Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEPERAWATAN

KARSINOMA NASOFARING

Dosen Pengampu : Ns. La Saudi, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep. An

DI SUSUN OLEH :

Rosy Nur Rahmadani 144012442


Yesi Zayinah Azqia 144012457
Winengsih 144012455
Listia Mustianah 144012473
Anita Agustina 144012459
Dian Agustin 144012411

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
TAHUN AJARAN 2020/2021
WEB OF CAUTION (WOC) KARSINOMA NASOFARING

-Geografis -Makanan Virus Epstein-Bar Etiologi

-Jenis kelamin diawetkan 1. Ikan asin

-Infeksi -Genetik 2. Keadaan sosial ekonomi rendah, lingkungan


Pertumbuhan sel & kebiasaan hidup
-Gaya hidup
abnormal
3. Sering kontak dengan zat karsinogen.
Definisi 4. Ras & keturunan (Malaysia & Indonesia).
Karsinoma nasofasring KARSINOMA 5. Radang kronis nasifaring.
merupakan tumor ganas yang tumbuh di 6. Profil HLA.
NASOFARING
daerah nasofaring dengan prediksi di
Fossa Rossenmuller dan atap nasofaring. Pemeriksaan

Karsinoma nasofasring merupakan 1. Nasofaringoskopi

tumor ganasdaerah kepala dan leheryang 2. Rinoskopi posterior dengan/tanpa kateter.

terbanyak ditemukan di Indonesia 3. Biopsi multiple.

(Efiaty & Nurbaity, 2001). 4. Radiologi: Torak PA, Tomografi dll.


5. Pemeriksaan Neuro-oftalmologi.
Prevalensi di Indonesia
1. 6,2 per100.000.
Metastasi sel-sel Penekanan
2. ±13.000 kasus baru. Penyumbatan
kanker, kelenjar getah pada tuba
3. Kanker kepala leher (28,4%), rasio eustaelus muara tuba
bening melalui
pria-wanita adalah 2-3:1. kelenjar limfe
4. Pada anak antara 1-5%, menurut Gangguan pendengaran
(Adham, 2012) Pertumbuhan dan 1. Kaji derajat sensori atau gangguan
perkembangan se-sel persepsi dan bagaimana hal tersebut
kanker di kelenjar getah mempengaruhi individu.
Nyeri akut
bening
1. Identifikasi lokasi, skala nyeri 2. Berikan motivasi agar anak
2. Identifikasi nyeri non verbal menggunakan alat bantu untuk
Benjolan massa pada leher
3. Idntifikasi faktor yang bagian samping membantu mendengar.
memperberat dan memperingan 3. Pertahankan orientasi realita dan
nyeri lingkungan.
Menembus kelenjar dan
4. Monitor efek samping mengenai otak dibawahnya 4. Berikan sentuhan dalam cara
penggunaan analgetik perhatian.
5. Berikan terknik non farmakologis 5. Gunakan permainan sensori untuk
Menembus kelenjar dan
untuk mengurangi rasa nyeri mengenai otak dibawahnya menstimulasi realita.
6. Kontrol lingkungan yang 6. Klaborasi pemberian obat.
memperberat rasa nyeri
Kelenjar melekat pada otot Indikasi Iritasi
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri dan sulit digerakan kemoterapi traktus GI
8. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri Rangsangan
9. Kolaborasi pemberian analgetik, Perangsangan elektrik, zona pencetus Supresi susunan
jika perlu kemoreseptor diventrikel IV otak tulang
Konstipasi
Mual muntah Merusak sel-sel Iritasi mukosa mulut Gangguan pembuluh
epitel kulit sel darah merah

Ketidakseimbangan nutrisi
Leukosit, trombosit,
kurang dari kebutuhan tubuh Risiko perubahan membran eritrosit
1. Identifikasi adanya mual mukosa oral
muntah. 1. Kaji kesehatan gigi dan higiene Immunesupresi
2. Pantau masukan makanan oral.
setiap hari. 2. Kaji kebersihan rongga mulut Konstipasi
3. Ukur TB dan BB anak. setiap hari. 1. Periksa tanda dan gejala
4. Dukung anak untuk makan 3. Demonstrasikan metode konstipasi.
makanan yang tinggi kalori perawatan oral yang baik kepada 2. Periksa pergerakan usus,
kaya nutrient. anak. karakteristik feses.
5. Berikan cairan yang adekuat 4. Pantau dan jelaskan tanda-tanda 3. Monitor tanda dan gejala
dan makan sedikit tapi sering. infeksi. ruptur usus.
6. Berikan vitamin, jika perlu 5. Rujuk pada dokter gigi sebelum 4. Anjurkan diet tinggi serat.
dilakukan kemoterapi atau radiase 5. Lakukan masase abdomen, jika
Kerusakan integritas kulit kepala dan leher perlu.
6. Kaji kulit dengan sering
6. Anjurkan peningkatan asupan
terhadap efek samping terapi. Kerusakan pada kulit kepala
cairan.
7. Mandikan dengan air hangat
7. Konsultasikan tentang
dan sabun ringan. Aloplesia
penurunan atau peningkatan
8. Berikan motivasi kepada anak
frekuensi suara usus.
agar anak menghindari Harga diri rendah
menggaruk. 1. Tinjau ulang efek samping yang Risiko infeksi
9. Anjurkan anak agar tidak diantisipasi berkenaan dengan 1. Monitor tanda dan gejala
memakai krim kulit apapun pengobatan tertentu. infeksi.
kecuali indikasi dokter. 2. Diskusikan masalah tentang efek 2. Cuci tangan sebelum dan
10. Informasikan bahwa kankerr pada peran pasien. sesudah melakukan
kerontokan rambut akan 3. Berikan dukungan pada pasien. kontak dengan pasien dan
tumbuh kembali setelah 4. Gunakan sentuhan selama interaksi. lingkungan pasien.
kemoterapi. 5. Rujuk pasien pada program 3. Tekankan higiene
11. Kolaborasi pemberian obat. kelompok pendukung,jika perlu personal.

Daftar Pustaka 4. Ubah posisi pasien dengan

Adham, M. (2012). Nasopharyngeal Carcinoma in Indonesia: Epidemiology, sering.

Incidence, Signs, and Symptoms at Presentation. Chin J 5. Batasi pengunjung.

Hendrik & Prabowo. (2017). Kanker (carcinoma) Nasofaring. Surakarta: UNS Press 6. Ajarkan cuci tangan yang
Nuarif & Kusuma.( 2015). Aplikasi Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa benar.

Medis Dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction Jogja. 7. Pantau jumlah granulosit

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dan trombosit sesuai

Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI. indikasi

Anda mungkin juga menyukai