Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE


DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DAN CAIRAN

Dosen pengampu : Ns. Lasaudi, S. Kep., M. Kep., SP. Kep. An

“sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester”

Disusun Oleh:
NAMA : ANITA AGUSTINA
NPM : 144012459

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diare merupakan suatu keadaan dimana konsistensi feses lembek atau cair bahkan dapat
berupa air saja dan frekuensinya lebih dari biasanya, 3 kali atau lebih dalam sehari (Huda 2013).
Diare biasanya merupakan gejala infeksi di saluran pencernaan, yang dapat disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, dan parasit. Infeksi dapat menyebar melalui makanan atau air minum
yang terkontaminasi, dari kebersihan lingkungan yang buruk (WHO, 2017).
Diare merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh, yang dengan adanya diare,
cairan yang tercurah kelumen saluran pencernaan akan membersihkan saluran pencernaan dari
bahan-bahan patogen (cleansing effect). Apabila bahan patogen ini hilang, maka diare bisa
sembuh sendiri. Namun pada sisi lain, diare menyebabkan kehilangan cairan (air, elektrolit, dan
basa) dan bahan makanan dari tubuh. Sering kali dalam diare akut timbul berbagai penyulit,
seperti dehidrasi dengan segala akibatnya, gangguan keseimbangan elektrolit, dan gangguan
keseimbangan asam-basa. Penyulit tersebut akan mengakibatkan pasien yang menderita diare
meninggal (Dewi, dkk 2011).
Diare akut pada orang dewasa merupakan penyakit yang sering dijumpai dan secara
umum dapat diobati sendiri. Namun, komplikasi akibat dehidrasi atau toksin dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitas, meskipun penyebab dan penanganannya telah diketahui dengan baik,
serta prosedur diagnostiknya juga makin baik (Amin, 2015). Berdasarkan data World Health
Organization (WHO, 2015) ada 2 milyar kasus diare pada orang dewasa di seluruh dunia setiap
tahun. Di Amerika Serikat, insidens kasus diare mencapai 200 juta hingga 300 juta kasus per
tahun. Sekitar 900.000 kasus diare perlu perawatan di rumah sakit. Di seluruh dunia, sekitar 2,5
juta kasus kematian karena diare per tahun. Di Amerika Serikat, diare terkait mortalitas tinggi
pada lanjut usia. Satu studi data mortalitas nasional melaporkan lebih dari 28.000 kematian
akibat diare dalam waktu 9 tahun, 51% kematian terjadi pada lanjut usia.
Data Kementrian Kesehatan Indonesia (2016) menyatakan, jumlah kasus diare yang
ditangani instansi kesehatan di Indonesia menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2016 penderita
diare di Indonesia yang ditangani sebanyak 46,4% dari jumlah penderita diare keseluruhan yang
tercatat berjumlah 6.897.463 orang. Pada tahun 2015, jumlah kasus yang ditangani 4.017.861
orang, sedangkan pada tahun 2014 jumlah penangan kasus diare oleh instansi kesehatan adalah
8.490.976 orang.
Diare merupakan suatu penyakit endemis di Indonesia yang berpotensi terjadi KLB
(Kejadian Luar Biasa) yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2016 terjadi pertama
kali KLB diare dengan jumlah penderita 198 orang dan kematian 6 orang dengan CFR atau Case
Fatality Rate sebanyak 3,04% (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan data dari Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun (2018) Proporsi kasus diare yang ditangani di Jawa Tengah tahun 2018
sebesar 62,7 persen, meningkat bila dibandingkan proporsi tahun 2017 yaitu 55,8 persen. Hal ini
menunjukkan penemuan dan pelaporan harus terus ditingkatkan. Kasus yang ditemukan dan
ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta belum semua terlaporkan.
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi kasus diare yang ditangani pada perempuan lebih
banyak dibanding laki-laki yaitu sebesar 65,7 persen,hal ini disebabkan bahwa perempuan lebih
banyak berhubungan dengan faktor risiko diare, yang penularannya melalui vekal oral, terutama
berhubungan dengan sarana air bersih, cara penyajian makanan dan PHBS.
Penanganan penyakit diare yang paling diutamakan adalah pemberian terapi cairan yang
adekuat karena hal ini sangat penting untuk mencegah terjadinya dampak lebih lanjut dari diare
yang akan mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan, penurunan elektrolit, gagal ginjal
akut dan malnutrisi. Berhubungan dengan masalah ini perlu diperhatikan dan diajarkan dalam
keluarga bagaimana cara-cara mencegah dehidrasi dirumah dengan memberikan cairan yang
lebih banyak dari biasanya sehingga memberikan hasil yang tepat, dan tindakan menimbulkan
dehidrasi ataupun gangguan pertumbuhan paska episode diare, penanganan diare yang benar
terutama cairan dirumah (Arieza, 2017).
Penatalaksanaan pada pasien yang mengalami diare dengan merekomendasikan
penggunaan osmolaritas rendah dan mengkonsumsi oral rehydration solution (ORS), zink, serta
meningkatkan jumlah cairan yang sesuai (Carvajal et al., 2016). Pemberian ORS dengan madu
dapat dijadikan salah satu alternatif dalam mengatasi diare. Kandungan dalam madu dapat
menghambat 60 spesies bakteri, jamur, dan virus yang dapat digunakan pada beberapa masalah
gastrointestinal seperti diare (Oskouei, 2013; Samarghandian, 2018).
Perawatan klinis pada pasien yang mengalami diare dengan cara pemberian oral
rehydration solution (ORS). Pemberian ORS dengan madu dapat dijadikan alternatif dalam
mengatasi diare. Kandungan dalam madu dapat menghambat 60 spesies bakteri, jamur, dan virus
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pada gastrointestinal seperti diare. Penambahan
madu dalam larutan ORS dapat lebih cepat menurunkan frekuensi diare. Madu mengandung
senyawa hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat membunuh bakteri penyebab diare. Hidrogen
peroksida secara reaktif merusak gugus fungsi biomolekul pada sel bakteri. Mekanisme kerja
hidrogen peroksida yaitu dengan mendenaturisasi protein dan menghambat sintesis atau fungsi
dari asam nukleat bakteri. Kerusakan pada dinding sel bakteri dan gangguan pada sistesis asam
nukleat akan menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli penyebab diare (Huda, 2013).
Berdasarkan data tersebut maka penulis akan melakukan pengelolaan kasus keperawatan
dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pasien Diare Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pasien diare dalam pemenuhan kebutuhan cairan?”

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada proposal ini akan membahas mengenai konsep dasar pemenuhan kebutuhan
nutrisi, cairan, dan asuhan keperawatan pemenuhan cairan dan nutrisi pada pasien diare.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum


Mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pasien diare dalam pemenuhan
kebutuhan nutisi dan cairan.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien diare dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi dan cairan
2. Menegakkan diagnosis keperawatan pada pasien diare dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi dan cairan
3. Menyusun rencana keperawatan pada pasien diare dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan cairan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien diare dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi dan cairan
5. Melakukan evaluasi pada pasien diare dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
cairan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai