawatan diabetes di rumah.
Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit
dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data
pasien meliputi TTV, anamnesa, serta keluhan-keluhan dari pasien,dan data
penunjang seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat mendiagnosa
secara pasti mengenai penyakit pasien.
S
Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan
istilah-istilah medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis
sehingga tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat
berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang diinginkan.
Komuniaksi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik
apabila dari kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya
menjalankan tugas secara individu, perawat dan dokter sendiri adalah
kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter membutuhkan
bantuan perawat dalam memberikan data-data asuhan keperawatan, dan
perawat sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk mendiagnosa secara
pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan lebih lanjut kepada
pasien. Semua itu dapat terwujud dwngan baik berawal dari komunikasi yang
baik pula antara perawat dengan dokter.
2. Komunikasi antara perawat dengan Ahli terapi respiratorik
Contoh. Perawat merawat seseorang yang mengalamai penyakit paru
berat dan merujuk klien tersebut pada ahli terapis respiratorik untuk belajar
latihan untuk menguatkaan otot-otot lengan atas, untuk belajar
bagaimana menghemat energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan
belajar teknik untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
3. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi
Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk
merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja
hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi
perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika
membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat membantu klien
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama
tenaga kesehatan lainnya.
4. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan
gizi di RS merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar
tercapai pelayanan yang bermutu.

Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka
perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang
digunakan pasien, jika perawat tidak mengkonunikasikannya maka dapat
terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa saja menghambat
absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang
baik antara.

Anda mungkin juga menyukai